Gama di rawat di rumah sakit, alergi dan demamnya sudah membaik. Wajah pria itu pun tidak sepucat saat ia dibawa ke rumah sakit.
"Gam, aku ke supermarket dulu ya beli pakaian ganti buat kamu mau nitip sesuatu?" tanya Luna yang duduk di samping Gama setelah selesai menyuapi pria itu makan siang.
"Emmm tak bisakah kau tetap disini? aku tak suka di rumah sakit apalagi sendirian,"pinta Gama pada Luna.
"Tapi pakaianmu gimana? di rumah juga gak ada pakaian lain untukmu, apalagi **********, masa iya kamu pakai yang itu itu terus?" tanya Luna.
"Pesan online aja, mana ponselmu?" tanya Gama.
"Aku gak punya ponsel, beberapa Minggu lalu jatuh ke sungai jadi belum ada yang buat beli baru, lagian gak butuh-butuh amat," ucap Luna.
Gama menatap heran kepada istrinya, polos sekali wanita ini pikirnya.
"Ponsel itu perlu Luna, kalau ada apa-apa gimana coba? kalau terjadi sesuatu denganku atau siapapun gimana mau ngehubungin kamu?" ucap Gama sedikit heran dengan ucapan Luna.
"Iya sih kau benar, nanti deh aku beli ponselnya tunggu dagangannya laku," ujar Luna.
"Ck kau ini, emmm kau bisa tidak ambilkan ponselku di dashboard mobil dan sebuah tas hitam juga dompet disana," ucap Gama.
"Ah baiklah, tunggu sebentar kau tidak takut kan kalau kutinggal Sebentar?" ucap Luna merasa tak yakin meninggalkan suaminya sendiri disana.
"Asal kau cepat aku tak apa menunggu sebentar," jawab Gama.
"Baiklah, aku pergi dulu aku akan cepat," ucap Luna yang dianggukkan oleh Gama.
Luna berjalan dengan cepat menuju parkiran dan mengambil barang-barang milik suaminya, saat ia membuka dashboard ia melihat dompet dan tas kecil berwarna hitam serta ponsel suaminya.
Saat mengambil barang suaminya, tak sengaja ia melihat sebuah foto usang. Luna mengambil foto itu lalu melihat ada tiga orang dalam foto itu, yang satu adalah Gama walaupun penampilannya berbeda jauh dengan yang sekarang dan seorang wanita juga pria yang seumuran dengannya.
Tampak mereka tersenyum bahagia sambil saling merangkul di dalam foto itu. Namun foto wanita dan pria di sampingnya di beri tanda X dengan tinta merah. Luna sejenak berpikir ketika melihat foto itu.
"sepertinya mereka berdua yang dimaksud oleh Gama," gumam Luna menatap foto itu.
"Jahat sekali mereka melakukan hal buruk seperti itu dengan orang yang sangat menyayangi mereka, lihat saja akan kupastikan kalian menyesal telah melakukan hal seperti itu pada Gama," ucap Luna sambil menatap foto itu.
Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan Luna kembali ke dalam ruang rawat suaminya.
"Ini barang-barangmu, dan ini," ucap Luna menyerahkan barang yang diminta oleh Gama serta sebuah foto yang Luna temukan tadi.
"Dari mana kau mendapatkan ini?" tanya Gama dengan wajah datarnya ketika melihat foto yang di pegang Luna, ketika melihat wajah datar itu Luna malah kesal dan tidak suka dengan tatapan Gama.
"Entah, berkacalah dulu, wajahmu kembali seperti kemarin ck," ketus Luna meninggalkan Gama di sana.
"Mau kemana?" tanya Gama sedikit berteriak.
"Mau ke kamar mandi, kau mau ikut hah?" ketus Luna sambil masuk kedalam kamar mandi.
Gama menyadari bahwa Luna sepertinya kesal dengan dirinya, bagaimana tidak kesal Gama menunjukkan waja datar dan dinginnya lagi pada istrinya.
"Bodoh kau Gama, hanya karena selembar foto itu kau menatap Luna dengan tatapan dinginmu dasar bodoh!" ucap Gama merutuki dirinya sendiri.
Gama melihat foto itu, ia mengeraskan rahangnya saat mengingat kembali penghianatan yang dilakukan oleh kedua orang yang sangat disayanginya itu.
Sementara itu di dalam kamar mandi, Luna tengah membasuh wajahnya, pikirannya kalut, mengapa ia begitu kesal saat Gama menatapnya seperti tadi.
"Hufftthh apa aku terlalu kejam padanya? harusnya aku pelan pelan saja, dia juga pasti masih trauma dengan semua kejadian itu, pasti sulit menghadapi semua itu, oke Luna kau bisa tahan dirimu semangat!" ucap Luna menyemangati dirinya sendiri.
Luna lalu mengambil bakul yang tersedia di dalam kamar mandi itu serta sebuah handuk lalu memasukkan air hangat ke dalam bakul.
Luna keluar dari kamar mandi, dilihatnya suaminya sedang mengutak-atik ponselnya, foto yang dibawa Luna tadi dibiarkan terletak di atas meja.
Luna mendekati suaminya," bagimana kondisimu? masih pusing?" tanya Luna sambil memeras handuk yang dibasahi ya itu.
"Nggak pusing lagi kok, maaf soal yang tadi,"ucap Gama menatap mata Luna.
"Sudah tak usah dipikirkan, aku yang terlalu sensitif asal jangan diulangi terus, sudah sini kubersihkan wajahmu," ucap Luna sambil mengusap wajah Gama dengan handuk basah seperti seorang Ibu yang merawat anaknya yang sedang sakit.
"Kenapa jenggot dan kumismu panjang sekali sih? rambutmu juga panjang seperti tidak diurus saja," gerutu Luna saat melihat wajah suaminya.
"Tak ada yang mengurusku Luna, lagi pula aku tak suka jika disentuh oleh orang lain," jelas Gama.
" Jadi kau risih dong dengan sentuhanku," ucap Luna menghentikan aktivitasnya.
"Aku mulai terbiasa, dan aku harus bisa menerimanya meskipun hanya kau satu-satunya yang bisa menyentuhku, lagi pula aku ingin cepat pulih maka hal seperti ini anggap saja sebagai latihan," jelas Gama sambil menahan tangan Luna yang sempat turun dari wajahnya.
Luna tersenyum mendengar jawaban Gama, ia kembali melakukan tugasnya.
"Aku sudah memesan pakaian, mungkin sebentar lagi tiba," ucap Gama.
"Caranya?" tanya Luna yang masih asik dengan handuk basah di tangannya, dengan telaten ia membersihkan wajah, lengan dan leher suaminya.
"Pesan online kan bisa, lagipula sekarang ini sudah canggih kau butuh apa tinggal pesan saja dan langsung dikirim," ucap Gama menjelaskan.
"Ohh begitu, hummm kalau begitu kita bisa jualan aksesoris secara online dong!" ucap Luna yang tiba-tiba terpikir ide untuk membuka toko online untuk aksesoris jualannya.
"Tentu bisa, mungkin akan lebih banyak peminatnya apalagi aksesoris milikmu bernilai seni tinggi pasti akan laris di pasaran," ujar Gama.
"Wah akan kucoba nanti, tapi tunggu ada ponsel dulu deh," ucap Luna dengan senyum sumringah membayangkan bahwa ia akan punya toko online.
Gama menatap Luna sambil tersenyum, "Cantik," ucap Gama pelan namun masih bisa di dengar oleh Luna.
"Cantik? siapa yang cantik?" balas Luna tiba-tiba sambil menatap mata Gama.
"Kamu cantik kalau senyum seperti tadi," ucap Gama.
"Wah baru tahu ya kalau aku ini paling cantik hemmm, aku udah cantik dari Sononya jadi ya kamu beruntung bisa dapat istri secantik aku hahaha," celoteh Luna sambil tertawa menanggapi ucapan suaminya, Luna dengan kepribadiannya yang ceria tidak malu membanggakan dirinya sendiri di hadapan suaminya
"Hussh kau ternyata percaya diri sekali," ledek Gama sambil geleng-geleng kepala.
"Iya dong, seorang perempuan itu harus percaya diri, jangan mengharapkan seseorang memuji diri kita," ucap Luna bangga pada dirinya sendiri.
"Tapi jangan jadi sombong loh," ucap Gama.
"Ya nggak dong, toh aku muji diri depan kamu dan orang yang yang udah kenal aku heheheh," celetuk Luna sambil terkekeh tanpa sadar ia malah menaruh handuk bekas tubuh Gama ke mulutnya.
"Lun itu kotor loh," ucap Gama saat melihat Luna menutup mulutnya dengan handuk bekas itu.
"Argh...puff..haishh...kok baru bilang sih mana asin lagi prudf," gerutu Luna tersadar.
"Bwahahahah, makanya fokus Luna fokus hahahahah," Gama tertawa terbahak-bahak melihat wajah Luna memerah karena malu atas ulahnya sendiri.
"Hahahahhahah, kurang minum kayaknya," Luna malah ikut tertawa atas tingkah bodohnya.
.
.
.
Like, vote dan komen 😊😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
Dyah Oktina
baskom kali thor... bakul mulu... kla bakul itu lebih dalam & biasa d pakai untuk menaruh nasi... 🤭
2023-08-24
0
andi hastutty
suami istri rame,🤣🤣🤣🤣😂🤭
2023-07-02
0
Siti Asmaulhusna
per baiki dulu rmh nya biar rada bagusan dan rapih az ada kamar ptibadi nya bgtu
2022-12-06
0