Mobil angkot itu berhenti di depan sebuah gapura pintu masuk sebuah desa. Desa yang sangat terpencil dan paling ujung di desa itulah Bi Inah tinggal dengan seorang Putra yang berusia 15 Tahun. Bi Inah belum sempat mengabari anaknya dan malah pulang dengan tiba - tiba. Bi Inah masih menggendong anak majikannya itu wajah gadis kecil itu lebab dan mulai membengkak. Bi Inah mulai khawatir dengan kondisi putri majikannya itu. Setelah sampai di rumahnya Bi Inah di bantu para tetangganya membopong tubuh Gadis kecil itu dan di baringkannya ke ranjang.
"Nah... ini loh ana'e sopo kok melas tenan yo ( ini anak siapa kok kasihan sekali)"
"Ini anaknya Sepupu saya dari jawa, Mbak. Dia di siksa sama Bapaknya dan sepupu saya itu meninggal dunia. Sebelum meninggal dia nitipi anaknya ke saya, Mbak"
"Olaha.... kasian yo..."
..............................................................
Di kantor polisi
Pengacara keluarga Sanjaya dan sekertaris pribadi keluarga Sanjaya sudah menunggu Amalia di sebuah ruangan khusus. Tak berapa lama petugas datang dengan Amalia. Kini mereka pun duduk saling berhadapan. Hening tercipta di antara mereka.
"Eemm Nyonya Amalia. Bisa anda cerita kejadian yang sebenarnya...Nyonya besar sangat terpukul karna pemberitaan mengenai anda sudah tersebar luas di media"
"Saya tidak melakukan apapun yang di beritakan bahkan issue perselingkuhan ku pun itu tidak benar. Aku sama sekali tidak tahu pria itu. Tapi... " ucapannya mengambang tatkala matanya tertuju pada satu sosok yang baru dilihatnya
"Kau..???ini Pak Hotman Lelaki ini persis di dalam foto itu!"
"Apa Nyonya Yakin.. ?"
"Aku tidak akan salah...."
"Maaf,tapi Nyonya...Nyonya besar mengirim dia bersama saya"
"Maaf, Nyonya saya... hanya ingin menyampaikan pesan Nyonya Besar"
"Hah ibu... pasti dia sangat sedih."
"Benar,Nyonya...Nyonya Besar ingin menanyakan keberadaan putri anda"
"Beritahu padanya putriku baik - baik saja. aku tidak bisa melihatnya di kota ini. Itu sangat berbahaya untuknya"
"Tapi, Nyonya apa tidak sebaiknya nona kecil di asuh oleh Eangnya"
"Aku tahu.... tapi aku tidak ingin mengambil resiko."
"Nyonya sepertinya kasus Nyonya ini ada yang sengaja mengaburkan bukti. Dan akan sulit terbebas dari tuduhan."
"Aku paham, Pasti orang itu dalang dari semua ini. Kita ikuti saja permainannya. Ogh ya bagaimana Sanjaya Grup"
"Mereka berhasil mengambil beberapa anak perusahaan atas nama Suami anda Nyonya. Ini tidak akan baik untuk perusahaan Sanjaya."
"Ternyata mereka sangat licik. Kau tahu apa yang harus kau lakukan Pak Hotman. Cepat atau lambat mereka akan melelang semua aset Mas Reksa termaksud Rumah Kami."
"Saya Paham Nyonya dan Rehan lebih tahu mengenai Hal itu"
"Saya siap Nyonya demi Wasiat Ayah Nyonya Tuan Sanjaya." ujar Rehan
"Baiklah Kau urus semuanya, kalian jangan khawatirkan aku. Cukup untuk meminta keringanan Hukuman atas kasusku. Selebihnya aku yang akan mengurusnya"
"Baik, Nyonya" ujar mereka serempak
"Dan satu lagi. Suatu saat anakku akan mencarimu. Maka tolonglah Ia.. Hanya dia yang bisa menolong kita" ujarnya sambil Menatap Rehan dengan permohonan
"Baik Nyonya."
"Maaf, Waktu kunjungan Sudah habis"
Amalia beranjak dari duduknya dan meninggalkan mereka berdua. Pak Hotman dan Rehan hanya saling menatap seakan mereka membaca pikiran masing - masing. Mereka lalu keluar dari kantor polisi. Pak Hotman yang sudah tahu apa yang akan di lakukannya mulai melancarkan aksinya. Sedang Rehan yach pria itu sedikit berbeda ada raut wajah kesedihan yang nampak di wajahnya. Namun dengan cepat ia menepis rasa yang hanya ia yang tahu dan melajukan mobilnya.
***
Di Desa
"Ibu.... huuuu... hhhhuuuu... Ibu" tangis Aulia
"Non... Kenapa...ada apa Non" ujar Bi inah
"Aku Rindu Ibuku,Bi"
"Sabar ya Non. Katanya Nyonya Non ikut Bibi dulu nanti Ibunya Non datang menjemput"
"Yang benar,Bi...Kapan?"
"Nanti Non Bibi juga ngak tahu. Katanya Non harus belajar mandiri dan kuat baru Ibu Non datang jemput"
"Bibi ngak lagi bohong kan "
"Ngak Non... ogh ya katanya Nyonya untuk sementara Non Pake nama Aurora. Itu pesannya Ibu Non"
"Aurora"
"Iya Non"
"Bi.... Aulia Janji akan belajar mandiri dan menjadi kuat seperti yang ibu inginkan. Aku ingin segera bertemu Ibu,Bi"
Bi Inah hanya tersenyum dan mengangguk pelan menanggapi ucapan nona mudanya. Hari berlalu begitu cepat Kasus pembunuhan Majikannya pun sudah sampai ketelinganya. Ia memutuskan untuk menemui Nyonyanya di tahanan.Dengan langkah yang ragu ia mulai mendekat untung saja dia datang lebih pagi karna hari ini adalah hari penentuan sidang Nyonyanya.
"Bi Inah.... kenapa kemari"
"Saya.. khawatir Nyah..."
"Dia sama siapa"
"Dia sama anak saya Nyah di desa"
"Aku baik - baik saja. Tolong Bi Inah jaga dia baik - baik nanti aku kan terus memberi kabar saat ulang tahunnya. Dan aku minta tolong Bi"
"Apa, Nyah...pasti Bibi bantu" ujar Bi Inah. Lalu Amalia mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga Bi Inah dan di sahut dengan anggukan oleh Bi Inah.
"Sekarang lebih baik Bi Inah cepat pergi. Di Sini tidak aman Bi. dan hati hati jangan sampai Bi Inah di ikuti orang yach" ujarnya lagi
"Tapi... Nyah.. "
"Pergi lah... sudah tidak ada waktu. Hati hati Bi" Ujarnya sambil berlalu karna tarikan petugas yang akan membawanya masuk ke dalam mobil tahanan. Bi Inah hanya memandang pilu majikannya. Bi Inah sudah sangat Lama bekerja dengannya sejak masih Usia belia Bi Inah dwngan setia mendampingi keluarga Sanjaya. terlebih lagi Amalia. Bi Inah sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri. Kesedihan yang serupa di rasakan Ibu kandung Amalia. Semenjak pemberitaan Putrinya memanas kondisi kesehatannya pun makin memburuk.
Hari itu menjadi titik tumpu bangkit dan jatuhnya seseorang. Dalam persidangan Amalia hanya diam tanpa ekspresi apapun. Membuat peserta sidang pun agak heran. Keputusan hakim menjatuhkan hukuman 7 tahun penjara lebih ringan dari tuntutan jaksa yang menjatuhkan hukuman mati. Amalia hanya tersenyum dalam hatinya, Ia hanya diam hingga di luar persidangan pun ia masih diam dan dingin awak media pun masih sibuk menyodorkan pertanyaan namun tak ada yang di gubrisnya.
"Apa.... kenapa sampai keputusan berakhir seperti itu hah... Aku sudah bayar mahal pengacara,Jaksa dan Saksi - Saksi memberatkan wanita sialan itu. Kenapa kalian tidak becus. Bunuh dia!!!" Seru lelaki berjas Coklat itu sambil membanting gelas yang sedang di pegangnya.
"A... ma.... lia..... kau harus mati. Menyusul Suamimu yang tidak berguna itu"
Hari - Hari di Lalui dengan penuh semangat. Putri kecil Amalia dan dirinya. Hingga Suatu hari ketika saat sedang membersihkan halaman para tahanan yang lain sedang sibuk membersihkan, menyapu,mencabut rumput. Dari sudut kamar mandi terlihat seorang wanita berjalan dengan langkah hati - hati mendekati Amalia yang sedang berjongkok membersihkan dedaunan kering. Langkah wanita itu makin cepat dan dengan sekali tubrukan pisau yang di pegangnya menancap dengan sempurna di perut Amalia. Amalia terjatuh di tanah seketika para tahanan yang lain menjerit melihat sosok Amalia bersimbah darah. Wanita itu hanya diam terpaku di tempatnya menunggu dan memastikan tugasnya selesai tanpa cacat. Seketika petugas yang bejaga pun mengangkat tubuh Amalia dan membawanya di klinik Rutan.
"Maaf, Lukanya sangat dalam dan harus di operasi"
"Bawa dia ke rumah sakit"
Dalam perjalanan Amalia tersadar dan meminta menghubungi seseorang dan berbicara padanya. Setelah berbicara ia pun kembali pingsan darah mengucur deras dari perutnya. Setelah sampai di rumah sakit dokter UGD pun mulai menyiapkan ruang opreasi Sito. Setelah menunggu beberapa jam dokterpun selesai
"Maaf, Kami sudah berusaha namun beliau tidak terselamatkan"
Kabar meninggalnya Amalia pun terdengar di telinga sang penyuruh. Ia tertawa lepas seakan beban di pundaknya selama ini sirna. Nyonya besar yang mendengar hal itu pun drop seketika dan menyusul putri kesayangannya ke alam baka. Pemusarahan jenazah Amalia sudah di urus oleh pihak rumah sakit dan tidak satupun yang bisa melihat wajahnya karna permintaan keluarga. Di pemakaman prosesi penguburan pun berjalan dengan Haru. Mereka tak menyangka Keluarga Sanjaya yang terkenal tertimpa musibah naas yang bertubi - tubi mulai dari kasus yang membelit pewaris tunggal Sanjaya Grup hingga meninggalnya menantu dan anak mereka lalu Istri dari Tuan Sanjaya pun berpulang belum cukup sampai di situ. Cucu Pewaris tunggal Sanjaya grup masih dinyatakan hilang. Sungguh miris, Dari kejauhan seseorang sedang mengamati prosesi pemakaman dengan berderai airmata. Ia tidak menyangka bahwa pagi tadi adalah pertemuan terakhirnya.
Bersambung
Hay.... hay.... tinggalkan jejak dan likenya yach.... ganbatte.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Nuriyani Nonong
sudah mulai tegang ceritanya
2024-04-29
0
Hotiahhalim Halim
seru ceritanya lanjuut
2021-10-05
0