"Gama apa kau mau sembuh?" tanya Luna tiba-tiba.
Gama menatap Luna dengan tatapan dingin dan datarnya. Meskipun mereka sudah sah, namun tidak secepat itu perasaan tumbuh dalam hubungan mereka, meskipun terkadang kedua merasakan suatu getaran aneh yang mereka tak tahu apa itu.
"Kenapa kau menatapku begitu cih bikin kesal saja, kalau tak mau menjawab ya sudah!" kesal Luna membalikkan tubuhnya membelakangi Gama dan melanjutkan pekerjaannya.
Gama yang baru sadar tatapannya begitu datar dan terkesan dingin malah jadi merasa bersalah.
"Dia sepertinya marah," batin Gama.
"Maaf," ucap Gama pelan namun Luna tidak menggubrisnya.
"Luna Maaf," ucap Gama dengan suara lebih kuat. Sungguh jika Mark mendengar ini mungkin ia akan menangis Bombay mendengar tuannya meminta maaf pada seseorang terlebih seorang gadis, sungguh pemandangan yang langka dan sangat jarang terjadi.
Luna tidak mendengarkan pria itu dan terus melanjutkan pekerjaannya.
"Luna aku minta maaf, jangan diamkan aku," ucap Gama dengan suara memohon hal langka kedua yang tidak pernah dilakukan oleh seorang Gamaliel Park.
Gama resah karena tak melihat pergerakan gadis itu, dia menggeser tubuhnya dengan menyeret kedua kakinya mendekati Luna yang terlihat asik dengan pekerjaannya.
Gama menyentuh bahu gadis itu lalu menarik tubuh Luna dan memutar tubuh Luna ke hadapannya, kini posisi mereka saling berhadapan, Luna menunduk di hadapan Gama sedangkan Gama menatap gadis itu.
Betapa terkejutnya Gama saat melihat bulir-bulir air mata menetes membasahi kedua tangan gadis itu. Gama mengangkat kepala Luna dan menatapnya, mata merah, sembab dan derai air mata membasahi pipi gadis itu.
Ya kini Luna tengah dalam kondisi sangat terpuruk, ia begitu tertekan dengan semua kejadian ini, banyak hal yang ia pikirkan apalagi statusnya sekarang adalah seorang istri, baginya pernikahan bukan permainan, bahkan memikirkan ia akan menikah saja sudah cukup membuatnya drop.
Luna tak pernah berpikir dia akan menikah atau menjalin hubungan dengan orang lain, ia cukup tahu diri dengan kondisinya.
"Luna ma..maaf, kenapa kau menangis?" ucap Gama panik melihat gadis itu menangis tersedu-sedu di depannya.
"Hiks...hiks...hikss arghh huhuhuh, kau jahat, sedari tadi aku mencoba dekat denganmu, tapi apa? kau hanya menjawab pertanyaanku dengan tatapan dinginmu itu! kau pikir aku tidak tertekan dengan semua ini hah!! bagiku pernikahan adalah hal sakral yang bahkan tak pernah terpikir akan kulakukan, aku berusaha mengenalmu tapi kau menatapku dengan dingin!! kau jahat huhuhuh," ucap Luna tersedu-sedu mengeluarkan rasa sesak di hatinya.
Gama tak menyangka gadis yang ia lihat kuat itu ternyata sangat rapuh. Luna yang biasanya terlihat kuat kini tumbang dan harus menangis karena dirinya. Sungguh hati Gama begitu sakit saat melihat gadis itu menangis di hadapannya.
"Maaf, maafkan aku Luna, maafkan aku,"mohon Gama dengan suara lirih, ia menatap wajah Luna yang sembab, diusapnya air mata gadis itu.
"Kau jahat huhuhuhuh," tangis Luna lagi sambil menepis tangan Gama.
"Maaf, tak akan ku ulangi maafkan aku Luna," ucap Gama lirih.
Luna menatap Gama dengan mata sembabnya, ia tak tega melihat pria itu seperti itu namun Luna terlanjur terluka.
"Aku butuh waktu untuk ini semua, aku akan memikirkan apa yang tebaik untuk pernikahan ini, jika kau tak nyaman dengan gadis miskin sepertiku kau bisa menceraikanku!" ucap Luna meninggalkan Gama di ruangan itu sendirian.
Sraakkk
Hati Gama seperti dirobek saat mendengar kata cerai dari Luna, padahal belum ada satu malam mereka menikah, akibat sikap dinginnya istrinya malah sakit hati dan tertekan.
Gama sadar bukan hanya dia yang terjebak dengan hal ini, seharusnya dia bisa bersikap lebih dewasa, namun pikiran, fisik dan mentalnya yang lemah malah membuat seorang gadis tak berdosa terluka.
Gama seharusnya paham bahwa Luna berusaha untuk lebih dekat dengannya sebab mereka baru saja bertemu dan malah terikat dengan pernikahan akibat skandal yang dibuat oleh seseorang.
Gama menatap kepergian Luna, Gama merasa kecewa dengan dirinya sendiri, ia sangat benci dengan kata cerai, ditinggalkan dan dikhianati, tapi apa? dia membuat dirinya sendiri mengalami itu.
"Bodoh kau Gama! dia gadis baik-baik dan kau menyia-nyiakannya!" sesal Gama sambil merutuki dirinya dan kebodohannya sendiri.
"Arghhh bodoh! tidak berguna!" ucap Gama.
Sementara itu Luna kini berada di kamar adiknya, ia masih saja menangis mengingat kejadian tadi.
"Hiks..hiks..aku hanya ingin jadi istri yang baik tapi kenapa dia begitu dingin padaku, kenapa hanya aku saja yang terus bertanya? seolah-olah hanya aku yang menginginkan pernikahan ini, aku tidak pernah mengharapkan ada pernikahan dalam hidupku!!" kesal Luna sambil menangis tersedu-sedu, tubuhnya sangat lelah, bukan hanya tubuhnya bahkan hatinya ikut lelah dengan semua yang dihadapinya.
Hidup dalam kesederhanaan, ia berjuang untuk tetap hidup setelah kakek dan nenek yang begitu dia sayangi meninggal dunia. Selain itu ia juga harus merawat adiknya yang mengalami trauma karena sebuah kecelakaan yang menyebabkan sang adik tidak bisa tidur jika hujan deras bahkan adiknya akan berteriak histeris ketika itu terjadi.
Luna sudah membawanya ke dokter namun dokter mengatakan bahwa adiknya mengalami gangguan kejiwaan alias gila. Luna sangat marah kala mendengar ucapan dokter waktu itu.
Luna masih menangis sambil memeluk bantal adiknya hingga tanpa sadar ia terlelap di dalam kamar membiarkan suaminya sendirian di ruang santai.
Gama menatap sendu pintu kamar tempat Luna tidur, ia menunggu gadis itu keluar dari dalam kamar sebab kondisinya tak memungkinkan untuk menemui gadis itu.
Sejenak Gama berpikir tentang semua kejadian yang begitu tiba-tiba ini. Tuhan mempertemukan dirinya dengan Luna gadis yang terlihat sangat ceria namun ternyata memiliki sisi rapuh.
Terkadang seseorang yang banyak senyum dan ceria justru orang yang paling banyak terluka. Mereka menyembunyikan perasaan mereka dengan baik di balik sikap kasar, ketus dan bahkan dibalik keceriaan mereka.
Gama berpikir apakah dirinya boleh egois dengan mengharapkan kebahagiaan dari pernikahan ini? akankah ia bisa membahagiakan Luna sedangkan baru saja ia membuat gadis baik itu menangis.
Jika itu orang lain, pasti Gama sudah cepat-cepat dibiarkan mati di sungai pada hari itu. Tetapi Luna menyelamatkan hidupnya bahkan merawatnya kala ia jatuh sakit.
"Kuharap dia mau memaafkanku tapi jika ia memang meminta bercerai aku akan menurutinya karena memang aku tak pantas untuk wanita baik seperti dia, hufftt bodohnya kau Gama hanya karena Tiara kau menganggap semua wanita sama!" sesal Gama.
Ia terus menatap pintu kamar Luna, mengharapkan gadis itu keluar namun nihil Luna tidak keluar dari kamarnya bahkan kini Gama sudah terlelap di atas lantai setelah menyelesaikan semua barang jualan yang ditulis dalam daftar itu.
Gama tertidur di atas lantai yang dingin membuat tubuhnya kembali demam padahal demam yang tadi saja belum sembuh.
.
.
.
Luna keluar dari kamar ia tersadar meninggalkan Gama di ruang santai sendirian. Luna melihat Gama tergeletak di atas lantai yang dingin apalagi cuaca semalam sangat ekstrim.
"Ya ampun aku meninggalkannya tanpa selimut disini!" ucap Luna bergegas ketika melihat tubuh Gama tertidur di atas Lantai yang hanya beralaskan karpet tipis tanpa selimut maupun bantal.
Luna mendekat, wajahnya masih sembab akibat menangis semalaman, namun ia merasa bersalah ketika melihat suaminya tidur seperti itu apalagi dengan kondisi Gama yang tidak bisa bergerak bebas tentu pria itu akan kesulitan.
"Bodohnya kau Luna!" sesal Luna menepuk jidatnya sendiri.
Luna meletakkan tangannya di kening Gama dan matanya terbelalak saat Demam Gama malah semakin tinggi, ia segera membangunkan pria yang kini menjadi suaminya itu.
"Gama bangun! Gama!" panggil Luna khawatir sambil menggoyangkan tubuh Gama agar pria berambut panjang dengan wajah tidak terurus itu bangun.
"Panas sekali, tubuhnya juga gemetar, arghh bodoh kau Luna, kau egois!" batin Luna menatap tubuh suaminya dengan perasaan menyesal.
.
.
.
Haduh bagaimana mereka berdua ini? harusnya nggak sakit lagi kan, malam pertama yang menyedihkan bagi pasangan pengantin baru itu,
Like vote dan komen 😊😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
Bzaa
Luna semangat
2023-07-25
0
andi hastutty
malam pertama dengan kesedihan dengan drama mereka hahhahaha
2023-07-02
0
epifania rendo
semiga adiknya luna saudarinya gama
2023-01-25
0