Bagas menceritakan dengan detail apa yang terjadi pada kepala Sekolah dan guru - guru mereka. Mereka tidak menyangka anak seorang pengusaha sukses bersifat buruk seperti dia ya Pras. Prasetiya Mulia anak salah satu konglomerat di daerah Bandung. Nama keluarga Mulia terkenal di sentero Bandung dan sekitarnya. Ini yang membuatnya berlaku sombong dan cenderung kasar pada siapapun termaksud wanita. Pak Herlambang memijit pelipisnya ia sedang berpikir keras. Kini mereka sudah berada di ruang kepala sekolah sedang yang lain masih di Uks karna masih belum sadarkan diri.
"Kalian tidak berpikir apa dampak untuk kalian. Bisa - Bisa Beasiswa untuk sekolah kita di cabut karna ulah tidak bermoral kalian." ujarnya
"Untuk itu Bapak tahan ijasah kalian sampai masalah ini selesai"
"Tapi Pak..."
"Saya tidak terima alasan apapun" ujarnya.
Semua yang berada di sana hanya terdiam. Aulia hanya menatap Pras dengan tajam dan tanpa berucap. Pras yang merasa mendapatkan tatapan tajam dari Aulia pura- pura tak menyadari hal itu.
'Gila nih cewek tatapannya ajah sampe ngilu hati gue... sialan' Batin Pras
Mereka keluar ruangan Kepsek beriringan. Aulia dan Bella berlalu tiba - tiba Aulia menghentikan langkahnya tepat di hadapan Bagas dan Pras
"Hapus postingan kalian tentang kejadian tadi" Titah Aulia
"Aku sudah menghapusnya tadi, tapi sepertinya sulit menghapus jejak digitalnya karna banyak yang sudah membagikannya" jawab Bagas sambil melihatkan ponselnya. Aulia hanya melirik sekilas dengan raut wajah yang tak di mengerti mereka
"Percuma Kalian anak sultan jika tidak bisa membereskan ke kacauan yang kalian buat"
"Apa katamu..."
"Anak Sultan payah" ujar Aulia sambil berlalu meninggalkan mereka di koridor sekolah
"Sialan...." seru Pras
"Udah, Bro.... jangan cari masalah lagi dengannya"
"Gue ngak bisa terima, malu setengah mati gue... liat nih.... masih sakit tau... gila tuh cewek udah kayak monster kenapa juga si Doni cinta mati ama cewek kayak dia"
"Gue ngak mau lagi ikutan....ngilu liatnya"
"Sialan Lu... eh tapi kalau bokap gue sampai tahu... mampus gue... bakalan di kirim ke kutup utara" ujar Pras sambil menepuk jidatnya
"Ya ngak apa di sana ada Aurora."
Pras menaikkan alisnya satu
"Aduh Bro, jangan bilang ngak tahu bukan Aurora itu... tapi langit berwarna pelangi Bro"
"Ya aku tahu"
***
Dua Hari telah berlalu setelah insiden penganiayaan Aurora mendadak viral. Benar saja kata Bagas jejak digital sulit di hapus. Netizen terlanjur membagikan video siaran langsung yang di unggah Bagas. Sumpah Serapah serta hujatan memenuhi kolom komentar.
"Gila anak sekolah mana nih... "
"Merusak generasi muda nih.... "
"Laporin polisi ajah nih anak - anak tengik itu"
"Aku salut sama si cewek nya jago. Hajar ajah tuh brandal"
"Ini yang namanya gangguin singa tidur hahahahha.... kena kan"
Kurang lebih komentar seperti itu membanjiri akun yang menbagikan vidio itu. Kini sudah mencapai 10ribu viewer dan menjadi tranding topik. Dan yang di takutkan Pras menjadi kenyataan Ia habis - habisan di caci oleh Ayahnya. Mulai dari mencemari nama baik dan sebagainya untung saja namanya masih ada di daftar ahli waris.
"Siapkan konferensi pers...Anak ini harus meminta maaf. Dan undang gadis itu juga"
"Siap Tuan" Lelaki itupun pergi melaksanakan perintah tuannya.
Hari ini Aulia tidak banyak menghabiskan waktu di luar ia memilih menulis beberapa novel dan melancarkan aksi membuat aplikasi dari laptopnya. Ya seorang Aulia mampu melakukan apapun yang di sukainya. Ia memang sangat ahli dalam sabot menyabot. sejak kecil ia sudah mendapatkan didikan mengenai perangkat lunak dan sejenisnya sebelum insiden itu terjadi. Aulia kecil yang malang banyak yang tahu kehebatannya semasa kecil dan tak jarang banyak rekan bisnis orang tuanya mengincar nyawanya. Sejak insiden itu Bi Inah menjadi satu - satunya tempat bersembunyi yang aman dan berkat simpanan ibunya Bi Inah masih memberikan ruang untuk memperdalam bakat Aulia. Ia masih sibuk tenggelam dalam dunianya tiba - tiba ponselnya berdering. Ia menatap ponselnya cukup lama 'Tumben banget nelpon' di tekannya tanda hijau di layar ponselnya
"Eeemmm, ada apa?"
"Lu nih... jawab salam gue kek dulu"
"Ya, Waalaikum salam, ada apa?"
"Hihihi... gue mau kasih kabar buat lo... "
"Apaan... jangan buang waktu gue degh agh... cepetan princess Bella Kurniawati"
"Ngak usah lengkap juga kali nyebut nama gue emang mau ijab kabul"
"Rese' Lu... "
"Iya...iya maaf... beritanya adalah sekarang lo jadi tranding topik di semua medsos... "
"Haaaah... kok bisa... gue ngak punya bakat apa - apa Bell, kok mendadak viral"
"Lo ini bego atau pura - pura bego, terus siapa tuh cewek yang berubah jadi bruce Lee tiba - tiba"
"Hehehhe... gue cuma refleks doang, Bell"
"Refleks lo bilang... gue liat komentarnya salah satunya bilang lo itu sinpai di rumah bela diri."
"Ngaco Lu... "
"Biarin ajah gue malas pusing. Ntar kalau ada fans gue lo ajah yang nanganin... "
"Idih ogah gue..."
"Nama lo dah ganti jadi pak ogah sejak kapan?"
"Aurora..... "
"Ahahhahhaa...." tawanya pecah seketika dan bersamaan dengan itu suara ketukan pintu mulai mengusiknya.
"Udah Ya... Pak Ogah kayaknya ada tamu nih... "
"Ra... rese' lu nama gue B.. "
tut... tut... tut...
Ia bergegas keluar kamar menuju ruang tamu dan membuka pintu. Ia nampak terheran melihat beberapa mobil mewah dan orang berpakaian jas lengkap.
"Eeemm ada apa ya?" Cicit Aurora
"Maaf kami Suruhan Tuan Mulia untuk menjemput anda Nona"
"Buat apa?kemana?ngapain Bang?"
"Kami ke sini menjemput Nona untuk menghadiri konferensi pers terkait insiden Nona dan Tuan Pras"
'hhhhmmm Bi Inah lagi pergi? tapi Bi Inah melarang keras hadir di keramaian'
"Eeemmm... sebenarnya saya tidak di bolehkan keluar oleh Ibu saya, Bang. Apa harus ya saya hadir"
"Iya Non. ini undangan dari Tuan"
Aulia nampak menimbang.
"Tunggu di sini ya Bang"
"Baik Nona"
Aulia bergegas ke kamarnya menulis beberapa kalimat dan meletakkannya di atas meja makan setelah itu dia mengambil topi dan masker untuk menutupi wajahnya. Bisa gawat jika mukanya terekspos nanti - nanti ada yang mengenali wajahnya dan semua rencana yang di susunnya bisa berantakan. Aulia pun ikut bersama rombongan itu dalam perjalanan Aulia hanya diam sambil mengamati jalan dan sekitarnya. Aulia memang punya kemampuan fotografis yang hebat. Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh dan lama akhirnya mereka sampai di sebuah hotel yang mewah di kota Bandung. Aulia masih menggunakan stelannya ia turun dari mobil dan berjalan mengikuti arahan dari para pengawal Keluarga Pras. Hingga masuk keruangan Aula di sana sudah banyak wartawan dan keluarga Mulia sudah hadir bersamaan dengan dirinya memasuki ruangan.
"Ngapain lu pake ginian... kirain lu dandan yang cantik gitu kan mau masuk tv"ujar Pras yang berjalan di sampingnya namun Aulia hanya menatap tajam ke arahnya.
Kini mereka sudah duduk di kursi yang sudah di sediakan.Aulia hanya melepas topi yang di kenakannya sembari merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Ia memakai stelan sweter hoodey dan celana jeans serta sepatu kats dengan warna senada. Ia mengikuti rangkaian demi rangkaian acara. Sorot kamera pun tak lepas dari sosok Pras dan dirinya sedang Doni hanya menatapnya dari Kursi undangan saja.
"Terima kasih atas kehadiran rekan - rekan wartawan telah hadir memenuhi undangan Kami. Untuk mempersingkat waktu kami persilahkan Bapak Mulia Hadi. Silahkan Pak" ujar pembawa acara tersebut
"Ya terima kasih. Saya Hadir di sini terkait berita heboh yang menyeret anak saya beserta kawan - kawannya. Dan untuk itu saya pribadi dan anak saya memohon maaf sebesar- besarnya kepada korban. Dan orangnya kebetulan ada di sini terima kasih sudah bersedia hadir, Nak. " ujar ayah Pras. Dan di jawab anggukan oleh Aulia
"Saya sangat menyesal atas tindakan gegabah anak saya. Saya merasa gagal mendidik anak saya. Dan saya juga apresasi tindakan heroik seorang gadis mampu melindungi dirinya. Dan sekali lagi kami mohon maaf sebesar - besarnya."
"Terima kasih,Kami persilahkan pada Nona Aurora."
"Terima Kasih, tanpa mengurangi rasa hormat saya mohon maaf saya sedang tidak enak badan jadi terpaksa memakai masker untuk kenyamanan bersama. Saya mengucapkan terima kasih atas kerendahan hati Bapak dan keluarga. Jujur saya sudah melupakan kejadian beberapa hari yang lalu. Tetapi saya juga sangat menyayangkan tindakan amoral dari kawan - kawan saya yang justru bukan hanya merugikan satu pihak namun banyak pihak. Saya berharap kejadian serupa tidak terjadi pada siapapun.Saya berharap tidak ada lagi bullying di mana pun.Sekian terima kasih"
Wartawan tak hentinya mengajukan pertanyaan - pertanyaan yang mulai membuatnya tidak nyaman dan ia memilih tidak menjawab pertanyaan tersebut. Disisi lain Ada seseorang yang melihat tayangan live di salah satu station televisi.
"Aurora... apa mungkin?"
"Ada Apa?"
"Apa bisa kau cari tahu siapa gadis itu, apa betul Aurora yang sama dengan ini" ujarnya sambil menunjukkan sebuah foto gadis remaja berumur 10 tahun
Restoran Hotel
"Terima kasih telah datang ya, dan kami mohon maaf atas kelakukan Pras padamu" ujar ayah Pras
"Iya, Om...saya sudah memaafkan dan melupakan kejadian itu."
"Kamu memang anak yang baik yach" ucap Ibu Pras " Lihat Pras kamu memang bandel yach. tega sekali kamu bully gadia sebaik dia hanya karna Doni"
"Sudah lah Ma,...kita nikmati makanannya"
Mereka menikmati makan siang dengan suasana yang tenang namun bagi pras ini sangat canggung. Setelah selesai Aulia pamit pulang terlebih dahulu. Ia berjalan menuju mobil yang akan mengantarnya pulang namun sebelum pintu mobil terbuka tangannya di pegang oleh seseorang.
"Ra, tunggu"
"Ada apa, Doni?"
"Aku antar yach.."
"Ngak usah...sudah ada sopir papa kamu yang antar"
"Tapi,Ra aku khawatir kamu kenapa - kenapa dan aku minta maaf karna aku kamu di bully sama Mas Pras"
"Aku bisa jaga diri kok. Sebaiknya kita jaga jarak ajah aku tidak ingin karna kedekatan kita akan banyak hal terjadi sama aku. Maaf ya Doni"
"Ra... tapi kita masih temenan kan" ujar Doni. Aulia hanya mengangguk serta di iringi senyum. Lalu masuk ke mobil tak berapa lama mobil itu keluar dari halaman hotel dan melaju ke arah rumah Aulia.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments