AKU TERIMA

Pintu ruang kerja Bastian didorong oleh Dion dan sontak hal itu membuat penghuni di dalamnya terlonjak kaget. Dion langsung saja duduk di sofa dengan menyilangkan kedua tangannya di perut.

"Maksud Papa apa?" tanya Dion tanpa basa-basi.

"Apa?" tanya Bastian bingung.

"Reyhan bilang kalau sebenarnya Papa telah menjodohkanku dengan seseorang." Dion memberi tatapan tidak suka pada papanya.

Bastian beranjak dari kursinya kemudian melangkah duduk di sofa berhadapan dengan Dion. "Papa sudah berjanji akan menjodohkanmu dengan wanita yang bernama Rosa, dia anak dari teman Papa dan kalian juga teman lama."

"Teman lama?" ulang Dion sembari mengerutkan keningnya.

"Iya, Rosa pernah satu kampus denganmu, tetapi dia mengambil jurusan kedokteran," jawab Bastian.

"Apa dia cantik?" tanya Dion.

Bastian tersenyum mendengar pertanyaan itu. Mungkin Dion menyukai wanita cantik dan sepertinya, putranya itu tidak akan menyukai Dila kalau mendapat wanita cantik yang menjadi pasangannya.

"Tentu saja," jawab Bastian.

"Cantikkan mana, Dila atau Rosa?" tanya Dion kembali.

"Tentu saja Rosa, Nak. Dia masih muda dan sangat cocok untukmu," jawab Bastian sembari tersenyum.

"Kalau cantiknya melebihi Dila, sebaiknya Papa saja yang menikahi wanita itu dan biarkan Dila menjadi milikku," ujar Dion.

"Dion!" marah Bastian. "Hentikan kegilaanmu itu! Kali ini Papa tidak akan diam saja, kamu harus menerima perjodohan ini, jika tidak ... tanggung sendiri akibatnya!" Bastian menaikkan nada suaranya.

"Papa berani mengancamku." Dion ikut kesal.

"Terserah apa yang mau kamu katakan, nanti malam temui Papa di restoran Vilian tepat jam tujuh malam. Kita akan membahas masalah perjodohanmu," tegas Bastian.

Dion beranjak dari duduknya, ia melangkah keluar tanpa pamit sama sekali. Bastian sampai geleng-geleng kepala karena tingkah dari putranya sendiri.

"Ini semua salahku." Bastian menyugar rambutnya ke belakang. "Coba waktu itu aku menikah lagi, pasti Dion tidak akan kekurangan kasih sayang."

Alasan Bastian tidak ingin menikah lagi sebab takut putranya tidak mendapat kasih sayang. Sejak ditinggal istrinya, Bastian memang menjalin hubungan dengan beberapa wanita, tetapi untuk menikah terasa sangat sulit baginya.

Bastian pernah mendapatkan ibu tiri dan ia diperlakukan dengan tidak baik. Sampai Dion dewasa keinginan untuk menikah lagi timbul di hatinya. Apalagi bertemu Dila, wanita yang sejak dulu selalu bersamanya sebagai teman.

Dari teman itu tumbuh benih-benih cinta sampai akhirnya, Dila dan Bastian memutuskan untuk menjalin hubungan secara diam-diam.

...****************...

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Mobil Bastian melaju menuju restoran Vilian, tempat para keluarga membahas perjodohan antara Rosa dan Dion.

Rosa sudah duduk di antara ayah dan ibunya. Wanita dengan rambut tergerai, mata bulat, hidung bangir serta bibir kecil yang sedikit tebal, terlihat sangat cantik dan anggun dengan gaun mini dress berwarna putih gading yang melekat di tubuhnya.

Langkah sepatu pantofel serta high heel masuk ke dalam restoran menuju meja bulat nomor tujuh. Bastian datang bersama dengan kekasihnya Dila.

"Selamat datang," sambut Reno, ayah dari Rosa.

"Sudah lama?" tanya Bastian dengan melepas pelukan antar pria.

"Baru saja," jawab Reno.

Dila juga ikut menyapa Reno, Rosa serta Vina yang merupakan istri dari Reno. Semuanya ikut duduk di kursi masing-masing, setelah tadi sempat berdiri karena saling menyapa.

Dila tersenyum manis memandang sosok Rosa yang duduk berhadapan dengannya. Jelas dari umur ia kalah telak, namun dari kecantikan wajah, tidak ada bandingannya sama sekali.

"Sayang ... bagaimana menurutmu Rosa? Apa dia cocok dengan anak kita?" tanya Bastian.

Dila tersenyum sambil mengangguk. "Cocok. Rosa wanita yang sangat cantik."

Ingin sekali Dila meneriaki Bastian, jika ia sangat tidak menyukai pertanyaan yang membuat perasaan hatinya menjadi tidak karuan.

Dila juga ingin berteriak, mengatakan jika dirinya dan calon putranya itu telah saling membelit serta mencecap bibir tadi malam. Itu hanyalah keinginan hati yang tidak dapat Dila ungkapkan, biarlah itu menjadi rahasia dalam dirinya.

"Dion mana, Om?" tanya Rosa.

"Sebentar lagi dia pasti datang," jawab Bastian dengan senyum mengembang, namun dalam hatinya berdoa agar putra nakalnya itu datang tepat waktu.

Tiga puluh menit berlalu, namun Dion belum menampakkan batang hidungnya. Bastian menahan kesal pada putra semata wayangnya itu.

"Aku akan menelepon Dion dulu," kata Bastian dengan meraih ponsel di dalam saku celananya. Namun belum sempat menelepon, suara Dion memanggil namanya.

"Papa," seru Dion.

"Akhirnya kamu datang juga, Nak." Bastian lega bukan main. "Kenalkan, ini Om Reno, Tante Vina dan ini calon istrimu, Rosa."

"Halo Om, Tante." Dion bersalaman dengan kedua orangtua Rosa. Saat berhadapan dengan wanita cantik bernama Rosa, Ia mengerutkan kening. "Rasanya aku pernah melihatmu."

Rosa tersenyum. "Aku Rosa, mantan kekasihmu."

"Hah?" Dion tercengang.

"Kita menjalin hubungan saat di kampus dulu," beber Rosa.

"Wah ... kebetulan sekali," sahut Bastian, "kita duduk dulu makan malam, setelah itu kita bahas masalah perjodohan."

Semuanya kembali duduk dan makan malam bersama. Dion mengerling Dila yang makan dengan tenang tanpa menatapnya, bahkan wanita itu tidak menyapa sama sekali.

"Jadi bagaimana? Kalian sudah pernah menjalin hubungan dan sudah pasti saling mengenal satu sama lain, kan?" ujar Reno, setelah semuanya selesai makan malam.

Nih cewek pacarku yang mana yah? Rasanya pacarku hanya tante-tante saja, mengapa aku bisa menjalin hubungan bersamanya," batin Dion.

"Dion." Bastian menepuk pundak putranya. "Rosa seorang Dokter kandungan dan dia juga sangat cantik. Lagipula umur kalian sudah cukup untuk menikah."

Rosa tertunduk malu mendengar pujian itu, pipinya merona dan terlihat sangat mengemaskan. Dion memandang gadis yang akan dijodohkan dengannya, lalu beralih memandang Dila.

"Menurut Mama Dila, bagaimana?" tanya Dion.

Dila tersentak. "Menurut Mama?"

"Iya," jawab Dion.

Dila salah tingkah dan bingung untuk menjawab. "Terserah kamu saja, Nak. Mama setuju saja."

"Aku setuju dengan perjodohan ini," kata Dion.

Dila melebarkan mata mendengar ucapan yang keluar dari bibir Dion. Ia tidak menyangka jika Dion menerima perjodohan ini dengan mudah, meski Dila berharap yang keluar dari bibir Dion adalah kata-kata penolakkan.

Bastian dapat bernapas lega, akhirnya Dion mau menerima perjodohan yang ia rencanakan. Rosa sangat cantik dan sudah pasti banyak pria yang tertarik padanya.

"Bagaimana dengan kamu, Rosa?" tanya Reno.

"Rosa juga setuju, karena dari dulu Rosa sangat menyukai Dion," jawabnya.

"Karena semua setuju, acara baik ini tidak boleh ditunda-tunda," celetuk Vina.

"Kamu benar, Vin," sahut Bastian dengan tawa bahagia. "Kita adakan acara pertunangan setelah kami berdua menikah." Bastian merangkul sembari mengusap lengan mulus Dila.

"Kalau begitu, selamat untuk kalian berdua," ucap Reno.

Semua tertawa bahagia bersama tanpa sadar ada dua anak manusia yang saling menatap satu sama lain. Dion menatap Dila sembari memegang bibirnya, dan hal itu membuat jantung Dila berdebar.

Jangan sampai anak ini membocorkan perihal kejadian semalam," batin Dila.

Bersambung.

Dukung Author dengan vote, like dan koment.

Terpopuler

Comments

Ninyoman Suini

Ninyoman Suini

sy setuju dion sama rosa,sama2 muda

2022-08-29

0

SitiNur20969975

SitiNur20969975

dion cuma modus doang😂😂😂😂😂

2022-08-11

0

Minarni Juita

Minarni Juita

baguslah Dion sama rosa

2022-07-07

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!