Seorang pria turun dari dalam mobil sport bewarna hitam elegan saat sudah sampai di sebuah gedung pencakar langit, ia berjalan dengan gaya khasnya sedikit arogant, dan diikuti oleh Kimmy dan asisten pribadinya, Antonio.
Ia berjalan menuju ruang rapat dengan cepat agar tak terlambat, ia begitu menjaga nama baiknya di perusahaan. Yang selalu disiplin waktu dan tidak pernah terlambat sedikitpun untuk menuju kantor.
Ya, Tuan Muda Lu memang seperti itu, ia begitu menjaga nama baiknya.
Kimmy selalu setia berada di sisinya, saat kondisi apapun, kecuali saat tidur malam. Tuan Muda memintanya untuk kembali ke kamarnya sendiri, ia tidak diperbolehkan untuk tidur di sisi Tuan Muda Lu, atas perintah pria itu. Sesuai yang ada di keterangan surat putih perjanjian tersebut.
Mereka masuk ke dalam ruang rapat, di mana semua peimpin perusahaan telah menempati semua kursi kecuali kursi presdir utama, itu adalah kursi di mana hanya Tuan Muda Lu yang diperbolehkan duduk di sana.
“Selamat datang, Presdir.” sambut semua orang bangkit dari duduknya memberikan hormat pada pria itu saat melihat kehadiran sang presdir, mereka semua membungkukkan badan.
“Terima kasih.” Lucas terus berjalan mendekat ke arah kursi presdir utama, ia mendudukan bokongnya di sana.
Setelah presdir duduk, semua pemimpin perusahaan lainnya kembali duduk.
Kimmy dan Antoni berada di sisi kanan-kiri sang tuan muda, mereka mendampingi pria itu dalam rapat penting antar perusahaan.
“Selamat siang semuanya, terima kasih sudah menghadiri undangan saya pada siang hari ini, saya ucapkan beribu terima kasih atas kehadiran kalian di sini,” ucapnya dengan wajah serius, pria itu membuka awalan untuk memulai rapat penting.
“Selamat siang kembali, Presdir.” semua tampak menjawab, mengembangkan senyuman.
“Sebetulnya kalian sudah tahu bukan bahwa perusahaan Ling Group mengalami pendapatan yang sedang terjun bebas di angka 0, saya rasa pendapatan itu terjadi karena adanya perusahaan lain yang menjual produknya di bawah harga pasaran,” jelas sang Presdir dengan serius.
“Saya juga merasakannya, Presdir. Pendapatan perusahaan saya juga menurun akhir-akhir. Apa jangan-jangan ini semua ulah Direktur Mu?”sahut salah satu pemimpin perusahaan lain.
“Apa semua juga merasakan hal yang sama?” tanya presdir dengan wajah seriusnya, ia harus menyelidiki tentang Direktur Mu secepatnya.
“Ya, Presdir.” semua menjawab dengan kompak.
Lucas menggeram marah, ia mengempalkan satu tangannya yang berada di bawah meja ruangan.
“Saya rasa itu semua adalah ulah Direktur Mu, Presdir. Penurunan pendapatan perusahaan terjadi semenjak Direktur Mu mengalami kebangkrutan, sebelum itu terjadi pada sang Direktur, semua baik-baik saja. Dan, perusahaan pun mengalami naik daun, pendapatan meningkat dua kali dari biasanya,” ujar salah satu rekan Lucas.
“Benar itu, Presdir. Apakah kita harus menyelidiki tentang Direktur Mu lebih dulu?” sahut salah satunya lagi, memberikan usul yang tepat dan benar.
“Saya rasa begitu. Baiklah, rapat sampai di sini dan dibahas lagi keesokan harinya. Hari ini, saya akan menyelidiki tentang Direktur Mu lebih dulu, kita tidak bisa menjatuhi Direktur Mu tanpa bukti akurat, sebaiknya kita mencari tahu lebih dulu sebelum mengatakan bahwa beliau lah yang bersalah,” ucap Lucas penuh penegasan di setiap kalimat yang dilontarkannya.
“Saya setuju dengan Anda, Presdir. Tidak salah jika pemimpin Ling Group adalah Anda,” puji rekan bisnisnya merasa bangga dengan pria muda itu.
“Terima kasih, rapat sampai di sini dan kembali besok hari,” ucapnya.
“Baik, Presdir. Kami semua mohon undur diri dari perusahaan dan kembali ke perusahaan kami masing-masing.” hormat mereka membungkukkan badan meninggalkan ruang rapat dengan cepat.
Lucas dan keduanya masih berada di dalam ruang rapat, pria itu membuka laptopnya melihat perkembangan pendapatan yang semakin hari semakin menurun. Jika terus seperti ini, dari mana ia akan memberikan gaji untuk semua karyawannya?
“Apakah Anda tidak curiga dengan Direktur Mu, Tuan Muda?” tanya Antoni saat semua orang sudah meninggalkan ruang rapat.
“Aku rasa dialah penyebabnya, Antoni. Tapi, kita tidak bisa menebaknya begitu saja. Kita harus mencari bukti akurat untuk membuktikan bahwa Direktur Mu bersalah,” ucap serius, tatapannya melekat pada layar monitor di hadapannya.
“Baik, Tuan Muda. Saya tahu apa yang harus saya laksanakan sekarang. Saya izin pamit untuk mencari bukti akurat tentang Direktur Mu,” pamit Antoni.
“Baik. Pergilah!”
Antoni meninggalkan ruang rapat dengan cepat, Lucas senang karena Antoni bergerak tanpa harus ia beritahu lebih dulu.
“Nona Kim, apakah kau akan terus berdiri di situ?” tanya Lucas nada dingin.
Kimmy membulatkan matanya terkejut. “A-apa, Tuan Muda?” Kim menatapnya dengan terkejut.
“Duduklah, Nona Kim. Jangan seperti orang ingin menagih hutang padaku! Aku tidak suka seperti itu,” bantahnya dingin.
“Eits. Jangan dulu duduk!” Lucas menekankan kalimatnya, tatapannya beralih menatap Kimmy dengan sorot mata dalam. “Bawakan aku makan siang ke ruang pribadiku, aku menunggumu di sana, Nona Kim.” Lucas mengedipkan matanya sebelah, pria itu segera bangkit dan membawa laptopnya keluar ruangan.
Kim mematung di tempatnya berdiri, tidakkah ia salah melihat Tuan Muda Lu mengedipkan mata padanya? Apakah ini semua adalah halusinasi saja? Ataukah ini sebuah mimpi?
Ah, entahlah.
Kimmy tidak ingin hanya mematung di ruang rapat sendirian, wanita itu segera meninggalkan ruangan dengan cepat menuju kantin, ia hendak membawakan makan siang untuk Tuan Muda Lu yang super-super tampan tersebut.
Sesampainya di ruang pribadinya, Lucas mendudukan dirinya di sofa ruangan yang begitu empuk, ia meletakkan laptopnya di atas meja, kembali mengecek setiap laporan e-mail yang masuk ke e-mailnya.
Ia harus lebih memantau perkembangan perusahaan akhir-akhir ini agar tidak kacau.
Meskipun uang dan harta yang berlimpah, ia harus tetap menjalankan perusahaan dengan baik agar tidak mengalami kerugian, uang bisa habis kapan saja ia mau, maka dari itu, ia harus lebih teliti dan lebih bijak dalam mengelola dana perusahaan.
Lucas menutup laptopnya, lalu pandangannya beralih menatap ke arah luar gedung yang pemandangannya sangat indah, gedung tersebut memakai kaca transparan hingga pemandangan dari luar bisa dilihat dengan jelas.
Kimmy masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk pintu lebih dulu dengan membawa sebuah piring berisi makanan di tangannya.
Wanita itu mendekat ke arah sofa dan meletakkan secangkir air putih lebih dulu, kemudian dengan hati-hati ia mendudukan dirinya di samping tuan muda.
“Buka mulut Anda, Tuan Muda.” Kimmy menyodorkan satu sendok makanan ke arah mulut pria itu.
Lucas tersenyum ramah, lalu membuka mulutnya dengan lebar membiarkan Kimmy menyuapi makanan untuk masuk ke dalam mulutnya.
“Terima kasih, Nona Kim.” Lucas mengunyahnya, lalu tangannya mencubit kedua pipi Kimmy hingga memerah.
“Sakit!” protesnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Rachel
eiit..mr lu mulai genit ya
2022-04-09
0
Sarianna Sitepu
lanjut terus
2022-02-14
0
Eva Nietha✌🏻
Aq setia loh thor 🤭😁😁
2022-01-25
0