"Aku hamil...." ucap Novi menangis.
Anaza yang mendengarnya terkejut, "Hamil???, tapi aku memakai pengaman. Dan itu tidak mungkin kebobolan apalagi kamu minum pil
KB" ucap Anaza gelisah, Anaza belum siap kalau dia harus punya anak sekarang.
"Anaza, dengarkan aku dulu. Ini bukan anakmu, ini anak ayah tiriku Anaza" tangis Novi semakin meledak.
Anaza yang mendengarnya heran bercampur terkejut, memang Novi pernah cerita kalau dia punya ayah tiri yang cuma beda lima tahun dari
Anaza. Dan yang lebih parah lagi, ayah tirinyalah yang mengambil kesucian Novi Dari Novi SMP. Dan lima tahun lamanya, Novi harus jadi budak sex ayah tirinya tanpa sepengetahuan ibunya. Dan tidak tahan, Novi lari dan meninggalkan kampungnya di Surabaya.
Dan untuk bertahan hidup di Palembang, Novi menjadi wanita panggilan.
"Kenapa dia bisa kesini?, dan kehamilan kamu sudah berapa bulan" tanya Anaza duduk disamping Novi.
Novi menghentikan tangisannya"Aku juga tidak tahu dari mana, dia tahu alamat aku di Palembang. Tapi tiga bulan yang lalu, dia datang dan menemui aku dan Semenjak itu dia sering memaksa aku melakukan hubungan ****" cerita Novi.
"Kehamilan aku memasuki bulan ke dua Anaza" cerita Novi lagi.
"Jadi terakhir kita melakukannya, kamu sudah hamil?" tanya Anaza tak percaya.
Novi hanya bisa menganggukkan kepalanya.
"Jadi bagaimana Novi?" tanya Anaza lagi.
"Aku tidak tahu Anaza, makanya aku bilang lebih baik kita putus" kata Novi sedih.
"Novi, dengarkan aku Walaupun kita sekarang berteman tapi aku akan selalu bersamamu" ujar Anaza memeluk Novi, Novi hanya bisa menangis bercampur tawa.
Anaza pun permisi untuk pulang, karena hari sudah sangat malam.
Setelah Anaza sampai di rumahnya dan membaringkan tubuhnya di atas kasur. Bayangan Sari melintas di depannya.
"Kenapa mikirin mbak Sari?" gumam Anaza.
Anaza pun berdiri, dan mau melepaskan jaket, tapi Anaza merasa ada sesuatu di dalam jaketnya. Pas di lihat ternyata itu Handphonenya Sari yang tertinggal waktu di cafe.
Anaza membuka Handphonenya Sari hanya sekedar untuk melihat nomor Sari. Anaza ketawa pas melihat isi menu handphonenya Sari. Isinya hanya menu dari handphone dan di tambah aplikasi mengaji.
Tidak ada media sosial di handphonenya Sari. Tanpa sadar Anaza tersenyum melihat isi Handphonenya Sari.
"Baru sekali ini aku melihat isi Handphonenya seorang wanita dewasa yang tidak ada aplikasi apa pun. Hanya aplikasi mengaji, pantas sudah umur tiga puluh keatas belum menikah. Jangan -jangan Arlan selingkuh karena Sari terlalu kaku" ucap Anaza sendiri.
Anaza berpikir seandainya Sari masih pacaran dengan Arlan mungkin ayah tidak akan memberikan permintaan seperti ini. Tapi ada rasa yang tidak dapat di katakan oleh Anaza, waktu dia memikirkan hal itu. Anaza menyimpan nomor telepon Sari, agar Kalau Anaza ingin menghubunginya tidak susah.
Iseng-iseng Anaza membuka galerinya, disana terdapat foto Sari dari dia masih kecil sampai sekarang dan foto-foto keluarganya.
"Oh Sari lebih suka menyimpan foto dari pada mendownload Aplikasi media sosial".
Waktu Anaza mau keluar dari galeri, disana dia menemukan sebuah file. Anaza penasaran dengan file itu dan file itu di buka oleh Anaza. Rupanya file itu berisi catatan tulisan yang di buat oleh Sari atau diambil dari orang.
Tapi ada satu kalimat yang membuat Anaza ingin membacanya.
"Sebenarnya lebih baik di cintai dari pada mencintai. Karena jika kita mencintai sesuatu yang berlebihan itu akan membuat kita merasakan sakit yang sangat dalam".
"Tapi sayangnya Sari, aku sudah mati untuk merasakan jatuh cinta lagi karena kenangan yang menyakitkan itu" monolog Anaza sambil memandangi tulisan Sari. Tak terasa air mata menetes di mata Anaza dan dia pun tertidur.
Keesokan Harinya.
Sari terbangun untuk melaksanakan shalat subuh, dan waktu dia mau mengambil air wudhu. Betapa terkejutnya Sari, matanya bengkak gara-gara menangis semalam.
Semalam Sari sudah bertekad untuk melupakan semuanya dengan Arlan. Sari terima Arlan bukan jodoh terbaik untuk dirinya.
Sari pun mengambil air wudhu dan kemudian shalat. Selesai shalat, Sari membaca buku yang akan menjadi materi untuk pelajarannya hari ini. Setelah selesai membaca materinya, Sari bergegas mandi dan bersiap-siap dan turun ke bawah membantu ibu di dapur.
Ini adalah rutinitas Sari setiap pagi di rumah sebelum dia melakukan rutinitas di luar rumah.
Hari ini Sari harus bergiatan tanpa handphone. Rencananya pulang dari mengajar nanti, Sari akan mampir ke cafe yang kemaren.
Di Kediaman Anaza.
Anaza bangun kesiangan, Setelah selesai membersihkan diri Anaza turun kebawah dan di lihatnya rumah sudah sepi. Anaza pun pergi ke halaman belakang, karena biasanya jam seperti ini mama sibuk mengurusi bunga-bunganya.
Di lihatnya mama yang sibuk dengan bunga, mama pernah bilang bahwa bunga-bunga ini anak mama yang bungsu.
"Pagi mama cantik" ucap Anaza dan menciumi mamanya.
"Anak bujang mama sudah bangun, sepertinya pak satpam kalah dengan anak mama ini" sindir mama.
Anaza cemberut Mendengar sindiran mamanya, Kemudian Anaza duduk. Memang di taman bunga mama di sediakan kursi dan di tengahnya ada meja.
"Mam, kalau aku melamar seorang wanita untuk aku jadikan isteri. Mama dan papa setujukah" kata Anaza tiba-tiba dan itu membuat mama menghentikan kegiatannya.
"Dengan siapa Anaza?, menurut mama kerja dulu di perusahaan papa baru kamu di bolehkan menikah" jelas mama dan mama melanjutkan kegiatannya.
Anaza terdiam mendengar perkataan mama.
"Seandainya mama" ucap Anaza kembali.
Mama tersenyum, "Sekarang kamu sarapan, atau makan siang. Mama juga binggung" kata mama tertawa.
"Mama kebiasaan!, mama aku mau keluar dulu" ucap Anaza minta izin dengan mama.
"Ya sudah, tapi jangan lupa makan dulu. Nanti kamu sakit" kata mama.
"Siap ibu ratu" kata Anaza dan Anaza pun pergi dari hadapan mamanya. sedangkan mama tersenyum melihat tingkah laku Anaza.
Anaza pun keruang makan dan makan makanan yang ada di sini".
Setelah selesai, Anaza pun pergi meninggalkan rumah. Dan rencananya hari ini, Anaza mau ke kampus tempat Sari mengajar.
Anaza pun tiba di kampus, dan memarkirkan mobilnya. Hari ini tidak tahu kenapa Anaza mau membawa mobilnya, yang memang jarang di pakainya. Semua orang memperhatikannya, ketika Anaza melangkahkan kakinya ke gedung fakultas sastra. Memang Anaza tidak tampan tapi dengan sikap dinginnya membuat dia kelihatan lebih cool.
Di lihatnya dari jauh Sari lagi berbicara dengan beberapa mahasiswanya. Anaza pun berjalan mendekati Sari, Sari tidak tahu kalau ada Anaza di belakangnya.
"Assalamualaikum" ucap Anaza.
"Wa'alaikumsalam" jawab Sari dan menoleh untuk melihat orang yang ada di belakangnya.
Anaza pun tersenyum melihat Sari dan Sari hanya bisa menunjukkan wajah datarnya.
"Ada apa kamu kesini?" tanya Sari Kemudian.
Semua Mahasiswa tadi sudah pergi dan tinggalah Anaza dan Sari berdua. Sari menunggu jawaban dari pertanyaannya, tapi Anaza tidak menjawab.
"Anaza, kenapa kamu kesini?" Sari mengulangi pertanyaannya lagi.
"Mau mengembalikan handphone milik mbak" Anaza pun memberikan handphone milik Sari.
Sari pun mengambil handphonenya dan waktu Sari mau bicara, handphone Anaza berbunyi.
"Iya Novi, ada apa?" tanya Anaza waktu dia mengangkat teleponnya. Sari ingin pergi dari sana tapi tidak enak dengan Anaza.
"Tolong aku, perut aku sakit" ucap orang dari seberang sana.
"Ya tunggu, aku akan kesana".
Tanpa sadar Anaza menarik tangan Sari, Sari terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Anaza.
"Anaza lepaskan" teriak Sari.
Semua orang-orang pada melihati mereka, karena pegangan tangan Anaza kuat jadi Sari sulit untuk melepaskannya.
"Anaza, apa yang kamu lakukan" Setibanya mereka di tempat parkir. Anaza pun binggung dan langsung melepaskan pegangan tangannya.
"Maaf mbak, aku tidak tahu kalau aku dari tadi memegangi tangan mbak" ucap Anaza binggung.
"Lihat tangan aku sakit dan aku malu semua orang pada lihat apa yang kamu lakukan tadi"
"Maaf mbak" ucap Anaza menyesal.
"Aku mau kembali ke kampus" kata Sari.
Sari pun membalikkan badannya, tapi tangannya di pegangi oleh Anaza.
"Apalagi Anaza" tanya Sari.
"Mbak ikut aku ya, tidak mengajar lagi kan" tanya Anaza.
"Mau kemana Anaza?, jangan yang aneh-aneh" kata Sari memperingati Anaza.
"Tidak mbak" jawab Anaza singkat.
Sari masih diam di tempatnya, dan Sari masih ragu untuk ikut Anaza.
"Ayo mbak" ajak Anaza sekali lagi.
Sari pun akhirnya mengikuti Anaza, walaupun masih ada rasa ragu.
selama perjalanan mereka berdua hanya diam dan sampailah mereka di sebuah rumah sederhana. Anaza pun turun dan langsung berlari ke dalam, Sari binggung dengan melihat tingkah laku Anaza. Waktu Sari mau ikut turun, di lihatnya Anaza keluar rumah dengan membopong seorang perempuan.
"Mbak, buka pintu" teriak Anaza.
Sari pun membuka pintu belakang mobil, dan Anaza pun meletakkan Novi. Novi yang masih memegangi perutnya. Sari hanya berdiri di samping mobil dan binggung mau melakukan apa?.
"Mbak, ayo masuk" teriak Anaza.
Sari yang terkejut pun langsung membuka pintu mobil depan. Anaza melanjutkan mobilnya dan beberapa saat kemudian, mereka sampai di sebuah rumah sakit. Anaza pun menghentikan mobilnya, dan membuka pintu belakang mobil dan langsung membopong tubuh Novi.
Sari mengikuti Anaza tanpa tahu ada apa. Novi di bawa ke ruang IGD, dan Sari Melihat wajah Anaza yang kelihatan khawatir dengan keadaan cewek yang ada di dalam. Ada rasa tidak suka dengan apa yang dilihat olehnya, tapi Sari menepis rasa tersebut.
Dokter ke luar dari ruang IGD. "Maaf di sini siapa suami dari ibu Novi" tanya dokter tersebut.
Sari langsung melihat Anaza, dan menunggu jawaban Anaza. "Maaf Dokter, Novi belum menikah" ucap Anaza pelan.
"Baiklah, aku mau membicarakan soal kehamilan ibu Novi" ucap Dokter itu mengerti.
Sari terkejut mendengar perkataan Dokter dan langsung melihat Anaza untuk meminta penjelasan Anaza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Mommy Gyo
5 like hadir Thor salam cantik tapi berbahaya
2021-06-03
0
zien
Hadir 💗💗🌹🌹
2021-05-11
0
👑Ria_rr🍁
boom like mendqrat thoor
2021-05-08
0