Luna keluar dari kamar, ada sedikit rasa sesal di hatinya saat mengucapkan kata-kata kasar tadi.
"Haishhh dasar mulut bodoh, kenapa kau keterlaluan sih? dasar mulut pedas, dia kan sedang sakit karena dirimu juga," ucap Luna merutuki kebodohannya, ia memukul mukul bibir dan kepalanya secara bergantian.
"Dasar kau ini," ucap Luna memarahi dirinya sendiri.
Luna membereskan barang jualannya, ia sarapan pagi dengan cepat sebab matahari mulai naik ke atas menandakan siang akan segera tiba.
Setelah semua barang-barang jualannya beres, Luna melangkah perlahan masuk ke dalam kamar dimana Gama tengah istirahat. Luna membuka pelan pintu kamar itu.
krieeettt
Kepala Luna timbul dari balik pintu seperti pencuri yang mengintip mangsanya dari luar namun kali ini yang mengintip adalah gadis cantik bermulut pedas.
"Apa dia tidur?" ucap Luna menatap ke arah Gama yang berbaring di atas ranjang miliknya. Dengan perlahan Luna memasuki kamar bernuansa biru itu. Didapatinya mangkuk buburnya sudah bersih tak bersisa, minuman jahe dan air putihnya pun sudah ludes di konsumsi oleh pria malang itu.
"Dia seperti tidak terurus, lihatlah rambut panjangnya itu, bahkan jenggotnya mulai panjang, kasihan dia," gumam Luna menatap Gama yang berbaring.
Luna mengibaskan tangannya di depan wajah pria itu, memastikan apakah dia tengah tidur atau bukan. Namun tak ada reaksi dari pria itu, hal ini menandakan bahwa Gama sedang terlelap.
Luna merapikan selimut pria itu, diletakkannya tangannya di kening Gama untuk mengecek kondisi pria tak terurus itu.
"Masih demam, aku jadi merasa bersalah, baiklah kalau begitu aku akan merawatmu, aku jualan dulu ya, nanti kubawa obat untukmu," ujar Luna sambil membawa pakaian kotor pria itu dan mangkuk bekas makanan Gama.
Luna keluar dari kamar dengan hati-hati, dengan perlahan dia menutup pintu kamar agar tidak mengganggu penghuni kamar itu.
Setelah Luna keluar, Gama membuka matanya, ternyata pria itu tidak tidur, tadi ia sedang duduk di atas tempat tidur sambil memandangi ruangan kamar Luna. Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka dan kepala seseorang muncul dari balik pintu.
Awalnya Gama berpikir itu hantu sebab ia pikir Luna marah padanya dan tak mungkin gadis itu kembali mengecek kondisinya, maka ia berbaring dengan cepat lalu menutup matanya seolah ia sedang tidur.
Namun ternyata suara yang didengarnya adalah suara Luna yang berbicara dengan pelan, jantung bak lari maraton saat Luna memegang kening dan wajahnya apalagi saat Luna menyelimuti tubuhnya dengan lembut, hampir saja ia membuka matanya.
Bukan tanpa alasan jantung Gama berdetak tak karuan, saat Luna melakukan itu sekilas bayangan Tiara dan Alex muncul sehingga membuat traumanya kembali, ia takut menutup matanya saat seseorang berada di dekatnya bahkan sampai menyentuh tubuhnya.
Gama menarik nafas dalam-dalam dan menetralkan perasaannya, rasa takutnya masih saja menghantui, namun ia sadar bahwa ia harus bisa pulih dari trauma itu.
"Aku tidak bisa begini terus, aku harus sembuh agar bisa membalas semua perbuatan mereka!" ucap Gama.
"Arghh tapi kepalaku masih pusing, sakit sekali, kuharap dia cepat pulang, astaga aku bahkan tak punya nomornya," ucap Gama sambil memegangi kepalanya yang terasa berat.
Gama membaringkan tubuhnya di atas kasur, tak beberapa lama ia kembali terlelap dengan rasa sakit di kepalanya.
Sementara itu di pasar Luna dengan semangat menjajakan semua barang jualannya. Kali ini tampaknya lebih banyak pesanan dari hari kemarin sebab beberapa benda yang didesain oleh Gama mampu menarik minat pembeli sehingga mereka ingin model seperti itu lagi.
Saat Luna tengah berjualan, dua orang gadis yang tak lain adalah Cindy dan Kiki datang menghampiri lapak gadis itu.
"Heh, kau pakai pelet ya sampai semua orang membeli barang daganganmu yang jelek dan murahan ini!" ejek Cindy sambil mengangkat sebuah dream Catcher yang dibuat oleh Gama semalam.
"Kembalikan Cindy sebelum ku obrak abrik wajah menjengkelkanmu itu!" kesal Luna berusaha menggapai barang jualannya dari Cindy.
"Eitss tunggu dulu Luna, aku hanya ingin melihat-lihat saja," ucap Cindy sambil memutar-mutar benda itu di tangannya, ia menarik benangnya dengan paksa hingga membuat benda itu putus.
"Upsss, ternyata mudah rusak," ucap Cindy sambil menjatuhkan barang itu ke jalan dan menginjak- injaknya.
"Cindyy!!!" teriak Luna marah, Luna menarik rambut gadis itu dan memukuli wajahnya dengan marah, Kiki yang tak terima temannya disiksa ikut membantu Cindy membalas perbuatan Lun.
Kiki menarik rambut panjang gadis itu, hingga terjadilah aksi tarik menarik disana, beruntung pengunjung tidak terlalu banyak sehingga mereka tidak jadi pusat tontonan.
"Woy lepasin Luna, jangan dikeroyok!" teriak Ferdi yang berusaha membantu Luna untuk lepas dari dua gadis yang sangat membenci Luna.
"Arghhh awas kau gendut jelek!!" teriK Cindy marah, ia menendang perut Ferdi hingga pria gendut itu terjatuh ke jalan.
"Ferdi!!" teriak Luna panik saat melihat temannya terjatuh, Luna yang lengah berhasil ditarik oleh Cindy dan Kiki, hingga kedua gadis itu mengeroyok Luna tanpa ampun.
Cindy melihat kedatangan Andrew pria tampan yang menjadi pujaan hatinya, dengan sengaja ia menjatuhkan dirinya ke jalan seolah-olah Luna mendorongnya.
Cindy tiba-tiba menangis membuat Luna heran, sedangkan Kiki ia langsung mengerti saat melihat kode dari mata Cindy.
"Astaga jahat sekali kau Luna, kenapa kau tega mendorong Cindy, kami hanya berusaha membantumu menjual barangmu tapi apa balasanmu?" ucap Kiki memulai aktingnya sambil memeluk Cindy yang pura-pura menangis.
"Ada apa ini?" tanya Andre, Andre adalah anak kepala desa di daerah itu, ketampanannya yang paripurna membuat kau hawa tertarik dengan pria itu tapi tidak dengan Luna, ia sama sekali tak tertarik dengan pria yang katanya tampan itu, sebab ia tahu rahasia terbesar pria tampan itu.
"Luna, dia yang melakukan ini semua hik hiks hiks, padahal aku hanya mencoba membantunya," ucap Cindy dengan air mata palsunya.
"Luna kenapa seperti ini? apa tak bisa dibicarakan baik-baik?" tanya Andre yabg malah jadi salah paham.
"Loh kok aku sih? heh perempuan licik jangan berbohong deh, apa perlu ku robek bibir menormu itu!" kesal Luna dengan emosi yang membuncah.
"Arghh Andre aku takut, dia dia sangat kasar, kau lihat kan," tangis Cindy sambil langsung bangkit berdiri dan memeluk Andre.
"Luna cukup! kuminta kau jangan buat keributan lagi, kenapa kau kasar sekali hah?" ucap Andre kesal.
"Ta...tapi Dre, bukan Lu..." ucapan Ferdi terputus.
"Iya memang aku dalangnya kenapa hah? dasar pria kurang ajar! kemarin kau datang membantuku berjualan sekarang kekasihmu ini ikut-ikutan mengatakan ingin membantuku, kalian memang cocok dasar munafik!!" teriak Luna kesal.
"Hei siapa bilang dia kekasihku? aku aku menyukai orang lain bukan dia, aku hanya tak ingin kau bersikap kasar terhadap orang lain Luna," ujar Andre sambil melepaskan Cindy dari tubuhnya dan sedikit mendorong gadis itu.
"Pergi kau bajingan, aku tidak ingin melihat wajahmu !!"kesal Luna, sementara itu Cindy tengah menhan amarahnya saat mendengar bahwa Andre menyukai seseorang dan ia pikir pasti itu Luna.
"Aku tak akan pergi sebelum kau mendengarkanku!"ucap Andre.
"Kalau begitu aku yang pergi!! dan ingat ini aku tidak bisa memegang janjiku menjaga sesuatu yang kulihat dulu!!" kesal Luna, dengan cepat ia mengumpulkan sisa barang jualannya lalu pergi dari sana.
"Luna aku menyukaimu!" teriak Andre berusaha mengejar Luna.
"Maaf tapi aku menyukai orang lain!" balas Luna tanpa melihat mereka.
Cindy menahan marahnya saat mendengar Andre menyukai gadis yang menjadi saingannya itu.
"Awas kau Luna!!" geram Cindy.
Dengan bersembunyi, Cindy mengikuti Luna dari belakang ia berencana membuat perhitungan dengan gadis itu.
.
.
.
like, vote dan komen 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
andi hastutty
makin seru
2023-07-02
0
♡👿 [V]aM|P!R} 👿♡
bakal ada fitnah lg nih 😐
2021-10-28
0
Sri Cntya
waahhh cewek, kl ditolak cowok kok yg diancam cewek disukai, emm...ky duina ni sempitt
2021-09-25
0