Karena kondisi Tuan Muda Lu kurang baik, Kim memutuskan untuk menjaga pria itu sampai matahari terbit. Ia memilih duduk di atas lantai di samping ranjang Tuan Muda Lu, ia menyandarkan kepalanya ke tepi ranjang, kedua bola matanya menatap langit-langit kamar besar berukiran indah tersebut.
Kimmy menebar pandangannya menatap ke sekeliling kamar mewah milik pria itu, ia menatap sebuah foto anak kecil memakai baju kaos bewarna kuning memegangi sebuah buku, sambil tersenyum manis menunjukkan barisan giginya yang rapat bagaikan seekor kuda.
“Apakah itu Tuan Muda Lu?” Kimmy bermonolog menatap ke arah foto tersebut.
Karena penasaran di dalam benaknya, wanita itu bangkit dari tempatnya, berjalan mendekati sebuah foto anak kecil memakai pakaian bewarna kuning tersebut.
“Apakah ini benar-benar dia?” ucap Kim, ia memegangi bingkai foto tersebut. Kemudian pandangannya beralih menatap pria yang terbaring lemah di atas ranjang.
Kimmy tersenyum menatap Lucas.
Wanita itu mendekatkan dirinya kembali ke tepi ranjang dan menarik selimut putih menutupi diri pria itu agar tidak kedinginan. Kim meletakkan telapak tangannya ke kening Tuan Muda Lu, ternyata masih sangat hangat.
***
Lucas mengerjapkan bola matanya perlahan, ia menebar pandangan ke seluruh ruangan, kedua matanya terhenti saat mendapati seorang wanita tertindur di tepian ranjang.
Sejak kapan Kim berada di sini?
Dan kenapa pakaiannya terganti?
Apa yang terjadi semalam?
Akankah ia menyentuh Kimmy?
Banyak pertanyaan yang muncul di benaknya, Lucas merasa tubuhnya begitu lemah. Ia mengelus pucuk kepala Kimmy dengan jemari tangannya, terlihat wajah cantik Kimmy begitu natural saat ia sedang tidur, Lucas akui Kimmy memang sangat cantik daripada Jesica Young-mantan kekasihnya dahulu.
Kimmy merasa ada sesuatu yang bergerak di atas kepalanya, gadis itu sontak membuka kedua bola matanya secara paksa. Senyuman mengembang di sudut bibirnya ketika mendapati sang tuan muda sudah terbangun.
“Anda sudah bangun, Tuan Muda?” Kim bangkit dari duduknya, ia menaruh telapak tangannya menyentuh kening pria itu. “Anda masih sakit, Tuan.”
“Tidak apa-apa, Nona Kim. Apakah aku semalam mabuk?” tanya Lucas dengan nada seraknya, ia menatap lekat ke arah wanita itu.
Kim menggeleng pelan. “Tidak, Tuan. Saya juga tidak tahu apa yang terjadi pada Tuan semalam, ada baiknya Anda bertanya pada Antoni, Tuan Muda.”
“Apa kau yang mengganti pakaianku, Nona Kim?” tanya Lucas penasaran.
Kim tersenyum kaku, lalu menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak terasa gatal. Kedua pipinya memerah merona. “Maafkan saya, Tuan Muda Lu. Saya tidak bermaksud lancang, tapi saya mengganti pakaian Anda karena tidak ingin melihat Anda sakit.” imbuhnya.
Lucas menarik lengan Kim hingga wanita itu terjatuh ke atas tubuhnya. “Apakah kau seberani itu, Nona Kim?”
Kim menelan salivanya dengan berat, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, seakan sedang berlomba lari di dalam sana. “Tidak, Tuan. Saya hanya—”
Lucas membungkam bibir Kimmy dengan jemari tangannya, ia merapikan anak rambut Kim dengan tangannya. “Ternyata Nona Kim yang aku tahu polos ternyata seliar itu.”
Wanita itu mendorong dada bidang pria itu, ia bangkit dari ranjang Tuan Muda Lu, lalu berniat meninggalkan kamarnya.
“Kau hendak ke mana?” suara itu meninggi, membuat Kim mengembalikkan tubuhnya menatap tajam ke arah Lucas.
“AKU INGIN PERGI!” teriak Kimmy nada tinggi.
“Kau lupa dengan pekerjaanmu, Nona Kim?” sindir Lucas tersenyum miring.
Kim mengacak rambutnya kesal, wanita itu tampak kesal dengan perlakuan Tuan Muda Lu di pagi hari yang cerah ini. Namun ia tahu siapa dirinya sekarang, ia adalah pengasuh pribadi Tuan Muda, harus tahan dengan sikap pria itu.
***
Di sebuah ruangan kini Lucas tengah berdiri menunggu kehadiran seseorang, ia sudah sedikit membaik karena telah meminum obat penurun panas yang disuapkan oleh Kimmy tadi pagi sesudah sarapan pagi.
Lucas menatap pemandangan indah di siang hari, pemandangan alam yang indah dan cerah di sinari oleh matahari menghiasi bumi.
“Anda mencari saya, Tuan Muda?” seorang laki-laki masuk ke dalam ruangan di mana Lucas berada dan segera mendekat ke arah pria itu.
“Duduklah dahulu.” Lucas mendudukan dirinya di atas sofa ruangan. “Kau tahu apa yang harus kau lakukan, Antoni?” tanya pria itu dengan raut wajah serius.
“Ya, saya tahu, Tuan Muda. Apakah Anda meminta hal lain untuk saya lakukan kepada Direktur Mu? Apabila iya, saya akan meminta orang kepercayaan untuk melakukannya sesuai apa yang Anda minta, Tuan Muda,” tutur Antoni dengan serius.
“Sepertinya jika kau melakukannya kepada anak Direktur Mu sangat menyenangkan bukan, Antoni? Jika kau mau, lakukanlah!” Lucas tersenyum sumrigah, sepertinya hukuman untuk anak sang Direktur adalah menghukumnya seperti itu.
“Ah, sepertinya memang sangat menyenangkan, Tuan Muda. Tapi sayangnya selera saya tidak seperti Nona itu,” tolak Antoni terkekeh kecil.
“Jadi seperti apa seleramu, Antoni?” Lucas terbahak, tertawa lepas.
Antoni menatap pria di hadapannya, sudah sangat lama ia tidak melihat dan merasakan suasana seperti ini setelah bertahun-tahun lamanya, ini adalah untuk pertama kalinya ia merasakan kembali suasana hangat mendengar tawa Tuan Muda Lu.
“Apa yang harus saya lakukan untuk membuat Direktur Mu jera, Tuan Muda?” Antoni mulai serius dengan perbincangannya.
“Mau dirimu ataupun orang kepercayaanmu buatlah anaknya malu di dunia maya, hancurkan karier anaknya, dan putuskan kontrak kerja sama Ling Group dengan perusahaannya, tarik semua saham yang pernah kita tanam di perusahaan Direktur Mu!” tegasnya tidak main-main, Antoni tersenyum senang karena keputusan yang diambilnya sepemikiran dengan tuan muda.
“Apakah kita perlu menodai anaknya dan membuat vidio agar putrinya itu hancur, Tuan Muda? Apa pemikiran seperti itu terlalu sadis?” tanya Antoni memastikan kembali.
“Aku serahkan padamu, Antoni. Terserah kau ingin membuatnya seperti apa,” imbuhnya melepas tanggung jawab mengatur hukuman untuk si tua bangka itu.
“Baiklah, saya akan mengurus semuanya, Tuan Muda. Akan saya beri tahu kabar selanjutnya kepada Anda. Sekarang saya izin pamit untuk menjalankan tugas saya,” pamit Antoni sopan dengan atasannya.
“Pergilah, tapi ingat satu hal, Antoni. Jangan meninggalkan jejak sedikitpun untuk hukuman putrinya. Tentu kau tahu hal itu sejak dahulu, ‘kan?” Lucas memberikan peringatan agar Antoni tidak lalai dalam menjalankan tugasnya.
“Ya. Saya paham semuanya, Tuan. Saya izin pergi menjalankan apa yang seharusnya saya jalankan!” tegas Antoni membungkukkan badannya memberi hormat pada pria itu, lalu segera meninggalkan ruangan dengan cepat.
Lucas mengembuskan nafasnya kasar, ia melihat kepergian Antoni sampai menghilang dari pandangannya. Pria itu bangkit dari sofa, ia kembali menatap pemandangan indah dari dalam ruangan yang memiliki kaca transparan hingga pemandangan dari luar sana bisa dilihat.
...----------------...
Instagram Author : @Oktavianii_offc❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Arin
wah hebat Bru x ini ada CEO yg di ksih obt perangsang tpi bisa di kendlikan...Krn biasny psti ada yg jdi korban
2022-06-11
0
Didit Mh
jangan donkkk di nodai anak nya kasian in gx salah apa-apa biar BPK nya aj di bikin bangkrut
2022-05-07
0
Maharam Sangia
lanjut
2022-03-09
0