Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Sari. Belum lagi lelah karena seminar dan di tambah lagi dengan sikap dan perkataan Anaza yang membuat Sari kesal dan sebal bercampur jadi satu.
Sari tidak habis dengan apa yang dilakukan Anaza tadi, lama kelamaan Sari mulai membenci semua yang di lakukan oleh Anaza.
"Assalamualaikum," ucap Sari pas sudah sampai di rumahnya.
"Ibu..." teriak Sari karena keadaan rumah yang kelihatan sepi, tapi pintu depan tidak terkunci.
"Sari suaranya" ucap ibu keluar dari dapur.
"Maaf ibu, kebiasaan" kata Sari terkikik sambil memeluk ibunya.
Ibu tersenyum melihat tingkah Sari, "Ya Allah berikan dia yang terbaik untuk Sari" kata ibu dalam hati.
Di Sebuah Cafe.
"Maaf bro" kata Anaza dengan teman-teman nya karena terlambat datang.
"Anaza, kamu masih melakukan pekerjaan itu" tanya Faiz Kemudian.
"Masihlah, aku suka dengan uangnya" jawab Anaza.
"Anaza hentikan Semuanya, dan putuskan hubungan kamu dengan Novi. Kamu harus mulai hidup kamu lebih baik, jangan seperti ini terus" sahut Vian.
Mereka adalah sahabat-sahabat Anaza dari kecil yaitu Faiz, Vian, dan Wira. Mereka sering mengingatkan Anaza tentang pekerjaan yang di lakukan oleh Anaza, tapi tidak pernah di dengarkan oleh Anaza.
Mereka juga tidak habis pikir dengan apa yang di lakukan oleh Anaza, karena Anaza bisa kerja mengantikan papanya di kantor. Tapi Anaza tidak mau, dia memilih pekerjaan yang bisa membuat semuanya hancur apalagi kalau keluarga besar Anaza tahu.
"Ada yang mau aku ceritakan dengan kalian" kata Anaza.
"Apa?, kalau kamu mau cerita tentang bagaimana perkasa kamu dengan tante-tante yang kamu layani. Lebih baik tidak usah, kami sudah bosan mendengarnya" sahut Wira.
"Bukan cerita soal itu, tapi ini soal lain. Aku mau mengerjai seorang perawan tua, kakak kandungnya calon mas Salim. Dia itu sangat angkuh, dan sangat muliakan agamanya. Tapi lihat saja apa yang akan aku lakukan?" cerita Anaza.
"Jangan Anaza kasihan lihatnya, lagian apa salah dia dengan kamu?" tanya Vian.
"Tidak ada, aku cuma tidak suka dengan sikapnya yang angkuh. Sedangkan kalau di lihat dari dirinya tidak ada yang bisa diambil, kecuali pendidikannya" tutur Anaza.
"Hati-hati Anaza, nanti hukum karma berlaku. Sebaliknya kamu yang akan suka dengan dia" ucap Faiz.
"Itu tidak akan pernah terjadi, Karena tidak mungkin aku harus menikah dengan wanita dewasa" Anaza berkata dengan nada sewot.
Teman-temannya yang mendengar perkataan Anaza langsung tertawa.
"Sebenarnya aku sangat jijik dengan mereka, tapi uangnya bro yang sangat menjanjikan" kata Anaza kemudian.
"Tobatlah bro, jangan sampai karma berlaku dan kamu kena batunya" sahut Vian.
"Tidak akan, sampai aku sudah bosan aku baru berhenti melakukannya" sahut Anaza.
Mereka bertiga hanya menggelengkan kepala, karena Anaza orangnya sangat keras dan paling tidak mau di omongin.
Setelah selesai bertemu dengan teman-temannya, Anaza pun pergi kerumah pak Irama.
Karena Anaza sudah berjanji dengan papanya untuk minta maaf atas kelakuan Anaza semalam dengan keluarga pak Irama terutama dengan Sari.
"Ibu, aku mau ke supermarket dulu ya" ucap Sari.
"Ya hati-hati" jawab ibunya.
Sari pun pergi ke supermarket yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.
"Assalamualaikum" ucap suara seorang.
"Wa'alaikumsalam" jawab Orang dari dalam rumah ternyata ibu.
Ibu pun membukakan pintu dan betapa terkejutnya ibu rupanya yang bertamu adalah Anaza.
"Ayo masuk nak" ibu mempersilahkan Anaza untuk masuk ke dalam.
Anaza pun masuk kedalam rumah, dan dia pun duduk.
"Ibu kok sepi pada kemana semua" tanya Anaza basa basi.
"Ayah dan Septi belum pulang sedangkan Sari lagi kesupermaket" jawab ibu.
"Ada yang mau aku bicarakan bu" kata Anaza.
"Ya ada apa" tanya ibu.
"Tapi tidak enak kalau tidak ada ayah" jawab Anaza.
Sebenarnya walaupun tidak ada ayah pun, Anaza bisa minta maaf dengan ibu atas ucapan dia semalam.
"Kalau begitu duduklah dulu, ibu mau melanjutkan masak" ucap ibu dan kemudian ibu ke dapur.
"Kalau tidak karena papa aku malas minta maaf apalagi dengan perawan tua itu" gerutu Anaza.
Ibu pun kembali lagi dengan membawa makanan dan minuman untuk Anaza.
"Silahkan nak Anaza" ucap ibu.
"Ya bu, terima kasihnya" balas Anaza.
Anaza pun duduk sambil menikmati hidangan yang diberikan oleh ibu Ani.
"Assalamualaikum" teriak Sari.
Memang sudah kebiasaan Sari kalau pulang dari manapun mau masuk rumah dan mengucapkan salam pasti teriak. Kalau ayah tahu sudah pasti di marahi oleh ayah karena tidak sopan, tapi Sari anaknya keras kepala dan masih tetap dia lakukan.
"Wa'alaikumsalam" jawab Anaza.
"Apa yang kamu lakukan disini?" teriak Sari terkejut karena melihat Anaza yang duduk di ruang tamu.
"Karena rindu dengan mbak" jawab Anaza tersenyum.
"Ibu" teriak Sari.
Ibu yang ada di dapur langsung kedepan, karena mendengar teriakkan Sari.
"Ya Allah Sari, jangan teriak-teriak tidak malu di lihat oleh Anaza" kata ibu sambil memukuli pundak Sari.
"Aduh sakit bu!, ini kenapa manusia rese satu ini ada disini ibu" tanya Sari sambil memegangi pundaknya.
"Anaza datang kesini untuk menemui ayah" terang ibu dengan Sari. Sari hanya diam mendengar perkataan ibu dan kemudian dia langsung ke atas menuju kamarnya.
Sari sampai kekamarnya dan langsung membaringkan tubuhnya diatas kasur.
"Kenapa dia ada disini?, manusia rese sedunia.
Seharusnya kalau dia mau bicara dengan ayah sampaikan saja pesan dengan ibu" gumam Sari sendiri.
Sari pun memejamkan matanya agar pas dia bangun nanti Anaza sudah pergi dari rumahnya.
"Anaza maafkan Sari dia memang suka seperti itu" kata ibu.
"Tidak apa-apa bu, mungkin mbak Sari tidak suka aku disini" jawab Anaza sedih.
Ibu ketawa mendengar omongan Anaza dan ibu meninggalkan Anaza sendirian di ruang tamu.
"Dia pikir siapa dirinya?, dasar perawan tua" gumam Anaza kecil.
sebelum ke dapur, ibu menyempatkan diri ke atas dan ke kamar Sari. Pas pintunya di buka rupanya Sari lagi tidur dan ibu pun meninggalkan kamar Sari.
Sudah dua jam Anaza menunggu ayah pulang, Akhirnya Anaza tertidur di ruang tamu.
Ibu yang sudah selesai masak dan beres-beres dapur, keruang tamu untuk melihat Anaza tapi rupanya Anaza juga tertidur.
Ibu meninggalkan Anaza yang tidur sangat nyenyak, dan kemudian ibu ke halaman belakang untuk menyiram tanamannya.
Tanaman ibu berada di rumah kaca dan ibu menanam macam-macam bunga dan tanaman yang lain.
Sari terbangun dari tidurnya, dia pun mencuci wajahnya dan Sari pun melaksanakan shalat ashar,. Setelah selesai shalat Sari turun kebawah dan mencari ibu. Waktu dia melewati ruang tamu dilihatnya Anaza yang tertidur, Kemudian Sari ke halaman belakang untuk mencari ibu.
Sari tahu kalau jam seperti ini, ibu pasti ke rumah kacanya.
"Ibu" Sari mengejutkan ibu.
"Ini anak!" kata ibu sambil memukuli tangan Sari.
"Ibu ini suka banget memukuli aku" gerutu Sari.
"Ini anak, sudah teruskan ini. Ibu mau mandi dan sudah itu shalat" kata Ibu Kemudian pergi meninggalkan Sari yang cemberut.
Sari menyiram semua tanaman di rumah kaca, tanpa dia sadari kalau dari tadi ada yang memperhatikan apa yang dia lakukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Teteh Nadia
salam kembali dari cinta di dalam perjodohan
2021-06-13
1
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
semangat
2021-04-26
0
M⃠❀⃟✵🦃🄷🄴🄼🄰🐝⃞⃟𝕾𝕳
lanjut😂
2021-04-26
0