Aurora

Aurora

Bab 1

Malam yang sunyi menyeruak di setiap pekat malam. Seorang wanita paruh baya berlari dengan tertatih - tatih sambil menggandeng seorang anak kecil berumur sekitar 7 tahun. Di tangan kanannya memikul tas pakean yang tidak terlalu besar. Langkahnya semakin cepat seakan berlomba dengan detak jantung mereka. Nampak segerombolan pria dengan jas hitam sedang berlari mengejarnya. Dengan sekuat tenaga ia berlari anak kecil yang di bawanya pun sudah mulai keletihan di tengok kiri dan kanannya jalanan yang sangat sepi tak ada siapapun yang lewat. Di percepat langkahnya hingga tiba di ujung jalan ia menemukan sebuah pick up sedang singgah membetulkan tenda di bagian baknya. wanita paruh baya itu pun mendekat

"Pak... bisa saya minta tolong pak"

"Ada apa bu?"

"Saya di kejar - kejar orang jahat yang akan menculik saya dan anak saya Pak. saya butuh tumpangan dan tempat persembunyian sebelum mereka tiba, Pak"

"Memangnya Ibu mau kemana?"

"Saya mau pulang ke desa saya pak di tasik"

"Ya sudah kebetulan saya akan melewati kampung ibu. Ayo cepat masuk di sini saja Bu, "

"Ya terima kasih,Pak." ujar wanita itu dan menaikkan gadia kecil itu yang wajahnya sudah memar karena menerima pukulan dan siksaan dari seseorang.

"Ayo cepat...Mereka sudah dekat" ujar bapak itu. Sopir itu pun masih mencoba menetralkan kegugupannya sambil memperbaiki tenda mobilnya. Selang beberapa waktu gerombolan pria berjas hitam pun lewat mereka berhenti sembari melihat ke kiri dan kanannya. Seorang pria dengan tubuh yang lebih besar dan kejar dari lainnya pun memerintahkan pria ber jas hitam lainnya ke arah kiri, kanan dan depan

"Cepat kalian cari wanita tua itu. Kalian harus dapatkan Nona kecil. Jangan sampai kalian mengecewakan Tuan Hendrawan" Titah lelaki kekar itu. Sopir pick up tadi pun masih menyelesaikan kegiatannya sesekali melirik namun ia berpura - pura buta dan tuli. Sedang wanita paruh baya itu pun berusaha tidak bersuara dan memberi gerakan sedikit pun sedang gadis kecil yang penuh luka pun kini tertidur karna kelelahan.

"Hey kau... kemari" ujar Pria kekar itu

"Anda memanggil saya tuan?"

"Ya sapa lagi... cepat kemari!"

"Ya tuan ada apa?"

"Apa kau melihat wanita paruh baya dan seorang anak kecil sekitar 7 tahun lewat sekitaran sini?"

"Agh...itu Tuan saya tadi melihatnya...dan ke arah sana,Tuan" ujar sopir itu ke arah kanannya

"Kau sedang tidak berbohong bukan"

"Ti... Tidak Tuan..." ujarnya gagap

Pria itu lalu pergi kearah yang di tujukan oleh sopir itu. Tanpa pikir lama sopir itu pun melajukan kendaraannya menyusuri gelap malam ibukota Jakarta. Wanita paruh baya itu menghembuskan nafasnya dengan lega. Ia menatap gadis kecil yang sedang terlelap di pangkuannya.

"Saya janji,Nyah....akan menjaga Non aliya dengan baik seperti pesan Nyonya." gumamnya pelan sambil menyeka air matanya yang memanas di kedua pipinya. Ingatannya masih sangat segar beberapa jam yang lalu ia menjadi saksi hidup dari seorang Nyonya Amalia sanjaya

Flasback On

Malam itu Nyonya Amalia sedang tergopoh - gopoh menggendong gadis kecilnya. Ia berlarian di koridor rumah sakit sampai di depan pintu ugd ia membaringkan gadia kecilnya itu di brankar. Sesaat kemudian dokter yang sedang berjaga pun datang memeriksa keadaan gadia kecil itu.

" Anak ibu harus segera di operasi ada perdarahan di bagian kepalanya. Dan untuk lebih jelasnya kita lakukan st scan dulu"

"Lakukan apapun itu dokter, dia satu - satunya hidup saya dokter...tolong dia...tolong dok" pinta Nyonya Amalia

"Baik. Bu kami akan mengusahakan yang terbaik untuk putri anda" ujar dokter itu dan berlalu. Wanita cantik itu tak bisa menyembunyikan kecemasannya. Ia takut jika anak satu - satunya itu akan pergi meninggalkannya sendirian. Siapa lagi yang akan menjadi teman? Suami? agh rasanya sudah tidak mungkin. Lelaki yang di sebut Suami itu sudah tidak layak di sebut Suami pasalnya beberapa bulan terakhir ini ia sangat berbeda, berubah seperti orang asing baginya. Bagaimana tidak ia tak segan - segan berlaku kasar pada dirinya dan anak semata wayang mereka. Ia pun bingung apa yang mendasari Suaminya bisa berubah seperti itu. Kadang jika ia telat pulang karna sedang mengurus keperluan perusahaan, Ia langsung menuduhnya berselingkuh dan kata - kata kasar yang membuat wanita itu merasa sangat sakit. Dalam diamnya ia berpikir akan bertahan atau kah akan mengakhiri semuanya.

Sudah seminggu ini ia masih menemani sang putri yang tengah terbaring lemas. Dokter memberitahukan bahwa keadaan putrinya sudah membaik dan di perbolehkan pulang. Wanita itu sangat bahagia akan hal itu. Kini mereka sudah dalam perjalanan pulang ada rasa khawatir kalau - kalau suaminya akan murka karna dirinya yang tak berada di rumah seminggu lamanya. Ia tahu memberikan alasan apapun ketika suaminya marah tidak akan ada gunanya. Saat ini ia harus memikirkan cara agar Tuan Reksa tidak marah. Sudah sangat lama ia bergulat dengan pikirannya tanpa ia sadari mereka sudah memasuki pekarangan rumah milik keluarga besarnya. Wanita itu adalah Nyonya Amalia Sanjaya anak satu - satunya dari pengusaha tambang batu bara terkenal di Indonesia dan pewaris tunggal dari gurita bisnis mendiang sang Ayah Zakaria Sanjaya. Ia menikah dengan seorang Pria yang di jodohkan oleh sang Ayah.Awal pernikahan tak ada cinta di antara mereka namun seiring waktu cinta itu tumbuh dengan sangat kuat. Tapi sayang seribu sayang sepertinya cinta itu kian memudar akhir - akhir ini. Ia lalu menggendong sang anak menuju ke dalam rumah setelah sampai di kamarnya tubuh gadis itu di baringkan perlahan agar tidak terjaga dari tidurnya.

"Maafkan Ibu,Nak tidak bisa berbuat banyak ketika Ayahmu berlaku kasar padamu. Maafkan Ibu..." ujarnya sambil menangis dalam diamnya. Ia mulai melangkah menuju kamarnya sesampainya ia rebahkan tubuhnya tak terasa ia pun tertidur.

Petangpun mulai merayab sayup - sayup di bukanya mata itu. Beberapa kali ia mengucek kedua matanya mencoba mengumpulkan semua nyawanya.

" Sudah malam rupanya. Mas Reksa sepertinya belum pulang ia kemana ya... Apa mungkin ia keluar kota. Tapi tidak ada jadwal meeting ataupun pengecekkan lapangan?" gumamnya

"Agh sudahlah sebaiknya aku membersihkan diri dulu. Sudah waktu magrib juga" ujarnya lagi sambil melangkah ke kamar mandinya ia membersihkan diri dan setelahnya ia mengambil wudhu. Ia Khusyuk dalam setiap doa - doa nya hingga air matanya menetes di sajadah. Ia sudah tidak punya tempat untuk mengeluh selain pada Tuhannya. Ia hanya meminta kekuatan dan kesabaran menghadapi masalah yang sedang menimpa dirinya.

" Ya Allah. Hamba tahu, Hamba bukanlah manusia yang baik, masih banyak kurangnya diriku. Hamba hanya meminta berikan kekuatan agar hamba mampu menjalani rumah tangga ini dengan baik. Hamba tidak tahu caranya cinta Mas Reksa hilang dari hatinya. Aku sangat mencintainya Ya Allah. Lindungi Suami dan Anak hamba Ya Allah. Amin" sepenggal doa Amalia

"Keluuuuuuaaaaaarrr.. Kaaaauuuu" Suara teriakan itu menggema

"Suara siapa ya?,Malam - malam begini cari keributan di rumah orang, Pak satpam mana lagi nih kok bisa orang masuk bikin ribut di rumah" ocehnya sambil melipat alat solatnya. Lalu beranjak keluar kamar melihat suara teriakan dan cacian dari seseorang.

"Ya Allah,Mas....Kamu ngapain sieh teriak - teriak" ujar sambil menuruni tangga. Namun belum sempat kakinya berpijak di anak tangga terakhir dirinya sudah di seret dengan kasar oleh pria itu

"Sini kamu wanita jal**g..." ujar pria itu

"Aaauuuwwwhhh... Sakit Mas.... sakit..."

"Salah aku apa Mas... lepaskan Mas. Kau bisa membunuh ku nanti" dengan suara mulai tersengal

"kau tanya salahmu apa hah... berani - beraninya Kau keluar dari rumah ini selama aku tidak ada di Jakarta"

"Mas, Aulia sakit dia harus segera di operasi. Aku hanya menemaninya di rumah sakit."

"Alasan..." "Plaaaaaaaak"

wanita itu terplanting dan memegangi pipinya karna tamparan keras dari Suaminya.

"Mana anak itu... Kalian sama saja..."

"Mas jangan Mas... Aulia masih sakit... Kamu tega mukuli dia. Dia sakit juga karna kamu yang selalu pukuli dia Mas. Mas... aku mohon Mas.... jangan sentuh Auliaku,Mas....Pukul aku... pukul aku saja Mas.... jangan pukul putriku Mas. Aku mohon!!"

"Minggir Kau perempuan sialan" ujarnya. Sambil menendang Istrinya dan berlalu menuju kamar Anaknya. Di dalam kamar Aulia sudah mendengar keributan yang di timbulkan oleh Ayahnya ia menangis di sudut ranjang dengan lampu kamar yang sudah ia padamkan

"Aulia Putri Sanjaya..... keluar!!!"

"Mana kamu..... mau bersembunyi dari ayah ya... " ujarnya sambil mengobrak abrik seisi kamar itu dan akhirnya sosok yang di caripun terlihat

"Di sini rupanya ya... kemari cepaaaaat!!"

"Ampun Yah.... Ampun.. " ujarnya sambil terus memohon. Namun usahanya sia - sia sebuah cambukan melayang ke arahnya

celetaaaaasss.....

"Ampun Yah..... huuhuuuu"

Celetaaaasssss

"Ampun... ampuuun"

Saat hendak melayangkan cambukkan ketiganya sang ibu berlari dan memeluknya

Celetaaaaaass

"Apa kau mau mati!! minggir" hardiknya

"Tidak Mas... Mas... dia ini putrimu kenapa tega sekali kau menyiksanya."

"Jangan menceramahiku dengan mulut kotor mu itu. Apa kau tahu aku menyesal menikahimu perempuan sial*n"

"Kemari Kau..." Lelaki itu mulai menyeret istrinya keluar kamar sang anak. Lalu di cambuknya berkali kali. Wanita itu sudah sangat kepayahan sekujur tubuhnya membiru dan keunguan akibat cambukkan dan pukulan dari sang Suami sungguh pemandangan yang miris menyayat hati.

"Ampun,Mas....jangan sentuh putriku.... bunuh saja aku Mas... aku mohon lepaskan Auliaku Mas"

"Aku tidak akan membunuh mu,Sayang...aku akan terus menyiksamu sampai aku puas.hahahhaa"

"Apa Salahku Mas... aku sudah menuruti semua keinginanmu...jika kau ingin harta keluarga ku maka ambil lah Mas aku berikan percuma padamu asal lepaskan aku dan Anakku. "

"Kau pikir aku ini apa... Kau tidak tahu salahmu dimana hah... "

"Sumpah Mas aku tidak tahu"

"Akan aku beritahu" ujarnya sambil mengeluarkan amplop coklat dari balik kemejanya

"Ini.... lihatlah sendiri.... setelah kau melihat ini apa kau masih akan berkata tidak punya salah...Haaa.. " hardiknya

Amalia langsung membuka amplop itu betapa terkejutnya ia melihat foto - fotonya sedang bersama sekretaris Almarhum Ayahnya. Foto itu menunjukkan kemesraan di antara mereka berdua. Amalia hanya menggeleng pelan 'Tidak aku tidak serendah ini.'

"Aku tidak pernah selingkuh dengan Rehan,Mas...Kami tidak pernah berfoto atau apapun itu"

"Kau masih berbohong juga yach... Agh bisa saja Aulia itu bukan anakku tapi anak dari laki - laki bangs*t itu"

"Tidak Mas... aku bahkan tidak pernah bertemu dengannya. Sekalipun dia sekretaris pribadi Ayahku tapi aku tidak pernah bertemu dengannya secara langsung"

"Aku sudah muak dengan mu wanita murahan seperti mu"

plaaak.. plaaaak.... plaaaakk

"Berani sekali kau bermain di belakang ku hah"

"Ampun, Mas.... am... puuuun" ujarnya lalu tergeletak lemah di kaki Suaminya

"Hei bangun lah...jangan bersandiwara di depan ku atau tidak aku akan menyiksa anakmu lagi"

"Ja... nga....an Ma.. as" ujarnya kepayahan

Namun Pria itu terus saja melangkah dan mencambuk kembali anak semata wayangnya. Gadia kecil itu hanya terbaring tak berdaya. Amalia melihatnya dengan tatapan nanar seketika kekuatannya untuk bangkit pun muncul dengan langkah yang gontai di ambilnya fas bunga lumayan besar di genggamnya erat dan

Praaaaankkkk.....

"Aaaaaaaggghhhhh.... Ka.. au.... "

Bruuuuk

"Maafkan aku Mas...."

Terpopuler

Comments

faye. w

faye. w

Suka...

2021-10-10

2

Elsa Pangestica

Elsa Pangestica

suka

2021-10-09

1

Hotiahhalim Halim

Hotiahhalim Halim

waduh jahat nya

2021-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab. 6
7 Bab 7 Viral
8 Bab. 8 Keputusan
9 Bab. 9 Kisah yang berbeda
10 Bab. 10 memulai dari mana
11 Bab. 11 Pertemuan
12 Bab. 12 permulaan
13 Bab. 13 Sore di pantai Alexandria
14 Bab. 14 OSPEK
15 Bab. 15 Primadona Kampus
16 Bab. 16.Hal tak terduga
17 Aku bukan Dia
18 Bab. 18.Aku Bukan Dia ( 2)
19 Bab. 19. Bertahanlah
20 Bab. 20. Bella ku sayang Bella ku malang
21 Bab. 21. Hari hariku tanpa kamu
22 Bab. 22. Sang Pewaris
23 Bab. 23. Ternyata
24 Bab. 24.Dunia Aurora
25 Pulangnya Dipta dan Duka Bi Inah
26 Bab. 26 Kekecewaan Dipta
27 Bab 27. Aku Mencintaimu,Mas
28 Bab. 28. Romansa Cinta dan Kenyataan
29 Bab. 29 Rasa yang aneh terulang lagi
30 Bab. 30 Rasa tak percaya
31 Bab. 31 Kekecewaan Yudis
32 Bab. 32. Makan Malam
33 Bab. 33. Penyesalan yang tiada arti
34 Bab. 34 Kabar Buruk
35 bab 35. kisah yang sebenarnya
36 Bab. 36. Dia Butuh Kamu
37 Bab. 37. Permainan Di Mulai
38 Bab. 38. Permainan Di Mulai 2
39 Bab. 39. Harapan, Adalah mimpi di saat kita terjaga.
40 Bab. 40. Yakin semua akan baik saja
41 Bab. 41. Kenyataan
42 Bab. 42. Kembalilah, Aku mohon
43 Bab. 43. Pertemuan Kita
44 Bab. 44.Pertemuan Kita (2)
45 Bab. 45. Tentang Rasa kita
46 46. Kejutan apalagi ini
47 Bab. 47. Semoga ini selamanya
48 Bab. 48. Honeymoon vs selesaikan masalah
49 Bab. 49. Sekarang sudah berakhir
50 Bab. 50 Ragaku Hidup, Jiwaku mati
51 Bab. 51.Tuhan Bisa kah Aku egois
52 Bab. 52. Menang jadi Arang Kalah jadi Abu
53 Bab. 53.Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu (2)
54 Bab. 54. Melepas mu pergi
55 Bab. 55. Awal yang Baru
56 Bab. 56. Kamu itu cintaku titik tidak ada koma
57 Bab.57. Bukan hanya sebatas Cinta
58 Bab. 58.Izinkan aku mencintai
59 Bab. 59. Tak Terduga
60 Bab. 60.Benar Perasaan Ini
61 Bab. 61 Pilihan
62 Bab. 62.Menjemput Bahagia
63 Bab. 63. Anugerah Terindah
64 Extra Part
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab. 6
7
Bab 7 Viral
8
Bab. 8 Keputusan
9
Bab. 9 Kisah yang berbeda
10
Bab. 10 memulai dari mana
11
Bab. 11 Pertemuan
12
Bab. 12 permulaan
13
Bab. 13 Sore di pantai Alexandria
14
Bab. 14 OSPEK
15
Bab. 15 Primadona Kampus
16
Bab. 16.Hal tak terduga
17
Aku bukan Dia
18
Bab. 18.Aku Bukan Dia ( 2)
19
Bab. 19. Bertahanlah
20
Bab. 20. Bella ku sayang Bella ku malang
21
Bab. 21. Hari hariku tanpa kamu
22
Bab. 22. Sang Pewaris
23
Bab. 23. Ternyata
24
Bab. 24.Dunia Aurora
25
Pulangnya Dipta dan Duka Bi Inah
26
Bab. 26 Kekecewaan Dipta
27
Bab 27. Aku Mencintaimu,Mas
28
Bab. 28. Romansa Cinta dan Kenyataan
29
Bab. 29 Rasa yang aneh terulang lagi
30
Bab. 30 Rasa tak percaya
31
Bab. 31 Kekecewaan Yudis
32
Bab. 32. Makan Malam
33
Bab. 33. Penyesalan yang tiada arti
34
Bab. 34 Kabar Buruk
35
bab 35. kisah yang sebenarnya
36
Bab. 36. Dia Butuh Kamu
37
Bab. 37. Permainan Di Mulai
38
Bab. 38. Permainan Di Mulai 2
39
Bab. 39. Harapan, Adalah mimpi di saat kita terjaga.
40
Bab. 40. Yakin semua akan baik saja
41
Bab. 41. Kenyataan
42
Bab. 42. Kembalilah, Aku mohon
43
Bab. 43. Pertemuan Kita
44
Bab. 44.Pertemuan Kita (2)
45
Bab. 45. Tentang Rasa kita
46
46. Kejutan apalagi ini
47
Bab. 47. Semoga ini selamanya
48
Bab. 48. Honeymoon vs selesaikan masalah
49
Bab. 49. Sekarang sudah berakhir
50
Bab. 50 Ragaku Hidup, Jiwaku mati
51
Bab. 51.Tuhan Bisa kah Aku egois
52
Bab. 52. Menang jadi Arang Kalah jadi Abu
53
Bab. 53.Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu (2)
54
Bab. 54. Melepas mu pergi
55
Bab. 55. Awal yang Baru
56
Bab. 56. Kamu itu cintaku titik tidak ada koma
57
Bab.57. Bukan hanya sebatas Cinta
58
Bab. 58.Izinkan aku mencintai
59
Bab. 59. Tak Terduga
60
Bab. 60.Benar Perasaan Ini
61
Bab. 61 Pilihan
62
Bab. 62.Menjemput Bahagia
63
Bab. 63. Anugerah Terindah
64
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!