Betapa terkejutnya Sari Waktu dia menoleh disampingnya sudah berdiri Arlan, tapi untung ada orang di antara mereka. Pelan-pelan Sari mundur dia tidak mau satu lift dengan Arlan.
Sari pun pergi dari sana, dan dia memilih untuk naik tangga darurat. Tapi tanpa Sari sadari gerak-geriknya dari tadi selalu di lihatin oleh seorang yang juga mau Sari hindari yaitu Anaza.
Sari sampai ke ruang seminar rupanya acaranya baru di mulai. Tugas Sari adalah sebagai moderator untuk bahasa sastra, dan Sari tidak tahu kalau Arlan adalah tamu undangan VIP di dalam seminar tersebut.
Dulu waktu mereka masih pacaran, mereka memang sering di panggil atau mewakili kampus untuk seminar seperti ini.
Kehidupan Sari banyak di habiskan untuk sekolah, Sari lulusan S2 dari Amerika serikat. Sari mendapatkan beasiswa untuk sekolah disana, belum lagi kalau di panggil untuk seminar-seminar di luar kota.
Dan tak terasa sampai usia yang sudah hampir kepala empat Sari belum juga menikah.
Arlan Melihat Sari diatas panggung, ada perasaan rindu di hati Arlan ingin rasanya dia memeluk tubuh itu dan mengatakan apa yang dia rasakan. Tapi hubungan mereka telah usai, dan sekarang Sari cuma menganggap Arlan sekedar teman.
Di Kamar Hotel
"Terima kasihnya sudah mau menemani tante hari ini, nanti uangnya tante transfer" kata seorang wanita.
"Ya tante, aku juga sangat senang bisa memberikan kepuasan untuk tante" Anaza berkata sambil memakai pakaiannya.
Sebelum Anaza pergi masih sempat mereka berciuman.
Seminar telah selesai, Sari membereskan semua buku dan barang yang di bawanya.
"Assalamualaikum" Ucap seorang.
Sari tidak perlu menoleh karena dia tahu itu suara siapa?, suara orang yang sudah bertahun-tahun bersama dengan dirinya.
"Wa'alaikumsalam, mas Arlan" jawab Sari masih membereskan semua barang miliknya.
"Apa kabarmu Sari?" tanya Arlan.
"Aku baik mas" jawab Sari.
"Mas, juga apa kabar?, aku tidak tahu kalau mas ada disini" kata Sari dan dia pun membalikkan badannya untuk melihat Arlan.
"Mas juga baik Sari" jawab Arlan tapi tatapannya tidak lepas dari Sari.
Seandainya tidak ada kejadian seperti itu, mungkin sekarang mereka berdua telah menyiapkan pernikahan mereka.
sekian detik mereka berdua terdiam, dengan pikiran mereka masing-masing.
"Sari, bagaimana jika pulangnya kuantar" tawar Arlan.
"Terima kasih mas, tapi aku bawa motor jadi tidak usah diantar" tolak Sari halus.
"Baiklah sini aku bantu untuk membawa semuanya" tawar Arlan lagi.
"Tidak usah mas aku bisa membawanya sendiri, tadi juga aku bawa sendiri waktu kesininya" tolak Sari dengan tawaran Arlan.
Ingin rasanya tawaran itu di terimanya, seperti waktu mereka masih pacaran. Tapi itu hanyalah masa lalu yang akan selalu jadi kenangan terindah baik Sari maupun Arlan.
Setelah selesai Sari meninggalkan ruangan seminar bersama Arlan yang mengikutinya dari belakang.
Pas sampai di depan pintu lift Sari berpapasan dengan Anaza.
"Ada mbak Sari, apa kabar mbak" tegur Anaza.
Sari diam dan tidak memperdulikan teguran Anaza. Masih ada rasa dongkol di hatinya.
"Mbak sombongnya, kitakan sudah saling kenal. Ayolah mbak masalah semalam lupakanlah. Aku minta maaf" ucap Anaza.
"Kamu kenal Sari dengan dia" tanya Arlan heran, karena Sari dari tadi diam di ajak bicara oleh cowok yang ada disampingnya.
"Aku tidak kenal mas" jawab Sari asal.
"Kok tidak kenal mbak?, bukannya semalam aku ingin melamar mbak" sahut Anaza dan melihat wajah Sari.
"Tapi sayang mas, mbak Sari menolak lamaran aku" kata Anaza cuek.
Sari menoleh dan melihat Anaza yang hanya senyum, ingin rasanya dia mencekik Anaza s sampai mati biar tidak bicara sembarangan.
"Bagaimana jika mas Arlan berpikir yang aneh-aneh tentang perkataan manusia rese ini" pikir Sari.
"Mas jangan di dengari apa yang dikatakan manusia rese ini" tunjuk Sari dengan Anaza.
Arlan tersenyum mendengar perkataan Sari dan dia mengajak Sari untuk naik ke lift, dan Sekarang Arlan yang ada di tengah mereka.
"Tapi benaran mas, kami berdua sudah saling kenal" kata Anaza di dalam lift.
"Manusia satu ini bisa tidak berhenti bicara seperti itu, ingin rasanya aku jintak kepalanya atau aku cekik hidup- hidup. Biar berhenti bicara lagi" kata Sari dalam hati.
"Benarkah kenalan dimana dengan Sari?, dan tadi kenapa sampai bisa ingin melamar Sari?" tanya Arlan dengan Anaza.
"Gini mas, mas Salim akan nikah dengan Septi. Dan semalam waktu aku ketemu mbak Sari. Tidak tahu kenapa aku merasakan perasaan lain di hatiku ini mas, makanya aku langsung melamar mbak Sari. Tapi di tolak oleh mbak Sari mas dan aku merasa sangat sedih" cerita Anaza dengan nada sedih.
Sari terkejut dengan cerita Anaza, karena semalam kejadiannya adalah lamaran Salim dan Septi. Sari langsung melihat wajah Arlan, tapi Arlan diam tanpa reaksi apapun atas Cerita Anaza.
"Mas jangan dengarkan cerita dia, mas tahukan aku paling tidak mau berhubungan dengan cowok yang umurnya di bawah aku mas, dan kamu berhentilah buat gosip yang tidak masuk diakal" Sari berkata dengan sangat marah sambil menunjuk Anaza.
"Mbak jangan marah-marah, kalau mbak marah tambah manis mbak" ucap Anaza tersenyum.
Sari pun langsung menghadap ke depan, dan tidak memperdulikan ucapan Anaza.
"Benarkah yang di katakan oleh anak muda tersebut, kalau dia mau melamar Sari. Tapi aku tahu dari dulu Sari memang tidak suka dengan cowok yang umurnya di bawah dirinya. Tapi aku dan Sari tidak ada hubungan apa-apa lagi dan bagaimana jika Sari menerima lamaran cowok ini" Itu yang ada di dalam benak Arlan, ada rasa khawatir, sedih yang bercampur menjadi satu di dalam pikirannya.
"Kenapa aku harus ketemu dengan manusia rese ini?, bagaimana jika mas Arlan berpikir yang tidak-tidak?. Sedangkan aku dan manusia rese ini tidak ada hubungan apa-apa, aku binggung" ucap Sari dalam hatinya.
"Apa yang aku ceritakan tadi, itu sangat menjijikkan bagi aku?. Siapa yang suka dengan perawan tua ini?, yang sangat sok kalau soal agama. Lihat saja jangan bilang aku Anaza Putra Abdullah, kalau aku tidak bisa mencicipi tubuhnya" kata Anaza dalam hati.
lift berhenti dan mereka pun keluar dari lift.
"Sari aku mau mengajak kamu jalan-jalan" ajak Arlan.
"Maaf mas, aku harus pulang cepat. Nanti saja mas jalan-jalannya" jawab Sari tersenyum.
"Iya Sari" ucap Arlan.
"Rasanya aku mau muntah mendengar perkataan mereka berdua" gumam Anaza sendiri.
"Ya sudah hati-hati Sari" kata Arlan.
"Iya mas" balas Sari.
"Mbak tidak permisi dengan aku, kalau mbak mau pulang" tanya Anaza.
"Apa urusan kamu dengan aku" kata Sari kesal.
"Tapi aku suka mbak" kata Anaza dan pergi meninggalkan Sari dan Arlan.
"Sudah Sari" kata Arlan.
"Tapi mas, dia itu sangat menyebalkan mas. Aku sangat membencinya" ujar Sari cemberut.
"Jangan benci nanti kamu benar-benar cinta dengan dia" kata Arlan.
"Itu tidak akan pernah terjadi mas. Catat mas itu tidak akan pernah terjadi" sahut Sari sambil naik ke atas motornya.
Arlan tersenyum, tapi didalam hatinya dia sangat takut dengan apa yang dia katakan tadi. Karena Arlan tidak mau ada satupun orang yang memiliki Sari, dan Sekarang ada cowok muda yang suka Sari.
"Mas, aku pulangnya Assamualaikum mas" ucap Sari.
"Wa'alaikumsalam Sari" jawab Arlan.
Sari pun pulang dan meninggalkan Arlan yang masih menatap kepergiannya.
"Lihat saja mbak, aku akan mendapatkan kamu dengan cara apapun dan setelah itu aku akan meninggalkan kamu seperti sampah" kata Anaza didalam mobilnya yang dari tadi memperhatikan Arlan dan Sari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Mawar Berduri💕
semangat
2021-06-05
0
.
semangat thor.
salam HULL & LW
2021-05-20
0
Ria Diana Santi
Like, rate n favorit udah ya.
Tetap semangat ya!
2021-05-11
0