EKSPRESI REY

"Malam nanti aku akan mengundang Rey serta Anna untuk makan malam di rumah. Kamu datanglah," kata Dila.

"Pastinya aku akan datang. Apalagi ini demi kelancaran hubungan kita berdua." Dion mengusap lembut kepala kekasihnya.

Dalam keadaan seperti itu, Dila merasakan kekalutan hati. Di satu sisi ada rasa bahagia karena cintanya berlabuh pada pria yang memang ia cintai, tapi di sisi lain, ada rasa bersalah teramat sangat.

Bastian. Nama pria itu terngiang dalam ingatannya. Pria yang sudah dua tahun menjalin hubungan dan siap untuk menikahi dirinya.

Pria itu begitu mencintai dirinya, bahkan rela menunggunya selama dua tahun. Namun kini Dila malah menjalin cinta dengan Dion, putra dari Bastian.

Dila berpikir ia sudah sangat gila. Bagaimana bisa dirinya menjalin cinta dengan dua orang pria sekaligus, di mana dua orang pria tersebut adalah ayah dan anak.

Sebentar lagi memang Dila akan memberitahu Bastian, tapi tetap saja saat ini dirinya masih berstatus kekasih dari pria tersebut.

Dion mengerling wanitanya yang mengigit-gigit kuku jari. Tampak dari raut wajahnya, Dila merasakan segala gundah dan Dion tahu apa yang menjadi pemicu kegundahan hati sang kekasih.

"Ayang Dila," seru Dion.

Dila tersentak kaget. "Apa?"

"Kamu melamun?" Dion menepikan mobil di pinggir jalan, ia melepas sabuk pengaman dari tubuhnya. "Kamu memikirkan kekasihmu yang lain?"

Dila tercengang, dan itu berhasil membuat Dion terkikik geli. "Benar, kan?"

"Aku sudah selingkuh." Dila menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Malam ini kita bicara dulu pada Reyhan." Dion menurunkan kedua tangan Dila. "Setelah itu kita bicara pada papa."

"Aku tidak sanggup untuk bicara," keluh Dila.

"Kita bicara sama-sama nanti dan kamu tenang saja," ucap Dion.

"Bagaimana dengan calon istrimu?" Dila teringat jika masih ada satu penghalang hubungan mereka yaitu wanita yang bernama Rosa.

Dion menyunggingkan senyum manis dan berusaha agar ia juga tidak kelihatan cemas seperti Dila saat ini. Mengapa juga ia sampai lupa ada seorang gadis yang sudah ditetapkan menjadi pasangan hidupnya.

Kalau bukan karena ingin membuat Dila cemburu waktu itu, sudah pasti Dion akan menolak mentah-mentah perjodohan yang diatur oleh Bastian.

"Aku juga akan bicara pada Rosa. Kamu jangan khawatir, oke." Dion mengusap lengan Dila, mencoba untuk menenangkan kekasihnya.

Dila mengangguk kemudian meletakkan tangannya di atas tangan Dion, lalu menautkan ke sela-sela jari-jemarinya.

"Bisa kita lanjutkan perjalanannya?" tanya Dion.

"Tentu," jawab Dila sembari menyunggingkan senyum manisnya.

...****************...

Setelah sampai di rumah dengan diantar oleh kekasih hatinya, Dila menelepon Reyhan agar malam ini bisa datang bersama Anna dan Kiano untuk makan malam bersama.

Awalnya Reyhan menolak karena malamnya ia harus menghadiri pertemuan antar pengusaha bersama Anna. Namun, karena perintah dari nyonya besar, akhirnya Rey berjanji akan datang untuk makan malam bersama.

"Nyonya ... sepertinya malam ini akan ada acara spesial," ucap Sari.

"Tentu. Malam ini adalah malam istimewa," jawab Dila sembari memasukkan puding coklat ke dalam wadah.

"Apa tuan Bastian akan datang?" tanya Sari dengan rasa penasaran.

Dila tersenyum. "Ya."

Bukankah Dion merupakan bagian dari Bastian? Itu sebabnya Dila mengatakan jika yang datang adalah Bastian. Sebab jika ia jujur pada Sari, otomatis pelayan cerewetnya itu akan semakin melontarkan berbagai pertanyaan.

"Sari ... makan malam ini harus sempurna. Jangan sampai ada yang kurang. Aku akan bersiap-siap dulu di kamar," perintah Dila.

"Siap, Nyonya," jawab Sari.

Dila berlalu meninggalkan dapur. Tinggal Sari dengan beberapa pelayan lain yang menyiapkan hidangan makan malam.

...****************...

"Ann ... sudah belum? Jangan cantik-cantik dandan, makan malam di rumah mama saja harus dandan," gerutu Reyhan seraya mengendong Kiano.

"Istri pengen cantik malah marah. Aku begini kan, untuk kamu juga," cerocos Anna sembari tangannya memegang alat pelurus rambut.

"Kamu itu sudah cantik, Sayang. Ayo ... kita berangkat sekarang. Nanti terlambat," desak Reyhan.

Anna mengembuskan napas pasrah, dan terpaksa ia meletakkan alat pelurus rambut. "Kita berangkat saja sekarang."

"Apa mama ingin membahas masalah tanggal pernikahan?" tanya Anna ketika sudah berada di dalam mobil.

"Kata mama penting. Mungkin saja memang begitu," jawab Reyhan. "Malam ini kita menginap saja di rumah mama."

"Boleh juga. Aku juga rindu kamar masa mudamu." Anna mengedipkan sebelah matanya.

Rey tersenyum. "Tenagaku masih seperti muda dulu, Sayang. Kamu akan puas malam ini."

Anna menjatuhkan kepalanya di bahu sang suami. Jika Rey sudah berkata begitu, artinya akan ada pertempuran panas dan proses mendapatkan anak lagi akan semakin cepat.

...****************...

Bergegas Dila membuka pintu menyambut seseorang yang sangat ia tunggu-tunggu kehadirannya. Sebuket bunga anggrek menyambutnya terlebih dulu.

Bunga anggrek yang menutupi wajah seseorang mulai turun secara perlahan, dan Dila tersenyum manis memandang pria gagah yang berdiri di hadapannya.

"Hai cantik." Dion menyerahkan buket bunga kepada kekasihnya.

Meski sapaan Dion terkesan berlebihan serta lebay menurut anak muda zaman sekarang, tapi sapaan itu membuat Dila bahagia mendengarnya.

"Hai tampan," balas Dila dengan menyambut bunga dari Dion.

Ya ampun, kenapa malah ikut-ikutan," batin Dila.

Dion merangkul lalu mengecup ubun-ubun Dila, dan itu berhasil membuat dua orang dewasa yang berada di belakang Dion tercengang.

"Apa itu mama dan Dion?" tanya Rey.

"Mama akhirnya jadian juga." Anna berucap kegirangan.

"Mama!" pekik Rey.

Dion dan Dila terlonjak kaget lalu menolehkan kepala mereka ke arah belakang. Rey terpaku menatap tangan Dion merangkul pinggang Dila.

"Rey ... masuk dulu," seru Dila.

"Rey memang mau masuk dan meminta penjelasan."

Rey bersedekap tangan menghadap sepasang kekasih yang baru saja jadian itu. Dila dan Dion bagai anak muda yang ketahuan oleh orangtua mereka karena berpacaran.

"Sudah berapa lama?" tanya Rey.

Anna menutup bibir berusaha untuk tidak tertawa karena memandang ekspresi wajah Reyhan yang serius.

"Kami baru jadian tadi sore," jawab Dion. "Kamu tidak memberi selamat kepadaku dan mamamu?"

"Aku serius, Dion," Reyhan malah kesal mendengarnya.

"Aku juga serius."

"Kenapa malah ucapanmu terkesan bercanda." Rey meninggikan suaranya.

"Bercanda bagaimana? Aku bilang apa adanya. Kami memang sudah resmi menjadi sepasang kekasih," ungkap Dion.

Lirikan mata Rey berpindah pada Dila. "Apa ini, Ma? Om Bastian bagaimana?"

"Rey ... sebenarnya Mama juga menyukai Dion," jujur Dila.

"Tapi, Ma. Dion sudah punya calon istri dan mama juga sudah punya calon suami."

Rey tidak mau sampai ini terjadi, ia takut Dila akan dicampakkan setelah keduanya menikah dalam waktu beberapa tahun.

"Kenapa, Rey? Kami berdua saling mencintai," ucap Dion.

"Ini tidak benar, Dion," jawab Rey. "Kumohon jangan sakiti mamaku. Lupakan perasaanmu. Jika kamu menyukai wanita dewasa, aku akan sediakan, tapi kumohon, jangan mamaku."

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Tatik Roviani

Tatik Roviani

berasa muda lagi mama dila dan dion pun yg membuat nya jadi kayak remaja lagi 🤣🤣🤣

2023-07-09

0

Zamie Assyakur

Zamie Assyakur

janda semakin didepan 🤣🤣🤣🤣

2022-12-03

0

Nesa Satria

Nesa Satria

janda semakin di depan🤣🤣🤣🤣🤣

2022-08-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!