Tiga Hari Kemudian
Kegiatan penerimaan mahasiswa baru masih berlangsung. Kegiatan demi kegiatan sukses dilakukan meski di bumbuhi dengan drama namun semua menjadi berkesan. Para calon mahasiswa masih sibuk mempersiapkan diri untuk menujukkan bakat seni mereka di atas panggung ya walaupun bukan panggung megah namun cukup membuatmu terkenal jika sukses membuat para penonton terpukau. Mereka sibuk mendiskusikan penampilan mereka satu sama lain. Sedang Aurora hanya pasrah dan tak ambil pusing dengan penampilannya nanti.
"Ra gimana sudah nemu apa yang harus di tampilkan nanti" tanya Bella membuyarkan lamunannya
"Belum... tepatnya ngak ada..."
"Hhhmmm kamu kan jago dance sama balet itu ajah"
"Ogah... ngak mau..."
"Kenapa"
"tangsin gue"
"Terus... Lu mau berantem githu di panggung"
"Ya kalau bisa..gue sekalian mau ajah anak itu..."
"Yang mana sih..."
"Itu yang lagi ketawa - ketiwi sama temannya"
"Yudis?"
"Ya... Pengen banget bejek - bejek dia"
"Wahahahha... hati - hati nanti bisa jatuh cinta... "ujarnya sambil menggoda Aurora
"Cinta.. heh ngak akan"
"Agh terserah Lu, dah.... egh tahu ngak gosip nya nih bakalan di adakan penobatan primadona kampus"
"Maksudnya Primadona gimana?"
"Iya.. gini kamu tahu kan kak Jeslyn."
"Ya... tahu.... yang bodinya aduhai" ujarnya sambil menirukan gaya para lelaki ketika melihat sosok yang sedang menjadi topik pembicaraan
"Dia itu Primadona kampus jadi pada malam inagurasi nanti setelah pentas seni akan di umumkan juaranya dan kak Jeslyn akan menyerah kan mahkotanya itu. Sampai sini paham"
"Heemmmm"
"Jadi kamu pasti bisa,Ra..."
"Eemmm"
"kenapa sieh jawabnya githu.. emm... emm. terus"
"Sakit gigi gue mikirin ide buat tampil"
"Hahhaha kepala Non yang sakit bukan gigi" sambil menunjuk deretan giginya
"Terserah gue lah"
Mereka masih asik berdebat hal receh bahkan tidak masuk akal bagi yang mendengarnya. Seorang laki-laki datang mendekati mereka
"Hey... gue mau ngomong sama lu"
"Gue?" ujar Aurora
"Iya Lu... ikut gue" sambil meraih tangan gadis itu namun di tepisnya
"Ngak mau...kalau mau bicara tuh di sini ajah dan yang sopan dong sama cewek"
"Ck... sok banget sieh Lu...Lu masih punya hutang sama gue tahu!"
" Utang?..sejak kapan gue minjem duit Lu"
"Bukan soal duit tapi lu belum bertanggung jawab atas apa yang udah lu lakuin ke gue"
"Apa... emang gue ngelakuin apa sama lu"
"Belaga lupa degh lu ya... ikut gue sekarang" Ujar pria itu tak lain adalah Yudis dan tanpa aba - aba menyeret Aurora bersamanya ke pojok gedung
"Lepasin ngak..." bentaknya
"Apa sieh mau kamu Yud...aku kan sudah nawari pengen bawa kamu ke klinik tapi kan kamunya ngak mau. Malah bilang aku ngak bertanggung jawab lagi"
"Gue pengen Lu jadi temen gue... "
"Apa... teman?"
"Ya teman gue... sebagai ganti rugi karna lu udah buat tangan gue luka. liat nih masih gue perban nih... jadi gue minta lu jadi temen gue"
"Tunggu degh... gue ragu arti teman menurut lu"
"Ngak usah suudzon githu... gue pure pengen temenan sama lu." ujar Yudis sambil memainkan gantungan kunci miliknya ' Ayo dong mau dong please,Ra'gumamnya dalam hati
"Gue.... Gue...." ujarnya sambil berpikir
"Ya ilah... pake mikir lagi gue cuma mau lu tanggung jawab karna ulah Lu, jadi temenan sama gue...."
"Tapi kan.... "
" Aduh banyak mikir mau atau ngak nih"
"Ya udah iya...." ujarnya "Terpaksa" lanjutnya dengan lirih
"Mulai hari ini kita temenan, Deal"
"Eemmm" sambil menyambut uluran tangan Yudis sebagai tanda persahabatan. Yudis yang terlihat girang langsung meninggalkan Aurora sendiri. Sejujurnya Aurora tidak ingin terlalu dekat dengannya demi kelancaran rencananya,namun ada hal yang tak bisa ia kendalikan. Tapi dengan dekatnya ia akan jauh lebih mudah mengakses kediamannya bukan.
'Kita lihat akan seperti apa reaksi kamu jika tahu siapa aku sebenarnya,Yudis'
Dilangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu. Bella yang sejak tadi panik karna yudis tiba - tiba menyeretnya pergi pun merasa lega setelah kemunculannya.
"Lu ngak apa kan... Ra... Yudis ngak bikin yang aneh aneh kan sama lu"
"Gue ngak apa kok... tenang ajah Yudis ngak macem - macem"
"Syukur degh... gue keppo" ujarnya dengan gaya manja
"Udah ah males bahasnya..."
"Ya.... ngak asik lu,Ra"
Hari yang dinanti pun tiba semua panitia dan penyelenggara sibuk hilir mudik. Mengatur ini dan itu kesibukkan sudah terjadi sejak pagi hingga petang pun makin sibuk. Para peserta yang akan menampilkan bakat mereka sudah bersiap di belakang panggung sambil sesekali berlatih ataupun melakukan hal - hal mengurangi kecemasan mereka. Satu persatu perwakilan fakultas pun naik menampilkan persembahan mereka ada yang dance, bernyanyi, bermain biola, piano, paduan suara, bernyanyi trio dan masih banyak lagi. Sedang di belakang panggung Aurora masih santai dengan gitarnya ia duduk sambil memainkan gitar sesekali mengatur nada dan mendengarkan ulang petikan gitarnya namun tiba - tiba ia terkejut seseorang menepuk bahunya
"Ya Allah....aduh bikin kaget ajah sieh... ada apa" ujarnya sambil melanjutkan aksinya tadi
"Gue mau beri semangat sebagai teman yang baik..cayo Aurora" ujar orang itu
"Hhhmmmm"
"Jutek banget sieh....Lu... ngak seneng gue disini"
"Menurut Lu...."
" Seneng pasti"
"Pede banget Lu... ck"
"Kalau ngak PeDe ngak mungkin juga gue di sini, Ra si Bella tumben belum nongol"
"Belum lagi ngedate kali sama pedekatenya"
"Ooowww"
'Penampilan selanjutnya dari jurusan Managemen Bisnis Aurora Putri S. silahkan ke panggung' Suara MC itu mulai menggema dengan sorakkan riuh meneriaki namanya.
"Nama lu tuh... Maju gih..."
"Iya gue denger... " ujarnya sambil melangkah menaikki panggung
"Semangat Ra..." Ujar orang itu yang ternyata Yudis.
Suasana depan panggung sangat ramai. Aurora sengaja meminta team lighthing agar Pencahayaannya di gelapkan dan hanya ada lampu sorot ketika ia mulai bernyanyi. Aurora duduk di posisinya sambil memangku gitarnya ia mulai memetik gitarnya suara akustiknya mulai terdengar melow semua penonton menyalakan blitz hp dan mulai terbuai dwngan melodi yang di bawakan Aurora dan ia mulai bernyanyi bait demi bait.
Manakala hati menggeliat
Mengusik renungan
Mengulang kenangan
Saat cinta
Menemui cinta
Suara semalam dan siang
Seakan berlagu
Dapat aku dengan rindumu
Memanggil namaku
Saat aku tak lagi disisimu
Ku tunggu kau di keabadian
Aku tak pernah pergi
Selalu ada dihatimu
Kau tak pernah jauh
Selalu ada di dalam hatiku
Sukma ku berteriak
Menegaskan kucinta padamu
Terima kasih pada Mahacinta
Menyatukan kita
Saat aku tak lagi di sisimu
Kutunggu kau di keabadian
Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh sukacita
Sehingga siapa pun insan Tuhan pasti tahu
Cinta kita sejati
Saat aku tak lagi di sisimu
Kutunggu kau di keabadian
Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan pasti tahu
Cinta kita sejati
Lembah yang berwarna membentuk melekuk
Memeluk kita dua jiwa yang melebur jadi satu
Dalam kesucian cinta
Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh sukacita
Sehingga siapa pun insan Tuhan pasti tahu
Cinta kita sejati
Suara riuh penonton menggema setelah penampilan Aurora Usai. Di pinggir panggung Yudis sejak tadi hanya terdiam menikmati pemandangan yang menakjubkan baginya. Aurora ya... namanya seperti pelangi di malam hari di kutub utara abadi dan mempesona.
'Ya Tuhan ini kah yang di bilang orang....Kalau jatuh cinta itu seperti ini' gumamnya sambil memegangi dadanya yang mulai berdenyut tak karuan.
"Lu kenapa, Yud?"
"Hah... kamu cantik" ujarnya tanpa sadar
"Apa... cantik?"
"Egh.. iya cantik lampunya....hehehe...tadi ligthingnya cantik maksudku" ujarnya gugup 'duh kenapa jadi oon begini sih..' batinnya
"Garing Lu" ujarnya sambil menuju kursi tunggu miliknya "Lu ngapain sieh ngikutin gue... cari cewek sana jangan ngintilin gue..kayak kunti tau ngak"
"Sapa juga yang ngikutin Lu.. gue cuma mau kasih ini ke Lu"
"Apaan nih..."
"Jangan di buka besok ajah dan jangan lupa di pake oke...da..." ujarnya sambil meninggalkan Backstage itu.
"Ngak jelas banget sieh tuh orang. Gue kan temennya bukan pacar,kenapa pake ngasih ginian juga sieh ah..." sambil melempar paper bag ke arah sofa.
"Ra... Lu kenapa sieh... marah - marah "
"Gue ngak marah cuma kesel ajah"
"Kenapa....? Yudis lagi"
"Eemmm... "
"Aduuuuh.... kenapa juga gue datang telat, Si pangeran Tampan datang.... ahahhaha"
"Idih... tampan dari mana... gantengan juga..... " ujar Aurora gantung
"Kayak siapa... hah" tanya Bella menyelidik
"Hehehhe bukan siapa - siapa kok"
"Lu jadian sama Yudis?"
"Ngak lah... kita cuma temenan doang"
"Ra, gue kasih tahu ya ngak ada tuh hubungan laki laki sama perempuan yang sebatas Teman entah si cowok ngarep ke cewek nya atau sebaliknya. mungkin juga perasaannya ada tapi di lupain."
"Tenang ajah.. gue jamin cuma temen. Ok"
Kini tiba saat pengumuman Pemenang dari pentas seni kampus UN. Riuh teriakan penonton sudah mengepung panggung juara ketiga, kedua dan pertama sudah di umumkan. Dan acara puncak penobatan Primadona kampus jatuh pada Aurora. Malam itu sekali lagi di tutup dengan nyanyian merdu dari seorang Aurora.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments