"Maaf atas sikap Anne tadi, Abi," ucap Valeria sekali lagi sebelum berpamitan pada Abi.
Abi menggeleng samar,
"Aku juga salah, Va! Sangat wajar Anne semarah itu kepadaku," tutur Abi yang kembali menundukkan wajahnya.
"Semoga segera ada jalan keluarnya, Abi!" Gantian Sean yanag menepuk punggung Abi dan memberikan semangat untuk temannya tersebut.
"Kami tidak akan ikut campur atau membocorkan masalah ini ke siapapun. Kalian berdua yang harus jujur pada orang tua kalian masing-masing," imbuh Sean lagi yang langsung disambut Abi dengan sebuan anggukan.
"Makasih udah nganterin aku pulang, Sean!" Ucap Abi berterima kasih pada Sean.
Tadi motor Abi memang mogok di jalan saat pulang mengantar pesanan. Beruntung di saat bersamaan, mobil Sean sedang melintas dan langsung menawarkan pada Abi untuk mengantar pemuda itu pulang, setelah membawa motor Abi ke bengkel.
Sean mengangguk.
"Kami pulang dulu, Bi!" Pamit Sean selanjutnya.
"Ya, hati-hati!" Pesan Abi pada dua teman sekolahnya tersebut.
Sean dan Valeria sudah meninggalkan rumah Abi sekarang. Baru saja Abi hendak menutup pintu, tiba-tiba Bu Sani sudah datang dan merangsek masuk.
Wajah ibu kandung Abi tersebut terlihat marah. Bu Sani menutup pintu dengan kasar.
"Ibu, tumben sudah pulang?" Sapa Abi berbasa-basi pada sang ibu.
"Duduk, Abi!" Perintah sang ibu tegas.
Abi tak membantah lagi dan segera duduk di kursi kayu di ruangan tersebut.
"Apa yang sudah kamu lakukan pada temanmu yang bernama Anne tadi? Apa benar kamu sudah menghamilinya?" Cecar bu Sani menahan emosi yang membjncah di dadanya.
Duaarr!
Bagaikan tersambar petir di siang bolong.
Abi hanya diam dan mematung dengan sejuta pertanyaan yang memenuhi kepalanya.
Bagaimana sang ibu bisa tahu kalau Abi menghamili Anne?
"Jawab Abi!" Bu Sani mengguncang tubuh abi dengan penuh emosi.
"Maafkan Abi, Bu! Abi khilaf," jawab Abi memelas.
"Kamu!" Bu Sani terduduk lunglai di atas kursi. Segera Abi bersujud di kaki sang Ibu.
"Abi benar-benar minta maaf, Bu! Abi sudah mengecewakan ibu," tutur Abi lagi dengan penuh penyesalan.
Bu Sani sudah berurai airmata sekarang. Namun wanita paruh baya tersebut memilih untuk menangis dalam diam, demi meluapkan rasa marah dalam dirinya.
Bu Sani tidak mau lagi memarahi Abi atau memaki putranya tersebut. Karena semuanya sudah terlanjur dan tidak akan kembali lagi seperti semula, sekalipun Bu Sani mengamuk pada Abi.
"Kamu harus bertanggung jawab dan menikahi Anne, Abi!" Ucap Bu Sani selanjutnya setelah emosinya sedikit mereda.
Abi hanya mengangguk patuh.
"Kita harus ke rumah Anne dan menjelaskan semuanya pada orang tua Anne. Semoga mereka mau memaafkanmu dan mengizinkan kamu menikahi putrinya," sambung Bu Sani lagi, seraya menghapus sisa-sisa airmata di pelupuk matanya.
"Ke rumah Anne?" Abi sedikit tergagap.
Tak bisa Abi bayangkan betapa murkanya orang tua Anne jika tahu kelakuan bejat Abi.
"Kita harus minta maaf dan menjelaskan pada mereka, Abi! Ibu tidak mau kamu menjadi seorang laki-laki pengecut?" Sergah Bu Sani sedikit meninggikan nada bicaranya.
"Iya, Bu! Abi minta maaf." Cicit Abi sekali lagi yang masih bersimpuh di kaki sang ibu.
"Kamu benar-benar sudah membuat Ibu kecewa. Tadinya Ibu mau kamu itu kuliah dulu, kerja, jadi orang yang benar!" Bu Sani mengeluarkan uneg-uneg yang mengganjal di dalam hatinya.
"Kamu putra Ibu satu-satunya. Harapan Ibu."
Abi masih diam menunduk meratapi semua kesalahan dan kekhilafannya.
Andai Abi bisa lebih menahan diri.
"Tapi semua sudah terjadi. Menyesal pun tak ada guna," lirih Bu Sani masih dengan nada penuh kesedihan.
"Maafkan Abi, Bu!"
****
Kediaman Halley
Suasana di ruang tamu masih hening.
Setelah memperkenalkan diri pada Bellinda, Bu Sani mendadak merasa bingung harus mulai bicara dari mana. Hingga tiba-tiba Bellinda melontarkan pertanyaan untuk memdcah keheningan.
"Abiano, kamu temannya Anne?" Tanya Bellinda
Abi mengangguk, dan sedikit mengangkat wajahnya.
"Iya, Tante. Saya kesini mau-"
"Sore!" Devan yang baru tiba di rumah segera membuat kalimat Abi terpotong.
"Oh, ada tamu?" Devan segera menyalami Bu Sani dan Abiano.
"Mereka siapa, Belle?" Tanya Devan menatap pada sang istri.
"Ini Abiano, temannya Anne dan ini ibunya Abiano," jelas Bellinda seraya menunjuk bergantian ke arah Abi dan Bu Sani.
"Trus Anne mana? Tidak menemui temannya?" Cecar Devan lagi.
"Anne ada di kamarnya. Aku akan memanggilnya sebentar," ucap Bellinda seraya beranjak dari duduknya.
Bellinda sempat melempar tatapan tajam ke arah Abi sebelum mom kandung Anne tersebut meninggalkan ruang tamu. Sepertinya Bellinda sudah tahu siapa Abiano ini.
Tak berselang lama, Bellinda sudah kembali ke ruang tamu bersama Anne. Thalia ikut mengekor di belakang mom dan adiknya tersebut.
"Duduk, Anne!" Bellinda menunjuk ke sofa di samping Devan dan menyuruh sang putri untuk duduk di sana.
Anne melempar tatapan tajam membunuh ke arah Abi sebelum gadis itu duduk di sofa yang tadi ditunjuk sang mom.
"Sebelumnya, saya atas nama anak saya, meminta maaf yang sebesar-besarnya pada Bu Belle dan Pak Devan," Bu Sani akhirnya buka suara.
Devan langsung memasang raut wajah bingung.
"Minta maaf soal apa, Bu Sani?"
"Abi..." bu Sani menghela nafas panjang sekali lagi.
"Abi sudah menghamili Anne," lanjut Bu Sani yang suaranya terdengar bergetar.
Sejenak suasana hening, sebelum tiba-tiba Devan tertawa sumbang.
"Apa Bu Sani sedang bercanda? Putri saya tidak hamil," ujar Devan mengerutkan kedua alisnya.
"Anne hamil, Dev!" Bellinda meraih tangan Devan dan meremasnya dengan kuat,
Sedangkan Anne yang juga duduk di samping Devan hanya menundukkan wajahnya tak berani berucap sepatah katapun.
Devan menatap tak percaya pada Bellinda.
"Jangan bercanda, Belle!"
"Aku tidak bercanda. Putrimu benar-benar hamil. Kau bisa menanyakannya sendiri pada Anne," ucap Bellinda masih meremas kuat tangan Devan.
Devan ganti menatap pada Anne.
"Benar itu, Anne?"
Anne menangis sesenggukan sebelum menjawab pertanyaan sang Dad.
"Maafkan Anne, Dad!" Cicit Anne yang sontak membuat wajah Devan berubah merah padam.
"Dasar brengsek!"
Devan sudah mendekat dengan cepat ke arah Abiano dan meraih kerah baju pemuda tersebut. Kepalan tangan Devan baru saja akan mendarat di wajah Abi saat tiba-tiba Liam sudah ada disana dan menghentikan tingkah barbar sang Dad dengan cepat.
Rupanya sejak tadi Liam dan Thalia memang menguping pembicaraan orang tua mereka dengan ibunya Abi.
"Dad!" Liam berusaha melepaskan cengkeraman tangan Devan di baju Abi.
"Saya minta maaf, Om!" Ucap Abi penuh rasa bersalah.
"Brengsek kamu!" Maki Devan penuh emosi. Dad kandung Anne tersebut sudah dibawa oleh Liam menjauh dari Abi dan kembali duduk di sofa.
"Bicarakan dengan kepala dingin, Dad!" Ucap Liam yang masih berada di dekat Devan, berjaga-jaga agar Dad-nya tersebut tidak kembali mengamuk.
Sedangkan Anne sudah menjauh ke sofa lain dan kini menangis di pelukan Thalia.
Bellinda dan Bu Sani masih di posisinya semula dan tak berucap sepatah katapun.
"Pemuda brengsek itu sudah menghamili adikmu, Liam! Bagaimana Dad bisa bicara baik-baik kepadanya?" Sergah Devan masih dengan emosi yang meluap-luap dan menunjuk-nujuk ke arah Abi.
"Saya benar-benar minta maaf, Pak Devan," ucap Bu Sani sekali lagi penuh rasa bersalah.
"Abi dan ibunya sudah datang kesini baik-baik dan minta maaf, Dad! Tidak bisakah kita selesaikan masalah ini secara kekeluargaan tanpa memakai kekerasan?" Nasehat Liam mencoba bersikap bijak.
"Liam benar, Dev! Kendalikan emosimu itu," Bellinda ikut-ikutan menenangkan sang suami, meskipun dalam hati Bellinda juga sebenarnya merasa marah.
Tapi apa mau dikata.
Semua sudah terjadi.
Devan menarik nafas panjang sebelum akhirnya pria paruh baya itu kembali buka suara.
"Anne masih terlalu muda, Belle. Kita masih bisa menyingkirkannya," ucap Devan yang langsung membuat semua orang di ruangan tersebut memekik emosi.
"Dad, jangan gila!"
.
.
.
Wealah Devan esmosi tingkat kelurahan.
Maaf kalau anggota keluarganya kebanyakan 😅
Anaknya Devan - Belle memang banyak.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
alvalest
aq blm baca ksh mak bpkny haha...
2021-09-09
0
Sri Wulandari
aku penasaran ceritanya dad nya sm Thalita dan thalia kayak mana ya kok dad Devan nikah lagi
2021-05-11
1
Vani
Liam dan thalia itu kembar ya....
2021-04-24
1