Mereka kembali ke rumah utama, rumah pribadi tuan muda.
Lucas mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah utama, karena hari ini Antoni sedang banyak tugas yang harus diselesaikan dengan cepat agar masalah cepat kelar demi mencari tahu siapa dalang dibalik permasalahan ini.
Ketika mobil sport bewarna hitam elegan itu tiba, semua petugas penjaga gerbang tampak bergegas membuka pintu gerbang yang tinggi nan besar itu dengan cepat, lalu mereka membungkukkan badan mereka memberi hormat kepada tuan muda.
Lucas mem-markirkan mobilnya di garasi yang sudah disediakan, lalu ia turun dari dalam mobil diikuti oleh pengasuh pribadinya—Kimmy Jesyln, wanita yang amat setia mengikuti ke manapun lelaki itu pergi, terkecuali ke dalam kamar mandi.
Pria itu meninggalkan garasi, ia bergegas masuk ke dalam rumah utama. Hari sudah sore, saatnya ia membersihkan diri dan bersantai di taman untuk menikmati waktu di sore hari, di mana pemandangan akan sangat indah-menyaksikan matahari yang ingin tenggelam.
Lucas masuk ke dalam lift, ia menekan tombol menuju lantai atas. Ia melihat Kimmy dari dalam lift, pria itu hanya tersenyum menyeringai. Ia sudah membuat peraturan di dalam surat perjanjian di mana Kimmy tidak boleh menaiki lift, ia hanya diperbolehkan menaiki anak tangga saja.
Apabila melanggar, maka Kimmy harus membayar denda sebesar 10 Miliyar.
Sesampainya di dalam kamar utama, Lucas melepaskan jasnya, ia hanya mengenakan kaos polos bewarna putih, dengan pelan-pelan pria itu melepaskan jam kecil yang melingkar di pergelangan tangannya.
Ia berjalan mendekat ke arah cermin, ia menatap wajahnya dengan dalam.
“Ternyata aku setampan ini.” pujinya sendiri, membanggakan diri.
Kimmy baru saja tiba di dalam kamar pribadi tuan muda, wanita itu tampak kewalahan karena berjalan menaiki anak tangga yang cukup banyak. Wanita itu pun berjalan mendekat ke ranjang dan duduk di tepian ranjang, matanya beralih menatap tuan muda dengan sorot mata tajam.
“Kenapa wajahmu seperti itu menatapku?” tanya Lucas, ia membalas tatapan Kimmy.
“Apa yang salah dengan saya, Tuan Muda?” wanita itu balik bertanya, ia mengangkat kedua bahunya merasa heran dengan sikap Tuan Muda. Apakah ada yang salah dengannya? Sepertinya tidak.
“Aku ingin membersihkan diriku, Nona Kim. Apakah kau bisa membantuku?” pinta Lucas, lekaki itu tersenyum sumrigah.
Kimmy menatapnya dengan dalam, apakah Tuan Muda benar-benar serius dengan ucapannya itu? Mana mungkin ia harus memandikan pria itu, Kim merasa malu dengan perkataan tuan muda, kedua pipinya memerah semu-menahan malu yang amat luar biasa.
“Haruskah saya yang melakukannya, Tuan Muda?” tanya Kim.
“Jika bukan kau, harus siapa lagi, Nona Kim?” Lucas mengendus kesal. “Apakah kau lupa dengan tugasmu dan perjanjian kita?” cemooh Lucas mulai nada tinggi.
“Tapi, kan—”
“Ingatlah, Nona Kim. Jika kau menolaknya maka kau akan tahu hukuman apa yang harus kau terima. Aku sudah pernah katakan padamu? Jika kau tidak mau, tidak masalah bagiku,” cibir Lucas dengan senyuman menyeringai. Ia tahu Kim pasti akan melakukannya.
“Baik. Saya akan melakukannya demi tugas saya, jika bukan karena tugas saya, saya tidak akan pernah mau!” seru Kim dengan raut wajah kesalnya.
Lucas tersenyum menyeringai penuh kemenangan, kali ini ia benar-benar membuat wanita itu merasa kalah telak.
Tuan muda sangat senang menggoda Kimmy.
Pria itu melepas pakaiannya dan hanya tersisa pakaian dalam, kemudian berjalan meninggalkan Kim yang masih duduk di atas ranjang. Pria itu memutar kran air mengisi bath-up dengan air, Lucas menuangkan sabun cair beraroma bunga lavender ke dalamnya. Ia memasukkan tangannya dan dikibas-kibaskannya tangannya di dalam bath-up hingga menimbulkan banyak busa di dalamnya.
Lucas masuk ke dalam bath-up, ia membiarkan air memenuhi dirinya hingga busa-busa menutupi tubuhnya.
Kimmy lama termenung di tepian ranjang, lalu bangkit dari duduknya dan berjalan masuk menemui tuan muda, terlihat pria itu tengah merendam diri di dalam bath-up dengan enaknya di sana.
Wanita itu mendengus kesal.
***
Saat malam tiba, kini para pelayan rumah telah menghidangkan makan malam untuk sang tuan muda dan Nona Kimmy-pengasuh tuan muda.
Kimmy melihat jam yang ada di dalam kamarnya terlihat sudah saatnya untuk tuan muda makan malam, wanita itu melepaskan buku yang ada di tangannya dan diletakkannya di atas ranjang.
Ia bangkit dari ranjang dan segera bergegas menemui tuan muda yang ada di dalam kamarnya. Wanita itu menelusuri anak tangga sambil bernyanyi dengan merdu, membuat Lucas yang ada di dalam kamar menjadi terdengar dan penasaran akan suara merdu siapa yang bernyanyi di malam hari seperti ini?
Akankah Kimmy yang bernyanyi dengan alunan merdu tersebut? Pikirnya bertanya.
Tok-tok-tok!
Kimmy mengetuk pintu kamar utama tuan muda dengan tangannya.
Pintu terbuka, terlihat seorang pria tengah memakai piyama berwarna hitam berdiri di ambang pintu memakai sendal kamar bewarna putih, pria itu terlihat amat segar sekali.
“Ada apa, Nona Kim?” tanyanya langsung.
“Sudah waktunya untuk makan malam, Tuan Muda. Saatnya untuk tiba di meja makan,” ujar Kimmy dengan ramah.
“Baik. Ayo!”
Lucas berjalan keluar dari dalam kamar, ia segera menuruni anak tangga menuju dapur. Ia sedang merasa malas untuk menaiki lift, dan memilih untuk berjalan menelusuri anak tangga. Ya, sekalian berolahraga malam agar otot-ototnya terjaga dengan baik.
Toh, tidak ada salahnya. Malah yang ada berjalan menelusuri anak tangga jauh lebih bagus agar daya tahan tubuhnya bisa meningkat.
Sesampainya di meja makan tampak semua pelayan berdiri memberikan hormat pada tuan muda, semua makan malam telah dihidangkan di atas meja dengan berbagai jenis ragam yang dimasak oleh seluruh pelayan yang berjumlah sepuluh orang.
Pelayan banyak yang berbeda-beda tugas masakan.
“Anda ingin makan sendiri, ataukah disuapkan oleh saya, Tuan Muda?” tanya Kimmy lirih.
“Suapkan!”
“Baik, akan saya lakukan.”
Kimmy membubuhi nasi putih di atas piring milik tuan muda dengan takaran yang pas, lalu memindahkan lauk yang sudah dimasakan oleh para pelayan ke piring untuk diberikan pada tuan muda.
“Buka mulut Anda, Tuan Muda!” pinta Kim seraya menyodorkan sesendok nasi dengan lauk ke mulut pria itu dengan hati-hati agar tidak jatuh ke permukaan lantai.
Lucas membuka mulutnya perlahan, membiarkan wanita itu menyuapi makanan untuknya. Ia sudah amat merindukan sang ibunda, justru itu ia selalu minta Kim untuk menyuapinya makanan, seperti sang ibunda yang sering lakukan padanya.
Andai sang ibu masih berada di sisinya mungkin ia tidak akan selemah ini.
Mengapa perpisahan itu terjadi begitu cepat di waktu yang tidak tepat?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Nur Syamsi
terus terang saja Lucas PD Kimmy bahwa dianya mirif mommynya yg masih kecil jg ditinggal mommynya
2025-02-10
0
Nur Syamsi
terus terang saja Lucas PD Kimmy bahwa dianya mirif mommynya yg masih kecil jg ditinggal mommynya
2025-02-10
0
Sulistiyowati
bagus ceritany😘💙❤
2022-03-13
0