Hampir tiga minggu berlalu. Arka pun jadinya sering bolak-balik Jakarta-Bali, karena masih harus menjalani perkuliahan.
Mereka liburan ditengah bukan waktunya libur. Meskipun lelah, Arka menuruti saja kemauan wanita itu. Toh Jakarta-Bali tak begitu lama jika ditempuh dengan pesawat.
Hari ini ia kembali mendarat di pulau Dewata tersebut. Namun entah mengapa, tak seperti biasanya Amanda malah ngambek.
"Kamu dari mana aja sih lama banget?" gerutu Amanda pada Arka.
"Kan aku udah bilang, tadi sempet delay pesawatnya karena cuaca buruk."
"Bukan karena ketemuan dulu sama Maureen kan?"
Arka terkejut mendengar pertanyaan istrinya itu.
"Kamu koq tiba-tiba berfikir gitu?" tanya Arka heran.
"Aku capek loh dari perjalanan. Baru sampe udah di omelin." lanjutnya lagi.
"Tuh kan, kamu malah marahin aku." Amanda makin merajuk. Arka menghela nafas dan memilih untuk mengalah.
"Nggak, aku beneran cuma dari kampus. Nemuin papa sama ibu sebentar, terus langsung kesini." ujarnya.
"Beneran?" tanya Amanda.
"Iya."
"Nggak bohong?"
"Amanda." Arka menatap wanita itu dalam-dalam.
"Iya deh, aku percaya."
"Kamu udah makan?" tanya Arka.
"Belum, nungguin kamu." jawab Amanda manja.
"Kan aku udah bilang, makan aja duluan. Aku udah makan tadi di perjalanan."
"Tuh kan kamu mah nggak menghargai banget, orang udah nungguin. Dasar bocah."
"Oke, sekarang kamu mau makan apa?. Aku temenin."
"Aku mau makan sate lilit sama ayam betutu."
"Ya udah ayo!"
Amanda lalu tersenyum dan glendotan di bahu Arka. Tak biasanya ia bersikap seperti itu, dan untung saja Arka sedikit penyabar. Jika tidak, mungkin ia sudah memukul kepala Amanda dengan gas tiga kilo.
"Aku maunya disuapin." rengek Amanda, ketika makanan yang ia pesan sudah tiba. Arka pun dengan penuh kesabaran menyuapinya.
"Ka, koq rasanya aneh ya?. Nggak kayak sebelum-sebelumnya gitu." ujar Amanda sambil terus mengunyah dengan wajah sedikit bingung. .
Arka mencium makanan tersebut, takut-takut kalau makanan itu sudah basi.
"Nggak, ini baik-baik aja koq." ujar Arka.
"Coba deh, kamu cobain."
Amanda menyodorkan makanan tersebut pada Arka, Arka kemudian mencobanya.
"Nggak, baik-baik aja. Orang rasanya enak."
"Masa sih, kamu nggak bisa ngerasain ini aneh."
"Aneh gimana, orang rasanya kayak biasa."
"Ya udah deh, buat kamu aja."
"Ya udah, Arka lalu menghabiskan makanan Amanda.
***
Malam harinya.
"Arka."
Amanda mengguncang tubuh Arka yang tengah tertidur lelap disisinya.
"Hmmm?" Arka menjawab tetapi tidak membuka mata.
"Arkaaa."
"Apa?" tanya Arka seraya memaksa membuka mata.
"Pengen es kelapa." rengek Amanda.
"Es kelapa?. Kamu liat nggak sih, ini jam berapa?. Jam dua pagi minta es kelapa."
"Pengeeen." Amanda memasang wajah penuh mengharap.
"Ya udah deh, aku pesenin dulu."
"Pake esnya yang banyak banget."
"Iya, sekulkas ntar aku ambilin."
Arka lalu keluar untuk memesan es kelapa. Akhirnya tak lama setelah itu, es kelapa tersebut pun datang. Amanda meminumnya sampai habis, seperti seseorang yang tengah kesurupan.
"Arka, mau lagi."
"Hah?. Yang bener aja kamu, minum es malem-malem. Minta nambah lagi."
"Mau ambilin atau aku ngambek?"
"Iya-iya."
Akhirnya Arka memesankan lagi. Tak lama setelah itu pesanan es kelapa yang kedua tersebut datang.
"Amanda, ini es kelapanya."
Arka terdiam, karena kini Amanda sudah tertidur lelap. Ia lalu meletakkan es kelapa tersebut di atas meja dan pergi tidur.
Dua hari kemudian, Arka memutuskan jika mereka harus menyudahi liburan yang mereka jalani dan kembali ke Jakarta. Meski sesungguhnya Amanda masih sangat ingin berada di pulau tersebut.
"Ngapain sih, kita pulang cepet banget?" gerutu Amanda ketika mereka sudah sampai di bandara.
"Amanda, aku harus kuliah. Kamu harus kerja."
"Kan banyak yang bisa menghandle kerjaan aku di kantor. Kamu juga bisa bolak-balik."
"Kantor itu butuh kamu, Man. Nggak bisa kamu tinggalin seenaknya. Sedangkan aku capek kalau bolak-balik terus."
"Alah, bilang aja kamu kangen kan sama Maureen."
"Kenapa jadi bahas Maureen, sih?. Kita itu cuma nikah siri dan kontrak loh."
"Oh, jadi kalau nikah siri dan kontrak nggak boleh marah?. Kalau suaminya mau ketemu cewek lain, istri kontrak mesti diem aja gitu?"
Air mata Amanda mengalir deras, Arka melihat ada yang aneh dalam diri wanita itu. Karena Amanda yang biasanya tak sedrama itu dalam menghadapi sesuatu.
"Bukan gitu maksud aku."
"Tadi kamu bilang gitu." Amanda makin terisak.
"Ya, maaf, maaf."
Arka memeluk Amanda ditengah orang yang lalu lalang di Bandara.
"Huaaaa."
"Man, malu loh didenger orang. Kamu udah tua masih kayak anak kecil."
"Kamu ngatain aku tua." Amanda menangis makin menjadi-jadi.
"Nggak gitu. Oke, iya, maaf." Arka terus memeluk Amanda.
Saat di dalam pesawat pun, lagi-lagi Amanda menunjukkan keanehan.
"Bau banget sih ini, bau apaan coba?" tanya nya pada Arka dengan suara besar.
"Nggak ada bau apa-apa, Man."
"Masa sih kamu nggak bisa nyium, segitu menyengatnya."
Amanda berpaling di bahu Arka.
"Kamu bau parfum apaan sih?. Hmmh."
"Iya ini parfum yang biasa aku pake."
"Yang biasa nggak kayak gini, ini murah pasti."
"Ini yang biasa aku pake. Kamu juga sering nyium. Dan ini bukan made in condet, ini original."
"Terserah deh, aku nggak kuat pengen muntah rasanya."
Arka lalu mengambil tissue dan menutup hidung istrinya itu. Sesampainya di Jakarta, ketika Arka sudah meletakkan barang dan bersiap ke kampus. Tiba-tiba Amanda sudah berada dihadapannya. Ia turun ke bawah dan berdiri di dekat mobil.
"Pokoknya kalau ketemu Maureen atau siapapun itu ceweknya, liat aja aku jambak. Aku ikat di pohon, terus aku tabrak."
Kali ini Arka tertawa, ia sudah tidak lagi aneh menghadapi Amanda. Seusai membaca sebuah artikel di internet tadi, ia kini tau cara menghadapi wanita itu.
"Ya udah, kamu ikut aku yuk!"
Arka menggandeng tangan Amanda.
"Mau ngajak aku kemana?" tanya Amanda bingung.
"Ayo ikut, kamu kan cemburu banget sama Maureen. Kamu ikut aja ke kampus dan liat, aku nemuin Maureen atau nggak."
Amanda diam, Arka membukakan pintu mobil dan menyuruhnya masuk. Amanda tak punya pilihan lain dan hanya menurut saja, Arka membawa wanita itu ke kampusnya. Sesampainya disana, ia pun menyerahkan beberapa lembar tugas pada Rio untuk dikumpulkan.
"Lo nggak masuk dulu, Ka?" tanya Rio.
"Noh, nyonya Meneer lagi ngambek." jawab Arka.
"Ngambek kenapa?" tanya Rio lagi.
"Cemburu sama Maureen."
"Cie udah cemburu-cemburuan aje, baek-baek jatuh cinta lo berdua." ledek Rio.
Arka hanya tersenyum, begitupula dengan Amanda.
"Tuh kan cantik kalau senyum." Arka gantian meledek istrinya.
"Ih, apaan sih?"
"Tuh, ngamuk lagi bro. Gue balik ya." ujar Arka.
"Lo hati-hati."
"Yoi, salam sama Doni."
"Sip."
"Gimana, aku ketemu nggak sama Maureen?" tanya Arka ketika mobil mulai berjalan.
"Ya mana aku tau, orang tadi ada aku. Kali aja kamu sengaja, biar dikata suami setia. Pas dibelakang aku ketemuan."
Arka hanya terkekeh, ia mengemudikan mobilnya hingga berhenti di pelataran parkir sebuah rumah sakit.
"Kita ngapain ke rumah sakit?" tanya Amanda heran.
"Mau ketemu papa kamu?" tanya nya lagi.
Arka diam.
"Aku nggak mau, Arka. Nanti mereka nanya aku siapa, terus aku harus jawab apa?"
Arka masih diam dan terus menggandeng wanita itu. Lalu kemudian mereka berhenti di bagian praktek dokter kandungan.
"Ki, kita ngapain disini?" tanya Amanda sambil menatap Arka.
Tanpa banyak bicara Arka pun segera mendaftarkan nama Amanda. Kebetulan saat itu tengah sepi, jadi mereka langsung dipanggil kedalam.
Beberapa saat kemudian,
"Selamat ya pak, istrinya hamil."
Arka tersenyum, dugaannya benar.
"Terima kasih, dok." ujarnya lalu mendekati Amanda, yang kini tengah terbaring di ruang pemeriksaan. Ia lalu memeluk istrinya itu.
"Koq kamu tau sih, kalau aku hamil?" tanya Amanda kemudian.
"Kamu-nya aneh gitu, dari waktu kita di Bali udah aneh. Sebentar marah, sebentar baik, kadang manja, kadang galak. Minta makanan yang nggak-nggak. Nyium bau aneh lah kamu bilang, mau muntah lah."
"Maaf." ujar Amanda kemudian.
"Aku beneran nggak tau kalau aku berubah gitu." lanjutnya lagi.
Arka tersenyum, perasaannya kini campur aduk. Betapa pun pernikahan ini adalah sebuah simbiosis mutualisme, namun janin yang kini dikandung Amanda adalah anaknya. Dan anak itu akan segera tumbuh, lalu hadir di dalam kehidupan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Anonim
akhirnya hamil juga. Amanda bisa jadi ntar berubah bucin ma Arka dan tdk ingin pisah kaleeee wkwkwk
2023-06-11
2
Lela Lela
wualah akhirny hamil 👍💪
2023-06-10
1
epifania rendo
jangan pisahin mearka
2023-02-22
1