Di dalam kamar Gama tampak menatap langit-langit ruangan itu, lampu tidur yang memproyeksikan bentuk bintang dan bulan di langit-langit kamar itu menambah kesan nyaman dan tenang disana.
Nuansa biru yang dominan serta tatanan ruangan yang meskipun kecil tetapi apik membuat siapa saja nyaman di dalam kamar kecil itu.
Gama melihat sekeliling ruangan itu, ingin rasanya ia bangkit dari kasur dan mengitari kamar itu, sebab banyak benda-benda unik terpasang di dalamnya. Tapi apa daya kakinya kaku tak bisa digerakkan.
Gama termenung, rasa kantuknya sudah hilang. Ia kembali mengingat bagaimana perjalanannya dari Jakarta dengan mobil listriknya padahal kondisi kaki lumpuh tak bisa digerakkan.
Ia kembali mengingat kejadian tadi sore, andai tidak ada Luna maka hidupnya sudah berakhir hari ini dihanyutkan oleh aliran sungai yang deras itu. Ingatannya tentang semua kejadian yang dilaluinya selama setahun terakhir berputar bagaikan film yang menyakitkan.
Air mata Gama mengalir kala mengingat senyuman kedua orangtuanya dan juga adik kecilnya. Potongan memori ketika mereka bermain di pantai, Mommy yang selalu menyuapinya meski umurnya sudah dewasa, Daddy-nya yang selalu menggodanya dan mengajaknya bermain catur di pinggir pantai bahkan adik kecilnya yang selalu meminta digendong olehnya.
"Gama rindu kalian," lirih Gama.
"Gama janji akan membalaskan kematian kalian, Gama akan cari tahu siapa otak di balik kecelakaan yang menimpa keluarga kita," gumam Gama sambil menatap langit-langit kamar itu.
"Tunggu pembalasanku Tiara, Alex! akan kubuat kalian menyesal telah melakukan semua ini pada keluargaku!" geram Gama.
Dendamnya harus terbalaskan, penghianatan yang dilakukan dua orang kepercayaannya menjadikannya pribadi yang datar dan kejam. Hari semakin larut, Gama tertidur dengan membawa pikirannya ke alam mimpi.
Lain halnya dengan Luna yang masih sibuk dengan barang jualannya. Sudah jam 11 malam namun gadis itu masih tampak aktif dan tidak lelah menyusun semua barang-barang jualannya.
Saat ia menatap keluar, dilihatnya mobil Gama yang terparkir.
"Astaga aku hampir lupa mobilnya harus disembunyikan, jika tidak warga akan curiga!" seru Luna.
Luna mengambil kunci mobil lalu memasukkan mobil itu ke dalam garasi rumah itu, meski sederhana, rumah itu mempunyai fasilitas yang lengkap sebab pasangan kakek nenek yang dulu tinggal disana mempunyai mobil, namun untuk memenuhi kebutuhan hidup akhirnya mobil mereka dijual.
Setelah memasukkan mobil ke garasi, Luna mengunci garasi dan kembali ke dalam rumah.
Luna masuk ke dalam kamarnya, rasa kantuk mulai menyerang dirinya sampai ia tidak sadar masuk ke dalam kamarnya sendiri dimana Gama tertidur.
Luna tidur di samping Gama, baru merebahkan tubuhnya, gadis itu langsung terlelap karena sudah sangat mengantuk, apalagi cuaca cukup dingin membuat rasa kantuknya semakin berat.
Luna menarik selimut yang dipakai oleh Gama lalu mendekatkan dirinya ke tubuh Gama tanpa sadar kini mereka tidur satu ranjang di bawah selimut yang sama.
Hari berganti menjadi pagi, sinar mentari dengan nakalnya menggelitik wajah tampan seorang pria yang tengah terlelap di dalam kamar.
Namun ada yang aneh dengan pria itu, tubuhnya berkeringat, bahkan pakaiannya sampai basah, wajahnya pucat dan keningnya berkerut menandakan pria itu tengah bermimpi.
"Mom, Dad, Anna arghh jangan! jangan! tolong kami arghh," racau pria itu sambil mengangkat tangannya seperti meminta pertolongan.
Seorang gadis berambut biru yang tengah terlelap akhirnya bangun ketika mendengar suara seseorang berteriak di sampingnya.
"Waduh dasar otak dodol kau Luna! kenapa malah tidur disini?" ucap Luna menepuk jidatnya saat menyadari ia tidur di samping Gama semalaman.
"Aduh dia kenapa lagi? Gamaliel bangun! hey bangun!" ujar Luna sambil menggoyangkan tubuh Gama berharap pria itu terbangun dari tidurnya.
"El bangun! astaga kau ini kenapa?" ucap Luna mulai panik saat menyadari tubuh Gama demam dan seluruh pakaiannya basah karena keringat.
"Bangun Gamaliel!" teriak Luna hingga akhirnya pria itu terbangun dan langsung terduduk, ia memegang kepalanya yang sakit sambil menunduk menetralkan perasaannya.
"Hah...hah, arghh kepalaku sakit," rintih Gama sambil memegangi kepalanya yang terasa berat dan pusing.
Luna memegang kening pria itu, ia melihat bahwa ada yang tidak beres dengan Gama sebab ada bercak-bercak merah di kulit wajahnya.
"Kau demam! hey apa kau alergi dengan kerang?" tanya Luna tiba-tiba.
Gama mengangguk pelan, tubuhnya terasa lemah dan tidak berdaya, kepalanya sakit dan tenggorokannya kering.
"Aduh dasar pria bodoh! kenapa kau tak bilang semalam, nasi goreng itu kucampur dengan kerang, aduh jadi begini kan! buka bajumu!" ketus Luna sambil mengambil handuk bersih dari dalam lemarinya.
Gama menatap heran gadis itu," untuk apa?" tanya Gama polos.
"Kau basah kuyup, nanti akan semakin parah," jawab Luna sambil mengelap keringat pria itu.
"Apa kau bawa baju ganti?" tanya Luna dengan wajah khawatir, ia masih mengelap keringat Gama dengan lembut.
"Tidak, aku tidak bawa," balas Gama sambil membuka kaos tipisnya yang sudah lembab karena keringat yang cukup banyak. Luna memalingkan wajahnya malu karena Gama membuka pakaiannya dihadapannya secara langsung.
"Haishh kenapa buka di depanku sih! ini lap sendiri, tunggu aku sebentar ambil pakaian yang muat untukmu!" ucap Luna sambil memberikan handuk yang dipegangnya tanpa menoleh ke arah Gama.
Gama menerima handuk itu sedangkan Luna sudah hilang entah kemana. Gama menatap handuk itu sambil tersenyum samar entah apa yang dipikirkan pria yang rambutnya agak panjang dan tidak terurus itu.
Luna kembali dari luar kamar dengan membawa satu set pakaian yang dirasanya pas untuk pria itu.
"Ini aku ada baju kebesaran sepertinya cocok untukmu, masih baru pakailah! itu hadiah dari turis yang berkunjung ke pasar, untuk celananya bahan katun dan kurasa akan muat untukmu," jelas Luna sambil menyerahkan pakaian itu dengan mata tertutup.
"Baiklah, terimakasih!" balas Gama dengan suara lemah.
Luna langsung keluar dari kamar, ia menarik napasnya perlahan untuk menetralkan perasaannya.
"Astaga mengapa tiba-tiba panas disini, hufftt," ucap Luna sambil mengipasi dirinya, ia berlalu menuju dapur untuk memasak makanan untuk Gama.
Dengan cepat dan tepat Luna menyelamatkan buburnya, ia meletakkan buburnya di atas nampan di tambah teh jahe untuk diberikan pada Gama.
Ia membawa makanan itu ke dalam kamar, lalu kembali lagi mengambil bakul berisi air dan juga handuk untuk kompres.
Luna duduk di atas tempat tidur, ia melihat Gama yang sudah berganti pakaian, perkiraannya benar pakaian itu sangat cocok dipakai oleh Gama.
"Berbaringlah!" ucap Luna sambil mengambil handuk basah dan memerasnya. Gama berbaring di atas tempat tidur, kepalanya terasa berat dan wajahnya terasa sedikit gatal.
"Kau menginaplah lagi hari ini, setelah benar-benar pulih baru kau pulang, alergi parah sekali, lihat ini semuanya berbercak butuh tiga hari agar ini pulih total," ucap Luna sambil mengompres tubuh Gama dengan lembut.
"Darimana kau tahu tentang itu semua?" tanya Gama penasaran.
"Adikku juga alergi kerang tapi dia lebih parah, kulitnya akan bentol bentol jika memakan kerang dan kacang tanah," jelas Luna.
"Ah begitu," ucap Gama dengan suara parau karena tenggorokannya terasa kering.
Setelah mengompres Gama, Luna membuat sandaran bantal untuk pria itu agar posisinya nyaman lalu mengambil bubur yang sudah tidak terlalu panas.
"Makanlah agar kau cepat pulih,"ucap Luna sambil menyendokkan bubur dan mengarahkannya ke mulut Gama.
"Aku bisa makan sendiri," ucap Gama pelan.
"Kau yakin? baiklah silahkan!" ucap Luna sambil menyerahkan mangkuk buburnya ke tangan Gama, lalu ia bangkit berdiri dan membawa bakul berisi air yang dia pakai mengompres tadi.
"Terimakasih dan maaf sudah merepotkan dirimu," ucap Gama sebelum gadis itu benar-benar keluar dari kamar itu.
"Jika kau sadar dirimu merepotkan, maka cepatlah sembuh dan jadilah berguna!" balas Luna.
"Pedas sekali omongannya," gumam Gama.
.
.
.
Like vote dan komen 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
andi hastutty
kayanya adiknya Luna adiknya gama yah???🤭!!!
gama pedesnya omongan Luna ngalahin cabe hahahhaha🤭🤭😂😂😜😜
2023-07-02
0
Dian
pasti adik.y gama tuhh... sapa tau waktu itu Yuna jga mw bunuh diri tpi di tolong jga sama Luna... terus entah sebab apa ganti nama jadi yuna
2022-08-27
0
Wulan Zahira
jangan2 adikny gama belum meninggal trus hidup sama luna🤔🤭🤭
2022-05-14
0