Jantung Risa berdetak lebih cepat. Ia seperti mendengar suara laki laki yang sejak kemarin tak ia dengar. Berharap suara itu yang akan segera menghubunginya.
"Ris, nanti ayah telfon lagi ya. Ayah mau ke pasar dulu. Assalamu'alaikum." Kata Pak Rahmad terdengar sedang terburu-buru.
"Iya yah, Waalaikumsalam." Risa pun mengakhiri panggilan telfonnya.
Ia menerawang jauh. Pertemuannya dengan Elvan memang lah baru sebentar, namun semenjak mereka menjadi dekat, Risa menjadi terbiasa dengan goda dan rayuan Elvan. Ia jadi lebih sering menghabiskan waktu membalas pesan pesan indah Elvan yang mulai membuatnya berbunga bunga. Mereka pun sering melakukan panggilan video yang hampir tiap malam mereka lakukan.
Suaranya mirip mas Elvan. Apa karena aku tadi memikirkannya ya, aku jadi berimajinasi. Ah, sudahlah aku siap siap ke kantor saja. Batin Risa membuang pikirannya tentang Elvan.
Sementara itu ditempat lain. Elvan dan pak Rahmad pergi menuju pasar kambing. Setelah sedikit perdebatan, akhirnya pak Rahmad mengalah dan mau dibonceng Elvan.
Pak Rahmad memberi petunjuk arah kepada Elvan. Mereka melewati kembali jalanan ditengah hutan jati yang lumayan panjang. Hawa dingin begitu menusuk tulang. Bahkan jaket Elvan pun tak mampu menghalau dinginnya hawa pagi itu. Setelah melewati hutan, mereka disuguhkan pemandangan sawah hijau yang membentang. Sepertinya musim panen masih lama, karena daun daun padi itu masih nampak segar dan hijau. Beberapa butir padi mulai nampak cantik membuat batangnya semakin merunduk. Benar kata pepatah, semakin berisi semakin merunduk, ya, itulah padi.
Elvan menghirup nafas dalam dalam, menikmati oksigen segar yang jarang ia rasakan. Ia terus saja memacu motor bebek milik pak Rahmad itu dengan kecepatan sedang. Karena ia sendiri begitu menikmati pemandangan desa itu. Jarang-jarang kan bisa menikmati suasana sejuk dan tenang seperti saat ini. Apalagi tinggal di kota yang hampir semuanya berisi gedung-gedung tinggi dan bangunan-bangunan rumah. Sangat jarang merasa hawa dingin seperti di desa ini.
Setelah beberapa saat memasuki jalan raya, Elvan membelokkan motornya menuju sebuah lapangan besar. Disana sudah ada banyak kambing kambing yang didagangkan. Pasar yang hampir dipenuhi para laki-laki itu terlihat ramai. Sementara Elvan memarkirkan motornya pada tempat parkir yang telah disediakan.
"Nak Elvan jadi beli perdananya?" Tanya pak Rahmad saat menyimpan helmnya didalam jok motor.
"Iya, jadi pak. Dimana ya belinya?" Tanya Elvan setelah mengambil kunci motor dan menyimpannya disaku.
"Disana, ayo sekalian saya juga mau beli kuota internet."Kata Pak Rahmad mengajak Elvan untuk mengikutinya.
Mereka pun berjalan menuju konter pulsa dekat pintu masuk. Setelah sampai, ia dan Pak Rahmad duduk di bangku plastik yang tersedia. Ponselnya mulai mendapat notifikasi, Ia pun membuka kembali ponselnya. Ada banyak pesan masuk dan panggilan telfon. Dari Galih dan juga Risa pastinya.
Elvan pun memilih perdana dan langsung membayarnya, ia juga membayar kuota yang dibeli pak Rahmad.
"Tidak usah repot repot nak Elvan, saya bawa uang kok." Kata Pak Rahmad setelah Elvan membayarnya.
"Tidak apa pak, lagian juga ini masih ada kembaliannya." Kata Elvan memasukkan uang kembalian itu ke dalam kantong saku celananya.
"Trimakasih Nak." Pak Rahmad tersenyum. "Ya sudah ayo kita kesana lihat-lihat kambingnya." Kata Pak Rahmad menunjuk ke arah kambing-kambing yang di ikat pada tiang tiang yang tersedia.
Merekapun berjalan menuju tempat perdagangan kambing itu. Setelah semakin dekat Elvan pun mulai mencium aroma menyengat khas dari kambing, membuatnya merasa mual dan tak nyaman. Ia pun meminta ijin pak Rahmad untuk menunggu di bangku kosong dibawah pohon yang rindang.
Elvan memeriksa kembali ponselnya. Ia bermaksud membalas pesan pesan yang tadi hanya dibacanya sekilas.
Pesan dari galih yang memberitahukan bahwa Ia telah mengirim email laporan keungan bengkel. Dan juga beberapa pesan dan panggilan tak terjawab dari Risa.
[Assalamu'alaikum mas. Sudah sampai belum?] 14.55
[Mas Elvan sudah buka?] 18.00
[Mas Elvan dimana kok nggak aktif] 19.45
[Mas] 01.00
[Mas, sahur mas] 03.25
[Mas Elvan baik baik saja, kok masih tidak aktif] 05.15
Setelah membaca pesan pesan yang dikirim Risa, Ia lalu menelfonnya.
"Assalamu'alaikum cantik." Sapanya setelah Risa menjawab telfonnya.
"Wa'alaikumsalam mas, Mas Elvan dimana? kenapa nggak bisa dihubungi dari kemarin?" Risa langsung memberondonginya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sedari kemarin meresahkan hatinya.
"Mas udah diluar kota ini cantik, disini emang agak susah sinyalnya. Mas aja ini ke kota buat cari sinyal." Terkekeh mendengar suara Risa yang terdengar tengah mengkhawatirkannya.
"Emang mas dimana sih? Ngapain mas disana?" Suara Risa.
"Kamu kangen ya?" Goda Elvan yang membuat rona merah di pipi Risa yang baru saja selesai mandi itu. Andai saja Elvan melihatnya, akan semakin getol ia menggoda Risa.
"Apa sih mas. Jangan godain aku dong." Kata Risa terdengar mulai kesal.
"Ya kalau kangen mas malah seneng dek." Untuk pertama kalinya Elvan memanggil Risa dengan sebutan Dek. Panggilan yang terdengar begitu mesrah ditelinga Risa. Yang juga membuat Elvan terkekeh.
"Mas jangan panggil gitu, aku malu." Kata Risa semakin tersipu.
"Kenapa malu sih, kan biar mesrah." Kata Elvan masih betah menggoda Risa.
"Ih, Mas Elvan ini bener bener deh. Jadi mas Elvan sekarang dimana?" Kata Risa.
"Mas lagi cari tempat buat nanti kita ijab qabul dek." Malah semakin menggoda Risa.
"Ih,, makin aneh deh Mas Elvan. Emang Mas sudah yakin kalau aku akan nerima lamaran Mas." Tanya Risa balik menggoda Elvan.
"Ya, kalau kamu tolak mas, mas akan pergi jauh dari kamu dek." Jawab Elvan.
Deg. Risa merasa sedih, ia seakan membayangkan jika Ia tak lagi dapat menemukan laki laki seperti Elvan. Lalu Ia akan mendapatkan suami seperti apa. Ia pun merasa Elvan laki-laki sempurna untuknya.
"Jangan mas." Kata kata itu terlontar begitu saja dari mulut Risa.
"Jadi kamu terima kan?" Tanya Elvan. Hatinya semakin yakin, Risa telah membalas perasaannya.
"Dua minggu lagi mas." Jawab Risa.
"Jadi dua minggu lagi kita langsung menikah?" Tanya Elvan semakin berharap.
"Ih, apa sih Mas, mana bisa menikah dalam dua minggu. Mas Elvan makin ngaco' deh, udah ah aku kerja dulu Mas" Kata Risa yang telah siap pergi ke kantor.
"Yaudah, kamu hati-hati kerjanya, jangan mau digodain laki-lali lain ya." Elvan terkekeh, "Nanti sehari setelah lebaran kita langsung menikah." Kata Elvan lagi.
"Terserah Mas deh. Assalamu'alaikum." Risa berpura pura kesal dan mengakhiri panggilannya itu.
"Waalaikumsalam cantik." Elvan pun menatap kembali ponselnya setelah Risa mengakhiri panggilannya.
Elvan tersenyum senyum. Ia mulai membayangkan wajah Risa yang tersipu saat ia menggodanya. Semakin membuatnya rindu.
"Apa itu Risa?" Tanya pak Rahmad yang tiba tiba sudah berdiri disamping Elvan. Mengagetkan saja.
"Eh,, pak Rahmad sudah selesai memilih kambingnya?" Tanya Elvan yang terkejut dengan kedatangan pak Rahmad.
"Belum ada yang cocok. Jadi benar nak Elvan telfon Risa?" Tanya Pak Rahmad.
"I... I... Iya pak." Jawabnya gugup. Apa pak Rahmad mendengar percakapannya tentang pernikahan. Ia bahkan belum mendapat ijin dari pak Rahmad. Tapi ia dengan percaya diri akan menikahi Risa dua minggu lagi. Apakah pak Rahmad akan marah dan tak merestuinya. Pikiran Elvan mulai Kacau.
"Kita bicara dirumah saja Nak, biar lebih nyaman. Saya sebentar lagi juga harus mencari rumput buat stok makan kambing kambing besok." Ajak pak Rahmad dengan serius.
Mereka pun kembali ke rumah dengan saling diam.
Sesampainya di rumah pak Rahmad langsung masuk kedalam rumah diikuti Elvan yang telah memarkirkan motor pak Rahmad.
"Jadi, nak Elvan serius dengan Risa anak saya." Tanya pak Rahmad saat Elvan baru saja duduk di kursi tamu.
"Iya pak, saya serius dengan Risa. Hanya menunggu dua minggu lagi saat Risa menerima lamaran saya, saya akan langsung membawa kakek dan nenek saya melamar kemari." Jawab Elvan dengan mantab. Ia begitu yakin akan diterima oleh Risa.
"Apakah Risa menerimanya?" Tanya pak Rahmad yang menatapnya tajam. Beliau tampak begitu serius.
"Saya tidak tahu apakah Risa menerima saya, tapi saya yakin dia akan menerima saya kalau bapak menerima saya juga." Jawabnya.
Pak Rahmad terdiam, Ia menatap Elvan dalam dalam. Laki laki dihadapannya itu memang terlihat sholeh. Sehabis shubuh tadi pak Rahmad tanpa sengaja mendengar suara Elvan yang sedang mengaji. Suaranya memang merdu, seperti yang pernah dikatakan Risa. Ia tak terlihat seperti laki-laki jahat yang tak bertanggung jawab.
"Kalau bapak mau bukti saya akan membuktikan kesungguhan saya." Kata Elvan lagi setelah pak Rahmad diam.
Pak Rahmad masih terlihat bingung. Ia tidak menyangka bahwa putrinya akan segera mendapat jodoh yang memang sesuai dengan keinginannya.
"Ikut bapak cari rumput di hutan. Nanti setelah kita pulang, Nanti kita bicarakan lagi." Kata pak Rahmad yang diterima dengan antusias oleh Elvan.
Mereka berjalan memasuki hutan. Pak Rahmad yang biasanya menggunakan motor itu sengaja mengajak Elvan jalan kaki. Menurutnya laki laki yang mau bersusah payah adalah laki laki yang pantas dijadikan suami.
Pak Rahmad memberi contoh cara mencari rumput. Dan mana saja jenis rumput yang disukai kambingnya. Elvan yang memiliki otak cerdas dengan cepat menyerap apa yang pak Rahmad ajarkan.
Hingga dalam waktu sekejap saja karungnya telah penuh. Sementara karung pak Rahmad baru terisi setengahnya. Elvan pun membantu pak Rahmad memenuhi karungnya. Pak Rahmad terseyum bangga.
Setelah itu mereka pulang dengan membawa dua karung penuh rumput segar. Diperjalanan pulang, Elvan yang hanya memakai sandal japit berkali kali menginjak duri, dan akhirnya membuat kakinya gatal gatal. Namun Ia tak ingin menunjukkan kepada Pak Rahmad.
Setelah sampai rumah, pak Rahmad langsung menuju kandang kambing yang letaknya berada di belakang rumah. Kambing pak Rahmad ada sembilan ekor. 2jantan, 4betina dan 3 anak anak kambing yang masih menyusu pada induknya masing-masing.
Pak Rahmad pun menyuruh Elvan untuk mandi dan bersiap sholat jum'at.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Yucaw
ujiannya nyari rumput bareng calmer ya mas Elvan..gak papa,sabar..ikhlas..nnt balasannya bidadari surga..😂😂 hebat lo langsung bs cari rumput dgn cepat,pdhl aku yg biasa hidup d desa aja gak bisa tuh..lamaaa bgt misal potong rumput..🙈🙈
2023-05-28
0
bunda syifa
serasa lagi pulang kampung Thor, tapi kampung q jauh dari hutan meskipun d pedesaan
2022-12-03
0
HNF G
ceritanya lbh rasional😌👍
2022-10-19
0