Mereka saling bertatapan dalam diam hanya air mata mereka yang saling berlomba. Darah kini membanjiri wajahnya, Ia hanya tersenyum lalu terjatuh.
Tiiiiiiddddaaaakkkk
Teriaknya histeris menangis meraung - raung sambil memeluk tubuh lemas milik sahabatnya Bella.
"Maafin aku, Bell... kamu harus jadi korban. Kamu mau ngomong apa, Bell" ujarnya sambil mendekatkan telinganya di bibir Bella
Bella membisikkan sesuatu yang membuatnya tak percaya. Tubuhnya lemas dan langsung tak sadarkan diri. Aurora kembali teriak histeris memanggil namanya. Sedang lelaki yang tak jauh hanya mematung senjata di tangannya jatuh begitu saja. Ada rasa menyesal dalam hatinya lama ia berdiam ' Aku sudah membunuhnya, Kenapa harus dia' batinnya.
"Tuan kita harus pergi mereka sudah mulai mendekat kemari" Ujar Hen
"Aku sudah membunuh gadis itu, Hen. Gadis yang ku sukai"
*****
Sementara Team pencari beserta polisi hutan yang mendengar suara tembakan itu pun berlari menuju ke arah tembakkan itu. Mereka berlari secepatnya saat melihat Aurora sedang memeluk tubuh seseorang. Mereka terkejut dengan apa yang di lihatnya, tanpa pikir panjang mereka segera mengangkat tubuh Bella yang berlumuran darah ke tandu dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Beberapa dari mereka bergaduh dan saling bertanya mengapa Bella ada dua orang,Yudis yang mendengarnya berusaha mengalihkan mereka
" Udah dong... ngak usah bahas itu yang terpenting sekarang kita harus sampai ke rumah sakit secepatnya"
"Iya betul itu... ayo"
Mereka lalu mengikuti beberapa orang yang membawa tandu. Aurora yang syok hanya bisa menangis, ini adalah sisi terlemah yang ia miliki. Untung saja jarak mereka tidak lah jauh untuk mengakses jalan utama dan di sana sudah ada mobil ambulans untuk membawa Bella dan Aurora ke rumah sakit.
RS. Media Medical,Bandung
Suasana UGD nampak sibuk, di tambah lagi mereka kedatangan pasien yang kritis dan perlu penanganan yang intensif. Bella sudah masuk dalam ruangan pemeriksaan, namun selang beberapa waktu Ia langsung di bawa ke ruang operasi.
"Kami butuh walinya untuk menandatangani infentconsen pasien" ujar salah satu perawat
"Saya Sus... saya saudarinya" ujar Aurora
"Baik silahkan, tanda tangan di sini" sambil menunjuk sebuah kertas dan Aurora langsung menandatanganinya.
"Terima kasih, Pasien akan segera di tangani"
"Lakukan yang terbaik buat saudari saya... saya mohon Suster" pintanya. Suster itu hanya tersenyum sembari mengelus lembut punggung Aurora tanda menyemangati. Ia terduduk lemas di depan ruang tunggu operasi, ia sangat menyesal akan kejadian yang menimpa Bella sahabatnya. ' Aku mohon Bell,bertahan lah masih banyak hal yang harus kamu jelaskan padaku. Bertahnlah.' Jika saja dia yang mengalami itu mungkin ia masih bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Sesal yang tiada tara baginya. Suasananya hening tak ada yang membuka percakapan mereka sibuk dengan pikirannya masing masing.
"Aku sudah menghubungi orang tua,Bella. Kamu jangan bersedih lagi" ujar Faisal
"Makasih ya kak..."
***
Flasback on
"Kenapa bisa kau salah membawa orang Hen... bisa kacau rencana kita"
"Maaf Tuan saya tidak tahu kalau mereka bertukar tempat"
"Alasan....urus begini saja tidak becus ck."
"Kau malah membawa gadia yang aku sukai... kau mau membuatku patah hati hah... percuma berdebat dengan mu soal wanita. Jatuh cinta saja tidak pernah"
'Apa!!! Liat lah dirimu Tuan umur sudah cukup tua untuk menikah tapi kau masih saja betah menyandang gelar mahasiswa...cih' Batinnya
"Maafkan saya Tuan"
"Kita harus bagaimana sekarang!!!" ujarnya sambil berpikir keras. Sesaat kemudian senyumnya pun terbit
"Mana Ponselmu"
"Buat apa Tuan"
"Jangan banyak tanya, mana? berikan padaku!"
"I... ini Tuan" Sambil menyerahkan ponsel miliknya. Pria itu menekan beberapa tombol dan menghubungi seseorang
"Halo, Siapa ini" ujar Suara di balik telpon
" Jika ingin teman mu selamat... Datang ke puncak hutan pinus arah timur...waktu mu hanya satu jam. Ingat datang sendirian jika ketahuan kau membawa teman - temanmu yang lain maka aku tidak akan segan - segan menembak temanmu ini, mengerti "
"Hen siapakan semuanya, biar aku sendiri yang membunuhnya."
"Ba... Baik.. Tuan" langungaung keluar ruangan itu.
"Aku harap bisa menolong mu Nona Muda, maafkan aku
flasback off
***
Empat jam sudah berlalu namun tanda - tanda operasi berakhir tak ada. Aurora masih di tempat yang sama rasa bersalahnya makin memuncak tatkala Mira ibu Bella datang dengan ekspresi yang kacau, Ia tahu betul Bella adalah satu - satunya anak dari keluarga Kurniawan. Ia hanya menangis tersedu sembari berlutut di hadapan Mira dan Kurniawan ayah Bella. Ia tak berbicara apapun hanya airmata dan sesenggukan kecil terdengar olehnya.
"Kamu apakan anakku, Ra...Dia sampai celaka gara - gara kamu."
"Maafkan saya,Tante...Om"
"Sudah berapa kali tante ngasih tahu jangan pernah melakukan hal gila seperti itu tapi kalian masih saja melakukannya dan kamu masih saja mengambil keuntungan darinya... hah" ujar Mira
"Udah,Ma..tenang kita lebih baik berdoa untuk kesembuhan Bella. Semua sudah terjadi, Ma. Tidak ada gunanya menyalahkan orang lain"
"Sekali lagi, Rara tidak bermaksud om tante, Rara cuma ikutin Bella"
"Maaf,Ra untuk kali ini Om tidak bisa membela mu dan membenarkan tindakan kalian berdua"
Perdebatan mereka terhenti ketika salah seorang dokter keluar dari ruangan operasi dengan wajah yang gusar.
"Eeemmm apa ada yang bisa mendonorkan darah untuk pasien Nona Bella. Keluarga saudara atau siapapun yang bergolongan darah B resus negatif di antara kalian" Ukar sang dokter.
'Resus negatif,kenapa bisa, apa?' batin Aurora
Semua terdiam mereka saling memandang beberapa saat. Orang tua Bella masih terdiam nampak bingung Tuan Kurniawan mengusap kasar wajahnya sedang Mira tangisnya pun semakin menjadi.
"Bagaimana, jika tidak ada tolong di usahakan ya,Pak Bu"
"Baik dokter kami akan mencarinya" ujar Tuan Kurniawan
"Secepatnya," ujarnya kembali masuk ke dalam ruang operasi
Aurora lebih memilih pergi meninggalkan tempat itu di ikuti Yudis. Faisal masih berada di sana memastikan Bella benar - benar selamat. Orang Tua Bella sibuk menelpon pegawai dan bawahannya prihal golangan darah itu namun nihil dan itu sudah berlangsung lama. Lampu kamar operasi sudah di matikan tanda operasi telah selesai hal ini membuat mereka bertanya - tanya akan hasilnya. Petugas beberapa keluar namun tak berkata apapun, Hingga dokter yang menangani Bella pun keluar. Mira lalu memberondong dengan pertanyaan padanya
"dokter ba.. bagaimana anak saya...apa dia baik baik saja, apa dia selamat dokter kami tidak bisa menemukan pendonor untuknya... apa dia selamat dokter."
"Ibu yang tenang ya.. Allhamdulilah operasinya berjalan lancar dan tadi memang kita kehabisan stok darah pada saat operasi tapi semua sudah tertangani dengan baik. Ada seseorang yang mendonorkan darahnya dan karnanya operasi berjalan lancar"
"Allhamdulilah... siapa orang itu,dok"
"Maaf pak kami tidak bisa memberikan informasi mengenai hal itu karna privasi terima kasih saya permisi"
"Baik dokter"
"Pa...apa mungkin.... orang itu... "
"Ngak mungkin,Ma...kejadiannya sudah lama sekali itu tidak mungkin karna sampai saat ini mereka belum menemukannya"
Bella sudah di pindahkan ke ruang ICU mengingat ini adalah operasi besar dan untuk memantau keadaannya. Dari balik kaca seseorang menatapnya dengan pilu ada rasa bersalah di sana dihatinya. "Maafkan aku,Bella" ujarnya sambil pergi meninggalkan tempat itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Azzikra
🤔🤔🤔🤔🤔
2022-09-16
0
sefra
ya ampun,,, jgn² bela sama aurora it kembar
2021-10-09
0