Anaza pun mengikuti Dokter keruangannya, sedangkan Sari hanya duduk di bangku di depan ruang IGD. Dan di lihatnya Novi di bawa keluar dari ruang IGD. Dan menuju kamar rawat inapnya.
"Benarkah itu anak Anaza?, tapi kenapa?. Aku kira Anaza cowok yang tidak suka pergaulan bebas walaupun aku tahu juga dia agak rese. Tapi sampai hamil" banyak tanya di benak Sari yang harus Sari tanyai dengan Anaza.
Setengah jam kemudian, Anaza keluar dari ruang dokter dan langsung menemui Sari. Anaza takut, Sari salah paham dengan apa yang terjadi. Anaza juga tidak tahu kenapa ketakutan itu datang.
Di lihatnya Sari yang duduk diam, tapi ada sesuatu yang di pikirkannya.
"Mbak maaf harus menunggu lama" sahut Anaza dan duduk di samping Sari.
Sari hanya diam, tanpa peduli dengan perkataan Anaza.
"Mbak, aku minta maaf" ucap Anaza lagi.
"Anaza itu anak kamu ya" tanya Sari langsung.
Anaza terkejut dengan pertanyaan Sari.
"Mbak percaya aku melakukan hal itu" tanya Anaza balik.
"Aku tidak tahu tentang kamu Anaza, aku baru tahu kamu karena kamu adiknya Salim. Dan soal apa yang kamu lakukan, aku tidak tahu sama sekali" ucap Sari pelan.
"Mbak memang benar, mbak tidak tahu tentang aku. Tapi kalau aku yang menghamilinya, aku pasti akan bertanggung jawab" kata Anaza.
Sari diam, tapi setelah mendengar perkataan Anaza barusan. Ada rasa percaya tapi Sari yakin kalau Anaza tidak sepolos itu.
"Baik, Anaza jadi dia mengandung anak siapa" tanya Sari lagi.
"Anak ayah tirinya" jawab Anaza singkat.
"Kok bisa Anaza?" tanya Sari tidak percaya.
Tapi sejujurnya Sari sering mendengar hal seperti ini di komunitas " Harapan Bangsa".
Komunitas untuk membantu kasus anak-anak di bawah umur dan untuk perempuan juga.
"Sekarang kemana ayah tirinya?, dia tidak mau bertanggung jawabkan" tanya Sari.
"Aku juga tidak tahu mbak" kata Anaza.
Sari pun terdiam mendengar perkataan Anaza.
"Anaza, kamu harus cari ayah tirinya. Dia harus bertanggung jawab, kasihan bayinya" kata Sari Kemudian.
"Aku juga tidak tahu mbak" jawab Anaza binggung.
Anaza dan Sari terdiam, tapi mereka berdua masih terlarut di dalam pikiran masing-masing.
"Mbak, aku..." ucap Anaza.
"Iya," jawab Sari dan di tatapnya wajah Anaza.
"Gini mbak, aku..." tapi sebelum Anaza selesai berbicara, seorang perawat memanggil namanya.
"Mas Anaza" tegur perawat.
"Ya Suster, aku Anaza. Ada apa" tanyanya Kemudian.
"Mbak Novi, mau ketemu mas" jawab suster dan suster Kemudian pergi meninggalkan Anaza dan Sari.
"Mbak, ayo kita masuk kedalam" ajak Anaza.
Sari pun mengikuti Anaza dan mereka berdua pun masuk kedalam kamar inap Novi.
"Anaza" sahut Novi manja.
Tapi waktu Novi Melihat ada seorang wanita yang berdiri di belakang Anaza. Wajah Novi Langsung berubah. Dan dia bertanya dalam hatinya siapa wanita tersebut.
"Novi, oh ya kenalkan ini mbak Sari" anaza memperkenalkan Sari dengan Novi.
"Sari" kata Sari mengulurkan tangannya dengan Novi.
"Novi mbak" jawab Novi membalas uluran tangannya Sari.
"Bagaimana keadaanmu Novi" tanya Sari.
"Aku baik mbak" jawab Novi.
"Novi, kamu harus menjaga kehamilanmu. Jangan terlalu banyak pikiran, Sekarang kamu tuk harus fokus dengan kehamilanmu. Kasihan bayinya jika kamu terlalu banyak pikiran" nasehat Sari dengan Novi.
Novi Langsung memandangi wajah Sari "Aku kira mbak ini salah satu pelanggan dari Anaza, tapi bicaranya seperti seorang guru yang menasehati muridnya" kata Novi dalam hati.
Handphone Sari berbunyi"Anaza... Novi..aku keluar dulu, mau menerima telepon" ucap Sari.
Sari pun keluar dari kamar Novi.
"Anaza, aku kira mbak Sari tuk salah satu pelanggan setiamu" tanya Novi.
"Bukanlah, dia itu mbaknya calon mas Salim" jawab Anaza.
"Anaza, kamu tidak sukakan dengan dia" tanya Novi lagi.
Anaza terkejut dengan pertanyaan Novi.
"Nggaklah" jawab Anaza spontan.
Novi melihat wajah Anaza, "Kamu bohong Anaza, aku tahu kalau kamu mulai menyukai mbak Sari" kata Novi dalam hati.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Anaza.
"Aku baik Anaza, anak ini sangat kuat" ucap Novi tersenyum kecil.
"Mbak Sari tadi menunduh aku yang menghamili kamu, aku ceritakan saja apa yang terjadi" ujar Anaza.
Novi yang mendengarnya terkejut "Benarkah tebakan aku, kalau Anaza sudah mulai ada rasa dengan mbak Sari. Kalau dia tidak ada rasa dengan mbak Sari, pasti Anaza tidak akan Cerita" Novi hanya bisa memandangi wajah Anaza yang sibuk main handphone tapi ada kesedihan di wajah Novi.
Sari masuk selesai menerima telepon dan dia berdiri disampingnya Novi.
"Novi, mbak mau...."
"Kenapa lama sekali menerima teleponnya?, pasti dari Arlan." tanya Anaza spontan.
Sari dan Novi pun melihat Anaza, orang yang di lihat malah asyik tetap main game.
"Dari ibu" jawab Sari pelan.
Anaza pun melihat Sari, ada rasa senang waktu Sari bilang dari ibu.
"Novi, mbak mau nanya tapi kalau Novi tidak mau jawab tidak apa-apa. Mbak ngerti kok" ucap Sari.
"Mau nanya apa mbak?" tanya Novi sedangkan Novi tahu kalau Sari pasti mau nanyain soal kehamilan ini.
"Novi, bukannya mbak kepo. Tapi mbak tahu Cerita ini dari Anaza. Kalau kamu sedang mengandung" sahut Sari pelan.
"Ya mbak" jawab Novi menunduk.
"Novi, mbak sering mengalami kasus seperti ini di komunitas mbak. Hamil karena perkosaan atau pelecehan seksual. Dan jarang korban mau melapor kejadiannya, tapi menurut mbak kalau kamu berhak untuk meminta pertanggungjawaban. Dengan orang yang telah melakukannya, anak ini harus tahu siapa ayahnya" nasehat Sari.
Novi yang mendengarnya, langsung menangis.
"Mbak, aku tidak tahu di mana dia sekarang. Dia itu tiba-tiba datang kemudian pergi lagi, dan seterusnya seperti itu" ucap Novi sedih.
Anaza yang asyik main game, langsung mematikan handphonenya waktu mendengar Novi menangis. Anaza langsung berdiri, dan mendekati Sari dan Novi.
"Ada apa Novi" tanya Anaza penasaran.
"Tidak apa-apa Anaza, mbak dan aku bercerita sedikit hal. Ya kan mbak" kata Novi.
Sari pun mengiyakan perkataan Novi. Anaza yang mendengarnya langsung tersenyum, karena dia tahu pasti mbak Sari nanyai kehamilan Novi.
"Novi, mbak permisi pulang dulu ya. Jaga kesehatan dan calon anakmu" ucap Sari.
"Kalau gitu, aku juga permisi Nov, mau ngantar mbak Sari pulang".
"Tidak usah diantar, aku akan pulang dengan ojek online. Jadi lebih baik kamu disini temani Novi" kata Sari.
"Aku harus mengantar mbak pulang" jawab Anaza.
"Tidak usah Anaza" Sari mendorong tubuh Anaza agar tidak mengantar dia pulang.
"Mbak tidak bisa seperti ini, aku akan tetap mengantar mbak" kata Anaza dan mengambil tangan Sari yang mendorong tubuhnya.
"Novi, aku dan mbak Sari pulang dulu ya. Nanti aku kesini lagi, Asalamualaikum" kata Anaza dan langsung menarik tangan Sari keluar dari kamar rawat Novi.
"Wa'alaikumsalam" Jawab Novi tapi ada rasa di hati Novi yang tidak rela, Anaza di miliki oleh orang lain. Setelah kebersamaan mereka yang telah lama, Novi pun memandangi perutnya yang sudah agak kelihatan.
" Gara-gara anak ini, semuanya hancur" Kata Novi marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Teteh Nadia
like thor salam daei "cinta didalam perjodohan".
2021-06-22
0
Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope
😃❤️✌️🤗😘
2021-05-05
1
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
jempolku nangkring di karyamu
2021-05-04
1