Saat sedang menikmati angin di suasana yang cerah, tiba-tiba awan menjadi amat gelap. Cuaca yang cerah menjadi buruk, langit tampak menghitam-pertanda akan turun hujan lebat di siang hari ini.
Embusan angin begitu kasar menerpa diri, membuat Kim menjadi sedikit kedinginan.
“Apakah kau akan terus berdiam diri di sana, Nona Kim?” suara dingin seorang pria menyadarkan Kim yang sedari berdiri di balkon tanpa gerak sedikitpun, ia masih berdiri kokoh.
Kim menoleh ke arah pria yang sedang berdiri dengan gaya khasnya, kedua tangannya dimasukan ke saku celana. “Apa urusannya dengan Anda, Tuan?”
“Kau tidak ingin masuk? Baiklah. Tidak masalah.” Lucas masuk ke dalam ruangan, kemudian pintu penghubung segera ditutupnya.
Kim terkejut atas apa yang dilakukan oleh Tuan Muda Lu, ia segera menggedor pintu penghubung dengan sekuat tenaga memakai tangan.
“Hei ... Buka pintunya!”
Tidak ada jawaban membuat Kim menjadi murka, dengan amat geram dan berbalut emosi menggebu di dalam diri, Kim mendobrak pintu penghubung hingga mengenai wajah tampan sang Tuan Muda.
“Awww!”
Pintu terbuka, kedua bola mata wanita itu membulat penuh saat melihat pria itu tersungkur di atas lantai dengan memegangi wajahnya dengan satu tangan. Kim menumpuh satu kakinya di hadapan Lucas. Ia memberanikan diri menyentuh wajah tampan pria itu dengan tangannya.
“Apakah Anda tidak apa-apa, Tuan?” tanya Kim dengan nada gemetir.
“Masih bisakah kau bertanya padaku wanita bodoh?!” pekik Lucas menahan pipinya yang memar akibat terkena pintu karena ulah wanita gila itu.
“Wanita bodoh? Bukankah Anda yang salah telah menutup pintu penghubung, Tuan? Kenapa saya yang Anda salahkan?!” marah Kim kepada Tuan Muda Lu, ia tidak akan tinggal diam apabila ia benar namun disalahkan.
Memangnya wanita akan terus berdiam diri apabila disalahkan? Oh, tentu tidak.
“Kau menjawab pertanyaanku, Nona Kim?” Lucas menggeram marah.
“Apakah aku tampak bercanda padamu, Tuan Muda? Jangan gunakan jabatanmu untuk merendahkan harga diriku, apakah dengan jabatan, harta, Anda bisa merendahkanku seperti itu? Tentu tidak!” geram Kim, wanita itu berteriak di depan wajah tuan muda dengan geram.
Lucas mengerutkan dahinya heran. “Kau terlalu terbawa suasana. Aku hanya bercanda.”
“Bercanda katamu?” Kim tersenyum miring, sorot matanya melekat pada Lucas.
Antoni yang baru saja masuk ke dalam ruangan terkejut dengan apa yang dilihatnya. Apakah mereka baku hantam di dalam ruangan ini? Pikir Antoni.
Mengapa Tuan Muda seperti terluka? Apakah Nona Kim memukulinya?
Sebegitu beraninyakah Nona Kim pada Tuan Muda? Batin Antoni.
***
Sesudah melakukan perdebatan panjang, akhirnya Tuan Muda mengakui kesalahannya pada Nona Kim, niatnya hanya untuk bercanda namun berakhir dengan pertengkaran.
Ia telah melihat sisi lain dari Kimmy. Sangat menakutkan apabila Kimmy marah.
“Aww ... Pelan-pelan!” ringis Tuan Muda Lu, saat Kimmy membersihkan wajahnya dengan air hangat.
Kimmy tidak menghiraukan perkataan pria itu, sejujurnya ia masih amat kesal pada pria di hadapannya ini. Jika bukan karena uang, mungkin ia tidak ingin bekerja dengan pria sombong ini.
Hanya karena uang, ia harus bekerja dengan pria gila, yang suka merendahkan orang dengan harta dan jabatannya, begitu amat arogant.
“Tugasku sudah selesai.” Kim bangkit dari sofa, ia menjuhkan air hangat itu dari sofa dan meletakkannya di sudut ruangan, membiarkan Cleaning Servis yang akan membereskan semuanya.
“Ada tugas yang belum kau selesaikan, Nona Kim,” deham Tuan Muda.
Kim membalikkan tubuhnya. “Apa?”
“Kau belum menyuapiku makan siang hari ini!” tegasnya.
“Baiklah!”
Kim meninggalkan ruangan, ia mencari keberadaan Antoni. Ia tidak tahu makanan favorite tuan muda itu apa, ia tidak ingin salah dalam memcari makan untuk memberikan makanan kepada sang bayi besar tersebut.
Kim melaksanakan tugasnya dengan baik beberapa hari yang telah berlalu, hanya hari ini sedikit kacau, ia sudah tak dapat menahan emosi di dalam dirinya atas perlakuan pria itu.
“Antoni!”
“Ya, Nona Kim?” Antoni menatapnya dengan heran.
“Tolong bawakan makanan kesukaan Tuan Muda ke ruangannya sekarang, ya,” rengek Kim pada Antoni.
Antoni mengangguk pelan. “Baik, Nona. Silakan Anda menunggu di ruangan, saya akan tiba dalam waktu sepuluh menit ke ruangan Tuan Muda.”
Kimmy mengangguk, ia segera meninggalkan Antoni dan kembali ke ruang pribadi di mana Lucas berada. Selama di perjalanan menuju ruangan, banyak karyawan yang berbisik-bisik membicarakan dirinya dan Tuan Muda.
Wanita itu tidak ingin memperdebatkan hal yang tidak penting, biarlah mereka mau bicara apa tentang dirinya, ia tidak peduli akan hal itu. Toh, untuk apa mengurusi kehidupan orang lain, bahwa dirinya saja belum tentu ter-urus.
Hidup akan lebih damai, apabila tidak ikut campur urusan orang lain.
Kim masuk ke dalam ruangan dengan raut wajah lesu, ia mendudukan bokongnya di atas sofa ruangan, wanita itu menatap Tuan Muda sekilas, yang tengah sibuk dengan majalah di tangannya.
“Kenapa wajahmu seperti tidak mempunyai semangat hidup?” tanyanya heran, seraya meletakkan majalah di atas meja ruangan. Kedua kakinya menyilang, tatapannya matanya menatap Kimmy dengan dalam.
“Tidak ada apa-apa.” Kim menggeleng pelan, nadanya begitu lirih.
“Katakan padaku dengan jujur! Ada apa denganmu?” bentak Tuan Muda agar Kim berbicara jujur padanya.
“Ini makanan yang Anda minta, Nona Kim.” Antoni tiba-tiba masuk, membuat Lucas menggeram, mengusap wajahnya kasar dengan kedua tangan.
Antoni masuk ke dalam ruangan di waktu yang tidak tepat, pembicaraan mereka terpaksa terhenti saat Antoni masuk tiba-tiba tanpa aba-aba, Lucas mengembuskan nafasnya dengan kasar, membuat Antoni heran.
Akankah pria itu marah saat dirinya masuk ke dalam ruangan?
“Terima kasih.” Kimmy menerimanya.
Antoni segera pergi meninggalkan ruangan, membiarkan Tuan Muda menghabiskan waktunya bersama Nona Kim.
Kimmy meraih makanan tersebut, kemudian ia beralih duduk di samping Tuan Muda Lu, ia hendak menyuapi makanan itu kepada sang bayi besar yang diasuhnya.
Ya, pria itu sudah seperti bayinya sendiri.
“Buka mulut Anda, Tuan!” Kim menyodorkan se-sendok makanan mendekat ke bibir pria itu.
Lucas membuka mulutnya perlahan, membiarkan Kimmy menyuapi makanan itu masuk ke dalam mulutnya, sejujurnya ia memilih Kimmy menjadi pengasuhnya karena wajah cantik wanita itu amat mirip dengan sang ibunda, wajah cantik jelita dan ranum itu sangat mirip dengan sang ibunda yang telah lama pergi, awal bertemu dengan Kimmy, ia memilih untuk menjadikan Kimmy sebagai pengasuhnya.
Kimmy memiliki sikap lembut, yang sama seperti sang ibunda. Setiap melihat wajah Kimmy, ia bisa melepas kerinduannya dengan sang ibu, meski ia ditinggalkan dari kecil, dan hidup di sebuah panti, sang ayah pergi meninggalkannya sendiri saat sang ibu pergi, karena menganggap bahwa ialah yang telah membuat sang ibu meninggal dunia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
👑☘ɴͪᴏͦᴠᷤɪͭᴛͤᴀᷝ💣
jika laki2 yg menganggap seorang wanita mirip ibunya, maka lelaki itu gak bole menikahinya
2022-06-26
0
Arin
owh jdi kaya gtu si Lucas wktu kecil,kasian juga ya...
2022-06-11
0
Mami Azril
lnjuutt
2022-05-31
0