TAK DISANGKA

Memiliki tubuh tinggi kekar, rambut hitam dengan alis melengkung tebal serta rahang tegas membuat Dion menjadi salah satu pria populer di dunia maya. Pemilik hidung bangir dan mata kecoklatan itu juga populer di antara banyak gadis selain Rey dan Diki tentunya. Bagian yang paling disukai para wanita adalah bibir kemerahan Dion dan tingkahnya yang sedikit kekanakkan, tapi Dion bisa bersikap tegas dalam hal tertentu.

"Pakai baju yang mana ya?" Dion sibuk memilih setelan untuk kencan makan malamnya nanti. "Harus pakai jas nih dan aku akan memesan restoran yang romantis." Dion terkikik akan ucapannya sendiri.

Beberapa setelan jas telah Dion kenakan demi mencari pakaian yang pas untuk makam malam, padahal semua setelan pakaian itu sama saja dan cocok ketika melekat di tubuhnya.

Dion gugup dan tubuhnya tiba-tiba berkeringat dingin, ia terus melihat jam yang menempel di dinding. Dalam hati ia ingin waktu cepat berjalan agar bisa menemui Dila, namun di sisi lain ia ingin waktu melambat sebab ia merasakan kegugupan yang luar biasa.

Dion merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, ia membayangkan hal apa yang akan ia katakan saat bersama Dila. Apakah ia harus memuji kecantikan wanita itu? Atau berbasa-basi mengenai pekerjaan? Atau mungkin ia akan membahas topik mengapa Dila tidak menikah lagi? Dion mengelengkan kepalanya dan pertanyaan seperti itu tidak cocok untuk dibahas pada makan malam romantis.

"Apa aku tanya pada Diki dan Reyhan saja, ya, cara menarik perhatian Dila?" gumam Dion, "tidak perlu, yang ada mereka berdua menertawakanku. Apalagi Reyhan ... masa minta saran sama calon anak tiri."

Waktu terus bergulir dan dihabiskan Dion untuk merawat diri agar kelihatan tampan dan bersinar, ia bahkan cuti sehari demi kencan makan malamnya bersama Dila.

Setelan jas berwarna hitam dengan dalaman kemeja putih menjadi pilihan penampilan Dion malam ini. Rambut hitam ditata dengan sentuhan gel dan disisir ke belakang, tidak lupa parfum beraroma lembut ia semprotkan di titik-titik sensitifnya.

"Kamu memang ganteng, Dion. Sudah pasti Dila akan jatuh cinta padamu," gumamnya dengan percaya diri.

Waktu tersisa tiga puluh menit lagi untuk makan malam. Dion mengenakan sepatu di kakinya dan bergegas keluar dari kamar, ia tidak mau sampai telat menjemput Dila di rumah.

Dion keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil. Mesin mobil dinyalakan dan Dion mengendarai mobilnya ke luar gerbang menuju jalan raya. Sebelum sampai di rumah calon kekasihnya, Dion menyempatkan membeli sebuket bunga untuk Dila.

Kali ini ia tidak membeli mawar melainkan bunga anggrek yang melambangkan keanggunan dan bunga itu cocok untuk Dila yang sangat anggun.

Dengan senyum sumringah Dion keluar dari dalam mobil dan ia menyapa Paijo yang tengah duduk santai sembari menikmati kopi panas.

"Paijo ... buka gerbarngnya," pinta Dion.

"Tuan di sini?" tanya Paijo dengan nada tak mengenakan hati.

Dion menangkap raut wajah Paijo yang tidak mengenakan, lalu melihat halaman rumah Dila. Terparkir satu mobil keluaran terbaru berwarna merah di sana.

"Apa Reyhan ada di dalam?" tanya Dion.

"Bukan tuan Reyhan ... itu tamu nyonya Dila," jawab Paijo.

"Biar aku lihat." Dion mendorong pintu gerbang dengan tidak sabarnya dan membuat Paijo hampir saja terjungkal ke belakang.

Dengan sebuket anggrek di tangan, Dion melangkah menuju pintu rumah. Ia tidak memperdulikan teriakan Paijo yang menyuruh dirinya untuk kembali.

Dion tertegun di depan pintu yang sedikit terbuka dan dengan samar-samar ia mendengar suara pria dan wanita yang tentu saja Dion sangat mengenalnya.

"Sampai kapan kamu akan menyembunyikan hubungan kita?" tanya Bastian, "ini sudah dua tahun, Dila."

"Aku akan mengungkapkan hubungan kita, jika Dion sudah menerimaku sebagai mamanya sendiri," jawab Dila.

"Anak itu! Lagi-lagi dia mengacaukan segalanya." Bastian tampak kesal karena ia tahu jika Dion juga menyukai Dila. "Kita harus menikah dan dengan begitu, Dion akan menerimamu sebagai mamanya."

Bastian Handoko adalah ayah dari Dion Handoko. Pria berumur setengah abad itu, masih tetap bugar dan tampan di usia matangnya. Sudah dua tahun Dila dan Bastian menjalin asmara tanpa diketahui oleh anak-anak mereka.

Sudah berapa kali Bastian melamar Dila, namun wanita itu berkali-kali menolaknya. Alasan Dila adalah karena ia ingin Dion dekat dengannya, tapi keadaan malah sebaliknya, Dion malah mengejar Dila untuk dijadikan kekasih.

Braak ... !

Pintu dibuka kasar oleh Dion yang marah sebab mendengar ucapan dari Bastian.

"Tidak bisa ... Dila milikku!" tegasnya.

Bastian dan Dila tersentak kaget tiba-tiba mendengar suara Dion, keduanya menelengkan kepala mereka melihat pria muda dengan memegang sebuket bunga anggrek yang sudah masuk ke dalam rumah.

"Dion!" Bastian menatap tajam putranya sendiri.

"Papa mundurlah dan biarkan aku bersama Dila," pinta Dion terang-terangan.

"Sepertinya kamu harus dibawa ke rumah sakit, tidakkah kamu pikir, usiamu dan Dila itu begitu jauh," terang Bastian kesal dengan ucapan putranya.

"Aku tidak peduli ... mau umur kami terpaut berapapun. Aku mencintai Dila," ungkap Dion.

"Dasar anak kurang ajar," marah Bastian.

Bastian hendak melangkah mendekati putranya, namun Dila menghentikan gerakannya dengan memegang lengan sang kekasih dan hal itu memicu aura kecemburuan bagi Dion.

"Tahan emosimu, Bas," ucap Dila.

Dila menatap Dion yang tampak tampan malam ini. "Ayo, Nak ... kita makan malam dulu. Kamu datang ke sini buat makan malam, kan?"

"Jadi kamu setuju untuk makan malam denganku karena ingin memperkenalkan kekasihmu? Kamu sengaja bikin aku sakit hati?" tanya Dion dengan lirihnya.

"Dion ... aku ini calon mamamu, terima itu sebagai kenyataannya," ucap Dila.

"Tega kamu, Dila. Aku mengejarmu dari ke hari-hari tanpa mengenal lelah dan kamu malah memilih pria itu," lirih Dion.

Bastian melotot mendengar ucapan putranya sendiri. "Aku ini Papamu."

"Kalau kamu Papaku, tolong lepaskan Dila ... aku mencintainya," pinta Dion dengan suara tegasnya.

"Papa mencintai Dila," ucap Bastian.

"Aku juga mencintai Dila," balas Dion tidak mau kalah.

"Cintai Dila sebagai ibumu, Dion," kata Bastian.

"Tapi aku ingin Dila menjadi istriku," protes Dion.

"Cukup kalian berdua! Jangan lagi bertengkar," marah Dila.

Dion melepas bunga Anggrek yang ia pegang dan bunga itu terjatuh ke lantai seperti perasaanya yang jatuh ke dalam rasa kekecewaan. Dion memutar tubuhnya lalu melangkah keluar dari dalam rumah.

"Dion," panggil Dila.

"Biarkan dia, Dila. Pikirannya tidak pernah dipakai sama sekali," ucap Bastian.

Dila memungut bunga anggrek yang berada di lantai, ia memanggil Sari agar menyimpan bunga itu. Dalam hati Dila tersentuh karena pasti Dion sengaja membelikannya bunga Anggrek yang sangat ia sukai, namun sayangnya malam ini Dila membuat pria itu kecewa.

Bersambung.

Dukung Author dengan vote, like dan koment.

Terpopuler

Comments

Nina Tati

Nina Tati

hahaha.. seru nih

2023-02-20

2

Zamie Assyakur

Zamie Assyakur

waduh dion saingan nya bapak kandung sendiri... haisss... cinta yg rumit 😂😂😂

2022-12-02

0

Nesa Satria

Nesa Satria

wih
bapa vs anak🤣🤣🤣🤣

2022-08-24

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!