Amanda terdiam di kursi meja kerjanya di siang hari, dan terus teringat pada tiap detik kebersamaannya dengan Arka semalam.
Bagaimana cara pemuda itu menatap dirinya, ketika melakukan tugas sebagai suami. Dan bagaimana puasnya ekspresi Arka ketika mencapai puncak.
Ia berteriak dan terhempas di pelukan Amanda, dengan nafas yang begitu memburu. Amanda tidak tahu apa yang kini tengah ia rasakan. Mengapa harus ada perasaan aneh yang menjalar dihatinya.
Ia pikir hubungan itu bisa saja dilakukan, tanpa melibatkan emosi dalam dirinya. Lakukan, selesai, dan dapatkan hasil. Tanpa harus memiliki ingatan tentang itu semua.
Namun ternyata hal tersebut tak semudah yang ia kira. Kini ia mulai terjerat dan terjebak didalam permainan rasa yang ia sendiri tak mengerti.
"Ah."
Amanda menepis semua ingatannya tentang Arka. Adalah hal konyol, jika ia sampai benar-benar mencintai anak muda itu. Ia tetap ingin berpegang teguh pada prinsipnya, yakni tak mau menikah atau memiliki suami secara resmi.
"Bu Amanda, ada bu Rani."
Pia sang sekretaris memberitahu Amanda perihal kedatangan Rani.
"Rani?" tanya Amanda heran.
Ia merasa tak memiliki janji dengan sahabatnya itu. Tetapi ia kini khawatir jika Rani membutuhkan sesuatu darinya. Ia tak ingin mengabaikan Rani seperti beberapa waktu lalu. Ia khawatir jika Rani akan berbuat hal aneh-aneh lagi, seperti bunuh diri.
"Suruh dia masuk!" ujar Amanda pada Pia.
"Baik, bu." jawab Pia.
Tak lama kemudian, Rani pun masuk ke ruangan Amanda.
"Man."
"Kenapa Ran?. Tumben lo kesini pagi-pagi."
Amanda mempersilahkan Rani untuk duduk.
"Gue mau minta kerjaan sama lo."
Rani mengutarakan sesuatu yang membuat Amanda seketika terkejut.
"Kerjaan?" tanya nya kemudian.
"Iya, kan waktu itu lo janji sama gue. Kalau anak gue udah lahir, lo mau kasih kerjaan sama gue. Sekarang anak gue udah nggak ada." jawab Rani.
Amanda menghela nafas.
"Gue inget koq sama janji gue itu dan akan gue akan tepati. Tapi kan sekarang lo masih dalam masa pemulihan, istirahat aja dulu. Buat makan sama biaya anak-anak mah, lo tenang aja. Gue akan transfer terus." ujar Amanda panjang lebar.
"Gue sekarang udah sehat. Lagian gue nggak enak kalau cuma makan duit lo doang. Gue pengen ngasih sesuatu sama lo, gue pengen kerja disini. Biar gue nggak stress ada dirumah terus."
"Terus anak-anak lo gimana?. Apa udah cari baby sitter?" tanya Amanda lagi.
"Udah." Rani menatap Amanda dan menjawab dengan pasti.
"Ya udah, besok lo bawa CV lo deh. Buat formalitas aja ke HRD."
"Gue udah bawa hari ini koq, Man."
Rani mengeluarkan CV nya dan memberikan CV tersebut pada Amanda. Amanda sempat terdiam sejenak menatap sahabatnya itu. Namun detik berikutnya,
"Ya udah, lo kerja mulai hari ini. Tapi tunggu disini dulu, gue mau bicarakan sama HRD mengenai penempatan."
"Oke." jawab Rani sumringah.
***
Sore itu, Arka menjenguk ayah tirinya dirumah sakit. Disana ia bertemu dengan sang ibu dan juga Rianti, sepupunya. Ayah tiri Arka sudah sedikit lebih sehat dan bisa diajak bicara.
Arka juga mengatakan pada ibunya, jika saat ini ia sudah berbicara pada dokter. Mengenai pencarian pendonor organ ginjal untuk ayah tirinya tersebut.
"Tapi nak, biayanya nanti dari mana?" tanya ayah tirinya khawatir.
"Papa tenang aja, itu udah Arka siapin koq."
"Kamu dapat uangnya dari mana?. Kamu nggak jual narkoba atau melakukan hal buruk kan?" tanya ayah tirinya lagi.
Arka tersenyum.
"Nggak pa, papa tenang aja ya."
Ayah tirinya mengangguk, tiba-tiba Amanda menelpon. Arka terkejut dan langsung beranjak.
"Siapa tuh mas, Amanda?. Pacar baru mas Arka ya?" tanya Rianti dengan tatapan menggoda.
Gadis itu sempat menengok ke handphone Arka, dan membaca nama si pemanggil. Arka hanya tersenyum lalu berlalu.
"Iya Amanda, kenapa?"
"Ka, kamu dimana sekarang?" tanya Amanda.
"Aku ada dirumah sakit, ngeliat papa aku." jawab Arka.
"Masih lama ya pulangnya?"
"Mmm, nggak juga sih. Kenapa emangnya?"
"Pak Darwis, dia tadi mau jemput aku. Tapi katanya mobil mogok di jalan. Bisa jemput aku nggak, kalau nggak bisa nggak apa-apa. Aku naik taksi online aja."
"Hmm, bisa-bisa. Aku jemput kamu dimana?" tanya Arka.
Amanda pun memberikan alamat kantor perusahaannya. Arka kembali ke ruangan dan pamit kepada kedua orang tuanya dan juga Rianti.
"Mau jalan sama Amanda pacarnya ya mas?" tanya Rianti.
Ibu dan ayah tiri Arka hanya tersenyum.
"Nggak, Ti. Mas mana punya pacar."
"Maureen?"
"Bubar."
"Bilang aja Amanda ini pacar barunya mas Arka."
"Sok tau kamu."
"Bu, pa. Arka jalan dulu." ujar Arka.
"Hati-hati ya, nak."
"Iya. Ti, jaga ibu sama papa. Jangan kelayapan mulu."
"Siap bos."
Arka meninggalkan rumah sakit dan menuju ke kantor Amanda. Saat telah memasuki kawasan gedung perkantoran tersebut, Arka sempat terperangah. Karena ia seringkali lewat disekitar area tempat itu.
Ia tak menyangka jika Amanda adalah seorang CEO disana. Tempat tersebut adalah tempat kerja yang bahkan dimimpikan saja tidak berani, oleh orang seperti Arka. Karena hanya orang-orang hebat dan lulusan universitas terbaiklah, yang menurutnya bisa menaklukkan tempat itu.
Arka stop di lobi, karena Amanda sudah tampak berdiri disana. Arka memperhatikan outfit istrinya saat itu dari atas hingga ke bawah.
Karena baru sekali itu ia melihat Amanda dalam balutan pakaian kerja. Tadi pagi saat ia meninggalkan rumah, Amanda masih memakai pakaian tidur.
Amanda terlihat sangat cantik dan modis, apa yang ia kenakan persis seperti outfit wanita karier didalam drama-drama Korea. Bahkan kini Amanda terlihat seperti wanita yang sebaya dengan Arka.
"Koq ngeliatin aku gitu?" tanya Amanda heran, ketika ia telah masuk ke dalam mobil.
"Mmm, nggak apa-apa." ujar Arka kemudian.
"Kenapa, aku aneh ya?" Amanda makin penasaran.
"Nggak koq." Arka menghidupkan mesin mobil.
"Arka."
Kali ini Arka menoleh dan menatap Amanda.
"Kamu cantik." ujar pemuda itu jujur.
Seketika Amanda pun tersenyum dan membuang tatapan ke sisi jalan.
"Sa ae kulit durian." ujarnya lalu menoyor kepala Arka. Namun detik berikutnya ia tersadar jika Arka adalah suaminya.
"Maaf Arka, aku sering kebiasaan dengan mahasiswa aku." Amanda berujar dengan penuh rasa bersalah.
"Mahasiswa?" Arka mengerutkan kening.
"Iya, selain kerja disini. Aku juga ngajar disalah satu kampus." jawab Amanda.
"Oh ya, dimana?"
"Universitas Mahayana."
"Serius?" tanya Arka seakan tak percaya.
Amanda mengangguk.
"Serius." jawabnya.
"Aku kadang kalau lagi bercanda sama mahasiswaku, ya begitu. Suka refleks noyor kepala mereka. Tapi mahasiswa yang akrab aja sih." lanjutnya kemudian.
Arka tertawa kecil.
"Nggak apa-apa." ujar pemuda itu.
"Ya, tapi kan kamu suami aku. Meskipun kontrak, aku dosa loh kalau kayak gitu ke kamu."
Kali ini Arka menoleh dan diam sejenak. Tak disangkanya ternyata Amanda menghormati status Arka sebagai suami. Arka sudah berfikir sejak sebelum pernikahan ini terjadi. Ia mengira jika perempuan kaya raya seperti Amanda, hanya akan menganggapnya sebagai pekerja bayaran. Namun ternyata Amanda tak seburuk yang ia kira.
"Aku maafin, koq." ujar Arka lalu tersenyum.
"Kamu udah makan belum?" tanya Amanda kemudian."
Arka menggeleng.
"Belum sempat." ujarnya.
"Aku juga." tukas Amanda.
"Mau makan diluar atau dirumah?" tanya Arka.
"Kamu biasa makan dimana?" Amanda balik bertanya.
"Ada tempat makan enak. Tapi..."
"Tapi apa?"
"Tempatnya dipinggir jalan. Emang kamu mau?" tanya Arka ragu.
"Ya selagi penyajiannya nggak pake tangan kayak street food negri Prindavan sih, nggak apa-apa." ujar Amanda.
"Kamu sering nonton juga?" tanya Arka.
"Iya di YouTube, geli banget aku." jawab Amanda.
"Tapi sekali nonton malah nagih kan?"
"Ih, koq tau sih?"
"Hahaha." Arka tertawa.
Pemuda itu kemudian mengajak Amanda makan disebuah warung sate langganannya. Awalnya ia agak sedikit khawatir pada Amanda. Takut kalau wanita kaya itu ngambek, terkena asap dari pembakaran dan juga risih karena bisingnya suara kendaraan yang lalu lalang.
Namun sepanjang acara makan berlangsung, Amanda terlihat baik-baik saja. Bahkan ia meminta nambah.
"Kamu banyak juga ya makannya." ujar Arka seraya memperhatikan Amanda yang mangap dengan tak tahu malu.
"Emangnya kenapa kalau aku banyak makan?. Cowok-cowok tuh kadang aneh ya. Liat cewek dikit makan, dibilang sok imut. Cewek banyak makan, dibilang badak."
"Aku nggak bilang badak."
"Bukan kamu, curhatan salah satu mahasiswiku." ujar Amanda.
"Oh jadi kamu selain dosen, merangkap tempat curhat juga?" tanya Arka.
"Iya, ehm." Amanda tersedak, Arka buru-buru mengambilkan minum untuknya.
"Nih minum dulu, pelan-pelan makanya."
Amanda nyengir, lalu lanjut makan dan meneruskan perbincangan. Ketika selesai, Arka pun membayar semuanya.
"Ka, aku lupa. Besok aku suruh Liana transfer ke rekening kamu ya." ujar Amanda ketika mereka telah berada didalam mobil dan bersiap untuk pulang.
Arka sejujurnya merasa tak enak. Entah mengapa sulit sekali bagi pemuda itu, untuk merealisasikan semua rencana jahatnya pada Amanda.
"Hmm, apa nggak apa-apa emangnya?" tanya Arka kemudian.
"Ya nggak apa-apa, ntar aku suruh transfer."
Arka menghela nafas.
"Sebenarnya, kamu cukup bayar hutang orang tua ku dan biayain pengobatan ayahku aja. Aku masih bisa cari uang kalau buat aku sendiri."
"Jangan gitu, itu kan masuk dalam perjanjian kita." ujar Amanda.
Arka pun lalu menghidupkan mesin mobil dan tak berbicara apa-apa lagi. Sesampainya dirumah, Arka melepaskan pakaiannya untuk mandi. Ia masuk ke dalam kamar mandi, tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya.
Namun ia kemudian dikagetkan dengan Amanda yang sudah berada di bathub. Amanda juga tak kalah kagetnya dengan Arka. Ia baru saja sadar jika lupa mengunci pintu kamar mandi.
Keduanya terdiam cukup lama, dengan nafas yang mulai memburu. Hingga tak lama kemudian, keduanya kembali menyatu. Saling memberikan kehangatan disela bunyi kecipak air didalam bathub.
Teriakan, lenguhan, dan erangan terdengar memenuhi ruangan tersebut. Sampai kemudian keduanya kembali terhempas dalam buaian kenikmatan.
Amanda tertidur beberapa saat kemudian. Arka menyelimuti dan memandangi wanita itu sejenak. Lalu ia pun pergi ke meja dan membuka laptop untuk mengerjakan tugas kampusnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SJUJURNYA MRK MMG JOROK2, YAA MSKI TDK SMUA.. TPI RATA2, TRUTAMA YG TAMIL2..
2024-08-21
1
Yulia
ini yg ke dua kalinya aku baca novel ini...kangen azka
2024-04-01
4
Lela Lela
smg hamil
2023-06-10
1