Nampak awan bergelayut di langit terik tak menghalanginya. Di langkahkan kakinya menapaki halaman sekolah yang nampak ramai riuh. Hari ini acara penyerahan ijazah dan penyerahan beasiswa ke perguruan tinggi. Gadis itu nampak menghela nafasnya dengan panjang. Kali ini Bi Inah tidak bisa menghadiri acara tersebut di karenakan sibuk mengurus keperluannya ke Kairo untuk menghadiri wisudah anaknya Dipta. Ia sudah masuk di gedung aula sekolahnya. Ia duduk di barisan ketiga dari depan,jujur saja saat ini jiwanya tak berada bersama raganya entah jiwanya kini melayang kemana sejak tadi dia hanya diam dan tak banyak bicara meski teman - temannya sedari tadi mengajaknya berbincang. Lima belas acara tengah berlangsung riuh gemuruh tepukkan tangan para hadirin membuyarkan lamunannya. Yach lamunan akan nasib dirinya nanti,lamunan tentang kematian ibunya yang janggal membuat waktunya tersita dan rasa penasarannya semakin menjadi - jadi saat tak mendapatkan jawaban yang pas di hatinya
flasback
"Bi... Aulia mohon ceritakan yang sebenarnya tentang Ibu, Aulia hanya ingin tahu siapa dan kenapa orang itu berbuat jahat pada keluarga Aulia, Bi"
"Maaf kan Bibi,Non...Bibi juga ngak tahu siapa orangnya. Saat di rumah Non terakhir kali sebelum kita melarikan diri Bibi hanya melihat beberapa bodyguard keluarga Ayah Non datang, Setelah itu hanya Ibu,Non yang tahu."
"Apa benar,Bi....Bibi tidak tahu menahu soal kematian Ibu Aulia"
"Ti... tidak Non... Bibi bersumpah"
'Aaaggghhh sial bukan jawaban seperti ini yang aku inginkan. Aku harus bertindak sendiri'
"Huuufttt...Aulia ke kamar Bi" ujarnya Lesu. Ia sudah tak ada daya untuk melanjutkan perdebatan yang tidak berujung dan hanya berputar - putar saja.
"Maafkan Bibi,Non
"Hhhhhmmmm" ujarnya sambil berlalu
'Maafkan Bibi Non belum waktunya Non tahu apa yang sebenarnya terjadi'
flasback Off
Kini Namanya sudah menyeruak di setiap sudut ruangan semua mata tertuju padanya. Ia hanya terdiam tanpa ekspresi apapun
"Ra... Nama loh tuh di panggil... "
"Haaah... apa'an"
"Nama, Lu... Maju gih..."
"Ngapain...?"
"Ya ilah... Neng nama Lu tuh dari tadi di panggilin buat maju ke podium.. cepetan"
"Kok aku ngak denger yach"ujarnya sambil menggaruk tengkuknya
"Ngelamun sih lo... maju gih" seru Bella salah satu sahabatnya
"Sekali lagi Kami panggil kan siswi berprestasi kita. Aurora Putri S. segera maju ke podium memberikan kata - kata sambutannya." ujar pembawa acara yang sejak tadi menunggu sosok yang di panggilnya. Aurora pun maju dengan langkah yang mantap, setelah mengimpulkan segaja pikiran dan jiwanya menyatu. Semua mata tertuju pada gadis cantik yang menggunakan kebaya yang melekat di tubuh semampainya dengan rambut yang di ikat sekenanya, namun membuatnya makin terlihat cantik. Kini Ia sudah berada di podium, di sapunya semua seisi ruangan dan menghela nafas panjangnya
"Aurora silahkan sambutannya" ujar pembawa acara itu dan di jawab anggukan oleh Aurora
"Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatu,terima kasih atas kesempatannya dan saya juga meminta maaf karna membuat semua yang hadir menunggu. Maafkan saya... eeemm hari ini adalah hari dimana kami menerima hasil kerja keras kami selama 3 tahun menimba ilmu, dan hari ini merupakan titik awal bagi kami para alumnus SMA Bakti persada menginjakkan dunia luar yang lebih luas untuk mengarungi ilmu yang lebih banyak lagi menambah wawasan dan yang terpenting adalah pengalaman. Semoga pesan - pesan dan pengajaran yang kami terima saat sekolah dulu menjadikan bekal untuk kami mengarungi semua itu. Semoga doa dan harapan guru- guru kita serta orang tua menjadi kenyataan dan dapat membanggakan kalian semua. Kami mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada Orang Tua kami di sekolah, Ibu, Bapak Guru atas apa yang telah di berikan pada kami, yang tadinya tak tahu menjadi tahu, yang tadinya tak bisa menjadi bisa. Dan terimakasih juga kepada orang tua yang telah mendukung kami. Sekian sambutan dari saya mewakili teman - teman sekalian. Terima kasih. Assalamualaikum" ujarnya lalu turun dari podium di sambuk tepukan gemuruh yang berada di sana.
Kini acara penyerahan penghargaan serta beasiswa bagi sepuluh besar juara umum. Dan yang mendapat peringkat pertama adalah Aurora Putri S dan di ikuti oleh peringkat seterusnya. Selesai acara Aurora berniat pulang lebih awal namun langkahnya terhenti ketika Pak Herlambang Kepala sekolah tempatnya ia menimba ilmu dulu memanggilnya
"Maaf, Iya ada apa Pak"
"Ogh... Aurora selamat atas prestasi kamu. Begini Bapak mau memperkenalkan kamu dengan Pemilik Yayasan sekolah Kita." ujarnya. Aurora langsung menoleh ke arah yang di tujunya
"Pak ini Aurora Putri S. Yang mendapat peringkat pertama di sekolah kita dan sekabupaten bandung"
"Ogh... Ya... wah ternyata dia gadis yang hebat. Hendrawan wiguna"
'Wiguna' batin Aulia
"A... Aurora Putri S, pak " ujarnya sambil menjabat uluran tangan pria itu
"Nama yang cantik, Tapi S itu singkatan apa, Maaf saya sedikit penasaran"
"Agh itu... nama pham keluarga pak..."
"Ogh boleh saya tahu..."
'Aduh bagaimana ini, kata si Mbok kan ngak boleh bilang kesiapapun'
" S... itu Sastrowirjo, pak... saya berasal dari Surabaya hanya ikut Bibi di sini"
"Ogh begitu... sekali lagi selamat yach... semoga sukses" ujarnya
"Terima kasih,Pak"
"Kami permisi ya,Nak" imbuh Pak Herlambang
"Baik, Pak..." Ujar Aulia masih berdiri di tempatnya sambil memandangi Lelaki yang baru berkenalan dengannya
'Hendrawan Wiguna' gumamnya sambil tersenyum tipis
Ia pun melangkah keluar gedung. Teman - temannya nampak berkumpul di dekat gerbang sekolah. Saat ia mulai mendekat, salah seorang menghentikan langkahnya. Aulia hanya diam dan mencoba tenang
"Ada Apa Pras...?"
"Kenapa kau sombong sekali, mentang mentang jadi anak cerdas di sekolah ini sudah belagu"
"Aku tidak ada urusan denganmu, Minggir aku mau lewat" ujarnya sambil mencoba melangkahkan kakinya ke arah samping Pras namun Ia masih menghalanginya
"Kenapa Buru - buru, santailah.... " ujarnya sambil memegang pundak kiri Aulia. Namun di tepis dengan Aulia
"Wiiiiieeeehhhh.... belagu banget nih cewek, seret dia ke belakang sekolah"
"Eeeghhh apa - apaan ini,Lepasin ngak "
"Bawa dia"
Aulia hanya menuruti permainan mereka. sesampainya di belakang sekolah, di sana sangatlah sepi hanya ada tumpukan meja dan kursi yang sudah usang. Aulia masih bisa mengontrol emosinya
"Lepaskan kataku!!!" teriaknya
"Aduh sayang... jangan harap..."
"Kalian sudah siap dengan peralatan dan posisi kalian... "
"Siap bos" salah seorang kawannya sambil memegang ponsel sembari merekamnya dan di siarkan langsung ke akun medsos
"Kalian jangan macam - macam ya... aku tidak punya masalah dengan kalian semua. Anak tengik" ujar Aulia
"Siapa bilang... Kau membuat adik kesayanganku menderita karna cintanya kau tolak"ujar Pras sambil mendekatkan tubuhnya sedang yang lain masih memegangi kedua tangan Aulia dan yang lainnya masih sibuk dengan kamera mereka.
"Hahhaha....Aku tidak pernah merasa adikmu menyatakan cintanya padaku."
"Jangan pura - pura bodoh yach"
"Aku hanya bilang sedang tidak ingin menjalin asmara dengan pria manapun. Aku dan adikmu sebatas teman tidak lebih. Jadi aku mohon lepaskan aku"
" Itu sama saja menolaknya" ujarnya kesal
"Tidak.. "
"Iya... "
"Tidak" ujar Aulia dengan gaya slengeannya
'Anak ini lugu apa bodoh sih' batin Pras
'Pasti kau bilang aku bodohkan. Aku ikuti permainan mu Pras' Batin Aulia
"Bawa ke gudang gilir dia" ujar Pras
"Serius Lo..." salah satu temannya
"Seriuslah... bawa cepat"
"Kalian mau bawa aku kemana... awas ya.. "
"Diaaaamm"
Mereka lalu membawanya ke sebuah gudang tempat penyimpanan barang yang sudah tidak terpakai. Salah seorang temannya menghempaskan tubuh aulia hingga terjungkal ke tanah. Mereka sudah siap dengan niat jahat mereka. Aulia masih meringis kesakitan mencoba mengumpulkan tenaganya hingga Ia mulai siap. Pras maju lebih dulu di pegangnya tangan Aulia namun
"Aaaaaaaaaaaaa.." Serunya
Bruuuk... buuuuk....buuuuk
Hanya tiga gerakan yang dilakukannya Pras limbung dan tak sadarkan diri. Hingga yang lain terperanjat kaget melihat aksi Aulia yang secepat kilat. Bagas masih merekam dengan handphonenya sesekali dia melirik kolom komentar
"Gila Lu pada... woy... bejat lo... "
"Waaah... Good girl... rasaain tuh Pras..."
"Lapor Kepsek dong... apaan nih... penganiyaan nih.... lapor polisi woy...kasian tuh cewek"
lanjut ke petarungan mereka
"Pras... Pras bangun Lo... lu apain temen gue"
"Mainlah..."
" Emang kalian mikir apa... tadi kalian bawa aku kesini buat gilir aku kan.. Ayo cepetan jangan jadi banci lu semua"
"Apa!!!..." ujar Gilang lalu mulai melayangkan tinjuannya namun sayang ia hanya meninju angin.Gerakan Aulia sangat cepat dan kini tangan Aulia sudah memegang tangannya lalu satu tangan lagi mulai menyiku rahang Gilang, Kemudian menendang perut dengan lututnya dan bogem terakhir di layangkan ke dagu Gilang dan tumbang.
Melihat teman mereka sudah tak berdaya. Yang lainnya ikut menyerang bersamaan. Dan lagi lagi Aulia bukan tandingan mereka. Dengan lihai Aulia menukik sesekali menunduk menghindari serangan mereka lalu memukul,menendang dan hanya butuh beberapa menit saja menghajar mereka semua. Kini sisa Bagas yang masih memegang ponselnya
"Lo mau juga... hah"
"Ee.. enggak,Ra..ampun gue cuma dipaksa mereka buat ikutan ngerjain Lo"
"Sini ponsel Lu... " ujarnya sambil meraih ponsel Bagas "Gila Lu....siaran langsung hah..."
"Maaf, Ra" ucap Bagas. Namun tiba - tiba pintu gudang terbuka mereka terbelalak melihat situasi saat ini. Yang berdiri di ambang pintu adalah Bella dan beberapa guru termaksud Kepala sekolah
"Apa apaan ini...Bagas... jelaskan ke Bapak... Apa kalian mau jadi preman setelah tamat dari sekolah ini bikin malu...!!"
"Ra. Lo ngak apa apakan"
"Ngak apa kok Bell, thanks ya lo udah bantuin gue"
"Its oke"
flasback on
Aulia masih berjalan menuju gerbang sekolah sambil memainkan ponselnya. Sedang asik ia di hadang oleh seseorang
"Ada Apa Pras"ujarnya sambil melirik ponselnya berdering Bella memanggil lalu ia menekan tombol jawab
"Halo, Ra kamu di mana" ujar Bella di sebrang telpon ia heran Aurora menjawab telponnya tapi ia tidak bicara
"Kenapa kau jadi sombong sekali mentang mentang jadi anak yang cerdas di sekolah ini kau jadi belagu"
"Halo Ra...."
"........."
"Bawa dia kebelakang sekolah"
"Ra... halo Ra..... "
"Aku butuh bantuan...."
tuuut... tuuuut... tuuuut
"Ra... Astaga jangan sampai mereka....ogh ya Ampun Pak guru...." ujar Bella sambil berlari le ruangan guru
Flasback Off
****
jangan lupa di vote ya dan tinggalkan jejak...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments