Bab 5

"Sebenarnya apa,Bi..."

"Bagaimana ya Non... takutnya Non marah sama Bibi"

"Ya Ampun Bi... Aulia harus tahu sebenarnya. Ibu Aulia meninggal karna apa dan siapa pengirim surat itu Bi?"

"Bibi yang menulis nya,Non" ujar Bi Inah lirih

"Apa!!! tapi kenapa Bi...? Kenapa? semua ini apa... Aulia tidak bisa menerima semua ini.. "

"Non,Maafkan lah Bibi, Non.... Bibi tidak tega melihat Non Aulia selalu bersedih dan dalam tidurpun selalu merindukan Nyonya. Bibi minta Maaf"

"....."

"Ibu Non hanya mengirimkan surat ini ke Bibi saat kali terakhir Bibi bertemu dengan Nyonya" ujar Bi Inah sembari menyodorkan amplop coklat. Aulia tidak bisa menahan kesedihannya emosinya tak karuan dengan hati yang berantakan di raihnya amplop itu. Dilihatnya isinya beberapa dokumen asli milik keluarga sanjaya dan sebuah surat wasiat di tujukan olehnya dan secarik kertas serta foto dirinya dan ibunya.

untuk Aulia

Sayang, mungkin sekarang ini kamu sudah dewasa sudah bisa mengambil keputusan dengan baik, Ibu berharap Bi Inah mendidik mu menjadi anak yang penurut dan juga tangguh. Sayang jika kamu sudah menerima surat ini artinya Ibu sudah tidak berada di samping mu lagi, Jangan bersedih sayang Ibu akan selalu ada di hati kamu. Kamu pasti sudah membaca surat sebelumnya bukan di ulang tahun mu yang ke 11 temuilah orang itu. Bi Inah tidaklah salah sayang. Dia sangat menyayangimu seperti menyayangi Dipta. Ibu akan selalu menyayangi mu Nak

Airmata Aulia tidak terbendung lagi ia menangis sesenggukan menahan sesak di dadanya. Mengapa harus ia yang mengalami takdir seperti ini. Kehilangan kasih sayang dan kehangatan dari sosok ayah dalam hidupnya diperlakukan dengan tidak manusiawi oleh ayahnya dan bahkan saat ini ia harus menerima kenyataan bahwa penantiannya selama 10 tahun berakhir dengan duka yang besar. kehilangan sosok Ibu dalam hidupnya tak bisa di jelaskan dengan kata - kata apapun. Rahasia yang di simpan rapat Bi Inah pun makin membuatnya sakit, Namun ia selalu mengingat pesan Ibunya bahwasanya Bi Inah tak salah. Hatinya masih menolak kenyataan kepergian Ibunya. Ia mulai berfikir dan menemukan sesuatu yang janggal

"Bi Inah, Kapan Ibu meninggal Bi"

"Itu tepat usia Non 10 tahun"

"Bi di surat ini.."

'kalau aku bilang ke Bibi apa dia mau jujur'

"Ada apa Non?"

"Ngak apa - apa kok Bi" ujarnya sambil berjalan menuju ke kamarnya sebelum sampai Ia menoleh ke arah Bi Inah

"Aulia butuh waktu Bi..."

"Bibi paham Non,Maafkan kelancangan Bibi" ujar Bi Inah. Aulia hanya menjawab dengan anggukkan dan langsung masuk ke kamarnya. Di dalam kamarnya ia duduk di ranjang sambil menatap lekat foto ibunya dan dirinya.

"Ibuku sayang, kenapa takdir selalu kejam pada kita. Seandainya bisa memilih Aulia hanya ingin lahir di keluarga yang biasa saja."

"Ibu,Aku sangat kesepian beberapa tahun ini menunggu Ibu datang dan Kak Dipta ke Kairo. Ibu Maafkan Aulia sepertinya sangat sulit memaafkan Bi Inah" ujarnya sambil menghela nafas panjang tanpa sepengetahuannya Bi Inah tak sengaja mendengar gumamannya

"Maafkan Bibi Non" ujarnya sambil berlalu meninggalkan tempat berpijaknya tadi.

***

Kairo

Lelaki itu masih sibuk dengan persiapan sidang tesisnya. Lelaki bertubuh tegap dengan wajah khas Indonesia dengan alis tebal hitam serta rambutnya yang hitam legam, bibirnya yang tipis kemerahan Khas wajah tampan Pria Sunda di tambah lagi tubuhnya yang atletis karena dia salah satu juara internasional bela diri Karate. Membuat banyak wanita mengidolakannya namun ia sama sekali tak tertarik. Dalam hidupnya hanya ada dua wanita yang paling di cintainya Ibu dan Adiknya. Ia sadar bahwa dia dan Adiknya bukanlah sekandung, entah saat ini perasaannya pada gadis itu seperti apa. Ada rindu yang membelenggu hatinya namun ada ketakutan di hatinya akan perasaan yang tak biasa itu.

"Dipta... bagaimana sudah siap"

"Bagas... Ya aku sudah siap"

Mereka mulai memasuki ruang sidang. Di sana penguji sudah bersiap menunggu preaentasi dari Dipta. Dengan langkah yang mantap Ia berjalan menuju podium dan memulai presentasinya. Setelah bergulat dengan pertanyaan dan sanggahan - sanggahan, penguji merasa sangat puas dari hasil tesis Dipta

"Saudara Pranadipta Arba'a. Selamat anda berhak mengikuti wisuda dan menyandang gelar doktor"

"Terima kasih, Pak..."

Keluar dari ruang sidang kawan - kawannya berhambur mengucapkan selamat atas keberhasilan Dipta. Mereka selama dua tahun berjuang demi pendidikan dan masa depan mereka, suka duka sudah mereka lewati bersama mulai dari kekurangan uang karna kiriman yang pas - pasan. Terkadang mereka berjualan makanan khas Indonesia ketika festival di gelar di kbri ataupun di gelar di tempat lain. Dipta memiliki kawan - kawan yang solit dan yang paling dekat dengannya adalah Bagas. Mereka semua berasal dari berbagai daerah di Indonesia, Mereka mendapat beasiswa dari universitas tempat mereka kuliah dulu.

"Agh lega sekali rasanya" ujar Dipta sambil menghempaskan tubuhnya di sofa kamar asrama mereka

"Allhamdulilah, Bro...akhirnya kita bisa wisuda bareng yach... "ujar Bagas

"Ya... kau benar.. aku jadi tidak sabar"ujarnya sambil mengulam senyum di bibirnya

"Kau ini...tidak sabaranmu itu untuk wisuda atau untuk bertemu dengan gadis yang ada dalam foto itu" ujar Bagas sambil menunjuk bingkai foto mini yang terletak di atas nakas.

"Hey dia itu adikku..."

"Adik yach.... apa ade - ade... hahhaha"

"Kau ini... huuuuffff"

"Kenapa, benarkan dugaanku"

"Entahlah... aku juga masih tidak percaya jika dia anak dari majikan ibuku dulu."

"What... are you sure... katamu dia itu ponakan Ibu mu dari sepupu Ibu kamu."

"Ya... beberapa bulan yang lalu Ibuku menelpon dan menceritakan hal itu. Tapi dia tidak memberi tahuku alasannya berbohong. Ibu ku bilang dia hanya di titipi majikannya dan akan menjemputnya jika waktunya tiba"

"Wah... wah... wah... bahaya"

"Apanya yang bahaya.... "

"Kalian bukan mahrom jadi tidak bisa tinggal serumah kan"

"Hei memangnya aku ini tidur di kamarnya apa. Lagi pula ada ibuku kan "

"Ya tetap saja... syaiton itu ngak kenal tempat.. sekali iman kamu lengah... beeeeh.... abis..."

"Jika Itu kamu...." ujarnya sambil berdiri

"Sialan Lu... " gerutunya

"Benarkan...buktinya Nur gadis Bule istanbul yang tempo hari kau kenalkan padaku. Kau embat jugakan" ujarnya enteng sambil meminum segelas air putih hingga tandas

"Agh salah kau lah... di kenalin gadia bening kayak gitu ogah.. ya jadi aku lah yang maju"

"Dasar otak mesum.... sudah berapa kali kau bermain dengannya.... Kau tidak bisa bohong padaku, aku tahu kamu,Gas. Mana ada cewek yang kamu anggurin." ujarnya sambil tersenyum aneh

"Hhhhmmm... Kau ini... jangan membongkar aibku lah.... meski kita cuma berdua, ketiga itu syaiton. Kau pasti tahu lah bagaimana nikmatnya bercinta dengan gadis bule. "

"Itu kamu.... aku belum, Masih perjaka ting- ting"

"Hahhaha semoga tidak jadi perjaka tua"

"Kau... "

"Slow,Bro...masa sih se gede gini belum pernah merasakan aku tidak percaya."

"Terserah"

"Hahahha....Ternyata si pria beken di kampus masih perjaka"

"Aku memang masih perjaka tapi sudah pernah berciuman"

"Bahahhaha..... "

"kembali ke kamar mu, Lama lama bicara dengan mu aku bisa gila"

"Bagaimana rasanya pasti itu ciuman pertama mu.... hahhaha... kau seperti gadis perawan saja"

"Hentikan....keluar... ayo keluar" ujarnya sambil mendorong tubuh bagas keluar dari kamarnya

"Hah... beres si hama kadut itu sudah tidak ada"

'Kenapa aku jadi bodoh begini... meladeni omongannya yang gesrek itu' gumamnya sambil menggelengkan kepalanya.

Ia hanya terbaring sambil menatap langit - langit kamarnya sambil membayangkan seseorang

"Sedang apa kau ciuman pertamaku"

***

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab. 6
7 Bab 7 Viral
8 Bab. 8 Keputusan
9 Bab. 9 Kisah yang berbeda
10 Bab. 10 memulai dari mana
11 Bab. 11 Pertemuan
12 Bab. 12 permulaan
13 Bab. 13 Sore di pantai Alexandria
14 Bab. 14 OSPEK
15 Bab. 15 Primadona Kampus
16 Bab. 16.Hal tak terduga
17 Aku bukan Dia
18 Bab. 18.Aku Bukan Dia ( 2)
19 Bab. 19. Bertahanlah
20 Bab. 20. Bella ku sayang Bella ku malang
21 Bab. 21. Hari hariku tanpa kamu
22 Bab. 22. Sang Pewaris
23 Bab. 23. Ternyata
24 Bab. 24.Dunia Aurora
25 Pulangnya Dipta dan Duka Bi Inah
26 Bab. 26 Kekecewaan Dipta
27 Bab 27. Aku Mencintaimu,Mas
28 Bab. 28. Romansa Cinta dan Kenyataan
29 Bab. 29 Rasa yang aneh terulang lagi
30 Bab. 30 Rasa tak percaya
31 Bab. 31 Kekecewaan Yudis
32 Bab. 32. Makan Malam
33 Bab. 33. Penyesalan yang tiada arti
34 Bab. 34 Kabar Buruk
35 bab 35. kisah yang sebenarnya
36 Bab. 36. Dia Butuh Kamu
37 Bab. 37. Permainan Di Mulai
38 Bab. 38. Permainan Di Mulai 2
39 Bab. 39. Harapan, Adalah mimpi di saat kita terjaga.
40 Bab. 40. Yakin semua akan baik saja
41 Bab. 41. Kenyataan
42 Bab. 42. Kembalilah, Aku mohon
43 Bab. 43. Pertemuan Kita
44 Bab. 44.Pertemuan Kita (2)
45 Bab. 45. Tentang Rasa kita
46 46. Kejutan apalagi ini
47 Bab. 47. Semoga ini selamanya
48 Bab. 48. Honeymoon vs selesaikan masalah
49 Bab. 49. Sekarang sudah berakhir
50 Bab. 50 Ragaku Hidup, Jiwaku mati
51 Bab. 51.Tuhan Bisa kah Aku egois
52 Bab. 52. Menang jadi Arang Kalah jadi Abu
53 Bab. 53.Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu (2)
54 Bab. 54. Melepas mu pergi
55 Bab. 55. Awal yang Baru
56 Bab. 56. Kamu itu cintaku titik tidak ada koma
57 Bab.57. Bukan hanya sebatas Cinta
58 Bab. 58.Izinkan aku mencintai
59 Bab. 59. Tak Terduga
60 Bab. 60.Benar Perasaan Ini
61 Bab. 61 Pilihan
62 Bab. 62.Menjemput Bahagia
63 Bab. 63. Anugerah Terindah
64 Extra Part
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab. 6
7
Bab 7 Viral
8
Bab. 8 Keputusan
9
Bab. 9 Kisah yang berbeda
10
Bab. 10 memulai dari mana
11
Bab. 11 Pertemuan
12
Bab. 12 permulaan
13
Bab. 13 Sore di pantai Alexandria
14
Bab. 14 OSPEK
15
Bab. 15 Primadona Kampus
16
Bab. 16.Hal tak terduga
17
Aku bukan Dia
18
Bab. 18.Aku Bukan Dia ( 2)
19
Bab. 19. Bertahanlah
20
Bab. 20. Bella ku sayang Bella ku malang
21
Bab. 21. Hari hariku tanpa kamu
22
Bab. 22. Sang Pewaris
23
Bab. 23. Ternyata
24
Bab. 24.Dunia Aurora
25
Pulangnya Dipta dan Duka Bi Inah
26
Bab. 26 Kekecewaan Dipta
27
Bab 27. Aku Mencintaimu,Mas
28
Bab. 28. Romansa Cinta dan Kenyataan
29
Bab. 29 Rasa yang aneh terulang lagi
30
Bab. 30 Rasa tak percaya
31
Bab. 31 Kekecewaan Yudis
32
Bab. 32. Makan Malam
33
Bab. 33. Penyesalan yang tiada arti
34
Bab. 34 Kabar Buruk
35
bab 35. kisah yang sebenarnya
36
Bab. 36. Dia Butuh Kamu
37
Bab. 37. Permainan Di Mulai
38
Bab. 38. Permainan Di Mulai 2
39
Bab. 39. Harapan, Adalah mimpi di saat kita terjaga.
40
Bab. 40. Yakin semua akan baik saja
41
Bab. 41. Kenyataan
42
Bab. 42. Kembalilah, Aku mohon
43
Bab. 43. Pertemuan Kita
44
Bab. 44.Pertemuan Kita (2)
45
Bab. 45. Tentang Rasa kita
46
46. Kejutan apalagi ini
47
Bab. 47. Semoga ini selamanya
48
Bab. 48. Honeymoon vs selesaikan masalah
49
Bab. 49. Sekarang sudah berakhir
50
Bab. 50 Ragaku Hidup, Jiwaku mati
51
Bab. 51.Tuhan Bisa kah Aku egois
52
Bab. 52. Menang jadi Arang Kalah jadi Abu
53
Bab. 53.Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu (2)
54
Bab. 54. Melepas mu pergi
55
Bab. 55. Awal yang Baru
56
Bab. 56. Kamu itu cintaku titik tidak ada koma
57
Bab.57. Bukan hanya sebatas Cinta
58
Bab. 58.Izinkan aku mencintai
59
Bab. 59. Tak Terduga
60
Bab. 60.Benar Perasaan Ini
61
Bab. 61 Pilihan
62
Bab. 62.Menjemput Bahagia
63
Bab. 63. Anugerah Terindah
64
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!