Bab. 18.Aku Bukan Dia ( 2)

"Ya udah kamu istirahat gih... biar aku yang ngomong ke panitia biar Lu ngak ikut arung jeramnya"

"Iya.. Makasih tapi gue ngak mau di tinggalin sendirian di sini, Ra"

"Lu manja bener sieh... Istirahat ajah di sini yach ntar gue minta tolong sama panitia cewek nemenin lu di sini oke"

"Ya udah kalau githu. Makasih ya"

"Your welcome" ujar Bella beranjak meninggalkan Aurora di tenda kamp milik mereka.

Para peserta yang lain sudah menyelesaikan perlombaan pertama dan kini mereka akan menuju lokasi arung jeram. Lokasi itu cukup jauh dari tempat kamp mereka, Jujur Aurora merasa tak tenang meninggalkan Bella sendirian di tenda menginggat kejadian tadi yang membuatnya teringat akan pesan yang di dapatnya semalam sebelum berangkat. Hatinya mulai tak karuan ' Duh kepikiran dia lagi, jangan sampai mereka ngelakuin yang ngak - ngak lagi, mana di sana cuma beberapa panitia ajah yang tinggal'

"Hey... Bell... kenapa sieh"

"Yud... ngak kenapa - kenapa kok. Ayo cepatan nanti kita ngak keburu lagi" ujarnya sambil mengikuti arahan menuju perahu karet yang akan di tumpanginya,

Yudis hanya mengikutinya dan bergabung bersama team mereka. Satu persatu kapal karet itu mulai menyusuri derasnya arus sungai, mereka sangat menikmati kegiatan itu. Satu persatu kapal karet mereka ada yang terbalik, ada yang saling bertubrukkan hingga kegiatan usai mereka kembali ke tempat Kamp. Sesaat sampai di tempat Kamp waktu jam makan siang pun tiba. Setelah membersihkan dirj dan berganti pakaian para peserta pun mengikuti jamuan makan siang bersama. Aurora yang sejak tadi khawatir langsung menghampiri tendanya untuk mengecek keadaan Bella.

"Ya Allah...nih anak molornya kebangetan degh... " ujarnya sambil mencoba menggapai selimut yang di pakainya

"Woy... bangun... ngak lapar Lu, Bell... woy bangun" ujarnya lalu menarik selimut itu dan betapa terkejutnya ia sosok Bella tak ada di sana. Hanya sebuah manekin yang di pasangkan rambut palsu

"Astagfirullah...Bell... ternyata benar mereka dalang semua ini dan menculiknya." ujarnya sambil menuju ke panitia memberitahukan bahwa Aurora di hilang.

"Bell, Lu kenapa...lari sampe ngos - ngosan kayak gini" ujar Niko

"Kak.. hah... hah...kak" ujarnya sambil mengatur nafasnya

"Bella... Bella... "

"Iya,Kamu kenapa.. "

'Astaga hampir saja' batinnya

"Bella...mau kasih tahu kalau Aurora... Huuuffh... huuuuffhhh"masih terengah - engah

"Kamu atur nafas dulu... ya.... pelan...pelan... Oke begitu" Ujar Niko mengintrusi Bella

"Aurora kenapa Bell"

"Dia... dia di hilang kak... aku udah cari ke mana - mana tapi ngak ketemu. Aku cuma ketemu ini di tepi hutan di sana kak" ujarnya sambil menyerahkan barang milik Aurora.

"Gelang..."

"Iya kak ini punya dia kami punya gelang yang sama dan ini punya dia kak"

"Astaga masalah apa lagi ini" ujarnya sambil mengusap kasar wajahnya

"Nik, ada apa?"

"Sal... Aurora hilang... "

"Apa... hilang... bagaimana cerita nya bisa hilang."

"Ngak ada yang tahu,Kak aku udah coba tanya sama panitia yang berjaga tapi ngak ada yang ngeliat. Bagaimana ini..."

"Kamu tenang yach"

"Nik, Kumpulkan semua panitia laki - laki kita akan mencari bersama - sama" titah Faisal

"Oke... aku kumpulin mereka ke sini."

"Ya... "

"Kak bisa aku ikut nyari juga,please"

"Bella... tolong kamu cewek bahaya jika kamu ikut mencari"

"Please kak... Aku cukup hafal daerah ini. Karna aku sering ke sini."

"Kamu yakin, sanggup"

"Yakin Kak"

"Ingat jangan terpisah dari rombongan"

"Baik, Kak"

Di sebuah Pondok

Di ruangan yang kosong hanya di terangi sebuah lampu yang menyorot ke arah seorang gadis yang sejak tadi belum juga sadarkan diri. Gadis itu duduk di sebuah kursi dengan tangan terikat, kaki pun sama dan badannya pun terikat. Ia masih belum sadarkan diri akibat obat bius yang di hirupnya, Lelaki yang sedang duduk di hadapannya pun dengan teliti memperhatikan wajahnya. Tapi ia tak menemukan apapun di sana hanya paras cantik yang nampak.

" Ini sudah terlalu lama bangunkan dia"

"Baik Tuan" ujar Hen dan mengambil sebotol air dan langsung

Byuuuuurrrr

Gadis itu terperanjak kaget dan melihat sekelilingnya gelap dan hanya dirinya yang di beri cahaya lampu. Gadis itu bingung mengapa ia berada di tempat itu sebab ia tadinya tidur di tenda miliknya namun sekarang hanya ada ruangan gelap saja. 'Apa gue sudah mati.... Ya Allah aku takut, dan kenapa pake di iket segala sieh' batinnya.

"Eeehhhhmmm"

"Siapa itu..hah... apa itu malaikat yang mau hakimi gue? apa gue sudah mati"

"Akhirnya kau sadar juga rupanya"

"To... tolong lepasin gue" ujarnya sambil berusaha melepaskan talinya namun ia gagal.

"Percuma kamu berusaha kabur dari sini,karna tidak ada siapapun yang akan menyelamatkan mu, Aurora" suara pria itu

'Suaranya kok falmiliar...tapi di mana yach?' batinnya

"Lepasin ngak...kenapa bisa gue di sini... hah" teriaknya

flasback on

Henzel sudah siap dengan posisinya. Suasana kamp sudah sepi hanya ada beberapa panitia yang berjaga. Ia menyuruh anak buahnya untuk mengecoh para panitia itu dengan membuat kegaduhan di halaman depan sementara Ia dan beberapa pengawal lainnya menuju tenda milik Aurora.

" Lakukan dengan hati - hati dan sebagian berjaga di luar" ujar Henzel membukanya dengan perlahan Gadis itu masih tertidur pulas dengan cekatan ia membius Aurora dengan sapu tangan yang sudah di tetesi bius dalam beberapa detik Aurora tak sadarkan diri.

"Bereskan sisanya, jangan sampai membuat kesalahan" titah Henzel

"Baik Tuan"

Henzel lalu membopongnya keluar memasukkannya ke dalam kantong jenazah yang sedikit di beri celah agar oksigen bisa masuk sedang pengawal yang lain menaruh manekin di tempat Aurora tidur dan menyelimutinya setelah itu mereka bergegas keluar dari tenda.

Flasback Off

"Hentikan teriakan mu membuat gendang telingaku mau pecah. Dasar gadis nakal" ujar Pria misterius itu

"Apa mau kalian Hah..."

"Kamu bertanya mau ku apa... baiklah...aku ingin membunuh mu"

"Apa... membunuh ku, jangan becanda kau... aku bahkan tidak mengenalmu dan berurusan dengan mu, Mengerti !!! jadi lepaskan aku"

"Jangan berlagak bodoh, Aurora... atau aku memanggil dengan nama Sekar."

"Apa,Sekar..hahahahaha... nama siapa itu, aku baru mendengarnya"

"Sepertinya kau mencoba mempermainkan ku yach, Apa aku harus memperjelas nya agar ingatan mu itu kembali sehat hah"

"Silahkan. Aku menunggu"

"Kau... " ujarnya hendak maju dan melayangkan tamparan padanya namun dengan cepat Henzel menahan tangan pria itu

"Jangan Tuan... bisa - bisa rencana kita gagal kalau Tuan terbawa emosi"

"Jangan ajari aku, Hen" sambil menepis tangannya

"Maaf Tuan saya lancang"

Ia maju selangkah namun wajahnya masih di tutupi dengan gelapnya ruangan. Wajahnya tak bisa di kenali dengan jelas namun suaranya terdengar tidak asing baginya.

"Sepertinya Darah Wiguna tidak pernah hilang darimu meski kebenaran tentang mu tidak di ketahui pasti oleh Hendrawan Wiguna"

"Ma... Maksud kamu... " ujarnya Mengulur waktu

' Ya Allah, Bahaya apa yang sebenarnya mengincar mu dan sialnya aku yang sedang berada di situasi ini, Ra.'

"Sepertinya kau memang tak tahu yach...Mau bertanya kemana kau semua saksi tentang kebenaran dirimu pun sudah ku habisi. Hanya aku satu satunya orang yang tahu tentang kebenaran dirimu."

'Maksud Tuan Muda apa, Jangan - jangan!' gumam Henzel dalam hati

"Kau gila, apa mau mu, aku tidak punya urusan dengan mu... kau salah sasaran bodoh"

"Aku tidak pernah salah, Kau hanya jadi penghalang bagiku dan ayahku untuk mendapatkan sanjaya Grup. Karna ayahmu sudah tidak berguna bagiku aku akan memusnahkanmu. Dengan begitu pewaris tunggal akan jatuh padaku dan juga ayahku"

"Apa... kau gila..."

" Kau sangat berani seperti ibu mu rupanya. Asal kau tahu Ibu mu mati bukan karna sakitnya semua itu adalah sabotaseku. dan kau harus menyusulnya"

"Jangan Mimpi..."

"Hahhahaha....kau masih saja angkuh rupanya, Bunuh dia Hen"

"Tapi Tuan"

"Kenapa kau mau melawan perintah ku"

"Tidak Tuan,"

"Cepat Lakukan" Serunya. Henzel mulai mendekatinya dan mulai mengarahkan pistol itu dan hendak menarik pelatuknya

"Aku bukan Aurora... bodoh.... apa mata kalian buta hah"

"Hey jangan mencoba mempermainkan ku."

"Lihat baik - baik, aku bukan dia... kep*r*t" teriaknya.

Henzel yang berdiri tepat di sampingnya menarik kembali pistol itu dengan cepat ia menarik rambut gadis itu dan ia terkejut ternyata ia menggunakan wig. Kini wajah aslinya terlihat jelas. Wajah pria misterius itu pun terkejut melihat kenyataan di depan.

' Apa... kenapa malah dia, hampir saja aku membunuhnya ' batinnya

"Hen... kenapa bisa kau salah mengenali orang hah..." bentaknya sambil mengusap kasar wajahnya

"Maaf Tuan" jawabnya

***

Di tempat lain mereka sudah bersiap melakukan pencarian. Mereka sudah melihat rute pencarian hingga ke puncak. Peralatan dan perlengkapan lainnya pun sudah mereka siapkan. Bella masih sibuk memasukkan beberapa barang dalam tasnya namun aktivitasnya terhenti sebuah telpon masuk. Ia mengangkatnya tanpa melihat siapa penelpon itu

"Halo" jawabnya. cukup lama ia hanya mendengarkan sambil sesekali mengusap wajahnya. Kini wajahnya terlihat jelas panik namun ia mencoba setenang mungkin. Yudis yang sejak tadi memperhatikannya pun angkat bicara

"Siapa Bell, kamu ngak apa apa kan"

"Iya... Aku ngak apa kok, Yud sepertinya aku ngak bisa ikutan deh... Tiba - tiba perasaan ku ngak enak githu"

"Kok Tiba - tiba, ada yang coba kamu sembunyiin dari aku" ujarnya sambil memicingkan matanya

"Ngaco lu, ngak ada lah... beneran Yud... kamu ngak liat aku gemetaran gini"

"Ya Udah kalau githu, kamu istirahat ajah, nih minum dulu"

"Makasih ya Yud..."

"Ya, gue jalan ya... yang lain udah pada berangkat"

"Iya.. "

Yudis dan yang lainnya pun berangkat menuju hutan. Bella melihat kiri dan kanannya di rasa sudah aman ia mengambil ranselnya dan segera menyusul namun mengambil jalur lain. Ia hanya punya waktu sedikit ia takut jika Bella terluka. Ia mulai melewati beberapa semak mengikuti jalan setapak sepanjang aliran sungai kecil cukup jauh dan akhirnya ia sedikit lagi mencapai tempat itu. Ia melihat sekelilingnya dan melihat Bella sudah terikat di sebuah pohon dengan mulut terikat, tangannya pun terikat namun ia tak melihat orang yang menculiknya

"Sial, orang itu cerdik juga dimana ia bersembunyi" ujarnya sambil mengintip di balik pohon pinus. Ia melihat bijih pinus lalu melemper ke arah Bella beberapa kali hingga Bella pun melihatnya. Ia berontak mengisyaratkan sesuatu padanya agar tidak mendekatinya namun Aurora tak mengerti isyarat yang di berikan. Bella berusaha membuka ikatannya Aurora semakin dekat, Ia masih berusaha dan berhasil melepaskan tali itu Aurora sudah semakin dekat dengannya. Bella berlari mendekatinya dan melihat kearah semak

Doooooor....

Mereka berdua saling menatap entah apa arti tatapan mereka. Bella dan Aurora hanya terdiam dan air mata mereka saling berlomba.

Tiiiiiiiiidddaaaaaakkkkk....

TBC

Kira kira siapa yang tertembak yach readers... jangan lupa tinggalkan jejak dan likenya yach...

Terpopuler

Comments

Azzikra

Azzikra

🤔🤔🤔🤔

2022-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab. 6
7 Bab 7 Viral
8 Bab. 8 Keputusan
9 Bab. 9 Kisah yang berbeda
10 Bab. 10 memulai dari mana
11 Bab. 11 Pertemuan
12 Bab. 12 permulaan
13 Bab. 13 Sore di pantai Alexandria
14 Bab. 14 OSPEK
15 Bab. 15 Primadona Kampus
16 Bab. 16.Hal tak terduga
17 Aku bukan Dia
18 Bab. 18.Aku Bukan Dia ( 2)
19 Bab. 19. Bertahanlah
20 Bab. 20. Bella ku sayang Bella ku malang
21 Bab. 21. Hari hariku tanpa kamu
22 Bab. 22. Sang Pewaris
23 Bab. 23. Ternyata
24 Bab. 24.Dunia Aurora
25 Pulangnya Dipta dan Duka Bi Inah
26 Bab. 26 Kekecewaan Dipta
27 Bab 27. Aku Mencintaimu,Mas
28 Bab. 28. Romansa Cinta dan Kenyataan
29 Bab. 29 Rasa yang aneh terulang lagi
30 Bab. 30 Rasa tak percaya
31 Bab. 31 Kekecewaan Yudis
32 Bab. 32. Makan Malam
33 Bab. 33. Penyesalan yang tiada arti
34 Bab. 34 Kabar Buruk
35 bab 35. kisah yang sebenarnya
36 Bab. 36. Dia Butuh Kamu
37 Bab. 37. Permainan Di Mulai
38 Bab. 38. Permainan Di Mulai 2
39 Bab. 39. Harapan, Adalah mimpi di saat kita terjaga.
40 Bab. 40. Yakin semua akan baik saja
41 Bab. 41. Kenyataan
42 Bab. 42. Kembalilah, Aku mohon
43 Bab. 43. Pertemuan Kita
44 Bab. 44.Pertemuan Kita (2)
45 Bab. 45. Tentang Rasa kita
46 46. Kejutan apalagi ini
47 Bab. 47. Semoga ini selamanya
48 Bab. 48. Honeymoon vs selesaikan masalah
49 Bab. 49. Sekarang sudah berakhir
50 Bab. 50 Ragaku Hidup, Jiwaku mati
51 Bab. 51.Tuhan Bisa kah Aku egois
52 Bab. 52. Menang jadi Arang Kalah jadi Abu
53 Bab. 53.Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu (2)
54 Bab. 54. Melepas mu pergi
55 Bab. 55. Awal yang Baru
56 Bab. 56. Kamu itu cintaku titik tidak ada koma
57 Bab.57. Bukan hanya sebatas Cinta
58 Bab. 58.Izinkan aku mencintai
59 Bab. 59. Tak Terduga
60 Bab. 60.Benar Perasaan Ini
61 Bab. 61 Pilihan
62 Bab. 62.Menjemput Bahagia
63 Bab. 63. Anugerah Terindah
64 Extra Part
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab. 6
7
Bab 7 Viral
8
Bab. 8 Keputusan
9
Bab. 9 Kisah yang berbeda
10
Bab. 10 memulai dari mana
11
Bab. 11 Pertemuan
12
Bab. 12 permulaan
13
Bab. 13 Sore di pantai Alexandria
14
Bab. 14 OSPEK
15
Bab. 15 Primadona Kampus
16
Bab. 16.Hal tak terduga
17
Aku bukan Dia
18
Bab. 18.Aku Bukan Dia ( 2)
19
Bab. 19. Bertahanlah
20
Bab. 20. Bella ku sayang Bella ku malang
21
Bab. 21. Hari hariku tanpa kamu
22
Bab. 22. Sang Pewaris
23
Bab. 23. Ternyata
24
Bab. 24.Dunia Aurora
25
Pulangnya Dipta dan Duka Bi Inah
26
Bab. 26 Kekecewaan Dipta
27
Bab 27. Aku Mencintaimu,Mas
28
Bab. 28. Romansa Cinta dan Kenyataan
29
Bab. 29 Rasa yang aneh terulang lagi
30
Bab. 30 Rasa tak percaya
31
Bab. 31 Kekecewaan Yudis
32
Bab. 32. Makan Malam
33
Bab. 33. Penyesalan yang tiada arti
34
Bab. 34 Kabar Buruk
35
bab 35. kisah yang sebenarnya
36
Bab. 36. Dia Butuh Kamu
37
Bab. 37. Permainan Di Mulai
38
Bab. 38. Permainan Di Mulai 2
39
Bab. 39. Harapan, Adalah mimpi di saat kita terjaga.
40
Bab. 40. Yakin semua akan baik saja
41
Bab. 41. Kenyataan
42
Bab. 42. Kembalilah, Aku mohon
43
Bab. 43. Pertemuan Kita
44
Bab. 44.Pertemuan Kita (2)
45
Bab. 45. Tentang Rasa kita
46
46. Kejutan apalagi ini
47
Bab. 47. Semoga ini selamanya
48
Bab. 48. Honeymoon vs selesaikan masalah
49
Bab. 49. Sekarang sudah berakhir
50
Bab. 50 Ragaku Hidup, Jiwaku mati
51
Bab. 51.Tuhan Bisa kah Aku egois
52
Bab. 52. Menang jadi Arang Kalah jadi Abu
53
Bab. 53.Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu (2)
54
Bab. 54. Melepas mu pergi
55
Bab. 55. Awal yang Baru
56
Bab. 56. Kamu itu cintaku titik tidak ada koma
57
Bab.57. Bukan hanya sebatas Cinta
58
Bab. 58.Izinkan aku mencintai
59
Bab. 59. Tak Terduga
60
Bab. 60.Benar Perasaan Ini
61
Bab. 61 Pilihan
62
Bab. 62.Menjemput Bahagia
63
Bab. 63. Anugerah Terindah
64
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!