Anaza pun pergi menemui orang yang dia telepon tadi, walaupun ada rasa jengkel di hatinya.
Sampailah Anaza di tempat janjian tadi dan sudah di sambut oleh tuan rumahnya.
"Ayo masuk sayang, aku sangat merindukan kamu sayang" ajak orang yang ada di dalam rumah.
"Ya sayang, aku juga merindukan kamu" jawab Anaza.
Anaza pun masuk ke dalam rumah tersebut, ternyata pemilik rumah tersebut adalah Novi pacar Anaza.
Di rumah Sari.
Malam ini, akan diadakan makan malam spesial karena calon suami dari adik Sari datang dengan kedua orang tuanya. Sudah dua kali Sari dilangkahi menikah oleh adiknya dan kalau yang bungsu ini menikah berarti sudah tiga kali. Tapi semua hal itu tidak membuat Sari pusing.
Yang di lakukan Sari sekarang adalah membantu ibunya untuk menyiapkan makan malam.
"Sari, kapan ayah dan ibu Melihat kamu duduk di pelaminan menjadi pengantin" tanya ibu.
"Maaf ibu, aku belum bisa melaksanakan keinginan ayah dan ibu untuk melihat aku menjadi pengantin. Apalagi hubungan aku dengan mas Arlan harus berakhir" kata Sari santai sambil memasak sop ayam.
"Tidak apa-apa mungkin kamu dan Arlan tidak berjodoh" sahut ibu sambil menepuk pundak Sari dan meninggalkan Sari sendiri di dapur.
Sebenarnya Sari berusaha untuk santai tapi mendengar perkataan ibu tadi pertahanan Sari runtuh dan dia pun menangis.
Di kediaman Novi.
"Bagaimana sayang?, sudah lama kita tidak melakukannya" tanya Novi setelah yang mereka lakukan.
"Ya sayang terimakasihnya, kamu memang yang terbaik" kata Anaza sambil merokok dan menciumi bibir Novi.
"Mau menginap atau sayang mau pulang" tanya Novi setelah selesai memakai pakaiannya.
"Aku pulang sayang, hari ini orang tuaku akan pergi ke acara makan malam dirumah calonnya mas Salim" kata Anaza sambil memakai pakaiannya.
"Tapi aku masih merindukan kamu sayang" rayu Novi sambil meraba dada Anaza.
"Aku juga sayang, tapi aku tidak enak dengan mas Salim. Nanti dia mencari aku dan nanya kenapa aku tidak pulang" ucap Anaza.
Anaza pun berdiri dan berjalan ke ruang tamu, Novi mengikuti Anaza.
"Aku pulang sayang" kata Anaza dan mencium bibir Novi.
"Ya hati-hati sayang" ucap Novi memelas.
Anaza pun pergi dari rumah Novi, rasa kesal tadi sudah berganti dengan rasa bahagia setelah yang mereka lakukan tadi.
Di kediaman Sari.
"Menurut mbak, bagaimana penampilan aku malam ini" tanya Septi.
"Kamu sangat cantik, adik-adik mbak semuanya cantik" jawab Sari sambil memakaikan jiblab untuk Septi.
"Mbak juga cantik, mbak maafkan Septi ya. Septi menikah mendahului mbak, Septi...."
"Tidak apa-apa Septi, mbak tidak marah. Mungkin jodoh mbak belum datang" kata Sari memotong perkataan Septi.
Septi berdiri dan langsung memeluk mbaknya sambil menangis. Tanpa mereka sadari ada ibu yang mendengar perbincangan mereka berdua.
Ibu pun menangis karena dari dulu keinginan ibu, ingin melihat Sari menikah.
"Sudah jangan menangis, nanti make-upnya luntur dan mbak harus menghiasi wajah kamu lagi. Ayo duduk sini jiblabnya belum selesai mbak pakai" kata Sari.
Septi pun duduk dan Sari memakaikan jiblabnya.
"Anak-anak ibu sudah siap belum?, nanti Salim keburu datang dengan paman dan bibinya" kata ibu setelah tadi mencuci wajahnya dan membenarkan hiasan di wajah ibu.
Sari ketawa Mendengar perkataan ibu dan Sari pun langsung memeluk ibu dari belakang.
"Ibu yang lama ini Septi" ucap Sari tertawa kecil.
Septi yang merasa di pojokan mbaknya pun menoleh dan dengan wajah cemberut, Septi berkata"Ibu lihat mbak Sari!" kata Septi sambil menghentakkan kakinya.
Ibu dan Sari yang melihatnya ketawa melihat tingkat laku Septi yang masih kecil sedangkan sebentar lagi dia mau menikah.
Di kediaman Anaza
"Mama aku tidak usah ikut ya ma" kata Anaza yang dari tadi membujuk mamanya supaya dia tidak ikut.
"Kamu harus ikut, dan lihat masmu melamar karena nanti kamu juga akan menikah. Memangnya kamu tidak mau menikah?" tanya mamanya.
Anaza diam mendengar perkataan mamanya, dan akhirnya dia kalah mendebat dengan mama dan ikut ke acara lamaran Salim.
Salim adalah anak teman dari papa Anaza, tapi dari kecil Salim sudah di asuh oleh orang tua Anaza. Karena orang tua Salim sudah meninggal karena kecelakaan mobil yang sampai sekarang tidak tahu penyebabnya.
Di dalam mobil Anaza cemberut dan dia diam tanpa banyak bicara.
"Kamu kenapa Anaza?, sariawannya dari tadi diam. Biasanya kamu paling cerewet kalau kita pergi bersama seperti ini" ucap Salim.
Kedua adik Anaza, Ratih dan Putri ketawa Mendengar ucapan Salim.
"Bukan sariawan mas, tapi mas Anaza ini lagi patah hati karena di tinggal pacarnya menikah" kata Putri.
"Benarkah?, siapa Anaza?" tanya Salim.
"Tidak ada mas" ucap Anaza sewot.
mereka pun tertawa mendengar ucapan Anaza, dan Anaza diam menahan marah sambil melihat keluar jendela.
Mereka mengendarai dua mobil, papa dan mama satu mobil dan anak-anak satu mobil lagi.
Sampailah mereka di rumah keluarga Rhoma, ayahnya Septi dan Sari.
"Assalamualaikum" ucap Salim.
"Wa'alaikumsalam, ayo masuk" ajak ibu.
Mereka pun masuk ke dalam rumah, dan ibu mempersilahkan mereka untuk duduk di ruang tamu.
"Tunggu sebentar ya, aku panggilkan ayah anak-anak" kata ibu meninggalkan mereka.
Sari datang membawakan minuman dan makanan kecil untuk tamu yang datang.
"Silahkan di minum, cuma ini yang bisa kami hidangkan" kata Sari sambil duduk.
"Ini mbaknya Septi ya?" tanya mama Anaza.
"Iya, nama aku Sari tante" jawab Sari.
Anaza melihat wanita yang duduk di depannya, yang baru di temuinya pagi tadi di cafe.
"Kok sendirian, dimana suaminya?" Tanya Anaza dalam hati.
" Mbak, masih mengajar di universitas negeri UNSRI?" Tanya Salim.
"Iya Salim" jawab Sari.
"Mbak, dua anak ini kuliah disana. yang ini di Fakultas Ilmu Komputer dan yang satu ini Fakultas Ekonomi" tunjuk Salim dengan Ratih dan Putri.
"Mas Salim jangan main tunjuk aja" ucap Ratih.
" Mbak kenalkan nama aku Ratih Indriani dan yang ini Putri Indriana. Kami ini kembar mbak dan yang dari tadi cemberut ini, dia adalah kakak kami namanya Anaza Abdullah Putra" kata Ratih akhirnya mengenalkan kedua saudaranya. Dan Sari tersenyum kecil Melihat tingkah Ratih.
"Mbak mengajar apa" tanya Putri.
"Mengajar di Fakultas Bahasa Sastra" jawab Sari.
"Oh..Sari ini seorang dosennya" tanya mama.
"Iya tante" jawab Sari malu.
Anaza diam dan menyimak pembicaraan yang ada di depannya.
"Anak tante ini juga kuliah di UNSRI, tapi sudah di wisuda Beberapa tahun yang lalu, mengambil jurusan Ekonomi Bisnis" kata mama.
" Mama" Sahut Anaza.
"Diamkan saja Sari, Anaza ini memang seperti ini orangnya. Sepertinya hari ini dia lagi badmood" kata mama lagi, dan Anaza pun cemberut Mendengar perkataan mamanya.
Ibu dan ayah turun dan di belakangnya ada Septi yang menunduk.
" Maafnya di tinggal lama" kata ibu.
"Tidak apa-apa mbak" jawab mama.
Mereka pun makan malam bersama dan sambil makan mereka pun masih bercanda.
Anaza makan tapi matanya terus memandangi wajah Sari.
"Lihat saja aku akan mendekatinya, dan jangan panggil aku Anaza Putra Abdullah kalau aku tidak bisa mendekatinya dan mendapatkannya" Kata Anaza dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
💎"Bs"Najwa"FNT🐱
hadirr lanjutt thorr
2021-09-05
0
syafridawati
aku mpir dengan fav dan leke mbak fallbak balik ya mbak
2021-07-27
0
M⃠❀⃟✵🦃🄷🄴🄼🄰🐝⃞⃟𝕾𝕳
lanjott
2021-04-26
0