Bab. 20. Bella ku sayang Bella ku malang

Seminggu kemudian keadaan masih sama tanda tanda Bella siuman pun masih belum ada juga. Orang tuanya sangat terpukul. Mereka merasa harapan itu semakin kecil di tambah lagi kondisi Bella yang beberapa kolaps namun ia masih bisa berjuang. Aurora tak pernah absen melihat sahabatnya itu. Ia tahu betul jika keberadaannya tidak di inginkan oleh orang tua Bella, Ia harus kucing - kucingan jika ingin melihat Bella. Dan Yudis selalu di sampingnya. Ia hampir saja lupa dengan tujuan awalnya berada di tengah - tengah bahaya. Ia juga belum mengetahui dengan jelas siapa orang di balik penculikan Bella. Ia tak bisa diam saja, masih banyak tanda tanya di kepalanya ketika ingatannya mengulang kembali kejadian itu ketika Bella mengatakan sesuatu yang membuatnya makin waspada

"Kamu mau ngomong apa Bell" ujar Aurora sambil mendekatkan telinganya ke arah bibir Bella

"Ternyata kita... agh kenapa jadi seperti ini, Ra.."

"Berhenti bicara, darahnya keluar terus" sambil menekan luka tembaknya

"Hah... Ra... ki...ta... orang itu...se... " ujarnya terbata dan langsung tak sadarkan diri

"Bell,.. Bella.... bangun Bella... jangan tinggalin gue... lu satu - satunya yang gue punya, Bella... Beeeelllllaaaaaaaaaa" teriak Aurora

Ingatan itu terus terngiang di kepalanya. Potongan kata yang Bella ucapkan masih menjadi teka - teki baginya. Ia harus mengatur strategi lain jika ingin tetap hidup dan tidak mati konyol di tangan mereka. Tak ada lagi yang bisa ia percaya sekalipun bawahan ibunya keluarga Sanjaya. Ia selalu menyalahkan dirinya jika saja ia bisa memilih terlahir di keluarga mana,maka ia ingin lahir di keluarga yang jauh dari kata permusuhan. Harta dan kekuasaan menjadi akar dari segala masalah dalam hidupnya, kehilangan orang tua keluarga bahkan kasih sayang dari mereka semua ia tak pernah dapati. Lagi dan Lagi bersembunyi adalah pilihan terbaik namun bukan berarti lari dari masalah ini belum di mulai pikirnya. Sejak tadi ia masih termanggu di kursi tunggu koridor yang sangat sepi menanti hasil yang membuatnya sedikit takut. Ini bukan sepenuhnya hanya kebetulan saja, pikirannya kalut saat itu namun sesuatu menggelitik dalam hatinya hingga kini ia berada di sini.

"Nona Aurora Putri!" Seru salah satu petugas

"Iya,saya..."

"Silahkan masuk dan kami akan menjelaskan hasil tesnya pada anda"

"Baik," ujarnya sambil mengikuti petugas itu masuk kedalam ruangan dokter

"Silahkan duduk,Mbak" ujar dokter

"Terima kasih."

"Jadi hasil laboratoriumnya sudah keluar dan saya akan menjelaskan hasilnya bahwa di sini 99 persen ada kecocokan antara anda dan juga Nona B."

"Cocok dokter... tapi bagaimana bisa itu terjadi, orang tua saya hanya memiliki satu orang anak dan itu saya. Tidak mungkin saya memiliki saudari dokter"

"Hhhhhmmm, begini Nona hasil ini sudah menunjukkan bahwa DNA anda dan bersangkutan memiliki kesamaan dan nyaris sama, dan saya bisa pastikan bahwa kamu dan nona B ini saudara kembar. Tepatnya kembar identik"

"Saya... ini tidak masuk akal kan dokter..."

"Saya mengerti perasaan anda Nona, tapi ini kenyataannya bahwa anda memiliki kembaran"

'Ya Allah ternyata,,,,dugaan ku benar. aku dan dia saudara, tapi bagaimana bisa dan.... aku harus mencari tahu' Batinnya

"Ia dokter saya hanya syok saja... bagaimana bisa..."

"Saran saya cobalah untuk menerima ini dan mulai mencari tahu kebenarannya."

"Anda benar dokter" ujarnya.

***

Ia berjalan menyusuri koridor laboratorium terpadu dengan pikiran yang masih melanglang buana jawaban pertama harus ia dapatkan dari Bi Inah. Dia adalah orang yang sudah bekerja pada keluarga sanjaya sangat lama dan sedikit banyaknya dia tahu rahasia apa yang terjadi di keluarga sanjaya. "Aku harus menemuinya, tapi....demi Bella" gumamnya. Ia setengah berlari meninggalkan gedung itu dan menahan taxi yang lewat. "Bawa saya ke alamat ini Pak" ujarnya sambil menyodorkan selembar kertas yang berisikan alamat tujuannya. Sekitar satu jam perjalanan ia tempuh sampailah ia. Kali ini ia melangkah menuju gedung yang sangat megah Rumah sakit Sentosa. Sejenak ia berdiri menghela nafasnya panjang dan mulai memantapkan langkahnya.

Flasback On

" Aku harus menemuinya,Tapi....Demi Bella" gumamnya. Mengambil ponsel miliknya lalu menelpon seseorang

"Halo.... akhirnya..."

"Non... apa kabarnya"

"Baik Bi... eeemmm Bi Aulia boleh ketemu Bibi kan...Bibi di rumah"

"Bibi ngak lagi di rumah Non.. Bibi lagi di Jakarta, Nengokin temen Bibi yang lagi sakit"

"Siapa Bi, Dimana.."

"RSU Sentosa, Kamar Mawar 405 lantai 3. Ketemunya di sini saja ya, Non"

"Ia,Bi Aulia ke sana sekarang" Serunya

Flasback Off

Ia melangkah masuk kedalam gedung di carinya kamar yang di sebutkan. Hingga beberapa saat ia menemukan kamar yang ia tuju. " Mawar 405... ini dia"

tok.. tok... tok...

Ia membuka pintu itu dan masuk. Ia menyapu setiap sudut ruangan itu. Ia sedikit terkesima dengan desain ruangan itu nampak seperti sebuah kamar suit hotel bintang lima pikirnya. Ia melangkahkan lagi kakinya di sana nampak wanita paruh baya yang sangat ia kenal dan seseorang yang sedang terbaring dengan alat ventilator dan beberapa alat penunjang lainnya beberapa monitor ekg terpasang. Suara deru mesin senada mengalun dengan detak jam dinding di ruangan itu. Aurora tak bisa berbicara saat ini ia hanya terdiam mengamati wajah di balik ventilator itu. Hatinya mulai bergetar namun ia singkirkan rasa itu. Ia mengenali wajah iti sama persesis dengan gambar yang ia dapat dari Rehan sekretaris pribadi Kakek dan ibunya. Ia mulai mendekat dan menyentuh pundak wanita Paruh baya itu

"Bi.... "

"Non... Maaf Bibi ngak denger kalau Non sudah sampai. Ayo Non kita duduk di sofa saja"

"Iya, Bi.." ia mengikuti langkah kaki Bi Inah

"Maaf,Non mungkin banyak pertanyaan di kepala Non tentang apa yang Non lihat saat ini."

"Ya, Saya rasa begitu, Bi tapi ada yang sangat penting,Bi..."

"Apa itu,Non..."

"Begini Bi...Bibi sudah lama bekerja dengan Keluarga Aulia. Bibi pasti tahu semua tentang keluarga Aulia kan,Bi...Ibu, Ayahku."

"Ya tapi Bibi tidak tahu semuanya Non.. memangnya ada apa,Non sampai Non bertanya hal itu pada Bibi"

"Hhhhhhmmm.... Bi Apa ibuku melahirkan anak kembar saat ia bersalin dulu."

"Iya,Non... Setahu Bibi ada dua bayi perempuan tapi... "

"Tapi kenapa,Bi...jujur sama Aulia ada apa sebenarnya dengan Bibi...Apa Bibi menyembunyikan sesuatu dari Aulia, Bi"

"Ti... tidak Non..."

"Lalu..."

"Mungkin saatnya Bibi menceritakan hal ini. Bibi merasa bersalah dan berdosa dengan kamu dan Ibumu, Nyonya Amelia. Kamu lihat wanita yang terbaring di sana. Dia adalah Adik Bibi Rianti." ujar Bi Inah

"Rianti...bukannya dia sudah meninggal karena depresi"

"Tidak Non... Seseorang mencoba membunuhnya dan pertanyaan Non tadi ada kaitannya dengan Dia"

Flasback on

Hari mulai gelap sepasang suami istri sedang berjalan menuju ruang kamar bersalin yang sudah di persiapkan jauh jauh hari. Sang Suami begitu cemas menanti kelahiran anaknya. Ia sungguh tak sabar ingin melihat dua putri kecilnya. Hingga beberapa jam sang istri berhasil melahirkan bayi mungil nan lucu. Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama dokter yang menangani persalinannya menyatakan bayi kembar mereka hanya satu yang bisa di selamatkan. Hati keduanya hancur mereka belum melihat wajah lucu dari kedua bayi itu namun mereka harus menerima kenyataan bahwa semua hanyalah titipan.

Flasback off

"Saat itu Adik,Non di nyatakan meninggal dunia,tapi saya tidak tahu bagaimana bisa terjadi bayi itu berada dalam gendongan adik Bibi, Non. Dan saya tahu persesis jika bayi Adik saya meninggal setelah beberapa menit di lahirkan"

"Saya beri tahu padanya, bahwa bayi itu adalah bayi Majikan saya, Non. Tapi adik saya memohon dan terus memohon agar saya tidak mengambilnya. Ia hanya bercerita bahwa seseorang telah memberikan bayi itu padanya. Ia juga sangat takut jika suaminya tahu bahwa anak mereka meninggal pasti lelaki itu akan meninggalkannya dan pergi bersama istri sahnya."

"Maafkan saya,Non selama ini telah menutup rapat rahasia ini dari siapapun. Saya salah Non... Maafkan saya"

"Bi, saya tidak tahu mau bicara apa, tapi saya lega bahwa saya tidak sendiri..."

"Iya, Non tapi beberapa tahun setelah kejadian itu,Sekar anak yang berada pada Adik saya di culik seseorang Non dan mengancam adik saya dan suaminya jika tidak melakukan sesuatu yang saya juga tidak tahu persis,Non."

"Saya paham,Bi...saya harus cari siapa orang itu. Bibi jaga tante Rianti dia yang tahu siapa penculik itu."

"Iya, Non... "

Ia melangkah mendekati ranjang. Di amatinya wajah tak berdaya wanita yang masih terlihat cantik meski dalam keadaan vegetatif " Aku mohon bertahanlah demi Bella,Tante" gumamnya kecil di telingga wanita itu.

***

Sementara di rumah sakit Medica. Kondisi Bella belum ada kemajuan sama sekali hingga ia beberapa kali drop namun kembali stabil. Hal ini membuat para dokter mengambil keputusan bahwa Bella mengalami gangguan gelombang otak yang menyebabkan ia koma lebih tepatnya vegetatif. Keadaan koma yang panjang

" Maaf Bu, Pak, kami akan terus berusaha melihat perjuangan anak bapak untuk hidup sangatlah kuat ini terbukti beberapa kali drop namun masih bisa bertahan"

"Dan saya sarankan agar anak bapak bisa mendapatkan perawatan yang lebih intens lagi"

"Baik,dokter...kami sudah putuskan akan membawanya ke Kanada. Kami akan tinggal di sana dan akan merawat dia di rumah sakit terhebat di eropa. "

"Baik Bu,Pak kami akan persiapkan pemindahan pasien"

"Baik dokter"

Mereka keluar ruangan itu dan berjalan menuju ruang rawat Bella. Nampak dari kejauhan mereka melihat sosok Aurora dihadapan kamar milik anaknya. Hati Mira mulai mengeras pada gadis itu entah karena dirinya yang membuat Bella menjadi seperti ini atau mungkin ia sudah mulai menyadari bahwa gadis itu adalah saudari dari anaknya. Ada banyak ketakutan dalam dirinya, takut kehilangan permata hati miliknya meski bukan berasal dari darahnya, namun cintanya pada Bella yang begitu besar mengalahkan ikatan darah sekalipun. Ia begitu takut jika rahasia tentang sosok Bella dan Aurora terungkap itu akan membuatnya kehilangan segalanya bukan hanya Bella namun segalanya. Pikirannya menerawang bayangan masalalu yang selalu memburunya, namun ia selalu mencoba meyakinkan dirinya bahwa hal itu bukan kesalahan dirinya sepenuhnya. Kejadian saat ia susah payah menyelamatkan Bella kecil yang nyaris tewas dalam sebuah penyekapan dan kejadian itu sungguh membuatnya takut. Ia sudah kehilangan sahabat yang sangat berarti dalam hidupnya Ibu Bella. Ia tepis ingatan itu dari pikirannya melangkah maju dan kini ia sudah berhadapan dengan gadis itu Aurora.

"Masih berani kamu tampakkan batang hidung mu di sini rupanya"

"Ma jangan seperti itu, Aurora hanya menjenguk Bella dia tidak berbuat yang aneh aneh"

"Tapi,Pa Bella koma gara - gara dia kan. Dan kamu sebaiknya pergi dari sini. Saya tidak ingin kondisi Bella memburuk karna kamu"

"Maaf,Tante saya hanya ingin melihat dia. Saya tidak pernah membawa hal negatif pada Bella."

"Biarlah,Ma dia melihat Bella terakhir kalinya "

"Terakhir kalinya,Om Maksudnya"

"Ya kami akan membawa Bella keluar negri. ini demi kesembuhan dia."

"Tapi Om... Kenapa secepat ini. Aku mohon Om jangan bawa Bella pergi Om. Saya mohon Om, Tante. " ujarnya sambil memelas tanpa terasa butir airmata lolos di kedua pipinya

"Om tahu kalian sangat dekat tapi kami butuh dukungan kamu sebagai sahabat Bella. Kamu harus merelakan dia, Ra. Om sangat paham perasaan mu kami juga menyayangi Bella sama seperti mu. Tapi Bella harus mendapatkan perawatan yang lebih banyak dan canggih."

"Sebaiknya kamu pulang, Ra. Lihat Bella terbujur tak berdaya karna kamu."

"Tante, kenapa Tante seperti ini pada saya, teramat membenci saya. Apa karna saya saudara kembar Bella tante?"

"Apa..." keduanya saling menatap penuh tanya. Ketakutan jelas terlihat dari raut wajah Mira. Namun berbeda dengan suaminya yang nampak lebih tenang meski kegugupan sempat melandanya.

"Kamu bicara apa,Ra.... Bella itu anakku...dia lahir dari rahimku camkan itu" sentaknya

"Tante ngak usah menutupi hal ini lagi. Saat pertama aku melihat Bella dan bertukar tempat dengannya saya seperti berkaca melihat diriku sendiri,Tante. Dan satu hal lagi jika saya tahu ada sesuatu di balik sikap Tante selama ini bersiaplah untuk kehilangan segalanya tante. Mungkin saat ini saya belum punya bukti kuat tentang semua ini, tapi kami punya kekuatan batin yang bisa merasakan satu sama lain dan semua itu tidak bisa terbantahkan."

"Kamu mengancam saya, hah!!!"

"Saya tidak mengancam Tante, hanya memperingatkan Tante dan Om tentang Rahasia belasan tahun lalu. Tante mengira saya hanya gadis polos yang bodoh, hahaha kalian salah besar"

"Kau..." ujarnya sambil melayangkan tangannya ke pipi kiri Aurora namun di tepis dengan mudah olehnya

"Ada apa,Tante mau menampar saya. Tidak semudah itu. Ingat saat ini saya relakan saudara saya berada pada kalian, tapi jika terjadi sesuatu padanya kalian akan merasakan akibatnya." ujar Aurora sambil meninggalkan mereka yang masih termanggu dengan tindakan Aurora yang diluar dugaan mereka. Hal yang di takutinya selama ini terjadi rahasia besar tentang buah hatinya sudah tercium seseorang dan itu artinya nyawa mereka bisa saja terancam. Akhirnya mereka memutuskan untuk membawa Bella lebih cepat dan mengaburkan semua informasi kepindahan mereka. Hal itu sangat mudah bagi seorang Kurniawan.

***

Bella ku sayang Bella ku malang, aku bahkan tak pernah menyangka jika dirimu adalah diriku yang lain. Kita tak pernah tahu dan saling merindukan merasakan sakit yang tiba - tiba meski aku ataupun dirimu sedang baik - baik saja. Kita di pisahkan oleh sebuah keambisian harta yang menyesatkan. Rindu yang selama ini aku rasakan bukan semata rindu pada ibu namun rindu yang ditujukan pada dirimu yang tak pernah aku tahu. Ketika semua terlihat jelas bagiku kita di pisahkan oleh hal yang tak pernah terduga. Kembalilah jika kamu tersesat aku menunggu mu di ujung jalan yang sama dengan mu. Aku takkan pernah kemanapun, Meski aku begitu takut jika aku tak menemukanmu lagi di jalan yang sama. Bella ku sayang aku seperti bermimpi memiliki saudara. Apa kau tahu saat kecil aku selalu iri dengan mereka yang bisa berbagi apapun dengan saudaranya kata adik kakak begitu sangat aku dambakan meski aku merasakan memiliki hubungan itu namun kini dengan tanganku sendiri telah hancur. Kau pernah bertanya hal apa yang paling aku sukai dalam hidupku, Kamu adalah hal yang paling aku sukai karna melihat diriku versi yang lain. Bertahanlah, seberapa lamapun bertahanlah aku akan datang menjemput dirimu meski kini aku tak tahu di mana adanya dirimu. Aku merindukan tawamu, sikap konyol mu, ceriamu, dan omelan khas ibu - ibu komplek yang hobinya gibah. Kerempongan dirimu yang bertanya ini dan itu yang kadang membuatku sakit kepala tapi aku sangat menikmati moment itu. Aku yang menjadi kaku dan dingin namun jika bersamamu aku seperti air sungai yang mengalir apa adanya.

TBC

Terpopuler

Comments

Azzikra

Azzikra

🥺🥺🥺🥺

2022-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab. 6
7 Bab 7 Viral
8 Bab. 8 Keputusan
9 Bab. 9 Kisah yang berbeda
10 Bab. 10 memulai dari mana
11 Bab. 11 Pertemuan
12 Bab. 12 permulaan
13 Bab. 13 Sore di pantai Alexandria
14 Bab. 14 OSPEK
15 Bab. 15 Primadona Kampus
16 Bab. 16.Hal tak terduga
17 Aku bukan Dia
18 Bab. 18.Aku Bukan Dia ( 2)
19 Bab. 19. Bertahanlah
20 Bab. 20. Bella ku sayang Bella ku malang
21 Bab. 21. Hari hariku tanpa kamu
22 Bab. 22. Sang Pewaris
23 Bab. 23. Ternyata
24 Bab. 24.Dunia Aurora
25 Pulangnya Dipta dan Duka Bi Inah
26 Bab. 26 Kekecewaan Dipta
27 Bab 27. Aku Mencintaimu,Mas
28 Bab. 28. Romansa Cinta dan Kenyataan
29 Bab. 29 Rasa yang aneh terulang lagi
30 Bab. 30 Rasa tak percaya
31 Bab. 31 Kekecewaan Yudis
32 Bab. 32. Makan Malam
33 Bab. 33. Penyesalan yang tiada arti
34 Bab. 34 Kabar Buruk
35 bab 35. kisah yang sebenarnya
36 Bab. 36. Dia Butuh Kamu
37 Bab. 37. Permainan Di Mulai
38 Bab. 38. Permainan Di Mulai 2
39 Bab. 39. Harapan, Adalah mimpi di saat kita terjaga.
40 Bab. 40. Yakin semua akan baik saja
41 Bab. 41. Kenyataan
42 Bab. 42. Kembalilah, Aku mohon
43 Bab. 43. Pertemuan Kita
44 Bab. 44.Pertemuan Kita (2)
45 Bab. 45. Tentang Rasa kita
46 46. Kejutan apalagi ini
47 Bab. 47. Semoga ini selamanya
48 Bab. 48. Honeymoon vs selesaikan masalah
49 Bab. 49. Sekarang sudah berakhir
50 Bab. 50 Ragaku Hidup, Jiwaku mati
51 Bab. 51.Tuhan Bisa kah Aku egois
52 Bab. 52. Menang jadi Arang Kalah jadi Abu
53 Bab. 53.Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu (2)
54 Bab. 54. Melepas mu pergi
55 Bab. 55. Awal yang Baru
56 Bab. 56. Kamu itu cintaku titik tidak ada koma
57 Bab.57. Bukan hanya sebatas Cinta
58 Bab. 58.Izinkan aku mencintai
59 Bab. 59. Tak Terduga
60 Bab. 60.Benar Perasaan Ini
61 Bab. 61 Pilihan
62 Bab. 62.Menjemput Bahagia
63 Bab. 63. Anugerah Terindah
64 Extra Part
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab. 6
7
Bab 7 Viral
8
Bab. 8 Keputusan
9
Bab. 9 Kisah yang berbeda
10
Bab. 10 memulai dari mana
11
Bab. 11 Pertemuan
12
Bab. 12 permulaan
13
Bab. 13 Sore di pantai Alexandria
14
Bab. 14 OSPEK
15
Bab. 15 Primadona Kampus
16
Bab. 16.Hal tak terduga
17
Aku bukan Dia
18
Bab. 18.Aku Bukan Dia ( 2)
19
Bab. 19. Bertahanlah
20
Bab. 20. Bella ku sayang Bella ku malang
21
Bab. 21. Hari hariku tanpa kamu
22
Bab. 22. Sang Pewaris
23
Bab. 23. Ternyata
24
Bab. 24.Dunia Aurora
25
Pulangnya Dipta dan Duka Bi Inah
26
Bab. 26 Kekecewaan Dipta
27
Bab 27. Aku Mencintaimu,Mas
28
Bab. 28. Romansa Cinta dan Kenyataan
29
Bab. 29 Rasa yang aneh terulang lagi
30
Bab. 30 Rasa tak percaya
31
Bab. 31 Kekecewaan Yudis
32
Bab. 32. Makan Malam
33
Bab. 33. Penyesalan yang tiada arti
34
Bab. 34 Kabar Buruk
35
bab 35. kisah yang sebenarnya
36
Bab. 36. Dia Butuh Kamu
37
Bab. 37. Permainan Di Mulai
38
Bab. 38. Permainan Di Mulai 2
39
Bab. 39. Harapan, Adalah mimpi di saat kita terjaga.
40
Bab. 40. Yakin semua akan baik saja
41
Bab. 41. Kenyataan
42
Bab. 42. Kembalilah, Aku mohon
43
Bab. 43. Pertemuan Kita
44
Bab. 44.Pertemuan Kita (2)
45
Bab. 45. Tentang Rasa kita
46
46. Kejutan apalagi ini
47
Bab. 47. Semoga ini selamanya
48
Bab. 48. Honeymoon vs selesaikan masalah
49
Bab. 49. Sekarang sudah berakhir
50
Bab. 50 Ragaku Hidup, Jiwaku mati
51
Bab. 51.Tuhan Bisa kah Aku egois
52
Bab. 52. Menang jadi Arang Kalah jadi Abu
53
Bab. 53.Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu (2)
54
Bab. 54. Melepas mu pergi
55
Bab. 55. Awal yang Baru
56
Bab. 56. Kamu itu cintaku titik tidak ada koma
57
Bab.57. Bukan hanya sebatas Cinta
58
Bab. 58.Izinkan aku mencintai
59
Bab. 59. Tak Terduga
60
Bab. 60.Benar Perasaan Ini
61
Bab. 61 Pilihan
62
Bab. 62.Menjemput Bahagia
63
Bab. 63. Anugerah Terindah
64
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!