Keesokan Harinya.
Di Pagi Hari, suasana cerah menyelimuti dengan indah, mentari terik memancarkan cahayanya untuk menyinari bumi.
Lucas membuka kelopak matanya saat cahaya terik mentari pagi menerobos masuk melalui tirai jendela kamar utama, matanya melirik ke samping, ia mendapati seorang wanita tengah tertidur di tepian ranjang dengan memegangi punggung tangannya.
Apakah Kimmy sudah lama tertidur di sana? Pikirnya bertanya.
Ia merasa sudah sedikit membaik, senyuman indah terukir di sudut bibirnya. Pria itu mencoba bangkit dari ranjang, ia hendak berniat memindahkan Kimmy agar tidur wanita itu jauh lebih nyenyak di atas ranjang.
Lucas dengan sangat hati-hati memapah Kimmy agar naik ke atas ranjang, wanita itu tidur terlalu nyenyak hingga tidak sadar jika dirinya sedang dipindahkan ke atas ranjang. Pria itu meletakkan tubuh Kimmy di atas ranjang, lalu menarik sebuah selimut agar menutupi tubuh Kimmy.
Pria itu memberanikan diri untuk merapikan anak rambut Kim yang amat berantakan, Lucas merapikan anak rambut wanita itu dengan jemari tangannya, ia menatap Kim yang tertidur di hadapannya.
“Kau sangat cantik, Nona Kim.” pujinya, ia menyusuri wajah cantik wanita itu dengan jemarinya.
Lucas melirik ke arah jam besar di dalam kamar utama, terlihat sudah menunjukkan pukul delapan pagi, sudah waktunya untuk ia segera pergi ke kantor, rapat akan dimulai pada pukul sembilan lewat tiga puluh menit, sebelum waktu itu tiba, sudah seharusnya Lucas berada di kantor, agar nama baiknya tetap terjaga.
Ia memilih untuk segera membersihkan diri di dalam kamar mandi, apabila Kim masih tertidur saat ia sudah selesai membersihkan diri, ia akan membiarkan Kimmy untuk beristirahat di dalam kamar utama.
...---------------...
Di depan sebuah cermin, seorang pria tampan tengah berdiri merapikan anak rambutnya dan memasang dasi di kera bajunya. Ia memperhatikan wajahnya yang kini tampak segar, setelah mandi. Ia mengaitkan jam kecil ke tangan kirinya. Kini ia sudah selesai bersiap, hanya menunggu kedatangan Antoni ke kamar utama.
“Tuan muda, saatnya kita untuk berangkat ke kantor,” panggil Antoni dari luar kamar.
“Baik.” jawabnya dari dalam kamar dengan nada sedikit besar namun sedikit halus, ia takut Kimmy terbangun dari tidurnya.
Pria itu menyemprotkan sebuah parfum ke pakaiannya agar tercium aroma khas tubuhnya, wangi.
Lucas membuka pintu kamar utama, terlihat seorang pria tampan bermuka datar tersebut tengah berdiri di depan pintu dengan hormat, ia begitu menghormati Lucas.
Mereka meninggalkan kamar pribadi tuan muda, berjalan menuju di mana lift berada agar lebih cepat, Lucas sedang tidak ingin menuruni anak tangga.
Sesampainya di halaman depan rumah, Antoni bergegas membukakan pintu mobil agar tuan muda segera masuk ke dalam sana, Lucas melangkahkan kedua kakinya masuk ke dalam mobil pribadinya yang telah disiapkan oleh Antoni.
Setelah Lucas masuk, Antoni ikut menyusul masuk ke dalam mobil, pria itu tidak lupa memakai sabuk pengaman terlebih dahulu, agar menjaga keselamatan mereka berdua.
Antoni menghidupkan mesin kendaraan, lalu ia segera menginjak pedal gas meninggalkan perkarangan rumah mewah, semua penjaga gerbang utama tampak membungkukkan badan memberi hormat pada sang tuan muda saat mobil pribadi tuan muda hendak keluar dari dalam perkarangan rumah mewahnya.
Lucas menatap pemandangan ke luar jendela kaca mobil, udara segar di pagi hari sangat menenangkan dirinya.
“Apakah semua bukti perlakuan Direktur Mu sudah ditemukan, Antoni?” tanya Lucas menatap ke arah Antoni yang fokus mengemudi di sampingnya.
“Ya, Tuan Muda. Semua adalah ulah Direktur Mu, karena hendak menyelamatkan perusahaan yang diambang kebangkrutan, pria itu terpaksa menjual semua asetnya dengan harga murah dari pasaran. Harga pasaran menjadi anjlok karena ulah Direktur yang menjual 50% lebih murah daripada harga pasaran,” jelas Antoni, tatapannya masih fokus ke jalan raya.
“Sudah kuduga pasti ini semua adalah ulahnya,” sinis Lucas menggeram marah. Pria itu benar-benar ingin membuatnya marah.
“Apakah kita harus membuat Direktur Mu jera, Tuan Muda?” usul Antoni memberi saran. Sepertinya pria tua bangka itu harus diberikan pelajaran agar tak bermain-main dengan mereka.
“Setelah rapat nanti, bawa aku bertemu dengannya, Antoni. Jika kita selalu berdiam diri terhadapnya, ia akan seenaknya merusak harga pasaran, apabila terus dibiarkan seperti itu, bisa-bisa perusahaan tidak akan mendapatkan pendapatan,” jelasnya.
“Baik, Tuan Muda.”
Lucas menghirup udara segar dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan-lahan. Hari ini, ia datang ke kantor tanpa adanya Kim di sisinya, mengapa terasa begitu berbeda saat Kim ada di sisinya dengan tidak?
Wanita itu cukup memiliki pengaruh besar di kehidupan Lucas, disaat ia sedang mengalami kesedihan luar biasa, Kim selalu menghiburnya dengan cara apapun, kekonyolan wanita itu mampu membuat Lucas melupakan semua masalah yang datang menerpa.
Tidak butuh waktu lama, Antoni sudah mengendari mobil sampai ke sebuah gedung pencakar langit yang begitu menjulang tinggi.
Lucas segera keluar dari dalam mobil, pria itu bergegas berjalan masuk ke dalam gedung, semua orang tampak memberinya hormat membungkukkan badan ketika pria itu melewati lobby, Antoni mengekori dari belakang.
Pria itu masuk ke dalam lift menuju ruang rapat bersama Antoni. Ia melirik sekilas jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan lewat tiga puluh menit. Sudah saatnya untuk melaksanakan rapat.
Pintu lift terbuka,kedua pria itu melangkahkan kedua kakinya keluar dari dalam lift dan berjalan masuk ke dalam sebuah ruang rapat di mana seluruh staf sudah berkumpul-para Direktur pemimpin yang bekerja sama dengan Ling Group.
“Selamat datang, Presdir.” sambut mereka semua pada Lucas.
Lucas hanya menganggapinya dengan senyuman, ia segera duduk di kursi yang bertulis Presdir Utama/CEO.
Antoni berdiri di sisi kanan pria itu sebagai pendamping sang tuan muda.
“Selamat pagi semuanya ... Saya ucapkan beribu banyak terima kasih kepada kalian yang telah menghadiri rapat di pagi hari ini,” salam Lucas ramah, pria itu mengembangkan senyumannya.
“Pagi kembali, Presdir,” ucap semuanya dengan kompak.
“Langsung saja pada intinya. Penurunan pendapatan pada perusahaan itu semua terjadi karena ulah Direktur Mu, seorang CEO dari Xing Group yang pernah menjalin hubungan kerja sama dengan kita semua,” ujarnya menjelaskan. “Karena Xing Group mengalami kebangkrutan yang sangat hebat, hingga membuat Direktur Mu membanting harga murah menjual semua aset yang dimiliki perusahaan, maka dari itu, penjualan perusahaan dari harga pasaran menurun hampir 95%, sedangkan Direktur membanting harga hingga 50%.” Lucas menjelaskan dengan detail, ia begitu terlihat tegas saat menjelaskan kepada staf lainnya.
“Jika terus seperti ini, maka perusahaan tidak akan mendapatkan apapun, Presdir,” ucap salah satu rekan bisnis Lucas.
“Benar. Tapi, sebaiknya kita harus membuat Direktur Mu tidak menjatuhkan harga pasaran.” Pria itu tersenyum miring.
Semua staf lainnya merasa kagum dan bangga memiliki seorang Presdir seperti Lucas. Ia pantas mendapatkan gelar CEO di Ling Group, karena kepintaran dan cara berbicaranya pun sangat bagus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Sulistiyowati
tuan muda semangat,kimmy bangun,thor up
2022-03-13
0
Sarianna Sitepu
Kim tak ikut ngantor dong
2022-02-15
0
Ririen Vr
ceritanya bertele tele Tp GK paapa .kuikutin ja lah tour
2022-02-10
0