Bab. 15 Primadona Kampus

Tiga Hari Kemudian

Kegiatan penerimaan mahasiswa baru masih berlangsung. Kegiatan demi kegiatan sukses dilakukan meski di bumbuhi dengan drama namun semua menjadi berkesan. Para calon mahasiswa masih sibuk mempersiapkan diri untuk menujukkan bakat seni mereka di atas panggung ya walaupun bukan panggung megah namun cukup membuatmu terkenal jika sukses membuat para penonton terpukau. Mereka sibuk mendiskusikan penampilan mereka satu sama lain. Sedang Aurora hanya pasrah dan tak ambil pusing dengan penampilannya nanti.

"Ra gimana sudah nemu apa yang harus di tampilkan nanti" tanya Bella membuyarkan lamunannya

"Belum... tepatnya ngak ada..."

"Hhhmmm kamu kan jago dance sama balet itu ajah"

"Ogah... ngak mau..."

"Kenapa"

"tangsin gue"

"Terus... Lu mau berantem githu di panggung"

"Ya kalau bisa..gue sekalian mau ajah anak itu..."

"Yang mana sih..."

"Itu yang lagi ketawa - ketiwi sama temannya"

"Yudis?"

"Ya... Pengen banget bejek - bejek dia"

"Wahahahha... hati - hati nanti bisa jatuh cinta... "ujarnya sambil menggoda Aurora

"Cinta.. heh ngak akan"

"Agh terserah Lu, dah.... egh tahu ngak gosip nya nih bakalan di adakan penobatan primadona kampus"

"Maksudnya Primadona gimana?"

"Iya.. gini kamu tahu kan kak Jeslyn."

"Ya... tahu.... yang bodinya aduhai" ujarnya sambil menirukan gaya para lelaki ketika melihat sosok yang sedang menjadi topik pembicaraan

"Dia itu Primadona kampus jadi pada malam inagurasi nanti setelah pentas seni akan di umumkan juaranya dan kak Jeslyn akan menyerah kan mahkotanya itu. Sampai sini paham"

"Heemmmm"

"Jadi kamu pasti bisa,Ra..."

"Eemmm"

"kenapa sieh jawabnya githu.. emm... emm. terus"

"Sakit gigi gue mikirin ide buat tampil"

"Hahhaha kepala Non yang sakit bukan gigi" sambil menunjuk deretan giginya

"Terserah gue lah"

Mereka masih asik berdebat hal receh bahkan tidak masuk akal bagi yang mendengarnya. Seorang laki-laki datang mendekati mereka

"Hey... gue mau ngomong sama lu"

"Gue?" ujar Aurora

"Iya Lu... ikut gue" sambil meraih tangan gadis itu namun di tepisnya

"Ngak mau...kalau mau bicara tuh di sini ajah dan yang sopan dong sama cewek"

"Ck... sok banget sieh Lu...Lu masih punya hutang sama gue tahu!"

" Utang?..sejak kapan gue minjem duit Lu"

"Bukan soal duit tapi lu belum bertanggung jawab atas apa yang udah lu lakuin ke gue"

"Apa... emang gue ngelakuin apa sama lu"

"Belaga lupa degh lu ya... ikut gue sekarang" Ujar pria itu tak lain adalah Yudis dan tanpa aba - aba menyeret Aurora bersamanya ke pojok gedung

"Lepasin ngak..." bentaknya

"Apa sieh mau kamu Yud...aku kan sudah nawari pengen bawa kamu ke klinik tapi kan kamunya ngak mau. Malah bilang aku ngak bertanggung jawab lagi"

"Gue pengen Lu jadi temen gue... "

"Apa... teman?"

"Ya teman gue... sebagai ganti rugi karna lu udah buat tangan gue luka. liat nih masih gue perban nih... jadi gue minta lu jadi temen gue"

"Tunggu degh... gue ragu arti teman menurut lu"

"Ngak usah suudzon githu... gue pure pengen temenan sama lu." ujar Yudis sambil memainkan gantungan kunci miliknya ' Ayo dong mau dong please,Ra'gumamnya dalam hati

"Gue.... Gue...." ujarnya sambil berpikir

"Ya ilah... pake mikir lagi gue cuma mau lu tanggung jawab karna ulah Lu, jadi temenan sama gue...."

"Tapi kan.... "

" Aduh banyak mikir mau atau ngak nih"

"Ya udah iya...." ujarnya "Terpaksa" lanjutnya dengan lirih

"Mulai hari ini kita temenan, Deal"

"Eemmm" sambil menyambut uluran tangan Yudis sebagai tanda persahabatan. Yudis yang terlihat girang langsung meninggalkan Aurora sendiri. Sejujurnya Aurora tidak ingin terlalu dekat dengannya demi kelancaran rencananya,namun ada hal yang tak bisa ia kendalikan. Tapi dengan dekatnya ia akan jauh lebih mudah mengakses kediamannya bukan.

'Kita lihat akan seperti apa reaksi kamu jika tahu siapa aku sebenarnya,Yudis'

Dilangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu. Bella yang sejak tadi panik karna yudis tiba - tiba menyeretnya pergi pun merasa lega setelah kemunculannya.

"Lu ngak apa kan... Ra... Yudis ngak bikin yang aneh aneh kan sama lu"

"Gue ngak apa kok... tenang ajah Yudis ngak macem - macem"

"Syukur degh... gue keppo" ujarnya dengan gaya manja

"Udah ah males bahasnya..."

"Ya.... ngak asik lu,Ra"

Hari yang dinanti pun tiba semua panitia dan penyelenggara sibuk hilir mudik. Mengatur ini dan itu kesibukkan sudah terjadi sejak pagi hingga petang pun makin sibuk. Para peserta yang akan menampilkan bakat mereka sudah bersiap di belakang panggung sambil sesekali berlatih ataupun melakukan hal - hal mengurangi kecemasan mereka. Satu persatu perwakilan fakultas pun naik menampilkan persembahan mereka ada yang dance, bernyanyi, bermain biola, piano, paduan suara, bernyanyi trio dan masih banyak lagi. Sedang di belakang panggung Aurora masih santai dengan gitarnya ia duduk sambil memainkan gitar sesekali mengatur nada dan mendengarkan ulang petikan gitarnya namun tiba - tiba ia terkejut seseorang menepuk bahunya

"Ya Allah....aduh bikin kaget ajah sieh... ada apa" ujarnya sambil melanjutkan aksinya tadi

"Gue mau beri semangat sebagai teman yang baik..cayo Aurora" ujar orang itu

"Hhhmmmm"

"Jutek banget sieh....Lu... ngak seneng gue disini"

"Menurut Lu...."

" Seneng pasti"

"Pede banget Lu... ck"

"Kalau ngak PeDe ngak mungkin juga gue di sini, Ra si Bella tumben belum nongol"

"Belum lagi ngedate kali sama pedekatenya"

"Ooowww"

'Penampilan selanjutnya dari jurusan Managemen Bisnis Aurora Putri S. silahkan ke panggung' Suara MC itu mulai menggema dengan sorakkan riuh meneriaki namanya.

"Nama lu tuh... Maju gih..."

"Iya gue denger... " ujarnya sambil melangkah menaikki panggung

"Semangat Ra..." Ujar orang itu yang ternyata Yudis.

Suasana depan panggung sangat ramai. Aurora sengaja meminta team lighthing agar Pencahayaannya di gelapkan dan hanya ada lampu sorot ketika ia mulai bernyanyi. Aurora duduk di posisinya sambil memangku gitarnya ia mulai memetik gitarnya suara akustiknya mulai terdengar melow semua penonton menyalakan blitz hp dan mulai terbuai dwngan melodi yang di bawakan Aurora dan ia mulai bernyanyi bait demi bait.

Manakala hati menggeliat

Mengusik renungan

Mengulang kenangan

Saat cinta

Menemui cinta

Suara semalam dan siang

Seakan berlagu

Dapat aku dengan rindumu

Memanggil namaku

Saat aku tak lagi disisimu

Ku tunggu kau di keabadian

Aku tak pernah pergi

Selalu ada dihatimu

Kau tak pernah jauh

Selalu ada di dalam hatiku

Sukma ku berteriak

Menegaskan kucinta padamu

Terima kasih pada Mahacinta

Menyatukan kita

Saat aku tak lagi di sisimu

Kutunggu kau di keabadian

Cinta kita melukiskan sejarah

Menggelarkan cerita penuh sukacita

Sehingga siapa pun insan Tuhan pasti tahu

Cinta kita sejati

Saat aku tak lagi di sisimu

Kutunggu kau di keabadian

Cinta kita melukiskan sejarah

Menggelarkan cerita penuh suka cita

Sehingga siapa pun insan Tuhan pasti tahu

Cinta kita sejati

Lembah yang berwarna membentuk melekuk

Memeluk kita dua jiwa yang melebur jadi satu

Dalam kesucian cinta

Cinta kita melukiskan sejarah

Menggelarkan cerita penuh sukacita

Sehingga siapa pun insan Tuhan pasti tahu

Cinta kita sejati

Suara riuh penonton menggema setelah penampilan Aurora Usai. Di pinggir panggung Yudis sejak tadi hanya terdiam menikmati pemandangan yang menakjubkan baginya. Aurora ya... namanya seperti pelangi di malam hari di kutub utara abadi dan mempesona.

'Ya Tuhan ini kah yang di bilang orang....Kalau jatuh cinta itu seperti ini' gumamnya sambil memegangi dadanya yang mulai berdenyut tak karuan.

"Lu kenapa, Yud?"

"Hah... kamu cantik" ujarnya tanpa sadar

"Apa... cantik?"

"Egh.. iya cantik lampunya....hehehe...tadi ligthingnya cantik maksudku" ujarnya gugup 'duh kenapa jadi oon begini sih..' batinnya

"Garing Lu" ujarnya sambil menuju kursi tunggu miliknya "Lu ngapain sieh ngikutin gue... cari cewek sana jangan ngintilin gue..kayak kunti tau ngak"

"Sapa juga yang ngikutin Lu.. gue cuma mau kasih ini ke Lu"

"Apaan nih..."

"Jangan di buka besok ajah dan jangan lupa di pake oke...da..." ujarnya sambil meninggalkan Backstage itu.

"Ngak jelas banget sieh tuh orang. Gue kan temennya bukan pacar,kenapa pake ngasih ginian juga sieh ah..." sambil melempar paper bag ke arah sofa.

"Ra... Lu kenapa sieh... marah - marah "

"Gue ngak marah cuma kesel ajah"

"Kenapa....? Yudis lagi"

"Eemmm... "

"Aduuuuh.... kenapa juga gue datang telat, Si pangeran Tampan datang.... ahahhaha"

"Idih... tampan dari mana... gantengan juga..... " ujar Aurora gantung

"Kayak siapa... hah" tanya Bella menyelidik

"Hehehhe bukan siapa - siapa kok"

"Lu jadian sama Yudis?"

"Ngak lah... kita cuma temenan doang"

"Ra, gue kasih tahu ya ngak ada tuh hubungan laki laki sama perempuan yang sebatas Teman entah si cowok ngarep ke cewek nya atau sebaliknya. mungkin juga perasaannya ada tapi di lupain."

"Tenang ajah.. gue jamin cuma temen. Ok"

Kini tiba saat pengumuman Pemenang dari pentas seni kampus UN. Riuh teriakan penonton sudah mengepung panggung juara ketiga, kedua dan pertama sudah di umumkan. Dan acara puncak penobatan Primadona kampus jatuh pada Aurora. Malam itu sekali lagi di tutup dengan nyanyian merdu dari seorang Aurora.

TBC

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab. 6
7 Bab 7 Viral
8 Bab. 8 Keputusan
9 Bab. 9 Kisah yang berbeda
10 Bab. 10 memulai dari mana
11 Bab. 11 Pertemuan
12 Bab. 12 permulaan
13 Bab. 13 Sore di pantai Alexandria
14 Bab. 14 OSPEK
15 Bab. 15 Primadona Kampus
16 Bab. 16.Hal tak terduga
17 Aku bukan Dia
18 Bab. 18.Aku Bukan Dia ( 2)
19 Bab. 19. Bertahanlah
20 Bab. 20. Bella ku sayang Bella ku malang
21 Bab. 21. Hari hariku tanpa kamu
22 Bab. 22. Sang Pewaris
23 Bab. 23. Ternyata
24 Bab. 24.Dunia Aurora
25 Pulangnya Dipta dan Duka Bi Inah
26 Bab. 26 Kekecewaan Dipta
27 Bab 27. Aku Mencintaimu,Mas
28 Bab. 28. Romansa Cinta dan Kenyataan
29 Bab. 29 Rasa yang aneh terulang lagi
30 Bab. 30 Rasa tak percaya
31 Bab. 31 Kekecewaan Yudis
32 Bab. 32. Makan Malam
33 Bab. 33. Penyesalan yang tiada arti
34 Bab. 34 Kabar Buruk
35 bab 35. kisah yang sebenarnya
36 Bab. 36. Dia Butuh Kamu
37 Bab. 37. Permainan Di Mulai
38 Bab. 38. Permainan Di Mulai 2
39 Bab. 39. Harapan, Adalah mimpi di saat kita terjaga.
40 Bab. 40. Yakin semua akan baik saja
41 Bab. 41. Kenyataan
42 Bab. 42. Kembalilah, Aku mohon
43 Bab. 43. Pertemuan Kita
44 Bab. 44.Pertemuan Kita (2)
45 Bab. 45. Tentang Rasa kita
46 46. Kejutan apalagi ini
47 Bab. 47. Semoga ini selamanya
48 Bab. 48. Honeymoon vs selesaikan masalah
49 Bab. 49. Sekarang sudah berakhir
50 Bab. 50 Ragaku Hidup, Jiwaku mati
51 Bab. 51.Tuhan Bisa kah Aku egois
52 Bab. 52. Menang jadi Arang Kalah jadi Abu
53 Bab. 53.Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu (2)
54 Bab. 54. Melepas mu pergi
55 Bab. 55. Awal yang Baru
56 Bab. 56. Kamu itu cintaku titik tidak ada koma
57 Bab.57. Bukan hanya sebatas Cinta
58 Bab. 58.Izinkan aku mencintai
59 Bab. 59. Tak Terduga
60 Bab. 60.Benar Perasaan Ini
61 Bab. 61 Pilihan
62 Bab. 62.Menjemput Bahagia
63 Bab. 63. Anugerah Terindah
64 Extra Part
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab. 6
7
Bab 7 Viral
8
Bab. 8 Keputusan
9
Bab. 9 Kisah yang berbeda
10
Bab. 10 memulai dari mana
11
Bab. 11 Pertemuan
12
Bab. 12 permulaan
13
Bab. 13 Sore di pantai Alexandria
14
Bab. 14 OSPEK
15
Bab. 15 Primadona Kampus
16
Bab. 16.Hal tak terduga
17
Aku bukan Dia
18
Bab. 18.Aku Bukan Dia ( 2)
19
Bab. 19. Bertahanlah
20
Bab. 20. Bella ku sayang Bella ku malang
21
Bab. 21. Hari hariku tanpa kamu
22
Bab. 22. Sang Pewaris
23
Bab. 23. Ternyata
24
Bab. 24.Dunia Aurora
25
Pulangnya Dipta dan Duka Bi Inah
26
Bab. 26 Kekecewaan Dipta
27
Bab 27. Aku Mencintaimu,Mas
28
Bab. 28. Romansa Cinta dan Kenyataan
29
Bab. 29 Rasa yang aneh terulang lagi
30
Bab. 30 Rasa tak percaya
31
Bab. 31 Kekecewaan Yudis
32
Bab. 32. Makan Malam
33
Bab. 33. Penyesalan yang tiada arti
34
Bab. 34 Kabar Buruk
35
bab 35. kisah yang sebenarnya
36
Bab. 36. Dia Butuh Kamu
37
Bab. 37. Permainan Di Mulai
38
Bab. 38. Permainan Di Mulai 2
39
Bab. 39. Harapan, Adalah mimpi di saat kita terjaga.
40
Bab. 40. Yakin semua akan baik saja
41
Bab. 41. Kenyataan
42
Bab. 42. Kembalilah, Aku mohon
43
Bab. 43. Pertemuan Kita
44
Bab. 44.Pertemuan Kita (2)
45
Bab. 45. Tentang Rasa kita
46
46. Kejutan apalagi ini
47
Bab. 47. Semoga ini selamanya
48
Bab. 48. Honeymoon vs selesaikan masalah
49
Bab. 49. Sekarang sudah berakhir
50
Bab. 50 Ragaku Hidup, Jiwaku mati
51
Bab. 51.Tuhan Bisa kah Aku egois
52
Bab. 52. Menang jadi Arang Kalah jadi Abu
53
Bab. 53.Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu (2)
54
Bab. 54. Melepas mu pergi
55
Bab. 55. Awal yang Baru
56
Bab. 56. Kamu itu cintaku titik tidak ada koma
57
Bab.57. Bukan hanya sebatas Cinta
58
Bab. 58.Izinkan aku mencintai
59
Bab. 59. Tak Terduga
60
Bab. 60.Benar Perasaan Ini
61
Bab. 61 Pilihan
62
Bab. 62.Menjemput Bahagia
63
Bab. 63. Anugerah Terindah
64
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!