Marisa kini telah sampai di terminal tujuannya. Ayahnya telah menunggunya di tempat pemberhentian bus. Dengan senyum cerianya Marisa turun dari bus dan menyalimi sang ayah lalu memeluk tubuh setengah baya itu.
"Ayah, Risa kangen." Kata Marisa dengan manja.
"Ayah tidak." Kata Pak Rahmad yang kemudian tertawa.
Marisa pun menampilkan wajah cemberutnya.
"Selamat sore Om". Sapa Andi yang telah turun dari bus.
"Sore! Kamu Andi? Kok bisa bareng Marisa?" Pak Rahmad bertanya-tanya, matanya bergantian menatap Marisa dan Andi yang turun dari bus yang sama.
"Ayah jangan salah paham, aku nggak sengaja ketemu dia di bis. Udah yuk yah kita pulang keburu maghrib." Kata Marisa merangkul lengan ayahnya dengan satu tangannya.
Marisa dan Pak Rahmad lalu pulang ke rumah karena memang matahari sepertinya akan segera terbenam.
***
Marisa dan Pak Rahmad tengah mengobrol di ruang tamu setelah sholat maghrib di rumah. Marisa menyerahkan oleh-oleh yang dibelikan Elvan untuk ayahnya. Pak Rahmad tersenyum menerimanya.
"Ayah tidak menyangka, putri kesayangan ayah satu-satunya sekarang pulang ke rumah ayah, tapi beberapa hari lagi akan pergi meninggalkan ayah sendiri." Kata Pak Rahmad.
"Ayah.." Kata Marisa dengan mata berkaca-kaca hampir menangis.
"Tidak apa, ayah bahagia nduk, Nak Elvan orang baik pasti bisa menjaga kamu dengan baik juga." Kata Pak Rahmad. "Ayah baru kenal beberapa hari tapi hati ayah sangat yakin, dia jodoh terbaik untukmu Nduk."
"Risa juga baru kenal Mas Elvan yah, tapi Risa juga merasakan hal yang sama." Kata Marisa.
"Apa kamu masih berhubungan dengan Andi?" Tanya Pak Rahmad seolah tak suka.
"Tidak yah, kami tadi kebetulan saja ketemu di bis. Aku juga nggak tahu kalau dia ada di ibu kota saat itu yah." Kata Marisa.
"Ya ayah percaya sama kamu. Setelah menikah nanti, jadilah istri yang baik untuk suamimu. Kamu harus selalu ada disamping suamimu apapun yang terjadi. Dukunglah semua keinginanannya selama itu hal baik." Kata Pak Rahmad.
"Insya Allah yah. Risa akan melakukan yang terbaik." Kata Marisa.
Marisa dan pak Rahmad pun membicarakan banyak hal malam itu.
****
_HARI PERNIKAHAN_
Hari pernikahan yang dinanti akhirnya tiba. Setelah beberapa hari tinggal berdua dengan ayahnya, kini saatnya Marisa menikah. Dengan riasan pengantin Marisa terlihat sangat cantik. Senyumnya begitu menawan. Ia telah selesai di rias dan menggunakan kebaya modern berwarna putih pilihannya. Kini ia tengah menunggu untuk dijemput menuju tempat ijab kabul yang diadakan di ruang tamu rumahnya.
Sementara itu Elvan terlihat gagah dengan jas warna putih dan dasi kupu kupu berwarna hitam. Ia baru turun dari mobil bersama ayahnya, kakek nenek, dan Ratna Galih berserta orang tua dan pasangannya masing-masing.
Pak Erwin yang baru tiba dari Jepang tadi malam, kini menggandeng lengan putranya memasuki halaman rumah Pak Rahmad yang sebentar lagi akan menjadi besannya.
Di depan rumah Marisa telah terpasang janur kuning dan beberapa tenda. Beberapa kursi telah tertata rapi. Dengan kursi pengantin berwarna putih yang dibelakangnya dihiasi bunga-bunga.
Elvan tersenyum melihat dekor pelaminannya. Ia merasa deg-degan saat kakinya mulai memasuki rumah Pak Rahmad. Ia disambut oleh Pak Rahmad dan beberapa saudara dan juga tetangga Pak Rahmad.
Elvan masih celingak celinguk, mencari wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.
"Nak Ratna, tolong temani Marisa dikamar ya. Nanti setelah selesai ijab kabul tolong antar kesini." Kata Pak Rahmad kepada Ratna sahabat Marisa.
"Baik om." Kata Ratna yang kemudian pergi ke kamar Marisa.
"Jadi Risa nggak nemenin saya ijab kabul yah?" Tanya Elvan kepada pak Rahmad.
Pak Rahmad tersenyum. "Nanti setelah kalian berdua sah, Risa akan menemani Nak Elvan selamanya." Kata Pak Rahmad yang langsung diikuti tawa orang-orang yang akan menyaksikan pernikahan Elvan dan Marisa.
Elvan semakin berdebar. Pertama kali dalam hidupnya mengucapkan sumpah atas nama Tuhan untuk menjadi seorang suami. Menjadi suami dan imam yang baik untuk keluarganya yang akan ia bina bersama Marisa.
Sementara itu didalam kamarnya, Marisa yang ditemani Ratna kini menggenggam erat tangan sahabatnya itu. Senyum ketegangan begitu terpancar diwajahnya. Sementara Ratna menenangkan sahabatnya yang sebentar lagi akan menjadi seorang istri.
Penghulu yang merupakan saudara kandung Pak Rahmad pun mengisyaratkan acara akan segera dimulai. Pak Rahmad sendiri yang menikahkan Marisa putrinya dengan Elvan yang kini telah menjabat tangannya. Dengan satu tarikan nafas, Elvan pun berhasil mengucapkan kalimat ijab kabul yang disahuti kata 'sah' oleh orang-orang yang dengan haru menyaksikan acara ijab kabul itu. Elvan dan Marisa kini resmi menjadi suami istri.
Nenek Elvan lalu berdiri menjemput Marisa yang masih berada di kamarnya ditemani sahabatnya Ratna.
Pintu kamar terbuka. Risa tersenyum bahagia saat Nenek Elvan masuk ke kamar. Marisa pun menyalaminya.
"Kamu sudah sah jadi cucu nenek." Kata Nenek Elvan.
"Alhamdulillah." Sahut Marisa dan Ratna hampir bersamaan.
Marisa tersenyum bahagia. Ia kemudian keluar kamar diantar Ratna dan Nenek Elvan. Ia berjalan menuju ke arah Elvan yang begitu terpesona dengan pengantin wanitanya.
"Bro, gue berasa kayak dejavu lihat elu terpesona gini sama pesona Risa." Kata Galih yang menggoda Elvan.
"Bisa aja lu." Elvan tak henti menampilkan senyum dan tawa kecilnya.
Marisa semakin dekat dengan Elvan. Elvan yang kini berdiri pun mengambil alih tangan sang nenek untuk menggandeng wanita yang telah resmi menjadi miliknya itu.
"Kamu cantik" Bisik Elvan ditelinga Marisa saat keduanya telah duduk berdampingan.
Marisa tersipu malu. Elvan pun menandatangani buku nikah mereka, lalu setelahnya Pak Erwin mengeluarkan kotak cincin warna merah berbentuk hati.
Elvan pun memasangkan cincin dijari manis sang istri, kemudian Marisa juga memasang cincin di jari manis Elvan. Dan setelahnya ia mencium punggung tangan sang suami. Yang kemudian dibalas dengan kecupan mesrah dari Elvan yang cukup lama di dahinya.
Acara ijab kabul pun selesai. Keduanya langsung melakukan prosesi adat jawa yang sederhana sesuai dengan keinginan Marisa.
Mereka pun akhirnya selesai melakukan prosesi yang oleh warga sekitar disebut panggih/temu manten. Dan kini tengah tersenyum bahagia menghadap para tamu yang kebanyakan adalah tetangga sekitar rumah Pak Rahmad.
"Kamu suka?" Tanya Elvan saat keduanya tengah duduk di kursi pelaminan.
"Mas siapin semua ini?" Marisa balik bertanya.
"Bukan lah. Ayah yang siapin. Mas tinggal bayar aja." Kata Elvan dengan senyumnya.
"Mas, apa ini nggak berlebihan. Jangan buang buang uang lah." Protes Marisa.
"Enggak sayang, aku pengen pernikahan kita itu seumur hidup akan kita kenang terus." Kata Elvan "Buatku, apapun untuk membuatmu bahagia pasti akan Mas lakukan."
"Ini emang buat bahagia mas, tapi jujur apa mas nggak capek?" Tanya Marisa.
"Mas belum capek, tapi nanti malam Mas akan membuat kamu capek." Kata Elvan terkekeh.
"Jadi kamu pulang ke rumah ayah kamu buat menikah Ris?" Tanya Andi yang tiba-tiba telah berdiri didepan Marisa dan Elvan.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Yucaw
😅😅 ada apa nih kacung kampret..kl bertamu yg sopan dong bro..
2023-05-28
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
ciyan deh ... Andi cuma bisa gigit jari ... 😁😁
2023-01-05
0
HNF G
isshh....ada pengganggu dateng. salah sendiri dl risa kau tinggal😏
2022-10-19
0