Tok tok tok
"Buka!! Luna!! Buka!!" teriak orang-orang dari luar rumah Luna, Kepala Desa dan beberapa warga datang berkerumun mendatangi rumah gadis itu.
"Luna keluar kau gadis ******!! tidak ada yang boleh berbuat mesum di kampung ini!!" teriak warga lain.
Luna yang mendengar keributan dari luar rumahnya ia menghentikan aktivitasnya sejenak. Luna tengah mengompres Gama yang masih demam.
"Sebentar ya, jangan ribut mereka nanti curiga, warga disini sangat sensitif!" ucap Luna meninggalkan Gama di dalam kamar.
Karena merasa kepanasan dan berkeringat, Gama melepas kaosnya, jadilah ia sekarang tidur tanpa kaosnya sehingga menampakkan otot-otot tubuh bagian atasnya dan kulit putih bersih.
Luna membuka pintu rumahnya, ia terkejut melihat kerumunan orang di depan rumahnya, bahkan Andre, Ferdi, Kepala Desa dan tukang bakso tadi ikut mengerumuni rumahnya.
"Ada apa ya pak buk?" tanya Luna seraya menutup pintu rumahnya, sekarang posisinya ada di depan pintu.
"Gadis ini telah berbuat mesum di kampung ini! dia membawa seorang pria ke dalam rumahnya!" teriak Cindy agar semua orang mendengar ucapannya.
"Apa itu benar Lun" tanya Andre dengan tatapan serius.
Luna hanya diam ia begitu terkejut saat mendengar Cindy mengucapkan kata-kata itu.
"Luna apa itu benar?" desak warga.
Tiba-tiba Kiki datang dari belakang sambil membawa pakaian Gama yang dijemur di belakang rumah.
"Lihat ini pak kepala desa, ada pakaian pria, berarti dia telah melakukan perbuatan tidak benar di kampung ini!" ucap Kiki sambil melemparkan pakaian itu ke wajah Luna.
"Astaga kenapa jadi seperti ini? Mohon maaf Pak buk saya tidak melakukan perbuatan mesum seperti yang mereka katakan, saya bisa jelaskan semuanya!" ucap Luna.
"Cih mana ada maling mau mengaku, sudah grebek saja pasti pria itu ada di dalam!" teriak seorang warga.
Akhirnya Warga memaksa masuk ke dalam rumah gadis itu, mereka mencari keberadaan pria yang dimaksud. Tiba di depan pintu kamar Luna, tiba-tiba Luna menghalangi mereka.
"Kumohon aku bisa menjelaskan ini pak," pinta Luna pada kepala Desa.
Andre dengan tatapan tajam menarik tubuh Luna dan mendorongnya hingga tersungkur di lantai.
BRAKKK
Pintu kamar Luna dibuka dan tampaklah Gama yang tengah berbaring tanpa mengenakan kaos , dan ada pakaian yang berserakan di lantai yang malah menambah kemarahan para warga.
"Astaga Luna! kupikir kau gadis baik-baik ternyata kau berbuat mesum di tempat ini, pantas saja kau betah tinggal di tempat terpencil ini yang bahkan tidak ada orang yang mau berkunjung, ternyata kau melakukan perbuatan mesum disini!" ucap Cindy memanaskan suasana.
"Tapi...tapi aku bisa jelaskan, dia dia sedang sakit, kumohon!" ucap Luna .
"Tidak ada tapi-tapian, hari ini juga kalian harus menikah jika menolak maka kalian akan dikenakan hukuman cambuk 100 kali dan ditelanjangi di alun-alun desa!" tegas Pak Kepala Desa yang sudah berada di ambang batas kesabaran.
Andre menarik Gama dari tempat tidurnya hingga membuat pria itu terkejut dan terbangun, kepalanya masih pusing dan tubuhnya lemah, ia tidak tahu apa yang terjadi.
"Jangan! dia masih sakit!" teriak Luna tak tega saat melihat Andre memukul Gama yang masih lemah.
Luna berlari dan membantu Gama untuk duduk di atas kasur.
"Hentikan bajingan! sebelum kubongkar semua aib busukmu itu kurang ajar!" bentak Luna sambil menolong Gama. Andre mundur, ia tiba tiba terdiam mendengar ancaman gadis itu.
"Ada apa ini Luna? kenapa banyak orang disini?" tanya Gama.
"Cih kalian melakukan perbuatan mesum di tempat ini, kalian harus menikah sekarang, jika menolak maka kalian harus dihukum sesuai peraturan tempat ini!" jelas Cindy.
"Kami tidak melakukan apa-apa!" ucap Gama.
"Tidak perlu banyak alasan, cepat seret mereka ke balai desa!" ucap Kepala Desa.
"Sekarang kalian pilih, kalian menikah atau dihukum!" tegas Kepala Desa. Semua warga mendesak mereka untuk memilih, Luna sadar bahwa tidak ada pilihan dan peraturan di kampung itu sangat ketat.
"Bagaimana ini?" ucap Luna sambil menatap Gama dengan mata sembab, sebab ia menangis tadi.
"Baik kami akan menikah!" ucap Gama yang langsung menuai respon dari orang-orang itu.
Cindy tersenyum penuh kemenangan mendengar keputusan pria itu. Bahkan Luna tak kalah terkejutnya, tapi ia pasrah ini adalah pilihan terbaik daripada harus mati karena dicambuk dan ditelanjangi di alun-alun desa.
"Bagaimana keputusanmu Luna?" tanya Kepala Desa.
"Baiklah, Ka...kami akan menikah,"ucap Luna pasrah, tidak ada yang bisa ia perbuat lagi. Akhirnya hari itu juga mereka mendadak menikah dan melakukan pemberkatan pernikahan di balai desa yang di dampingi oleh warga disana, setelahnya Kepala Desa langsung mencatat pernikahan mereka di dinas sipil.
Warga cukup terkejut melihat kondisi Gama dan sempat ragu jika Luna dan Gama benar-benar melakukan sesuatu disana, namun Cindy dan Kiki tidak menyerah untuk meyakinkan mereka bahwa kedua orang itu telah melakukan hal bejat.
Andre menatap marah ke arah Luna yang sudah dah menjadi istri dari pria asing yang tidak pernah ditemui mereka.
"Jadi si lumpuh ini alasanmu menolakku Luna?" ucap Andre di hadapan mereka berdua.
"Jaga mulut kotormu itu bajingan! aku tidak pernah menyukaimu, jangan berbuat di luar batas kesabaranku jika tidak semua rahasiamu akan terbongkar!" ancam Luna dengan tatapan mata tak kalah tajam.
"Ayo pergi dari tempat memuakkan ini, dan Kau Cindy tunggu pembalasanku!"ucap Luna meninggalkan mereka semua setelah mengambil berkas-berkas pernikahan mereka.
Kini mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri, sepanjang jalan Luna maupun Gama hanya terdiam. Rasanya begitu canggung, Luna pasrah dengan hidupnya, ia tak pernah membayangkan akan menikah seumur hidupnya, sedangkan Gama entahlah ekspresinya tidak bisa dibaca.
Dengan perlahan, Luna mendorong kursi roda pria itu, hari mulai menjelang malam Luna dan Gama berhenti di jembatan besi itu untuk menenangkan diri mereka.
Luna duduk di jembatan itu sedangkan kursi roda Gama ia posisikan di sampingnya.
Dengan perasaan sedih Luna menatap air sungai itu, tak terasa air matanya malah menetes mengingat kejadian tadi. Warga memfitnahnya sebagai wanita nakal bahkan mereka menghina pria yang kini menjadi suaminya.
Gama melihat raut kesedihan di wajah gadis itu, namun apa daya nasi sudah menjadi bubur, kini mereka sudah terikat dalam pernikahan karena sebuah skandal perzinahan yang bahkan tidak pernah mereka lakukan.
"Maaf," ucap Luna lirih, Gama menoleh ke arah gadis itu.
"Maaf karena aku jadi melibatkan dirimu, seharusnya kemarin aku membawa ke balai desa, maaf maafkan aku," lirih Luna sambil menangis, ia menundukkan kepalanya menatap air di bawah sana.
"Apa kau menyesal menikahi pria lumpuh seperti diriku?"tanya Gama dengan nada datar.
"Aku tidak menyesal, hanya saja aku malah memberikan banyak masalah padamu, seharusnya aku tidak membuatmu sakit dan kau bisa pergi dari sini tadi pagi, arhh maafkan aku Gama," ucap Luna.
"Jika kau tidak menyesal, maka mari kita jalani pernikahan ini aku hanya ingin menikah sekali dalam hidupku maka pernikahan ini adalah kali pertama dan terakhirku," jelas Gama.
"Apa kau tidak malu dengan gadis buntung sepertiku? jika kau sembuh kau bisa mencari yang sempurna dan cocok dengan dirimu!" ucap Luna yang malah merasa rendah diri mengingat keadaan kakinya.
"Ck...kenapa sekarang jadi kau yang bodoh?" ledek Gama yang membuat gadis itu langsung menatap kesal karena dikatai bodoh.
"Kau tidak lihat aku ini lumpuh? kalaupun sembuh akan sulit dasar gadis bodoh!" ucap Gama.
"Kalau aku bodoh dan kau bodoh maka kita adalah padangan bodoh heheh," kekeh Luna.
Gama tersenyum mendengar tawa gadis itu, "Sudah hapus air matamu itu, dari tadi kau memandangi air di bawah sana apa kau juga mau mengakhiri hidupmu?" ledek Gama yang membuat gadis itu tergelak mengingat bagaimana ia bertemu dengan pria itu kemarin.
"Hahahah, aku tidak bodoh seperti dirimu," ucap Luna sambil tertawa.
"Halah kau juga sama bodohnya," ledek Gama.
"Aku nggak bodoh, kau yang bodoh!" ketus Luna sambil mendorong kursi roda suaminya.
"Kau yang bodoh," balas Gama.
"Ck..kau yang bodoh Gama," balas Luna lagi.
"Pokoknya kau yang bodoh," balas Gama tak mau kalah.
Begitulah percakapan mereka sepanjang jembatan itu.
"Kalau begitu tidak ada yang bodoh hahahah," mereka tertawa sepanjang jalan, bahkan tampaknya beban mereka sudah lepas dengan perdebatan kecil itu.
"Terimakasih," ucap Luna.
"Buat apa?" tanya Gama.
"Karena menghiburku,"jawab Luna.
"Ahh aku tidak menghiburmu, aku menghibur diriku sendiri," ucap Gama.
"Ck....terserahmu!" ucap Luna sedikit kesal.
.
.
.
like, vote dan komen 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
andi hastutty
😜😜😜😂😂😂 Alhamdulillah sah pasangan bodoh 🤭🤭🤭🤭😜😂✌️
2023-07-02
1
Siti Asmaulhusna
biar lah menikah si Luna kan si Gama biar si Cyndi puas nnti ada balasan nya kpd orang yg suka jahat
2022-12-06
0
Lyana Gunawan
pasangan bodoh wkkkwkkk
2021-12-01
0