"Jadi, kemana kamu malam itu?" Cecar Valeria to the point saat Anneke baru saja datang dan duduk di hadapannya.
Emily dan Sean yang juga bergabung bersama mereka berdua, ikut menatap tajam ke arah Anne seakan minta penjelasan.
Keempat remaja tersebut baru nongkrong di kafe B&D milik Dad Devan.
"Kalian bersikap biasa aja bisa nggak sih? Mata kalian berdua itu kayak mau copot dari tempatnya!" Anne menuding bergantian ke arah Sean dan Emily.
"Kau sudah membuatku berbohong pada Uncle dan Aunty. Jadi kau harus menjelaskan sedetail-detailnya!" Sergah Emily dengan nada lebay.
Anne hanya memutar bola matanya.
"Aku tersesat di rumah kumuhnya Abi. Puas kalian?"
"Apa?" Sean, Emily, dan Valeria berteriak serempak.
Bahkan Sean yang sedang meneguk minumannya langsung menyemburkan kembali minumannya setelah mendengar penuturan dari Anne.
Emily langsung memukul-mukul pacarnya tersebut dan tak berhenti menggerutu.
"Kamu nginep di rumahnya Abi?" Tebak Valeria merendahkan intonasi bicaranya dan masih menatap ke arah Anne.
"Aku juga nggak tahu, kenapa aku bisa ada di rumah Abi brengsek itu! Aku rasa Abi yang sudah menculik dan menjebakku." Anne berspekulasi.
"Jangan bilang kalian sudah tidur bersama malam itu," tebak Sean sok tahu.
Anne terdiam sejenak dan tak langsung menjawab tebakan Sean. Gadis itu menatap bergantian ke arah Valeria dan Emily.
"Enggak lah!" Sergah Anne akhirnya yang kembali berdusta.
"Aku hanya menumpang tidur di kamar Abi yang kumuh dan sempit. Dan kasurnya keras sekali. Masih bagus kulitku nggak gatal-gatal setelahnya," imbuh Anne lagi menampilkan raut wajah kesal yang lebay.
"Lebay kamu, Anne! Mentang-mentang nona kaya yang tidurnya selalu di kasur empuk," cibir Sean yang kembali meneguk minumannya.
"Apa itu artinya kalian berdua sudah berdamai sekarang?" Tanya Valeria penasaran.
"Nggak ada!" Sergah Anne cepat
"Anne dan Abi akan terus musuhan sampai dunia kiamat!" Sambung Anne lagi penuh kesombongan.
"Awas kemakan omongan sendiri!" Emily terkikik.
"Yup! Nanti tahu-tahu kalian jodoh trus jatuh cinta, trus nikah, aku yang ketawa paling kencang," timpal Sean yang kini tergelak.
"Jangan berlebihan kalau benci sama orang, Anne!" Valeria ikut-ikutan menasehati sahabat sekaligus sepupunya tersebut.
Anne hanya mencibir dan memilih untuk tidak menyahut. Gadis itu mengaduk-aduk minuman di gelasnya dan kembali ingat dengan kejadian pagi sialan di rumah Abi.
Anne bahkan mendapati bercak merah di dalam CD-nya saat pulang ke rumah. Jelas sudah kalau malam itu dirinya dan Abi memang tidur bersama.
Ya ampun!
Bagaimana kalau-
"Hai! Lagi pada nongkrong?" Suara Abi yang menyapa mereka berempat, sontak membuyarkan lamunan Anne.
Gadis itu segera memalingkan wajahnya dan enggan menatap pada Abi.
"Hai, Abi! Gabung sini!" Ajak Valeria ramah.
Huh!
Sepupu Anne itu selalu saja ramah ke setiap orang. Hidupnya seperti tidak punya musuh saja.
"Thank's, Vale. Tapi aku cuma mau pesan makanan untuk pelangganku," tolak abi halus.
"Liburan masih sibuk jadi kurir, Bi? Kapan kamu istirahatnya?" Tanya Sean meraa iba pada Abi.
"Kalau lelah pasti istirahat, Sean," jawab Abi sedikit berkelakar.
"Kerja terus tapi nggak kaya juga," gumam Anne tanpa menatap pada Abi.
"Anne!" Valeria langsung memukul lengan Anne karena kalimat gadis itu yang begitu pedas.
"Sakit, Va! Kamu kok barbar gitu sih?" Omel Anne sebal seraya bangkit dari duduknya.
"Dahlah! Aku mau cabut! Malas dekat-dekat sama pria kere yang sombongnya minta ampun," pungkas Anne sebelum pergi meninggalkan teman-temannya.
"Padahal dia sendiri yang sombongnya tingkat kahyangan. Dasar nona kaya sombong dan manja!" Cibir Sean yang langsung membuat Emily, Valeria, dan Abi tergelak.
"Aku juga mau cabut, antar pesanan," Abi ikut-ikutan pamit pada teman-temannya tersebut.
"Hati-hati, Bi! Semangat!" Ucap Sean memberikan semangat untuk Abi.
Abi hanya mengangguk dan segera keluar dari kafe.
Baru saja Abi hendak mengambil motornya, netra pemuda itu tak sengaja melihat Anne yang masih berdiri di depan kafe. Sepertinya sedang menunggu taksi.
Anne menoleh sejenak ke arah Abi. Gadis itu melempar tatapan penuh kebencian sebelum kembali berpaling. Taksi sudah datang, dan Anne segera masuk ke dalam taksi meninggalkan Abi yang masih mematung.
Benar-benar gadis sombong dan angkuh!
Kebencian Anne pada Abi sebenarnya hanya berawal dari sebuah hal konyol saat keduanya sama-sama menjalani masa orientasi siswa, tiga tahun yang lalu.
Saat itu secara kebetulan, Abi berpasangan dengan Anne di kegiatan olahraga. Anne sebenarnya sudah memberitahu Abi kalau dirinya takut pada lemparan bola. Namun Abi yang usil malah melempar bola dengan kencang ke arah Anne hingga gadis jatuh terjungkal dan masuk ke got sekolah.
Tak ayal Anne malu setengah mati kala itu karena banyak siswa yang menertawakan gadis tersebut. Dan sejak saat itu, Anne seperti menyimpan dendam kesumat pada Abi. Gadis itu selalu ketus setiap kali berbicara pada Abi, atau saat mereka tak sengaja berpapasan di lorong sekolah.
Abi menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum tipis sebelum memacu motornya meninggalkan halaman parkir dari kafe D&B.
Saatnya bergelut dengan aspal hitam dan teriknya sinar matahari, Abi!
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SEKARANG LO BILANG MUSUH SAMPE KIAMAT, NTAR LO HAMIL, BISA LO TUTUPIN DRI KLUARGA LOO
2023-05-12
0
Mia
sianne mirip nona Mia dan bian q sukaaa sekali sama crita nona Mia sama bian thour😀😀
2021-12-25
0
alvalest
abi abis genjot anak orang jg g minta maaf y...
2021-09-09
0