Malam Harinya.
Lucas berjalan menelusuri anak tangga menuju lantai bawah, ia hendak pergi ke taman halaman depan rumah mewah, rumah pribadinya dengan memakai piyama bewarna hitam dengan sandal santai di malam hari.
Taman indah yang dibuat oleh tukang kebun sangat indah di malam hari dengan hiasan lampu warna-warni di sepanjang area taman.
Bunga-bunga pada bermekaran menunjukkan keindahannya masing-masing setiap bunga, indah dipandang oleh kedua mata.
Pria itu segera pergi meninggalkan rumah, ia berjalan menuju taman di halaman depan rumah pribadinya.
Rasanya sudah amat lama ia tidak kembali menginjakkan kakinya ke taman ini, ia selalu sibuk bekerja dan bekerja setiap hari sampai lupa waktu untuk menikmati akhir pekan, memanjakan dirinya.
Ya. Kini semua waktu telah berubah, di mana ia hanya fokus dengan pekerjaan agar tiada waktu untuknya berkeluh tentang perasaan yang tengah bergulat dengan dirinya.
Lucas mendudukkan dirinya di sebuah kursi taman halaman depan, ia menghirup udara segar di malam hari. Kedua bola matanya menatap ke atas, melihat bintang-bintang bertebaran di langit, menghiasi langit malam menjadi sangat indah.
Pria itu membuka layar ponselnya, ia membuka galeri dan melihat foto seorang wanita tengah tersenyum manis dengan seorang anak kecil yang tidak lain adalah foto dirinya dan sang ibunda pada waktu dulu.
“Sebegitu menyakitkan hidup tanpamu, Bu.” Lucas tersenyum manis menatap foto itu. “Aku benar-benar merindukanmu saat ini. Tapi, apakah ibu tahu? Kimmy sangat mirip denganmu, Bu. Matanya, alisnya, hidungnya, dan bibirnya. Apa yang dimiliki Kimmy sangat mirip denganmu, justru itu aku memintanya untuk menjadi pengasuhku.”
Berlinang air mata di sudut pipinya, ia merindukan orang yang sudah lama pergi. Andaikan ia bisa bertukar posisi saat itu, mungkin sang ibu tidak akan pergi dari sisinya.
Mengapa perpisahan terjadi secepat ini?
Notif pesan masuk ke dalam ponselnya, ia melihat layar ponselnya dengan serius, terlihat pesan WA dari Antoni.
“Tuan Muda, ada yang ingin bertemu dengan Anda di sebuah club 9.” Lucas membaca isi pesan WA dari sang asistennya.
Pria itu hanya membacanya tanpa membalas pesan WA dari Antoni, ia segera bangkit dari duduknya hendak berjalan masuk ke dalam rumah utama, siapa lagi yang ingin bertemu dengannya di malam hari seperti ini? Saat dirinya sedang asik menikmati waktu untuk beristirahat di malam hari.
Sesampainya di dalam kamar pribadinya, pria itu segera mengganti pakaiannya dengan cepat.
Jam sudah hampir menunjukkan pukul 9 malam. Namun karena rasa penasaran di dalam diri, ia harus menemui orang yang ingin bertemu dengannya di club 9 Kota ini.
Ia melihat ponselnya menyala, ia melihat lagi ada pesan masuk dari Antoni.
“Saya menunggu Anda di bawah, Tuan Muda.” ucapnya membaca isi pesan.
Antoni merapikan kera bajunya, dan segera bergegas meninggalkan kamar. Ia berjalan dengan cepat menelusuri anak tangga untuk sampai di halaman depan, di mana Antoni sudah menunggunya untuk segera pergi ke club malam.
Sesampainya di bawah, pria itu segera masuk ke dalam mobil, ia duduk di samping Antoni.
“Siapa yang ingin bertemu denganku, Antoni?” tanyanya seraya memasang sabuk pengaman.
Antoni menginjak pedal gas meninggalkan perkarangan rumah mewah tersebut dengan kecepatan sedang. “Saya mendengar bahwa Tuan Besar sudah kembali dari Australia, dan hendak menemui Anda di sini, ia meminta saya untuk mengaturkan jadwal agar bisa bertemu dengan Anda malam ini di club 9,” jawab Antoni sopan.
“Huh! Untuk apa lagi dia memintaku bertemu dengannya?” Lucas tampak tidak suka dengan kehadiran Tuan Besar, setelah pria itu mencampakkan dirinya selama bertahun-tahun tanpa menjenguknya sama sekali dalam kesusahaan. Mau ia makan atau tidak, pria itu sama sekali tidak peduli terhadapnya.
“Saya tidak tahu, Tuan Muda. Tapi semoga saja Tuan Besar ada maksud dan tujuan yang baik,” harap Antoni, pria itu tersenyum ramah melirik ke arah Lucas yang ada di sampingnya.
“Setelah bertahun-tahun aku hidup sendiri dan mudahnya ia kembali tanpa rasa bersalah, Antoni?” lirih Lucas, pandangannya ke luar jendala menatap rerumputan di tepian jalan.
“Saya yakin, Tuan Besar mungkin sedang merindukan Anda, Tuan Muda.” Antoni mencoba menghibur pria itu agar tidak salah tanggap dengan kehadiran Tuan Besar.
***
Sesampainya di Club Malam 9 Kota, Antoni memarkirkan mobil pribadi Tuan Muda di parkiran VIP yang sudah disediakan, kemudian pria itu turun lebih dulu dan membukakan pintu untuk tuan muda turun dari dalam mobil.
Pria itu bergegas masuk ke dalam club, Antoni berjalan di belakangnya dengan sopan.
“Kita menemui Tuan Besar di ruangan VIP yang telah disediakannya, Tuan Muda,” ujar Antoni pelan memberitahu Lucas.
“Baik, Antoni.” Pria itu melangkahkan kedua kakinya lebih cepat lagi menuju ruang VIP.
Beberapa panjaga luar pintu VIP membuka pintu dan memberi hormat saat tahu siapa yang datang, seorang presdir pemimpin Ling Group, sebuah perusahaan besar di Asia yang begitu memiliki pengaruh besar di Dunia.
Saat pintu terbuka, Lucas melangkahkan kedua kakinya masuk diikuti oleh sang Asisten pribadinya-Antonio.
“Selamat datang ... Lama kita tidak berjumpa, presdir!” seru seorang pria tua berpakaian hitam dengan memakai kaca matanya.
“Untuk apa Anda mencari saya? Katakan sekarang! Saya tidak punya banyak waktu untuk membicarakan hal-hal yang tidak penting,” titahnya penuh penekanan. Pria itu memasang wajah datarnya tanpa minat.
“Wah-wah ... Setelah lama kita tidak berjumpa, sekarang sikapmu sudah berubah banyak, Lucas. Apakah kau tidak merindukan ayahmu ini?” kekehnya tertawa kecil menatap Lucas dengan meremehkan.
“Ayah katamu? Apakah seorang pria yang meninggalkan anaknya di sebuah panti tanpa dijenguk bertahun-tahun hingga anak itu tumbuh dewasa sendirian tanpa adanya orang tua di sisinya pantas disebut dengan panggilan ayah?!” bentak Lucas terpancing emosi, ia terlepas emosinya begitu saja ketika dengan mudahnya pria itu berkata tanpa berpikir akan kesalahannya dahulu.
“Tenangkan diri Anda, Tuan Muda. Di sini ada banyak orang, jika Anda terpancing takutnya akan merusak nama baik Anda di publik,” bisik Antoni pelan di telinga Lucas.
Lucas mengembuskan nafasnya kasar, tatapannya menatap pria itu dengan sorot mata tajam. “Jika bukan karena aku anakmu, aku tidak akan sudi melihat wajahmu sama sekali.” Lucas meludah ke samping, tatapannya melekat ke pria di hadapannya.
“Kau harus menghormatiku, Lucas. Jangan hanya karena jabatan tinggi kau ingin menginjak harga diriku,” cibirnya.
“Menghormatimu? Buat apa? Kau membuangku karena menganggap bahwa aku lah yang menyebabkan kematian pada ibuku! Apakah otak buntumu itu tidak bisa berpikir dengan baik? Untuk apa aku mencelakakan ibuku sendiri? Dasar bodoh!” geram Lucas, satu tangannya tampak mengepal menahan emosi luar biasa di dalam diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Nur Syamsi
sabar dan kuat Lukas
2025-02-10
0
Likah kim
kimmmy mirip ibunya..jangan2 adiknya thor
2024-01-19
0
yhuna
sebagai orang tua kok tega banget sama anaknya.
2021-11-20
1