"Jika kebahagiaan itu dijual, maka aku akan memborong semuanya dan memberikannya padamu!"
-Gamaliel Park-
"Kebahagiaan harus diciptakan bagi yang ingin bahagia, maka dari itu maukah kau menciptakannya bersamaku?"-
-Luna Christina-
...****************...
Luna membangunkan Gama dengan paksa, ia sangat menyesal telah membiarkan pria itu tertidur di lantai yang dingin hingga kembali demam.
"Gamaliel Park bangunlah!" pinta Luna dengan raut wajah khawatir, ia menggoyangkan tubuh pria itu.
Gama bangun dari tidurnya, kepalanya kembali terasa berat, tubuhnya menggigil dan tenggorokannya terasa kering, saat ia membuka mata ia melihat wajah Luna di hadapannya.
Tanpa basa-basi lagi Gama menggunakan kesempatan ini untuk meminta maaf pada gadis itu biarlah dia mengorbankan harga dirinya demi menerima maaf dari gadis yang kini sah menjadi istrinya.
Gama membuka matanya, ia dibantu duduk oleh Luna, Gama langsung menarik Luna ke dalam pelukannya.
Grep
Luna terkejut ketika Gama memeluknya dengan erat, terasa hawa panas dari tubuh pria itu karena demamnya yang tinggi dan nafasnya yang tidak beraturan menandakan tubuhnya sedang lemah.
"Maafkan aku atas sikap dinginku padamu, maaf membuatmu terluka Luna, aku minta maaf Luna aku salah, aku hanya takut akan mengalami hal yang sama seperti dulu ditinggalkan dan dikhianati, aku takut jika aku membuka hatiku padamu kau akan meninggalkanku suatu saat nanti," jelas Gama dengan suara seraknya.
Luna terdiam mendengar penjelasan pria itu, ternyata ada alasan dibalik sikap dingin pria itu. Taruma yang masih menghantuinya membuatnya melindungi hatinya dengan sikap dinginnya, rasa sakit karena dikhianati orang yang dicintai dan sangat dipercayainya membuatnya menutup hatinya dan bersikap dingin pada semua orang yang malah menyebabkan luka pada orang yang tidak bersalah.
Gama melepas pelukannya, tampak penyesalan dan kesedihan pada raut wajah pria itu.
"Maaf, mungkin aku tak punya kesempatan lagi, jika kau meminta berpisah maka aku akan menurut, kau berhak bahagia Luna, kuharap kau tidak bertemu dengan bajingan seperti diriku," lirih Gama, kini pria lusuh itu tampak pasrah dengan keputusan apa pun yang akan diambil oleh Luna.
Deg
Luna terpaku mendengar ucapan Gama, berpisah? bahkan pernikahan ini baru semalam dan Luna tidak ingin ada perceraian dalam hidupnya sebab pernikahan baginya hanya sekali untuk selamanya.
Luna menatap pria itu dengan tatapan sendu, ia juga merasa bersalah seharusnya ia mendengar alasan suaminya semalam. Luna memberanikan diri menggenggam tangan pria itu.
"Kau masih punya kesempatan jika kau memang ingin berubah," ucap Luna menggenggam tangan Gama sambil menatap pria itu.
Gama terkejut sekaligus bahagia mendengar ucapan Luna.
"Be...benarkah? aku masih punya kesempatan?" tanya Gama dengan wajah lebih ceria dari sebelumnya.
Luna mengangguk sambil tersenyum lembut. Gama spontan menarik Luna ke dalam pelukannya, Luna terkesiap namun ia tak menolak pelukan pria itu.
"Terimakasih, aku janji akan berubah, maka bantu aku untuk berubah!" ujar Gama.
Luna membalas pelukan Gama, ia mencoba menghilangkan rasa gugupnya kala tubuhnya bersentuhan dengan tubuh suaminya.
"Aku akan membantumu, kita mulai dari awal aku tak ingin bermain-main dengan pernikahan," ucap Luna sambil memeluk Gama.
"Terimakasih dan maaf membuatmu menangis semalam Luna, dan kumohon jangan mengucapkan kata pisah aku membencinya," jelas Gama sambil melepas pelukannya.
"Baiklah, kuharap kau juga sama," balas Luna sambil tersenyum, seketika wajahnya kembali khawatir kala melihat wajah pucat Gama serta bintik-bintik merah di wajah pria itu.
Luna memegang kening Gama sekali lagi untuk mengecek suhu tubuh pria itu. Wajahnya semakin panik kala melihat Gama semakin melemah.
"Astaga kau semakin lemah, ayo kita ke rumah sakit! kau harus dirawat!" ujar Luna panik.
"Jangan rumah sakit, kumohon aku...aku takut kesana," lirih Gama dengan suara parau dan lemas.
"Tidak kita harus ke rumah sakit! kesehatanmu semakin menurun, aku khawatir padamu jangan takut ada aku disisimu, kumohon kita ke rumah sakit ya," bujuk Luna sambil mengusap keringat di pelipis suaminya.
"Kumohon ya, kita ke rumah sakit aku akan mendampingi mu, jangan takut ya?" ucap Luna meyakinkan suaminya.
Bagai terhipnotis dengan bujukan dan kelembutan suara gadis yang biasanya bar-bar itu, Gama mengangguk menurut seperti anak kecil yang sedang diajari oleh Ibunya.
Setelah mendapatkan persetujuan Luna Langsung bangkit berdiri, ia pergi ke kamar mengambil baju ganti untuk suaminya, karena tak ada pakaian lain lagi, Luna mengambil Kaosnya yang ukurannya paling besar, serta Celana training longgar miliknya.
Luna mengambil kursi roda lalu menaikkan Gama ke atasnya dan mendorong ke dalam kamar agar pria itu segera mengganti pakaiannya.
"Pakai ini, ini bajuku tak ada pakaian lain lagi, pakaianmu masih kotor karena dilempar oleh warga kemarin, kurasa itu muat untukmu," jelas Luna.
Luna meninggalkan Gama di kamarnya untuk berganti pakaian, sedangkan dia memanaskan mobil Gama untuk mereka pakai ke rumah sakit, tak mungkin mereka berjalan kaki ke rumah sakit bukan apalagi jarak rumah sakit cukup jauh dari tempat itu.
Luna memasukkan beberapa keperluan ke dalam mobil, setelahnya Luna kembali ke kamar untuk memeriksa Gama.
"Apa sudah...astaga kenapa belum ganti pakaian?" ucap Luna saat melihat Gama malah duduk diam di kursi rodanya.
"Aku terlalu lemah bahkan untuk mengganti pakaianku sendiri, kita pergi seperti ini saja," lirih Gama.
Dengan inisiatif sendiri Luna membuka pakaian suaminya, meskipun dag dig dug tak karuan ia harus melakukan itu, pakaian suaminya basah dan tak layak pakai yang ada nanti Gama semakin sakit.
"Jangan berpikir aneh-aneh aku hanya membantumu, aku tak mau kau semakin lemah, untuk celana kau pakai itu saja," ucap Luna malu, namun tangannya tak berhenti memasang kaos pada suaminya.
"Aku tak berpikir aneh-aneh, lagian kau berhak melihatnya," goda Gama.
"Cih kau ini, sudah sakit tapi masih sempat menggoda orang lain," ledek Luna sambil memasang Jaket tebal untuk Gama.
Gama tersenyum samar, kepalanya terlalu sakit untuk tertawa, namun rasanya senang bisa mendengarkan gerutuan gadis itu lagi.
Luna mendorong kursi roda Gama menuju halaman rumah, "Emm kita pakai mobilmu ya, tak ada angkot disini dan jaraknya cukup jauh," ucap Luna.
"Tak maslah toh itu juga menjadi mobilmu," ujar Gama dengan suara lemah.
Dengan cepat Luna mengunci rumah,setelah membawa uang dan perlengkapan yang diperlukan gadis itu membantu Gama masuk ke dalam mobil, Gama duduk di kursi samping pengemudi dan kursi rodanya diletakkan di belakang.
"Tidurlah dahulu, perjalanan kita mungkin. memakan waktu satu jam, kau harus istirahat agar tidak pusing," ucap Luna sambil menurunkan kursi Gama agar pria itu bisa tidur.
Gama menurut, kepalanya terasa sangat pusing, ia tak sanggup lagi menanggapi ucapan Luna dan memilih menutup matanya.
Luna dengan wajah khawatir mengemudikan mobil suaminya menuju perkotaan dengan tujuan utama rumah sakit.
"Bertahanlah," gumam Luna sambil mengemudi dan sesekali melirik Gama yang terlelap di sampingnya.
Dengan kecepatan sedang Luna membelah jalanan kota itu, beberapa warga yang melihat mobil putih yang terkesan mewah dan mahal itu terkejut pasalnya mobil itu keluar dari jembatan yang menghubungkan rumah Luna dengan kampung itu.
"Ehh..Cin itu mobil siapa ya? kok baru lihat?" bisik Kiki pada Cindy yang juga menatap mobil mewah itu.
"Gak tahu ah, emang kenapa? paling juga punya rentenir yang nagih utang ke rumah Luna," sinis Cindy.
"Penasaran tahu Cin," ucap Kiki.
"Aduh udah deh Ki, lagian kan kamu juga udah lihat mobil mewah begitu setiap hari, Andre juga punya loh, entar kita dibawa jalan-jalan pakai mobilnya kalau kami udah nikah," ucap Cindy berangan angan.
"Kapan Cin? Kapan? jangan kebanyakan mimpi deh, ini masih pagi kok malah mimpi yang enggak-enggak," ledek Ferdi yang lewat dan mendengar percakapan mereka.
"Apa kau gendut, gak usah ikut campur deh, mending diet sana biar gak gendut kayak kebo!!" hina Cindy yang membuat Ferdi menatap kesal dan meninggalkan mereka.
.
.
.
Like, vote dan komen 😊😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
Bzaa
waduhhhh berani ngatain Ferdi, ntar ujungnya bucin lhooo😉
2023-07-25
0
andi hastutty
Ferdi tetap baik yah ma Luna
2023-07-02
0
♡👿 [V]aM|P!R} 👿♡
Cindy kau mendirku juga yg gendut ini 😣
62kg susah diet ne 🤣🤣
2021-10-28
0