“Turunkan!” Kim memberontak di dalam pelukan Tuan Muda Lu.
Pria itu mengabaikan tingkah laku Kimmy, ia fokus dengan jalan untuk sampai ke ruang pribadinya, Antoni yang menyaksikan mereka hanya bisa tersenyum, Nona Kim sangat aneh, hingga membuat Tuan Muda sering tersenyum sendiri dibalik wajah kakunya.
Semoga saja Nona Kim bisa membuat Tuan Muda berubah tidak seperti ini lagi, Antoni yakin, Nona Kim pasti bisa mengembalikan Tuan Muda yang bersikap hangat, tidak dingin dan kaku seperti es balok.
Sesampainya di ruang pribadi, Kim diturunkan oleh Lucas di atas sofa.
“Apa kau pikir aku menggendongmu karena aku mencintaimu? Oh tidak, Nona Kim. Aku melakukannya karena kasihan pada kaki-kakimu yang mulus itu. Apa kau tidak kasihan dengan telapak kakimu itu?” sinis Lucas tersenyum miring.
Kimmy menatapnya dengan tatapan tajam, sorot matanya memancarkan kekesalan, Antoni yang menyaksikan mereka hanya bisa berdiam diri, sepertinya melihat perdebatan antara Nona Kim dengan Tuan Muda begitu menghibur diri di pagi hari yang cerah seperti ini.
“Apakah Anda bepikir saya tersentuh dengan pertolonganmu itu, Tuan Muda? Tentu tidak. Anda tidak boleh terlalu percaya diri seperti itu ... Dan, ya, saya sangat berterima kasih karena Anda telah membantu saya!” tegas Kim, sorot matanya masih melekat pada Tuan Muda Lu, pria itu amat mengesalkan.
“Baguslah jika kau mengerti, jadi aku tidak perlu repot-repot untuk menjelaskan padamu,” kekeh Lucas.
“Ya,ya,ya. Terserah Anda saja!” Kim bangkit dari sofa, ia hendak meninggalkan ruangan.
“Siapa yang menyuruhmu meninggalkan ruangan?” suara itu membuat Kim memberhentikan gerak jalannya, ia membalikkan tubuhnya menatap Tuan Muda Lu.
Kim menahan kekesalan di dalam dirinya, tangannya tampak mengepal. “Ada apa lagi?”
“Apa kau lupa dengan tugasmu, Nona Kim?” Lucas menaikkan alisnya, menatap Kim dengan heran.
“Waktu rapat akan dimulai sebentar lagi, Tuan Muda. Semua pemimpin dari cabang perusahaan sudah hadir di dalam ruang rapat, waktunya Anda datang ke sana,” ujar Antoni tiba-tiba, pria itu melihat jam kecil yang melingkar di pergelangan tangannya.
“Baik.” Lucas mengangguk mengerti. “Nona Kim, kau tidak lupa dengan tugasmu, ‘kan? Ikut aku!”
Lucas menarik lengan Nona Kim meninggalkan ruang pribadinya menuju ruang rapat, sebagai pengasuhnya, tentu Kimmy harus berada di dekatnya selama mungkin, terkecuali waktu tidur. Kim tidak boleh menjauh darinya lama-lama. Seperti peraturan yang sudah tertulis di lembaran kertas kemarin.
Mereka masuk ke dalam ruang rapat, terlihat sudah banyak manusia berpakaian rapi, yang merupakan Direktur Utama di setiap perusahaan yang menjalin kerja sama di Ling Group, sebagai pemimpin perusahaan tentu Tuan Muda Lu harus disiplin dengan waktu.
Semua orang tampak heran dengan wanita yang ada di samping Tuan Muda, tidak seperti biasanya Lucas membawa seorang wanita datang ke kantor.
Ataukah wanita itu adalah tunangannya Presdir Lu? Batin mereka bertanya-tanya di dalam hati.
Entahlah.
“Selamat Pagi semuanya!” sapa Presdir Lu kepada semua Direktur di dalam ruang rapat.
“Pagi kembali, Presdir Lu.” Semua orang di dalam ruangan memberi hormat atas sapaan dari sang presdir.
Rapat dimulai, Presdir Lu menjelaskan tentang bagaimana perkembangan proyek kerja sama mereka ke depannya demi mengutungkan perusahaan satu sama lain, Lucas bukan tipe pemimpin yang serakah, hanya ingin keutungan buat dirinya saja, melainkan ia ingin semua perusahaan yang bekerja sama dengan Ling Group juga mendapatkan keutungan yang sama.
Dua jam melakukan rapat, semua Direktur memberikan tepuk tangan atas presentase hebat dari sang Presdir Lu—pemimpin perusahaan. Sungguh kerja sama yang tidak merugikan, di mana mereka mendapatkan keutungan sesuai yang mereka inginkan, memang pantas jika Presdir Lu mendapatkan posisi sebagai CEO di Ling Group.
“Rapat selesai.” Presdir Lu menggandeng lengan Nona Kim, dan mereka meninggalkan ruang rapat.
“Presdir!”
Mendengar panggilan itu, membuat Lucas menghentikan jalannya, ia mengembalikkan tubuh menatap seseorang itu dengan heran.
“Ada apa?” tanyanya dengan wajah datar.
“Ah, tidak ada apa-apa. Apakah wanita ini tunangan Anda, Presdir?” tanya Direktur Mu.
Lucas melirik ke arah Kim, Kimmy menatapnya balik dengan heran. Entah jawaban apa yang akan diberikan oleh Tuan Muda untuk menjawab pertanyaan Direktur Mu.
“Ya.”
Mereka segera meninggalkan ruangan, tidak ingin banyak berbasa-basi lagi, Lucas tahu maksud dari pertanyaan Direktur Mu, pasti pria itu ingin menjodohkan anaknya dengan dirinya, ia benci perjodohan, apalagi pernikahan politik yang katanya akan saling menguntungkan kedua belah pihak, baginya, ia benci pernikahan politik yang hanya mengutungkan satu pihak.
Permainan politik yang sudah diketahuinya sejak lama.
Mereka kembali ke ruang pribadi Tuan Muda Lu, Kimmy merasa lelah dengan sandiwara pria itu, entah apa yang membuat Lucas selalu memanfaatkannya untuk memanasi semua orang. Ataukah mempunyai maksud dan tujuan tertentu?
“Apa maksud Anda mengatakan bahwa saya tunangan Anda, Tuan Muda?” tanya Kim, ia merebahkan dirinya di atas sofa ruangan, rasanya begitu lelah.
Lucas mengembalikan badannya, sorot matanya melekat menatap Kim dengan dalam. “Apakah raut wajahku menunjukkan keseriusan, Nona Kim? Aku hanya bersandiwara, mestinya kau paham akan hal itu. Jangan terlalu percaya dengan omonganku.”
Kim mencibir. “Hah? Pantaskah perasaan seseorang dipermainkan?”
“Mempermainkan perasaanmu? Apakah aku tampak serius dalam mengatakan hal itu, Nona Kim?” sindir Lucas tersenyum miring, entah mengapa ia sangat suka menggoda gadis itu.
Ada kesenangan tersendiri baginya, saat menggoda gadis manis tersebut.
“Terserah padamu.” Kim membuang wajahnya tanpa menatap Tuan Muda, ia amat kesal kepada pria itu, dengan seenak jidatnya mempermainkan perasaan.
Lucas melirik sekilas, lalu berjalan mendekat ke arah meja kerjanya, ia duduk di atas kursi kerja dan segera meraih beberapa berkas yang harus dicek untuk memastikan semua berkas-berkas tidak ada yang salah sedikitpun, laporan akhir bulan yang selalu harus dipastikan betul.
Kim merasa bosan dengan suasana ruangan, ia pergi berjalan meninggalkan ruangan menuju balkon, kedua matanya menangkap pemandangan indah dari atas gedung, udara yang sejuk menghangatkan hatinya yang panas. Yang tadinya menahan kesal kepada Tuan Muda Lu.
Pria yang begitu menyombongkan diri karena memiliki harta, tahta yang tinggi. Ia lupa siapa dirinya, hanya karena harta, dan jabatan yang tinggi, ia lupa bagaimana caranya menghargai wanita.
Cih, sampah!
“Apa Anda merasa lelah dengan sikap Tuan Muda, Nona Kim?” pertanyaan itu tiba-tiba mengalihkan pandangan Kimmy, ia menatap ke samping kiri, ternyata ada sang asisten pribadi Tuan Muda.
Siapa lagi, jika bukan Antoni.
“Tidak, aku sama sekali tidak lelah, Antoni.” Kim mengembuskan nafasnya kasar, kedua matanya beralih menatap pemandangan dari atas gedung pencakar langit tersebut.
“Jika Anda lelah, cobalah berpikir kembali tentang akan suatu hal. Sebuah es yang keras dan dingin, akan mencair apabila terkena kehangatan, sebaiknya Anda melakukan itu, Nona.” Antoni menepuk pelan pundak Kim, lalu melenggang pergi meninggalkan Kimmy sendirian di balkon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Arin
sabar aja Kimmy,dari pada nyri"kerjaan yg blm tentu dpet
2022-06-11
0
Lutfianto
semakin seru
2022-06-09
0
Mami Azril
lanjuttt
2022-05-31
0