Insiden Tak Terduga Part 2

Sari menyiapkan makan malam, ayah dan Septi belum pulang juga. Kata ayah habis magrib sudah sampai, tapi ini sudah mau isya ayah dan Septi belum pulang.

"Assalamualaikum" ucap suara dari luar.

"Wa'alaikumsalam" jawab Anaza dan Sari serempak.

"Mbak memang seperti itu selalu ikuti apa yang aku Katakan. Jangan-jangan mbak suka aku ya" kata Anaza sambil mengedipkan matanya.

"Siapa yang suka kamu?, awas aku mau lewat" ucap Sari datar dan mendorong badan Anaza kebelakang sampai Anaza terjungkal.

Sari pun ketawa melihat apa yang terjadi dengan Anaza, Sari pun membukakan pintu depan.

"Mbak Sari" ucap orang di depan pintu yang ternyata adalah Septi yang pulang dengan Salim.

"Septi mana ayah" tanya Sari karena tidak melihat ayah.

"Ayah tidak pulang sama aku mbak, aku tadi di jemput mas Salim" terang Septi.

"Ya sudah ayo masuk, mungkin sebentar lagi ayah pulang" ucap Sari.

Mereka bertiga pun masuk kedalam rumah, waktu di ruang tengah Salim melihat Anaza yang lagi asyik main game.

"Bro, apa yang kamu lakukan disini" ucap Salim sambil menepuk pundak Anaza.

Anaza yang lagi fokus main game berhenti, dan dia pun menoleh kesamping.

"Mas" teriak Anaza, tadi sebenarnya Anaza mau marah karena ada yang menepuk pundaknya, tapi waktu di toleh rupanya mas Salim yang melakukannya jadi Anaza tidak jadi marah.

"Mas, apa yang mas lakukan disini" tanya Anaza setelah duduk kembali. Salim pun duduk disamping Anaza.

"Ini anak keseringan main game, jadi otaknya penuh dengan game" ledek Anaza tertawa.

"Akukan cuma nanya aja mas" sahut Anaza cemberut.

Salim tertawa melihat tingkah Anaza. "Anaza lupa kalau mas ini calon suami Septi" kata Salim Kemudian.

"Aku tahu mas itu calonnya Septi, yang aku tanyai apa yang mas lakukan disini?, bukannya Septi pulang dengan pak Irama" tanya Anaza datar.

"Mas tadi jemput Septi, dan waktu mau mengajak ayah pulang kata ayah dia ada urusan dulu" Salim menjelaskan semuanya ke Anaza.

Anaza diam mendengar perjelasan dari Salim.

"Tahu seperti ini lebih baik aku pulang, dan bertemu dengan pelanggan aku" ucap Anaza dalam hati.

"Oh Anaza jangan melamun" teriak Salim di dekat telinga Anaza. Anaza terkejut dengan teriakan Salim sambil mengusap telinganya Anaza pun berteriak.

"Mas, aku tidak tuli jangan teriak telingaku sakit mas".

Salim yang mendengarnya, tertawa melihat sikap Anaza yang seperti anak kecil.

Septi yang lagi ada di dapur cepat-cepat ke ruang tengah.

"Mas Salim ada apa teriak-teriak, tidak enak mas di dengar oleh tetangga" Septi berkata dengan nada yang marah.

"Maaf dek, mas cuma bercanda dengan Anaza" ucap Salim menunduk.

Anaza yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya karena dia tidak habis pikir kenapa Salim harus tunduk dengan Septi.

"Ada apa Anaza" tanya Salim melihat Anaza yang mengeleng kepalanya.

"Mas aku tidak mengerti kenapa mas harus tunduk dengan Septi" tanya Anaza balik.

Salim ketawa Mendengar pertanyaan dari Anaza "Anaza, mas ini sebentar lagi akan menjadi imam untuk isteri mas. Kalau mas salah dia bisa mengingatin mas, kalau mas marah dia bisa meredam emosi mas. Dan paling utama dia bisa tahu tugasnya Menjadi seorang isteri. Tapi bukan itu saja pernikahan bukan hanya untuk menyalurkan sex tapi didalam pernikahan harus ada sikap saling menghargai, menghormati, ada kejujuran dan saling terbuka satu dengan yang lainnya. Jangan selalu bilang cinta tapi kenyataannya disana tidak ada ada kesetiaan, kejujuran, dan kepercayaan. Tapi kita harus yakin bahwa apa yang kita rasakan dia juga rasakan" Salim menjelaskan semuanya.

Anaza diam mendengar perjelasan Salim, tapi memang Anaza tidak pernah percaya cinta gara-gara kejadian zaman dia SMA.

"Ada apa Anaza?, jangan pernah mengingat masa lalu yang membuat kamu berubah seperti sekarang. Kembalilah seperti Anaza kecilku" kata Salim menepuk pundak Anaza.

Anaza diam mendengar perkataan Salim, memang Semenjak peristiwa itu Anaza berubah menjadi tiga ratus enam puluh derajat. Tidak ada Anaza yang suka melucu, yang suka bermanja-manja dengan keluarganya. Anaza sekarang adalah orang yang egois, mau menang sendiri, suka marah, dan emosinya sangat parah.

Anaza melihat Salim, dan Anaza memikirkan apakah benar yang di katakan oleh Salim bahwa dia sudah berubah.

Salim mengajak Anaza shalat isya bersama-sama.

"Ibu ada apa" tanya Sari waktu melihat ibu berdiri di ruang tamu.

"Ibu lagi menunggu ayahmu Sari, ini sudah isya tapi ayah belum pulang. Ibu khawatir tidak sesuatu dengan ayah" Ibu berkata dengan nada yang sangat khawatir.

"Ibu ayo kita shalat isya dulu dan berdoa demi keselamatan ayah" ajak Sari dengan memegangi lengan ibu dengan mengajak ibu masuk untuk shalat isya.

Setelah semuanya selesai shalat isya, mereka pun makan malam. Ibu yang tidak mau makan tapi di paksa oleh Sari untuk makan.

Ibu tetap makan tapi makannya sedikit, selagi semuanya makan telepon di ruang tengah berbunyi. Sari pun berangkat untuk mengangkat teleponnya.

"Assalamualaikum" ucap Sari.

"Wa'alaikumsalam" jawab Orang di seberang sana.

"Maaf yah mbak benarkan ini nomor telepon rumah pak Irama" tanya orang di seberang sana. Sari yang sudah punya pikiran macam-macam, hanya diam waktu orang itu bertanya.

"Halo mbak, apakah masih ada orang" tanya orang tersebut.

"Maaf mbak, iya benar mbak ada apanya" tanya Sari tapi jantungnya berdetak sangat kencang.

"Maafnya mbak, pak Irama mengalami kecelakaan dan sekarang dia ada di rumah sakit Umum" jelas orang tersebut.

Sari yang mendengarnya langsung teriak

"Tidak!, ayah".

Orang yang lagi makan di ruang makan langsung berlari ke ruang tengah. Sari sudah

terduduk di samping telepon, Salim langsung mengambil telepon dan mendengar perkataan orang di telepon.

"Ibu! ayah" kata Sari menangis.

Septi pun memeluk mbaknya,"Mas ada apa" tanya Septi.

"Ayah kecelakaan dek, dan Sekarang di bawa ke rumah sakit Umum" Salim menjelaskan apa yang di katakan oleh orang yang menelepon tadi.

Ibu yang mendengarnya langsung pingsan tapi untung ada Anaza di belakang ibu.

"Septi kita harus kerumah sakit, mbak tidak apa-apa. Tapi telepon dulu Sinta dan Susan" kata Sari menguatkan dirinya.

"Ya mbak" Septi pun pergi dari situ dan di ikuti oleh Salim. Sari pun mendekati ibu.

"Jika Ibu kuat kita kerumah sakit, ayah pasti tidak apa-apa bu. Percaya sama ayah, ayahkan kuat" kata Sari menyakinkan ibu. Anaza yang melihatnya hanya diam.

Anaza pun membantu ibu untuk berdiri dan di papahnya ibu.

Mereka pun pergi ke rumah sakit, sesampainya disana mereka mencari kamar tempat ayah di rawat. Rupanya rumah sakit tempat ayah dirawat adalah rumah sakit punya mamanya Salim. Ya sekarang di urus oleh mamanya Anaza.

"Ayah" teriak Sari dan memeluk ayah begitu juga Septi.

"Sari, ayah mau bicara dengan Anaza" pinta ayah dengan terbata-bata.

Terpopuler

Comments

Sifie

Sifie

wah mau di jodohin ni

2021-05-19

0

penahitam (HIATUS)

penahitam (HIATUS)

aku selalu hadir untukmu kak Ekaaaa.....

2021-04-16

0

Abu Alfin

Abu Alfin

lanjut like thor

2021-04-13

0

lihat semua
Episodes
1 Anaza Putra Abdullah & Sari Zirani
2 Pertemuan ke dua.
3 Menjalankan Rencana.
4 Kemarahan Papa dan rencana Anaza.
5 Pertemuan Yang Tak Terduga
6 Menjalankan Rencana Part 2
7 Insiden Tak Terduga
8 Insiden Tak Terduga Part 2
9 Kehilangan Ayah.
10 Permintaan Yang Sulit.
11 Permintaan Yang Sulit Part 2
12 Insiden Memalukan.
13 Drama Di Mulai.
14 Babak Terbaru
15 Berita Ke Hamilan Novi.
16 Ada Rasa Yang Tak Terduga
17 Kecemburuan Anaza Dan Arlan.
18 Kekhawatiran Ibu
19 Kemarahan Anaza.
20 Wanita Masa Lalu Anaza.
21 Kena Masalah
22 Kecemburuan Anaza.
23 Malam Yang Tak Terlupakan (21+)
24 Kebencian Sari.
25 Kemarahan Sari
26 Perjodohan Sari
27 Pembicaraan Sari dan Anaza
28 Kebersamaan Anaza dan Sari
29 Kesedihan Sari
30 Kegelisahan Hati Anaza dan Sari
31 Kebersamaan Anaza dan Sari Part 2
32 Sari Menolak Lamaran
33 Menghilangnya ibu
34 Keberadaan Ibu
35 Kepulangan Ibu dan Masalah Sari
36 Keputusan Anaza
37 Empat Puluh Hari Ayah
38 Lee Vs Amel
39 Lamaran Salim dan Septi
40 Perubahan Anaza
41 Novi
42 Pergi Bertiga
43 Kecemburuan Novi
44 Kerinduan Anaza
45 Hari Ke Empat Menuju Pernikahan Salim dan Septi
46 Dalang Di Balik Video Sari
47 Rencana Mama Anaza
48 Bertemunya Anaza dan Arlan
49 Wira dan Esa
50 Anaza Dan Sari Resmi Jadian
51 Kecurigaan Sari Dengan Wira
52 Kebucinan Anaza
53 Perasaan Wira dan Esa
54 Cerita Tengah Malam Anaza Dan Sari
55 Izin Mama Dengan Ibu
56 Kencan
57 Edge Al-Fatih
58 Balada Kehidupan
59 Kedatangan Edge
60 Berdamai
61 Balada Kehidupan Part 2
62 Perasaan Anaza
63 Perkataan Ibu
64 Dilema Anaza
65 Pembicaraan Wira Dan Esa
66 Drama Korea Versi Anaza Dan Sari
67 Acara Henai
68 Drama Di Acara Henai
69 Drama Korea Di Pagi Hari
70 Persahabatan Dan Kisah Tujuh Tahun Yang Lalu
71 Faiz Vs Nada
72 Hari Pernikahan Salim Dan Septi
73 Drama Di Pernikahan Salim dan Septi
74 Drama Pernikahan Salim dan Septi Bab 2
75 Bulan Madu Salim Dan Septi.
76 Lamaran Anaza Untuk Sari
77 Restu Tertunda Dari Ibu
78 Alasan Ibu
79 Keresahan Anaza
80 Restu Tertunda Dari ibu Part 2
81 Ibu Masuk Rumah Sakit
82 Perpisahan Anaza & Sari
83 Kejadian Yang Tak Terduga
84 Kebahagiaan Yang Tak Terduga
85 Pertemuan Anaza dan Sari
86 Kehamilan Sari
87 Akhirnya Terbongkar
88 Terbongkar Semuanya
89 Kebersamaan Ibu dan Sari
90 Kegalauan Anaza
91 Drama Malam Hari
92 Anaza dan Sari
93 Restu Ibu
94 Kebencian Novi
95 Curhat Ala Anaza dan Sari
96 Balada cinta Wira dan Esa
97 Balada Cinta Wira dan Esa part 2
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Anaza Putra Abdullah & Sari Zirani
2
Pertemuan ke dua.
3
Menjalankan Rencana.
4
Kemarahan Papa dan rencana Anaza.
5
Pertemuan Yang Tak Terduga
6
Menjalankan Rencana Part 2
7
Insiden Tak Terduga
8
Insiden Tak Terduga Part 2
9
Kehilangan Ayah.
10
Permintaan Yang Sulit.
11
Permintaan Yang Sulit Part 2
12
Insiden Memalukan.
13
Drama Di Mulai.
14
Babak Terbaru
15
Berita Ke Hamilan Novi.
16
Ada Rasa Yang Tak Terduga
17
Kecemburuan Anaza Dan Arlan.
18
Kekhawatiran Ibu
19
Kemarahan Anaza.
20
Wanita Masa Lalu Anaza.
21
Kena Masalah
22
Kecemburuan Anaza.
23
Malam Yang Tak Terlupakan (21+)
24
Kebencian Sari.
25
Kemarahan Sari
26
Perjodohan Sari
27
Pembicaraan Sari dan Anaza
28
Kebersamaan Anaza dan Sari
29
Kesedihan Sari
30
Kegelisahan Hati Anaza dan Sari
31
Kebersamaan Anaza dan Sari Part 2
32
Sari Menolak Lamaran
33
Menghilangnya ibu
34
Keberadaan Ibu
35
Kepulangan Ibu dan Masalah Sari
36
Keputusan Anaza
37
Empat Puluh Hari Ayah
38
Lee Vs Amel
39
Lamaran Salim dan Septi
40
Perubahan Anaza
41
Novi
42
Pergi Bertiga
43
Kecemburuan Novi
44
Kerinduan Anaza
45
Hari Ke Empat Menuju Pernikahan Salim dan Septi
46
Dalang Di Balik Video Sari
47
Rencana Mama Anaza
48
Bertemunya Anaza dan Arlan
49
Wira dan Esa
50
Anaza Dan Sari Resmi Jadian
51
Kecurigaan Sari Dengan Wira
52
Kebucinan Anaza
53
Perasaan Wira dan Esa
54
Cerita Tengah Malam Anaza Dan Sari
55
Izin Mama Dengan Ibu
56
Kencan
57
Edge Al-Fatih
58
Balada Kehidupan
59
Kedatangan Edge
60
Berdamai
61
Balada Kehidupan Part 2
62
Perasaan Anaza
63
Perkataan Ibu
64
Dilema Anaza
65
Pembicaraan Wira Dan Esa
66
Drama Korea Versi Anaza Dan Sari
67
Acara Henai
68
Drama Di Acara Henai
69
Drama Korea Di Pagi Hari
70
Persahabatan Dan Kisah Tujuh Tahun Yang Lalu
71
Faiz Vs Nada
72
Hari Pernikahan Salim Dan Septi
73
Drama Di Pernikahan Salim dan Septi
74
Drama Pernikahan Salim dan Septi Bab 2
75
Bulan Madu Salim Dan Septi.
76
Lamaran Anaza Untuk Sari
77
Restu Tertunda Dari Ibu
78
Alasan Ibu
79
Keresahan Anaza
80
Restu Tertunda Dari ibu Part 2
81
Ibu Masuk Rumah Sakit
82
Perpisahan Anaza & Sari
83
Kejadian Yang Tak Terduga
84
Kebahagiaan Yang Tak Terduga
85
Pertemuan Anaza dan Sari
86
Kehamilan Sari
87
Akhirnya Terbongkar
88
Terbongkar Semuanya
89
Kebersamaan Ibu dan Sari
90
Kegalauan Anaza
91
Drama Malam Hari
92
Anaza dan Sari
93
Restu Ibu
94
Kebencian Novi
95
Curhat Ala Anaza dan Sari
96
Balada cinta Wira dan Esa
97
Balada Cinta Wira dan Esa part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!