Luna memasak makan malam mereka di dapur minimalis miliknya, semuanya tersusun dengan rapi di tempat kecil itu, banyak barang tersusun dengan apik di ruangan kecil itu.
Sementara itu Gama melihat-lihat sekeliling ruangan tempatnya duduk, rasanya sangat nyaman berada di tempat itu, karena merasa sedikit gerah Gama membuka sweaternya kini tinggallah kaos tipis berwarna putih bersih yang melekat di tubuhnya yang berotot sebab ia sering melatih otot perut dan tangannya agar mampu menopang kakinya yang lumpuh itu.
Setelah beberapa menit, makan malam mereka selesai, Luna membawa sebuah nampan berisi dua piring nasi goreng dan dua gelas air putih hangat, sangat sederhana memang namun aromanya mampu menarik perhatian diapa saja yang menciumnya.
"Harum sekali, seperti masakan Mommy!" gumam Gama dalam hatinya saat mencium aroma masakan Luna.
Dengan perlahan Luna menyajikan makanan mereka di atas meja di depan televisi itu.
"Apa kau butuh sesuatu yang lain?" tanya Luna saat melihat Gama menatap dirinya tanpa berkedip sama sekali.
"Eh..ah tidak tidak," jawab Gama tersadar dari lamunannya.
"Baiklah mari makan, ini untukmu!" ucap Luna menyodorkan satu piring nasi goreng ke tangan pria itu, sedangkan dia duduk lesehan di atas karpet dekat meja kecil itu.
"Kenapa kau duduk disitu?"tanya Gama merasa tidak enak dengan posisi mereka.
"Lebih enak makan seperti ini, kenapa kau tidak nyaman denganku?" tanya Luna.
"Bukan begitu aku justru merasa kau yang tidak nyaman dengan posisi begitu, kalau begitu aku juga duduk di bawah saja," ujar Gama sambil berusaha turun dari atas sofa.
"Tunggu biar kubantu!" ucap Luna yang langsung bangkit berdiri lalu mengangkat tubuh pria itu dan membantunya duduk di atas karpet.
"Terimakasih," ucap Gama yang dianggukkan oleh Luna.
"Makanlah!" ucap Luna pada Gama yang masih menatap masakannya.
Mereka menikmati makan malam itu,Gama begitu terkejut dengan rasa enak dari makanan yang diolah oleh gadis bar bar itu.
"Ini enak, kau pandai memasak!" puji Gama.
"Baguslah kalau kau suka, nikmatilah sebelum kau pergi," ujar Luna menghabiskan makanannya dengan cepat sebab ia masih harus menyiapkan barang jualannya untuk besok hari.
Gama menikmati makan malamnya, makan malam yang hangat dan rasa yang enak seperti masakan Mommy kesayangannya.
"Kenapa kau terburu-buru sekali?" tanya Gama menatap Luna heran.
"ehmm ahhh, aku besok harus berjualan, ada beberapa pesanan khusus yang diminta pelanggan ku dan harus kuselesaikan malam ini," ujar Luna sambil memakan makan malamnya dengan cepat.
"Jualan apa?" tanya Gama penasaran.
Luna menunjuk aksesoris aksesoris yang disusunnya rapi di setiap dinding rumah itu.
"Aku jualan aksesoris buatan tangan, banyak peminatnya lumayan bisa memenuhi kebutuhan hidupku dan adikku," jelas Luna sambil mengambil piring bekas makan mereka berdua.
Dengan langkah cepat, Luna membersihkan piring itu lalu mengambil bahan-bahan untuk dirakit menjadi aksesoris sesuai dengan pesanan pelanggannya, bahkan sudah ada sketsa mengenai aksesoris yang akan dibuat itu.
Luna membawa perangkatnya ke meja di depan televisi, hanya itu satu-satunya tempat yang nyaman untuknya menyelesaikan pekerjaannya.
Batu berwarna warni, manik-manik, cangkang bekas dan berbagai pernak-pernik yang dikumpulkannya dari hutan dan laut dibawanya dan diletakkannya di atas meja.
Gama mengamati setiap pergerakan gadis itu, mata gama tertuju pada buku desain milik Luna yang terletak di atas meja.
"Boleh ku lihat?"tanya Gama menunjuk buku catatan Luna.
"Silahkan, jika kau mau kau bisa mendesain untukmu nanti aku yang pasang," usul Luna sambil mulai merakit batu-batu cantik milik ya , mengikat, menghaluskan, menyatukan dan menyambungkan semua bahan menjadi satu benda yang unik dan cantik.
Gama membuka lembaran buku yang terlihat rapi dan bersih itu, di dalam terdapat banyak tulisan dan coretan berupa gambar dan pesanan pelanggannya.
Gama membolak balik halaman demi halaman dalam buku itu, matanya tertuju pada sebuah desain aksesoris yang biasa disebut dream catcher alias penangkap mimpi.
"Ini kau yang desain?" tanya Gama sambil menunjuk desain itu pada Luna yang tengah menyusun manik-manik ke seutas benang.
"Ahh itu, sebenarnya itu desain milik seseorang, sewaktu kecil kami bertemu dan mendesain banyak benda, desain miliknya kuperbaharui menjadi seperti yang digambar itu," jelas Luna.
"Lalu dimana yang aslinya?" tanya Gama penasaran.
"Bukalah sampul buku itu,di baliknya ada sebuah kertas terlipat aku tak yakin apa itu masih bisa dilihat karena sudah usang," jelas Luna yang masih fokus dengan benda-benda di tangannya, ia sama sekali tidak terganggu dengan pertanyaan Gama.
Gama membuka sampul buku seperti yang dikatakan oleh Luna, terdapat sebuah kertas usang di baliknya. Diambilnya kertas usang itu, lalu ditatapnya sebentar, dengan perlahan Gama membuka lipatan kertas itu, sudah usang dan rapuh tapi masih bisa dibaca.
Setelah dibuka, ada sebuah desain yang mirip dengan gambar di buku Luna hanya saja pola di kertas itu lebih unik dan berbeda di beberapa bagiannya.
Gama menatap intens gambar itu, sekilas ia tersenyum samar melihat desain unik yang tampaknya di gambar oleh anak anak.
"Disini rupanya," gumam Gama yang masih bisa di dengar oleh Luna.
"apa kau bilang tadi?" tanya Luna yang mendengar samar-samar suara Gama.
"Tidak ada, lanjutkan pekerjaanmu," balas Gama dengan wajah datarnya.
"Dasar muka tembok!" ledek Luna sambil melanjutkan pekerjaannya.
Melihat Luna yang tampak serius, Gama membaca beberapa pesanan serta desain yang akan dibuat oleh Luna. Lalu ia mengambil beberapa batu dan cangkang dan melakukan hal yang sama seperti Luna.
Tanpa disadari Luna, Gama membantunya merakit aksesoris sesuai dengan pesanan bahkan membuatkan beberapa aksesoris yang layak untuk dijual dengan nilai seni tinggi.
Luna menyelesaikan pesanan paling sulit untuk di rakit, saat ia mengangkat kepalanya matanya terbelalak melihat semua barang jualannya sudah beres dan seseorang di depannya tengah tertidur dengan kepala di atas meja.
"Wah apa dia yang merakit ini semua? hebat sekali, pasti banyak peminatnya kalau begini!" ujar Luna sambil mengangkat dan memperhatikan beberapa aksesoris yang sudah selesai dipasang Gama.
"Pasti tidurnya tidak nyaman jika seperti itu, baiklah karena kau sudah membantuku merakit ini semua akan kuberikan kamarku untukmu," ujar Luna, kemudian ia beranjak dari tempat duduknya menuju kamarnya.
Luna menyiapkan tempat tidur untuk ditempati oleh Gama. Dengan telaten ia mengganti seprai, sarung bantal dan selimut agar pria itu nyaman disana. Setelah selesai, Luna kembali ke ruang santai tempat mereka duduk tadi.
"El hei bangun, Gamaliel bangun jangan tidur disini!" ucap Luna sambil menggoyangkan tubuh Gama agar pria itu bangun.
Merasa ada yang mengusiknya, Gamaliel membuka matanya dan ia sadar telah tertidur disana.
"Eh aku ketiduran ya," ucap Gama sambil mengusap matanya yang masih mengantuk.
"Ayo tidur disana saja, disini dingin kau bisa sakit nanti!" ucap Luna sambil menunjuk kamarnya.
Luna mengambil kursi roda milik Gama lalu membantu Gama naik ke kursi itu. Gama yang merasa mendapat perhatian yang tidak pernah ia rasakan sejak kepergian Mommy nya merasa tersentuh dengan ketulusan gadis itu, hanya saja ia merasa kecil hati ketika melihat kakinya yang lumpuh itu.
"Ayo tidur disini saja," ucap Luna sambil mendorong kursi roda Gama ke dalam kamar miliknya. Dengan perlahan Luna mengangkat tubuh Gama lalu mendaratkannya di atas kasurnya.
"Kamar siapa ini?" tanya Gama meneliti seluruh kamar itu.
"Kamarku, kau tidur disini aku masih ada pekerjaan aku akan tidur di kamar adikku, jika butuh sesuatu panggil aku," ucap Luna sambil memakaikan selimut ke tubuh pria itu.
"Terimakasih," ucap Gama sambil menahan tangan Luna yang akan beranjak keluar.
"Tidurlah, terimakasih juga atas bantuannya," balas Luna sambil tersenyum manis, senyuman yang sangat cantik yang membuat seorang Gama terpana. Luna melepas tangannya lalu pergi keluar, sedangkan Gama terus memperhatikan gadis itu sampai ia tak tampak lagi.
.
.
.
Like, vote dan komen 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
Bzaa
semangat otor 💪
2023-07-24
0
andi hastutty
gama dan Luna sudah ketemu semenjak kecil yah ?
2023-07-02
0
guntur 1609
aku senang dengan semangat hidup luna.....bagus
2021-12-03
0