Suara alarm yang berbunyi nyaring, membuat Abi segera membuka matanya. Namun baru saja Abi akan beranjak bangun, pemuda itu merasakan tubuhnya yang tidak bisa bergerak karena sedang didekap erat oleh seseorang.
Apa?
Siapa ini?
Abi mencoba menggeliat, namun yang terjadi dekapan dari seseorang dengan piyama warna pink itu malah semakin mengerat, seolah Abi adalah sebuah guling yang terasa nyaman untuk dipeluk.
"Anne!" Abi bergumam dan sedikit sesak nafas karena Anne memeluknya dengan erat.
"Hmmmm!" Istri Abi itu hanya bergumam tanpa sedikitpun merubah posisinya.
"Anne! Lepaskan aku!" Cicit Abi lagi yang kini kepalanya semakin terjepit di dada Anne.
Oh, ya ampun!
Apa ini rezeki atau malah musibah?
"Berisik, Abi! Aku masih ngantuk!" Gerutu Anne yang malah ganti melingkarkan kakinya di tubuh Abi. Pelukan gadis itu belum mengendur sedikitpun dan matanya masih terpejam rapat.
"Anne!" Abi berusaha menggeliat.
"Abi, kenapa gulingmu bisa gerak-gerak?" Celoteh Anne yang sepertinya mulai merasakan keanehan pada 'guling' yang ia peluk.
Tangan Anne meraba-raba kepala Abi yang kini ia peluk dengan erat. Meraba semakin ke bawah dan merasakan ada yang janggal dengan gulingnya. Buru-buru Anne membuka mata, dan gadis itu langsung memekik histeris.
"Pelankan suaramu, itu!" Abi secepat kilat langsung membungkam mulut Anne agar gadis itu tak melanjutkan teriakan lebaynya.
"Kau mau memperkosaku?" Anne mendelik marah ke arah Abi.
"Aku suamimu, jika kau lupa!" Abi sudah menindih tubuh Anne dan tangannya masih menutup mulut Anne, mencegahnya kembali berteriak.
"Pergi, Abi!" Anne mendorong tubuh Abi sekuat tenaga, dan Abi hanya tergelak.
Anne memeriksa kancing piyamanya dari ujung atas hingga ujung bawah untuk memastikan kalau Abi tidak mencari kesempatan saat dirinya tidur tadi malam.
Baiklah, kancing masih terpasang rapi semuanya.
Aman berarti.
"Kau yang memeluk dan menjadikanku guling, kenapa kau yang panik begitu?" Cibir Abi heran.
"Aku pikir aku sedang memeluk gulingku," sahut Anne seraya mengerucutkan bibirnya.
"Tu! Gulingmu ada disana! Dan kau nyaris membuatku jatuh dari atas kasur!" Gerutu Abi menunjuk ke arah guling Anne yang ada di sudut kasur.
Tadi posisi tidur Anne memang sudah mendekat ke arah Abi dan menjauhi tembok. Kalau saja Anne tidak memeluk Abi dengan erat dan menjadikan pria itu sebagai 'guling' mungkin Abi sudah jatuh ke lantai.
"Kasurmu ini terlalu sempit! Seharusnya kau tidur di lantai, dan kasur ini hanya boleh aku tempati!" Jawab Anne dengan nada pongah.
"Cih! Ini kamarku! Kenapa jadi kau yang berkuasa?" Omel Abi tak terima.
"Ini kamarku mulai sekarang! Kenapa kau tidak tidur di luar saja?" Klaim Anne masih sombong.
"Kau saja yang tidur diluar! Ini kamarku, dan kau itu hanya menumpang tidur disini!" Sergah Abi bersungut-sungut.
"Bukankah kita suami istri? Jadi kamar ini milik kita berdua!" Anne akhirnya membuat kesepakatan.
"Kau saja tidak mau berbagi kamar denganku saat berada di rumah besarmu. Jadi kenapa aku harus berbagi kamar denganmu disini?" Cecar Abi bersedekap pada Anne.
"Karena aku istrimu! Dan seorang suami harus selalu rela berkorban untuk istrinya. Jangan jadi suami durhaka yang menelantarkan istri yang sedang hamil!" Cerocos Anne sok bijak.
"Aku boleh minta jatah berarti, dan kau tak boleh menolaknya. Bukankah kita suami istri?" Abi sudah mendekat ke arah Anne dan membuat istrinya itu beringsut mundur hingga menabrak tembok.
"Aku tidak mau, Abi!" Tolak Anne memukul-mukul dada Abi.
"Bukankah kita suami istri yang harus saling berbagi?" Abi tersenyum licik pada Anne.
Pria itu menarik kaosnya melewati kepala yang sontak membuat Anne memekik.
"Abi! Stop!" Anne menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
"Apa?" Abi memaksa untuk membuka tangan Anne.
Gadis itu membuka matanya sedikit-sedikit seolah takut dengan pemandangan yang ada di depannya.
Namun setelah melihat kaus dalam yang membalut tubuh Abi, Anne segera mendengus sebal. Ternyata suaminya itu masih memakai kaus dalam. Jadi Anne tidak perlu melihat Abi yang bertelanjang dada.
"Dasar menyebalkan!" Anne memukul bahu Abi dengan keras, dan Abi hanya tergelak.
"Aku mau mandi," ucap Abi yang sudah beranjak dari atas kasur dan membuka lenari plastik di sudut kamar mungil tersebut.
Abi mengambil satu handuk dan baju ganti.
"Bajuku nanti ditaruh dimana, Abi? Lemarimu kecil begitu dan bajuku ada banyak," tanya Anne yang masih duduk di atas kasur sambil memeluk guling.
"Abi membuka lemarinya lebih lebar. Terlihat cukup banyak ruang kosong di dalam lemari tersebut. Baju Abi hanya menempati dua rak di dalam lemari.
Ya ampun!
Miskin sekali pria ini. Bajunya hanya ada dua rak begitu.
Batin Anne merasa prihatin.
"Aku rasa ini sudah cukup untuk menampung baju-bajumu," ucap Abi menatap bergantian ke arah lemarinya dan koper Anne.
"Nanti kalau masih tidak cukup, aku akan mencarikan kardus bekas mie. Jadi bajumu kita taruh di dalam kardus saja," sambung Abi memberikan solusi pada Anne.
"Apa?"
"Kenapa tidak beli lemari baru saja? Kita bukan tunawisma yang menyimpan baju di dalam kardus mie!" Protes Anne merasa tak terima dengan usul dan solusi dari Abi.
"Makanya, bawa baju itu seperlunya saja! Ini tidur pakai acara ganti piyama segala. Padahal tidur pakai daster juga sudah nyaman," cerocos Abi menunjuk ke arah piyama beruang Anne.
"Daster? Kamu nyuruh aku pakai daster? Kamu pikir aku ibu-ibu tukang gosip? Ini piyama kesayangan aku!" Balas Anne bersungut-sungut.
"Kau memang calon ibu, Nona Anneke Halley yang terhormat!" Sahut Abi dengan nada lebay.
"Perutmu itu akan membuncit tak lama lagi," Abi menunjuk ke arah perut Anne denagn dagunya
"Piyama beruangmu itu tak akan muat lagi di perutmu! Jadi pakai daster saja biar longgar!" Sambung Abi lagi yang lebih ke arah mengejek sebenarnya.
"Kau yang sudah membuatku hamil dan membuat perutku jadi membuncit! Dasar pria mesum!" Sahut Anne sebal.
"Bukan aku yang membuka baju dikamar pria asing," sindir Abi sekali lagi.
Anne bangkit berdiri dari atas kasur dan menghampiri Abi dengan cepat.
"Kau benar-benar menyebalkan, Abi!" Anne memukuli Abi dengan membabi buta.
"Aduh! Ampun! Ampun, Anne!" Abi berusaha menangkis pukulan Anne yang semakin tak terkendali.
"Anne!" Abi berusaha melawan dan mencekal tangan Anne agar gadis itu berhenti memukulinya.
"Lepas, Abi!" Gantian Anne yang berontak setelah Abi berhasil mencekal kedua tangannya.
"Kau akan memukuliku lagi jika aku melepaskanmu. Jadi aku ikat saja tanganmu," sahut Abi mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar mencari sesuatu yang sekiranya bisa Abi pakai untuk mengikat tangan nona barbar ini.
"Abi lepas-" Suara Anne tercekat di tenggorokan.
Mendadak Anne merasa mual dan rasa ingin muntah yang mendesak.
"Abi, aku mual!" Anne berontak dan memaksa untuk melepaskan cekalan tangan Abi.
"Jangan mengada-ada!"
"Abi aku serius! Aku-"
"Hoeek!" Anne menumpahkan isi perutnya tepat ke arah Abi.
"Anne!"
.
.
.
Judulnya diganti "pasutri bocah" aja apa ya 😞
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Miss haluu🌹
berantem Mulu Bun,,😂
2021-04-17
3
Ronny Napintor Siregar
iya lebih cocok pasutri bocah Thor wkwkwkwk
2021-04-15
4
Ravly Cool
lanjut kk buat bucin anne
2021-04-11
1