Anaza tidak percaya dengan perkataan Salim, dia pun pergi keruang rawat ayah. Waktu sampai disana dan Anaza membuka pintu, dia melihat semuanya pada menangis. Ibu yang duduk disamping ayah, tidak henti-hentinya mengusap rambut dan wajah ayah.
Anaza masuk dan berjalan ke arah ranjang ayah. Di pandangannya wajah ayah yang seperti tertidur. Ada rasa bersalah di dalam diri Anaza seharusnya dia tadi disini.
Anaza memandangi wajah Sari yang menangis di pelukan Susan.
"Apakah aku harus memenuhi permintaan terakhir pak Irama" batin Anaza berkata.
Anaza pun memilih untuk keluar dari ruangan kamar rawat ayah. Dia pun berjalan dan bertemu dengan Salim dan Tommy ( suaminya Susan).
"Mas, dari mana" tanya Anaza pada Salim.
"Dari mengurusi semua keperluan dan membayar uang perawatan ayah" jawab Salim.
"Anaza, kenalkan ini mas Tommy. Suaminya mbak Susan" kata Salim Kemudian dan mengenalkan mereka berdua.
Anaza dan Tommy pun berkenalan.
"Anaza, mas" ucapnya
"Tommy" balas Tommy.
Mereka pun pergi untuk mengurusi jenazah ayah. Yang tidak ada adalah suaminya Sinta, dia bertugas di luar kota. Suami Sinta bernama Agus, Agus adalah seorang TNI. Tadi Agus dapat tugas untuk mengawal komandannya.
Setelah semuanya selesai di urus, jenazah ayah di bawa pulang ke rumah duka. Ibu tidak mau jauh dari ayah dan ingin selalu berada di samping ayah.
Tidak lupa Anaza mengabarkan berita tentang meninggalnya pak Irama kepada orangtuanya. Sebenarnya papa dan mama tadi mau kerumah sakit untuk melihat ayah. Tapi sekarang mereka harus melihat ayah yang telah berpulang ke Rahmatullah. Sesampainya disana, mama Anaza langsung mendekati ibu dan memeluk ibu.
"Ya sabar mbak, mas Irama sudah tenang disana. Jika mbak sedih kasihan dengan mas Irama, mas akan sedih." nasehat mama.
Ibu menganguk dan tersenyum mendengar ucapan mama.
Semalam jenazah ayah menginap di rumah, dan rencananya jam sepuluh ini jenazah ayah akan di makamkan di permakaman Keluarga besar ayah. Karena tidak ada anak pria, akhirnya Anaza memilih turun kebawah liang lahat. Dan Anaza disuruh untuk mengazani ayah untuk terakhir kalinya. Tanpa terasa air mata Anaza jatuh dan ada rasa bersalah di hatinya kenapa di detik-detik terakhir ayah, Anaza tidak ada disana.
Apalagi permintaan ayah untuk terakhir kalinya, Anaza binggung karena permintaan itu adalah permintaan yang paling tersulit untuk Anaza lakukan.
Setelah pulang dari permakaman dengan wajah yang sangat lesu, Anaza ingin rasanya pulang kerumahnya untuk beristirahat. Tapi Salim mengajak Anaza untuk membantu dia membereskan semuanya dirumah ayah.
Anaza pun mengikuti Salim kerumah ayah, waktu dia sampai disana. Anaza melihat Sari yang lagi mengobrol dengan Arlan.
"Ada apa?" tanya Salim karena melihat Anaza berhenti.
"Mas, itu pacar mbak Sari?" tanya Anaza penasaran.
"Oh....itu mantannya mbak Sari, namanya mas Arlan" jawab Salim.
Anaza diam mendengar perkataan Salim.
"Mama" teriak anak kecil berumur lima tahun dan langsung memeluk pinggang Sari.
Sari langsung membalas pelukan anak tersebut, anak itu bernama Tata. Tata adalah anaknya Susan yang bungsu, Susan mempunyai dua anak perempuan.
Semua keponakan Sari memanggil Sari dengan sebutan mama.
"Dari mana sayang?" tanya Sari dengan Tata.
"Dari Sana mama" ucap Tata dan tiba-tiba Tata menarik tangan Sari dan tidak tahu mau mengajak Sari kemana.
"Mas, aku tinggal dulunya" ujar Sari dengan sedikit teriak.
Arlan menganggukan kepalanya, karena dia tahu kalau Sari sudah di monopoli oleh semua keponakannya tidak akan bisa ada yang mengambilnya.
Sari ditarik oleh Tata, dan tanpa sengaja Sari tersandung dan mau jatuh untung ada Anaza yang memegangi pinggang Sari.
"Maaf mbak" ucap Anaza langsung melepaskan pegangan tangannya di pinggang Sari.
"Terima kasih" jawab Sari dan pergi dari hadapan Anaza.
"Seandainya mbak tahu, apa permintaan terakhir ayah dengan aku" ucap Anaza sendiri.
"Anaza, ayo kita selesaikan semuanya" ajak Tommy menepuk pundak Anaza.
Anaza menoleh "Iya mas" Anaza pun pergi dan mengikuti Tommy untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda tadi.
Sari menemani ke dua keponakannya Tata dan Bibie untuk main di kamarnya. Kalau Bibie adalah anaknya Sinta yang bungsu, Sinta sama seperti Susan mempunyai dua anak perempuan. Jadi Sari mempunyai empat keponakan dan keponakannya perempuan Semua.
Malam ini tahlilan malam pertama untuk ayah, ibu sekarang sudah agak lumayan baik dan tidak terlalu menangis lagi. Suami Sinta yang tadi tidak datang melihat pemakaman ayah akhirnya datang.
Anaza dari semalam tidak pulang kerumah, pakaiannya di bawa oleh mama begitu juga Salim.
POV Anaza.
Semalam pak Irama membisikkan sesuatu permintaan dengan aku. Permintaan Yang sangat sulit aku lakukan, karena selama dua puluh lima tahun aku hidup tidak ada orang yang meminta seperti pak Irama.
Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan?.
"Anaza" Salim menepuk pundak Anaza yang lagi melamun di teras belakang rumah pak Irama.
Anaza menoleh dan dia tersenyum "Mas, ayo duduk sini" Ajak Anaza. Salim pun duduk disamping Anaza dan dia mengeluarkan rokok.
Anaza terkejut melihat yang di lakukan oleh Salim. "Mas, kenapa merokok?, mas tidak pernah merokokkan" tanya Anaza.
"Mas pusing Anaza, pernikahan mas harus di tunda. Sedangkan kamu tahukan mas harus melanjutkan sekolah mas di Singapura dua bulan lagi. Makanya mas menikah, mas tidak mau jauh dari Septi" cerita Salim sambil merokok.
"Kenapa di tunda mas?" tanya Anaza yang tidak mengerti.
"Ayah baru meninggal, dan tidak enak kalau kita mengadakan acara pernikahan Anaza" Salim menjelaskannya.
Anaza diam mendengar penjelasan Salim "Apa salahnya?, pasti ayah tidak marah kalau mas Salim menikah dengan Septi. Itukah keinginan ayah yang terakhir" kata Anaza dalam hati.
Anaza pun mengambil rokok milik Salim dan dia pun merokok.
"Mas, aku boleh bertanya?".
"Ya mau tanya apa Anaza" kata Salim.
"Mas, jika ada seorang yang meminta bantuan kita tapi kita binggung, karena permintaan itu sangat sulit. Dan apa yang harus kita lakukan mas" cerita Anaza dan tanpa terasa dia menghabiskan dua batang rokok.
"Anaza, sesulit apapun permintaan orang tersebut, kita harus membantunya. Karena dia percaya kita bisa melakukannya" jawab Salim.
Anaza diam mendengar jawaban Salim, Anaza masih merokok mungkin sudah lima batang dia habiskan. Kalau untuk soal rokok, Anaza memang tidak ada tandingannya. Dia merokok dari kelas tiga SMP.
Setelah acara curhat-curhatannya selesai, Salim mengajak Anaza masuk kedalam rumah. Karena sebentar lagi isya dan habis isya acara tahlilan di mulai.
Waktu Anaza masuk ke dalam rumah, dia melihat Sari yang lagi ngobrol dengan Arlan di ruang tengah.
"Kenapa setiap aku masuk kerumah, aku harus menyaksikan pemandangan seperti ini terus" Gumam Anaza dalam hati.
Setelah habis shalat Isya, acara tahlilan di mulai. Walaupun ayah telah meninggal, tapi masih terasa ada ayah di rumah ini.
Sari yang lagi membaca surat Yasin, tak terasa air matanya jatuh. Banyak kenangan yang dia lalui bersama ayah, kenangan yang tidak akan mungkin dapat di lupakan.
Lain Sari, lain Anaza. Dia masih memikirkan permintaan terakhir ayah.
"Kalau aku bicara dengan semua keluarga pak Irama setelah acara tahlilan ini selesai, apakah itu bagus. Tapi kalau mau menunggu sampai empat puluh hari ayah, itu sangat lama dan permintaan ini akan terus membuat aku kepikiran selama aku belum membicarakan dengan keluarga pak Irama" Kata Anaza dalam hati dan matanya memandangi Sari yang duduk tidak terlalu jauh dari dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
syafridawati
bom like mbak kuberikan untukmu
2021-07-27
0
NinLugas
10 like dlu kk lanjut besok y VIP ku hns soalnya 😂
2021-06-23
0
Happy♡~
10 like + rate 5 bintang mendarat kak Author.. Semangat Up nyaa!
Salam "Anak sekolah yang tak mampu" & "Menikah dengan CEO dingin".. 🙏🏻
Feedbacknya ditunggu ya Thor 😉❤
Terimakasih
2021-06-20
0