Luna menunggu di depan ruang perawatan suaminya. Ia sedikit terkejut karena dokter menempatkan suaminya di ruang perawatan VIP namun ia tak mengambil pusing selama suaminya dirawat dengan baik.
"Keluarga tuan Gamaliel Park!" panggil suster yang menangani suaminya.
"Ah saya sus, bagaimana keadaannya?"tanya Luna sambil bangkit berdiri.
"Silahkan masuk nona, dokter akan menjelaskan keadaan tuan di dalam," ucap suster itu dengan nada sopan dan hormat. Ia mempersilakan Luna masuk ke dalam ruang perawatan.
Luna melihat di tubuh suaminya sudah dipasangi infus di dalam ruangan itu.
"Bagaimana keadaannya dok?" tanya Luna pada Dokter George, dokter yang tampaknya lebih tua dari dirinya beberapa tahun.
"Kondisi tuan Gama sudah mulai stabil, apa dia memakan sesuatu yang membuatnya alergi?" tanya Dokter George.
"Iya dok, beberapa hari lalu saya memasak nasi goreng campur kerang, ternyata suami saya alergi dengan kerang," jelas Luna dengan wajah khawatir.
"Suami? apa tuan Gama sudah menikah? tapi kapan? dan kenapa tidak ada beritanya?" gumam dokter George, namun ia lebih memilih diam karena bukan urusannya mengurusi rumah tangga pria itu.
"Apa yang terjadi dengannya? kenapa dia belum sadar?" ucap Luna sedikit panik.
"Tuan Gama sekarang sedang dalam pengaruh obat nona, mungkin beliau akan bangun beberapa menit lagi, saya sarankan untuk menginap di rumah sakit malam ini saja agar alergi tuan membaik dan mohon memperhatikan jenis makanan yang masuk ke tubuh tuan,nona," jelas dokter George.
Luna menghembuskan nafas lega mendengar penjelasan dokter tentang keadaan suaminya.
"Hufftt, baik dok terimakasih atas bantuannya," ucap Luna. Kini ia bisa bernapas lega setelah mendengar penjelasan dokter, suaminya tinggal menunggu pemulihan.
"Sudah menjadi kewajiban saya nona, kalau begitu saya permisi," ucap Dokter George sambil membungkuk hormat.
Luna duduk di samping brankar Gama, ia melihat pria itu kini memakai pakaian pasien, wajahnya tampak lusuh dan masih pucat namun bintik merah di kulitnya mulai memudar.
Luna memilih duduk di sofa dalam ruangan kamar VIP itu, Luna terpana dengan isi ruangan itu, cukup luas untuk beberapa orang pikirnya.
krruukkk kruuukkk kruukk
Perut Luna berbunyi, ia merasa lapar karena sedari pagi ia belum makan apa pun.
Luna mengeluarkan kantong plastik berisi roti dan minuman yang ia beli tadi. Perlahan Luna membuka kantong plastik itu agar tidak mengganggu tidur pria di seberang mejanya.
"Makan ini aja deh, lapar banget dari tadi belum makan," gumam Luna sambil memasukkan roti ke dalam mulutnya.
Luna menikmati makanannya, perutnya sudah sangat kelaparan apalagi tenaganya banyak terkuras karena mengomel tadi.
"Hemmm...enak nyam..nyam..nyam," Luna terus makan dan mengisi mulutnya sampai sampai pipinya menggembung, tanpa ia sadari Gama sudah sadar dan menatap gadis itu sedari tadi.
"Lihat cara makannya seperti anak anak saja," batin Gama sambil tersenyum tipis kala melihat Luna makan dengan lahapnya bahkan sesekali tampak gadis itu tersenyum sendiri saat melihat kemasan roti itu, entah apa yang membuatnya tersenyum hanya ialah yang tahu.
Luna terus mengunyah hingga tiba-tiba ia bersitatap dengan Gama yang sudah bangun
"Uhukk....uhukk..," Luna tersedak membuat Gama ikut terkejut. Dengan cepat Luna membuka botol minumannya dan menelan semua makanannya.
"Henmmm...ahh, lega," gumam Luna sambil meletakkan botol minumannya dan membersihkan mulutnya dengan tissu.
Luna melangkah mendekati brankar suaminya, ia duduk di kursi di samping brankar itu, sambil tersenyum ia meletakkan tangannya di kening Gama membuat pria itu sedikit gugup karena kini mereka dalam posisi yang sangat dekat.
"Wah demammu sudah turun," ucap Luna sambil melepas tangannya dan kembali duduk di samping Gama.
"Bagaimana keadaanmu? sudah baikan? apa masih ada yang sakit supaya kupanggilkan dokter tadi," tanya Luna sambil menatap wajah Gama.
"Aku sudah baikan, terimakasih," ucap Gama dengan suara yang lebih tenang dibandingkan dengan beberapa saat yang lalu.
"Syukurlah, apa ada yang kau butuhkan?" tanya Luna.
"Tidak ada, temani saja aku disini, aku benci rumah sakit," ucap Gama dengan suara sedikit bergetar. Luna paham dengan maksud suaminya, ia tahu bahwa suaminya trauma dengan rumah sakit bahkan sangat membenci alat suntik.
"Tenang, aku disini," ucap Luna tanpa sadar menggenggam tangan Gama.
"Eh...ma...maaf, isshh dasar tangan nakal! sembarangan megang-megang orang!" ucap Luna seraya memukul tangannya sendiri. Gama tersenyum mendengar celotehan gadis polos itu.
Gama meraih tangan Luna dan menggenggamnya erat, membuat Luna terkejut sekaligus malu karena tiba-tiba di genggam oleh pria itu.
"Tangannya nggak nakal kok, dia memegang tangan yang tepat," ucap Gama sambil tersenyum pada Luna, senyuman yang pernah hilang itu kini telah kembali. Luna terenyuh ketika melihat senyuman di wajah lusuh suaminya.
Dibalasnya genggaman tangan Gama sambil tersenyum canggung, wajahnya merona karena mendapatkan sebuah senyuman langka dari Gama.
"Ku harap kau lebih banyak tersenyum seperti ini," ucap Luna.
"Terimakasih untuk semuanya, terimakasih telah memberiku kesempatan untuk berubah, mau kan kita jalani pernikahan ini dari awal?" tanya Gama.
"Aku mau, kita mulai membangun hubungan ini seperti pasangan pada umumnya, ummmm bagaimana kalau kita pacaran dulu, aku tidak pernah mengalaminya dan penasaran bagaimana rasanya heheh," ujar Luna sambil terkekeh.
Gama sedikit terkejut dengan ucapan Luna, bagaimana mungkin di usianya yang sekarang wanita itu tidak pernah berpacaran? bahkan di luar sana sudah banyak gadis yang tidak suci lagi melihat pergaulan jaman sekarang.
"Pacaran dalam pernikahan? hmmm masa iya kau belum pernah pacaran? lalu pria yang kemarin itu siapa? tampaknya dia suka padamu sampai sampai ia menghajar ku waktu itu," tanya Gama penasaran.
"Andre? cih dia itu bukan laki-laki beneran! makanya kemarin aku langsung lari buat nolongin kamu, aku takut dia malah tergiur denganmu," ucap Luna bergidik ngeri.
"Ma..maksudmu di ..dia....gay?" ucap Gama terkejut.
Luna mengangguk, "Iya dia itu pecinta sejenis, kemarin aku panik saat lihat Andre mengangkat tubuhmu dari atas tempat tidur, dan hanya aku yang tahu rahasianya, makanya dia sampai bilang ke orang-orang kalau dia suka sama aku supaya tidak ada yang curiga dengan tingkahnya, ihkk najis banget," jelas Luna.
"Astaga, hampir saja, pantas saja tatapannya aneh saat melihatku tidur tanpa baju kemarin, mana dia pake pegang-pegang dada lagi arghhhh," kesal Gama saat mengingat tingkah aneh dan tatapan penuh makna terselubung Andre kemarin.
"Hahahah, untung aku langsung masuk, meskipun dia melempar tubuhmu sih, ihk bikin kesel tahu nggak, apalagi si Cindy itu, dia itu Lambe turahnya kampung sama temennya yang kolot si Kiki itu," tiba-tiba wajah Luna berubah kesal saat mengingat Cindy yang terus menerus menyudutkannya saat kejadian kemarin.
Gama tersenyum saat melihat wajah Luna yang bisa berubah dalam hitungan detik, baru saja ia tertawa namun secepat itu wajahnya menjadi kesal.
"Sudah jangan dibahas kalau kesal," ucap Gama.
"Kan kamu yang mulai Gama," ucap Luna dengan tatapan meledek pada Gama.
"Hahahah, iya iya aku salah, ya udah berarti kamu belum pernah pacaran kan? kalau begitu aku jadi pacar pertama kamu dong, dan kuharap jadi pacar terakhirmu," ucap Gama mulai menggoda Luna.
Wajah Luna merona karena digoda oleh suaminya sendiri, "Ck...jadi kalau aku yang keberapa sama kamu hmm?" balas Luna membuat Gama terdiam sejenak.
"Pasti udah banyak ya sampai gak ingat," ledek Luna sambil memicingkan matanya.
"Hmmm urutan itu gak penting, yang penting dengan siapa kamu sampai akhir ajal menjemput," jawab Gama dengan bijak .
Luna manggut-manggut mengerti, " ternyata kamu bijak juga," ucap Luna.
"Tentu saja aku harus bijak, jika tidak gadis di depanku ini akan meminta berpisah," ucap Gama sambil menatap Luna.
Luna malah jadi kikuk dengan ucapan Gama, "Ekhmmm uhukk...A..A..,Ekhmm a..aku serak, ekhm aku minum dulu sebentar," ucap Luna sambil melepas tangannya dari genggaman Gama dan pergi menuju tempat duduknya tadi untuk minum, padahal ini cuma alasannya karena ia gugup di dekat pria itu.
"Pelan-pelan minumnya sayang," goda Gama.
"Uhukk uhukk uhuk sa...sayang?" ucap Luna yang tersedak minumannya sendiri, ia menatap Gama yang sudah terbahak-bahak di atas brankar melihat wajah Luna yang terkejut.
"Dokter tolong pria ini, sepertinya dia kerasukan!" teriak Luna yang malah membuat Gama semakin tak bisa menahan tawanya.
"Bwahahahhaha," mereka tertawa bersama-sama di dalam ruangan itu, perlahan-lahan rasa canggung di antara mereka runtuh meskipun belum ada kata cinta dalam hubungan mereka.
.
.
.
Manis sekali 😊😊😊
like, vote dan komen 😊😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
oh so cute and sweet. 😍🤗
2023-06-13
0
Khairun Nisa
azekkkkkk lanjut thor, ceritanya keren😄
2022-10-01
1
😂😂😂🤣🤣
2022-08-22
0