Anaza selalu datang selama tiga hari tahlilan ayah. Untuk sementara Anaza tidak menerima pelanggan dulu. Di dalam hati kecilnya, Anaza masih merasa bersalah dengan ayah apalagi permintaan terakhir ayah belum Anaza sampaikan dengan semua keluarga Irama.
Dengan sambil merokok, Anaza duduk di balkon kamarnya dan dari tadi handphonenya selalu berdering tapi tidak di pedulikan oleh Anaza.
"Bagaimana jika aku ketemu dengan mbak Sari, dan menceritakan semua permintaan ayah yang terakhir waktu di rumah sakit" ucap Anaza sendiri.
"Sial, aku tidak ada nomornya lagi" gerutu Anaza waktu dia melihat kontak mbak Sari tidak tersimpan di handphonenya.
Anaza pun kebingungan bagaimana caranya bisa bertemu dengan Sari.
"Oh ya mas Salim, mas Salim pasti menyimpan nomor mbak Sari, tapi bagaimana caranya aku meminta nomor mbak Sari dengan mas Salim?. Aduh aku tambah binggung" ucap Anaza memonolog sendiri.
Anaza kebingungan bagaimana caranya agar dia bisa bicara dengan Sari. Kalau datang kerumah Sari pakai alasan apa?, kalau mau nunggu tujuh hari masih lama dan juga tidak ada waktu untuk bicara.
"Bagaimana jika aku menemui mbak Sari di tempat dia mengajar" tanya Anaza dalam hati.
Anaza pun bergegas untuk menemui Sari di kampus Sari mengajar.
Dulu Anaza pernah kuliah di kampus ini, tapi dia tidak pernah sekali pun bertemu dengan Sari. Mungkin karena lain Fakultas, jadi jarang ketemu.
Anaza sampai ke kampus, dan setelah Anaza memarkirkan motornya. Anaza langsung berjalan menuju Fakultas Bahasa Sastra tempat Sari mengajar.
Semua mahasiswa di kampus tersebut memandangi Anaza yang berjalan tanpa memperdulikan siapapun.
Anaza melihat Sari yang tengah berbincang dengan mahasiswanya. Sari yang lagi asyik berbincang tidak tahu dengan kedatangan Anaza. Yang datang dari arah belakang Sari.
"Assalamualaikum mbak" kata Anaza yang berdiri di belakang Sari.
Sari terkejut dan Sari langsung membalikkan badannya tapi karena jarang antara mereka dekat jadi Sari menabrak dada Anaza.
Sari pun menengok ke atas dan dilihatnya rupanya yang dia tabrak tadi adalah dada Anaza.
"Anaza " Ucap Sari dengan pelan.
"Mbak, kenapa tidak menjawab salam dari aku" gerutu Anaza dan mengusap kepala Sari yang di balut Jilbab.
Sari terdiam dengan tingkat Anaza pada dirinya tapi sebenarnya Sari sangat malu apa lagi di depan mahasiswanya.
"Wassalamu'alaikum, Anaza apa yang kamu lakukan di sini" Sari akhirnya bertanya.
"Mau ketemu mbak" jawab Anaza santai.
"Untuk apa" tanya Sari balik.
"Ada yang mau ku bicarakan dengan mbak"
"Mau bicara apa Anaza?, Karena tidak ada hal yang harus kita bicarakan" ucap Sari dan waktu Sari mau melangkah pergi tangannya di pegangi oleh Anaza.
Semua mahasiswa yang lewat di depan mereka berdua, menatap mereka dengan pandangan yang berbeda.
Sari risih dengan tatapan mahasiswanya dan dengan menarik napas "Baiklah" ucap Sari pelan. Sari pun melihat kearah mahasiswa yang tadi lagi berbincang dengan dirinya.
"Ibu tinggal dulu, nanti kalau ada apa-apa kamu bisa bertanya dengan ibu" ucap Sari lembut. Mahasiswa itu, Kemudian meninggalkan Sari berdua dengan Anaza.
Dengan menunduk Sari mengikuti Anaza dan mereka berdua berjalan meninggalkan Fakultas dan menuju ke arah parkiran motor Anaza.
"Kita mau kemana?, aku kira kita akan bicara di kantin kampus" tanya Sari.
"Tidak enak mbak bicara di kampus, lebih baik kita bicara di luar kampus saja".
"Tumben ini anak, pikirannya waras" kata Sari dalam hati.
Sari pun menaiki motor Anaza, Anaza memang tidak hobi naik mobil. Dan motor Sari di titipkan dulu di tempat parkiran kampus.
Anaza mengajak Sari ke sebuah cafe, cafenya sangat cantik apalagi waktu masuk kedalamnya. Kita akan melihat bunga yang ada di setiap sudut cafe dan bau cafenya seperti bau semua bunga yang ada di muka bumi ini.
Anaza mengajak Sari ke ruangan VIP, karena Anaza tidak mau ada yang menganggu mereka berdua.
Sari sangat terkesima dengan cafe ini dan apalagi masuk ruang VIP yang juga berbau bunga.
Sari duduk di depan Anaza, pelayan pun masuk tapi Sari cuma memesan minuman saja dan Anaza pun ikut memesan minuman juga.
Setelah pelayan tersebut pergi, Sari memberanikan diri untuk bertanya dengan Anaza, kenapa Anaza mau bicara dengan dia?.
"Anaza, ada apa kamu mau ketemu dengan aku dan bersusah payah menjemput aku di kampus".
"Begini mbak, ini soal ayah" sahut Anaza.
"Soal ayah?, ada apa dengan ayah?" tanya Sari penasaran.
"Mbak, waktu di rumah sakit. Ayah menitipkan satu permintaan dengan aku" sahut Anaza.
"Permintaan apa Anaza" tanya Sari Balik.
Waktu Anaza mau melanjutkan pembicaraannya, pelayan datang dan membawa pesanan mereka.
''Anaza, permintaan apa yang ayah katakan" tanya Sari ulang setelah pelayan tersebut pergi.
"Ayah berpesan supaya aku menjaga mbak, sampai mbak menikah" ucap Anaza.
Sari sangat terkejut dengan ucapan Anaza.
"Tidak mungkin ayah bilang seperti itu, dan kenapa ayah harus meminta kamu Anaza?" kata Sari penasaran dengan permintaan ayah dengan Anaza.
"Aku juga tidak tahu mbak, aku juga terkejut kenapa ayah meminta aku untuk menjaga mbak" ucap Anaza sambil meminum minumannya.
"Tapi kenapa ayah harus bilang seperti itu" kata Sari pelan.
"Aku tahu mbak, mbak tidak akan menerima permintaan ayah. Tapi aku tidak mau ini menjadi beban bagi aku mbak. Setidaknya sampai mbak menikah setelah itu aku bisa bebas dari permintaan ayah ini" kata Anaza.
Sari diam mendengar perkataan Anaza, tapi jika dia menolak permintaan ayah, dia akan menjadi anak durhaka apalagi ini permintaan terakhir ayah.
"Baiklah, kamu akan menjaga aku, tapi sampai aku menikah Anaza. Setelah itu kamu tidak ada lagi tanggung jawab dengan permintaan ayah. Tapi walaupun kamu menjaga aku, aku minta jangan terlalu mencampuri urusan pribadi aku" jelas Sari.
"Aku memang akan memenuhi permintaan terakhir ayah, dan aku tidak akan pernah mencampuri urusan mbak" ucap Anaza datar.
"Aku kira dia akan marah, tapi sepertinya tidak. Ini kesempatan aku untuk membalas dendam dengan Sari, lihat saja Sari sebelum kamu menjadi milik orang lain. kamu akan jadi milik aku" ucap Anaza dalam hati.
Anaza rupanya masih dendam dengan kejadian waktu.
"Ayah, kenapa memberikan permintaan terakhir ayah dengan Anaza?. Aku bukannya tidak mau tapi kenapa harus Anaza yang menjaga aku sampai aku menikah. Ayah tahu bagaimana hubungan aku dengan Anaza. Aku tidak suka Anaza, ayah. Dan sekarang Anaza harus menjaga aku" ucap Sari dalam hati sambil menatap Anaza yang lagi asyik melihat handphonenya.
Sari menikmati minuman yang di pesannya tadi. Dan sambil menciumi wangi ruangan yang serba wangi bunga.
Handphone Sari berbunyi, dan di angkat oleh Sari.
"Assalamualaikum" ucap Sari.
"Wa'alaikumsalam" jawab orang yang menelepon, yang ternyata adalah Arlan.
"Ya mas Arlan" tanya Sari penasaran karena tumben Arlan menelepon Sari, apalagi semenjak mereka sudah tidak ada hubungan lagi.
Anaza yang lagi asyik main handphone, langsung mengangkat wajahnya dan melihat siapa yang menelepon Sari.
"Siapa mbak" tanya Anaza.
Sari yang di tanya melihat kearah Anaza "Mas Arlan" ucap Sari pelan.
Tapi masih kedengaran oleh Arlan. "Kamu dengan siapa Sari" tanya Arlan penasaran dan ada nada cemburu dari pertanyaan Arlan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
baby_neon23
Like...salam Lidya Life Story 🤗
2021-06-07
0
Bayangan Ilusi
Boomloke buat Anaza
2021-05-22
0
Ria Diana Santi
Tetap semangat ya Thor!
2021-05-15
1