17 Agustus...

Salah satu peristiwa yang paling menegangkan di daerahku adalah ketika hari proklamasi tiba. Aku masih mengingat setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, kami warga kampung wajib menaikkan bendera merah putih di depan rumah. Lagi-lagi kami dihadapkan pada buah simalakama. Jika kami memiliki bendera merah putih maka kami akan berurusan dengan para pemberontak. Dan jika kami tidak memilikinya, kami akan berakhir di pos pemeriksaan aparat keamanan.

Abu bahkan menyimpan selembar kain merah putih itu ibarat menyimpan emas. Abu memasukkan bendera ke dalam kantong plastik lalu menguburnya dalam tanah. Alhasil, keluarga kami dari dulu tidak bermasalah dengan bendera. Saat kampungku masih dikuasai oleh para pemberontak, mereka selalu memeriksa setiap rumah warga yang memiliki bendera tersebut lalu mengambilnya untuk dibakar. Kemudian, mereka memberikan bendera mereka dengan lambang khusus yang mereka buat untuk dikibarkan di depan rumah-rumah warga.

Saat kampung kami berhasil diduduki oleh aparat pemerintah, setiap rumah kembali diperiksa. Dan bagi warga yang memiliki bendera para pemberontak akan berurusan dengan aparat keamanan. Lagi-lagi Abu berhasil menyimpan bendera tersebut dengan sangat aman yaitu di dalam tanah.

Setiap rumah sudah dibagikan satu lembar kain merah putih seminggu yang lalu oleh aparat keamanan. Abu tetap menerima bendera pemberian mereka walaupun Abu masih menyimpan bendera lama.

Hari ini tepat tanggal 17 Agustus, setiap rumah di kampungku sudah terpasang bendera merah putih sebagai bentuk syukur karena negara Indonesia telah merdeka. Namun, Acehku tersayang. Kapan akan merdeka? Merdeka dari peperangan antara pemberontak dan aparat pemerintah. Merdeka untuk anak-anak bersekolah, merdeka dari suara ledakan bom, pembakaran rumah, deru peluru serta ketakutan akan penculikan, pembunuhan, perkosaan dan merdeka dari air mata yang selalu tumpah di akhir setiap peristiwa tersebut.

Aku berdiri bersama warga yang lain di sebuah tanah lapang yang disiapkan oleh aparat keamanan untuk mengadakan upacara proklamasi kemerdekaan. Setiap warga diwajibkan hadir, sudah satu minggu ini kampungku kembali menjadi lautan pria berbaju loreng. Tanah lapang tersebut dijaga ketat oleh banyak tentara. Aku menggendong Teuku yang sedikit rewel karena minta di lepas. Teuku ingin turun dan berjalan seperti di rumah. Bayi itu tidak tahu jika saat ini dia tengah berada di tempat yang bagi warga kampung terlihat menyeramkan.

Jika sampai ada lemparan bom di tempat ini maka kami semua bisa dipastikan meninggal. Tempat ini terlalu terbuka dari berbagai sudut. Aku mencoba menenangkan Teuku namun bayi itu enggan untuk diam. Suaranya keras dan cukup mengganggu sampai akhirnya aku menurunkannya untuk berdiri di sampingku.

Ternyata rasa penasaran anak ini sangat tinggi hingga sampai turun pun dia tidak mau dipegang olehku. Lalai sesaat, dia berhasil berjalan dengan sedikit tertatih dan tanpa aku duga bayi itu berjalan ke depan. Aku ingin mengambilnya namun langkahku terhenti tatkala melihat Teuku sudah berdiri di samping seorang tentara yang aku kira pangkatnya lebih besar karena dia berdiri di atas panggung kecil.

Tentara itu sedikit berumur menurutku dan dia tengah melihat ketiga tentara yang akan menaikkan bendera di depannya. Teuku di sana memegang tangan kiri pria tersebut dan dia dengan tenangnya berdiri mengikuti tatapan tentara tersebut.

“Ya Allah,” Batinku melihat Teuku seperti melihat Rendra di sana.

“Lihatlah bayi ini! Kelak, dia akan berdiri di sini menggantikan saya. Itu semua akan terwujud jika Aceh aman. Banyak anak-anak yang akan sukses namun terhalang dengan konflik. Anak-anak ibu bapak sekalian bisa hidup lebih layak dan menggapai cita-citanya walaupun sederhana berupa sekolah sampai SMA atau menjadi seorang pedagang dikemudian hari. Akan tetapi, jika Aceh yang kita cintai ini terus menerus dipenuhi oleh pikiran-pikiran untuk merdeka atau mendapatkan hidup lebih baik setelah merdeka itu hanya akan menyiksa anak-anak ibu bapak yang terus hidup dalam ketakutan sehingga untuk bercita-cita yang sederhana saja mereka tidak mau. Anak-anak ini akhirnya akan terus dicuci otaknya oleh orang yang tidak bertanggung jawab di luar sana untuk mengikuti mereka. Dengan dalih berjuang demi bangsa tapi nyatanya itu malah menyakiti bangsa, menyakiti bapak ibu sendiri. Akhirnya, anak-anak yang ibu lahirkan dengan penuh kasih sayang akan pulang dalam bentuk jasad. Saya sudah lama bertugas di sini. Sudah banyak air mata yang tumpah dari setiap orang tua yang melihat jasad anak-anak mereka untuk terakhir kalinya. Tidak hanya di sini, di daerah lain jauh dari sini. Ada seorang istri yang tengah mengandung sedang menunggu suaminya pulang bertugas. Ada seorang wanita yang menunggu calon suaminya untuk menikah. Ada orang tua yang sedang menunggu anak lelaki mereka pulang dengan selamat dan yang lebih menyakitkan adalah ada bayi baru lahir yang sedang menunggu suara ayahnya untuk mengazankan. Jika Aceh damai, maka para istri, anak dan orang tua kami di sana tidak akan merasakan itu semua dan mereka tidak akan menumpahkan air mata tatkala melihat putra ataupun suami mereka pulang dalam keadaan kaku dalam keranda. Lihatlah bayi ini! Lihat wajahnya yang sangat tampan. Tanyakan padanya suatu hari nanti, apa dia punya ayah? Seperti apa ayahnya? Saya yakin anak ini juga tidak tahu bagaimana wajah ayahnya. Oleh sebab itu, saya mohon kepada bapak dan ibu yang memiliki putra atau putri yang sudah mengambil jalan salah supaya diingatkan. Perjuangan yang mereka lakukan tidak akan berhasil. Justru mereka akan sengsara di luar sana. Kami, akan selalu melakukan penyisiran di mana saja mereka berada. Jika mereka ingin kembali, maka kami dengan tangan terbuka akan menerima mereka dan kami pastikan mereka aman dan tetap hidup. Acara hari ini adalah memperingati hari kemerdekaan negara kita, Indonesia. Kita telah mengusir para penjajah tersebut dengan bermodalkan bambu runcing serta doa yang tulus. Di Aceh, Cut Nyak Dhien, Cut Mutia, Teuku Umar, Tengku Chik Di Tiro, Laksamana Keumala Hayati dan banyak lagi para pahlawan Aceh yang berjuang melawan bangsa kafir di tanah Aceh. Para ulama juga ikut membantu perjuangan para pahlawan saat itu. Dan berkat rahmat Allah, Aceh dan Indonesia berhasil melawan para penjajah dan merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Sekarang tanyakan pada putra putri ibu bapak, kemerdekaan apa yang mereka perjuangkan saat ini? Apa sesama muslim dan sebangsa setanah air, kami masih dianggap penjajah yang harus mereka perangi? Bukankah sesama muslim dilarang saling membunuh? Terus apa tujuan dari pemberontakan mereka? Kemerdekaan hanya sekali di negeri ini yaitu kemerdekaan tahun 1945. Tidak ada lagi kemerdekaan setelah itu. Kami pastikan negara tidak akan membiarkan para pemberontak di luar sana berbuat sesuka mereka. Jika mereka tidak mau kembali maka jangan salahkan kami untuk bertindak tegas. Berapa banyak lagi nyawa yang harus melayang tanpa tahu salah mereka apa. Salah apa warga kampung yang ditemukan menjadi mayat di pinggir jalan? Tanyakan itu kepada mereka! Bahkan jika salah pun kita tidak berhak mengambil nyawa orang sesuka hati." Tentara tadi menjeda sebentar, kemudian kembali melanjutkan pidatonya.

***

LIKE...LIKE..LIKE...

Terpopuler

Comments

Reiva Momi

Reiva Momi

❤❤❤❤

2023-02-06

0

안니사

안니사

Speechless! gak tahu harus komen apa. Sungguh berat kehidupan warga Aceh saat itu...

2022-10-28

1

Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien

semngat thor,serasa kembali pada msa itu

2021-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 PANG SAGOE...
2 Abangku...
3 APA INI???
4 MIFTAH...
5 SURAT KALENG
6 JANNAH...
7 TERTANGKAP...
8 BUKAN SALAH PINANGAN...
9 AKHIR HIDUP JANNAH...
10 Berjalan Dalam Gelap...
11 HATI ATAU LOGIKA???
12 Markas Kabupaten...
13 PILIHAN...
14 JENAZAH...
15 SURAT...
16 HINGGA AKHIR HAYAT...
17 Barang Lagi???
18 GASEH...
19 TEUKU RENDRA MUHAMMAD NUR...
20 17 Agustus...
21 MERDEKA...
22 CUAK...
23 INONG BALEE...
24 ANCAMAN...
25 Da Maneh...
26 Berapa Nyawa Lagi????
27 Pinangan Kedua...
28 Jalan Menuju Ajal???
29 Akhir Dari Perjalanan Panjang...
30 Jalan Menuju Zina...
31 Wartawan...
32 Halimah...
33 Kampung Uteun...
34 GUA...
35 Wanita Penghuni Gua...
36 Aku Merindukanmu...
37 CERITA...
38 Cerita Masih Berlanjut...
39 Antara Ibu dan Anak...
40 Deg...
41 Abang...
42 Bimbang...
43 Sepertiga Malam...
44 Perbedaan...
45 Hidup Baru...
46 Rindu...
47 Dor....lagi???
48 Aduh....
49 Rindu Ini Menyesakkan...
50 Abdi Negara...
51 Perkenalan dan Rasa Cemburu...
52 Cuma Pura-pura...
53 Referendum....
54 Razi...
55 Hancur...
56 Doa Orang Tua...
57 Rata dengan Tanah...
58 Kamu...
59 OTK...
60 Bicara...
61 Peristiwa di Subuh Pagi...
62 Pembantaian...
63 Cinta Itu Buta...
64 Cinta itu Gila...
65 Pengemis...
66 Mendengar...
67 Pemicu...
68 Percikan...
69 Dokter Widia...
70 Penculikan Lagi...
71 Peuraboen...
72 Pulau Breuh...
73 Hidup Baru...
74 Khalid...
75 Meminang Pemuda...
76 Rebutan...
77 Cantoei....
78 Pengakuan...
79 Bulan Sabit...
80 Belum Usai...
81 Saya Tidak Tahu...
82 Kamu Kapan???
83 Faisal...
84 JODOHKU...
85 Cerita Mae...
86 Pertama Bertemu...
87 Dipinang Lagi....
88 Dua Sisi...
89 Kotak Misteri...
90 Tueng Lintoe Baroe...
91 Rangkaian...
92 Tamu-tamu Penting...
93 Kecupan Pertama...
94 Satu Talam...
95 Satu Kamar...
96 Malam dan Siang...
97 Rabiah...
98 Tiga....
99 Shinta...
100 Tiket...
101 Antara Suami dan Dokter...
102 Terapi Lagi...
103 Lincah U Groh...
104 Hamil...
105 Pulau Mencekam...
106 Datang dan Pergi...
107 Yang Tersimpan...
108 Suka Bersama Duka
109 Pikiran Tidak Di Tempat...
110 Mereka Dan Kenangan...
111 Pesan...
112 Kata Cerai...
113 Perkelahian...
114 Sebuah Tamparan...
115 Gempa...
116 Tsunami...
117 Puing...
118 Keajaiban vs Harapan...
119 dr. Guney...
120 Keajaiban...
121 Nelangsa...
122 Ayila...
123 Bertemu Lagi...
124 Retak...
125 Sang Pengisi Hati...
126 Selipan Rasa...
127 Yang Pergi dan Kembali...
128 Iskandar dan Kehilangan...
129 KUA...
130 Saya Dipaksa...
131 Akhirnya Resmi...
132 Kamu dan Kejutan...
133 Batal???
134 Suami Tercinta...
135 Mimpi...
136 Menjemput Jodoh...
137 Mantra...
138 Akad ke Dua...
139 Lamaran Di Atas Pesta...
140 Pasangan...
141 Jadilah Kuat!!!
142 Satu Kamar...
143 Tree Mas Ketir...
144 Apel...
145 Di Bawah Pedang...
146 Rumah Baru...
147 Lawan...
148 Genjer...
149 Tamu Tak Diduga...
150 Kau Ku Kejar!!!
151 Martabak...
152 Nyonya Adi...
153 Saran Atau ???
154 Dukun...
155 Karena Sayang...
156 Perkara Di Subuh Pagi...
157 Kabar Bahagia...
158 Aku Mirip Siapa???
159 Adik....
160 Anugrah Wicaksono...
161 Asrama...
162 Neraka Iskandar...
163 Penampakan...
164 Nenek Rewel...
165 Air Mata Ibu...
166 Wahai Mertua...
167 Hambar...
168 Teman???
169 Berdamai...
170 Pak RW...
171 Racun Tikus...
172 Ceraikan Aku!!!
173 Jangan Mimpi!!!
174 Keturunan Pemberontak...
175 Sang Mantan...
176 Pelakor...
177 Permainan...
178 Ikatan Tak Kasat Mata...
179 Dor...
180 Duri Dalam Daging...
181 Perpisahan...
182 Adek Ikut Papa...
183 Densus 88...
184 Mie Instan Air Mata...
185 Pilih Kasih...
186 Luka...
187 Adit dan Beno...
188 Karena Kita Berbeda...
189 Nenek Garang...
190 Cerita Kita...
191 Pergi Untuk Kembali...
192 Misi Pertama Anugrah...
193 Aku Cemburu!!!
194 Kairo...
195 Ini Pilihanku, Nenek!!!
196 Jadikan Aku Pacarmu...
197 A Vs Mauren...
198 Puber...
199 Skors Lagi...
200 Kolam Es...
201 Kelabang...
202 Mau Jadi Pacarku???
203 Ingat Pesan Mamang...
204 Pulang...
205 Hari Berkabung...
206 Dia???
207 Shinta...
208 Jomblo...
209 Selamat Tinggal...
210 Batu Nisannya Mana???
211 Buah Keuranji....
212 Dek, Waspada!!!
213 Daun Pintu...
214 Dilema Mae...
215 Minta Jatah...
216 Deposit...
217 KKN Di Desa Wengi...
218 Piring Pecah...
219 Kejutan....
220 Daun Sirsak...
221 Gendhis...
222 Melati Berdarah...
223 Peristiwa Di Subuh Pagi...
224 Penyuluhan...
225 Kabur...
226 Tikungan Jodoh...
227 Menikahi Pembunuh...
228 Dr. Rendra???
229 Ujian Aisyah..
230 Menjemput Dita...
231 Kemenyan...
232 Permintaan Bibik...
233 Dia, Istriku!!!
234 Popok...
235 Nenek...
236 Cafe...
237 Ayo Pindah!!!
238 Complicated....
239 Seperti Judul Novel...
240 Rekaman CCTV...
241 Perubahan Anugrah...
242 Tamu Pertama...
243 Pak Dos...
244 Tes Uji...
245 Teh Rasa Air Laut...
246 Mahar...
247 80 Juta...
248 Kenyataan...
249 Cerita Faisal...
250 Om Imam...
251 Ulah Abdul...
252 Isi Hati Sang Komandan...
253 Bertemu Masa Lalu...
254 Babak Belur...
255 Pos Pemeriksaan...
256 Tiga Pria...
257 Lidah Tajam Iskandar...
258 Foto...
259 Status Istri Tentara...
260 Pelarian Dita...
261 Dika...
262 Sudah ML???
263 Seadanya Kita...
264 Kegelisahan Cut...
265 SAH???
266 Pelukan...
267 Geger...
268 Buka Cadarmu!!!
269 Pengajuan Cerai...
270 Pernikahan Reski...
271 Perpisahan...
272 Suami-Istri...
273 2 : 1 ???
274 Membuat Bayi...
275 Ditolak...
276 Iman Kita Berbeda...
277 Wulan Sang Penyanyi...
278 Pergi...
279 Kejutan Kamar Sebelah...
280 Sultan Iskandar Muda...
281 Dokter Merlyn...
282 Rasanya???
283 Mencari Jejak...
284 99 Night Bar...
285 Selamat Jalan Nenek...
286 Kopi Aceh...
287 Salah Paham...
288 Restu Sang Mama...
289 Kejutan Mereka...
290 Tanda Lahir...
291 Putro Mutia...
292 Bapak Petrus dan Ibu Martini...
293 99,99% Cocok...
294 Made In Turki...
295 Ini Mimpi Kan???
296 Kehilangan Roh...
297 Sah...
298 Sang Prajurit Kembali...
299 Lamaran Kedua...
300 Akhir Kita...
Episodes

Updated 300 Episodes

1
PANG SAGOE...
2
Abangku...
3
APA INI???
4
MIFTAH...
5
SURAT KALENG
6
JANNAH...
7
TERTANGKAP...
8
BUKAN SALAH PINANGAN...
9
AKHIR HIDUP JANNAH...
10
Berjalan Dalam Gelap...
11
HATI ATAU LOGIKA???
12
Markas Kabupaten...
13
PILIHAN...
14
JENAZAH...
15
SURAT...
16
HINGGA AKHIR HAYAT...
17
Barang Lagi???
18
GASEH...
19
TEUKU RENDRA MUHAMMAD NUR...
20
17 Agustus...
21
MERDEKA...
22
CUAK...
23
INONG BALEE...
24
ANCAMAN...
25
Da Maneh...
26
Berapa Nyawa Lagi????
27
Pinangan Kedua...
28
Jalan Menuju Ajal???
29
Akhir Dari Perjalanan Panjang...
30
Jalan Menuju Zina...
31
Wartawan...
32
Halimah...
33
Kampung Uteun...
34
GUA...
35
Wanita Penghuni Gua...
36
Aku Merindukanmu...
37
CERITA...
38
Cerita Masih Berlanjut...
39
Antara Ibu dan Anak...
40
Deg...
41
Abang...
42
Bimbang...
43
Sepertiga Malam...
44
Perbedaan...
45
Hidup Baru...
46
Rindu...
47
Dor....lagi???
48
Aduh....
49
Rindu Ini Menyesakkan...
50
Abdi Negara...
51
Perkenalan dan Rasa Cemburu...
52
Cuma Pura-pura...
53
Referendum....
54
Razi...
55
Hancur...
56
Doa Orang Tua...
57
Rata dengan Tanah...
58
Kamu...
59
OTK...
60
Bicara...
61
Peristiwa di Subuh Pagi...
62
Pembantaian...
63
Cinta Itu Buta...
64
Cinta itu Gila...
65
Pengemis...
66
Mendengar...
67
Pemicu...
68
Percikan...
69
Dokter Widia...
70
Penculikan Lagi...
71
Peuraboen...
72
Pulau Breuh...
73
Hidup Baru...
74
Khalid...
75
Meminang Pemuda...
76
Rebutan...
77
Cantoei....
78
Pengakuan...
79
Bulan Sabit...
80
Belum Usai...
81
Saya Tidak Tahu...
82
Kamu Kapan???
83
Faisal...
84
JODOHKU...
85
Cerita Mae...
86
Pertama Bertemu...
87
Dipinang Lagi....
88
Dua Sisi...
89
Kotak Misteri...
90
Tueng Lintoe Baroe...
91
Rangkaian...
92
Tamu-tamu Penting...
93
Kecupan Pertama...
94
Satu Talam...
95
Satu Kamar...
96
Malam dan Siang...
97
Rabiah...
98
Tiga....
99
Shinta...
100
Tiket...
101
Antara Suami dan Dokter...
102
Terapi Lagi...
103
Lincah U Groh...
104
Hamil...
105
Pulau Mencekam...
106
Datang dan Pergi...
107
Yang Tersimpan...
108
Suka Bersama Duka
109
Pikiran Tidak Di Tempat...
110
Mereka Dan Kenangan...
111
Pesan...
112
Kata Cerai...
113
Perkelahian...
114
Sebuah Tamparan...
115
Gempa...
116
Tsunami...
117
Puing...
118
Keajaiban vs Harapan...
119
dr. Guney...
120
Keajaiban...
121
Nelangsa...
122
Ayila...
123
Bertemu Lagi...
124
Retak...
125
Sang Pengisi Hati...
126
Selipan Rasa...
127
Yang Pergi dan Kembali...
128
Iskandar dan Kehilangan...
129
KUA...
130
Saya Dipaksa...
131
Akhirnya Resmi...
132
Kamu dan Kejutan...
133
Batal???
134
Suami Tercinta...
135
Mimpi...
136
Menjemput Jodoh...
137
Mantra...
138
Akad ke Dua...
139
Lamaran Di Atas Pesta...
140
Pasangan...
141
Jadilah Kuat!!!
142
Satu Kamar...
143
Tree Mas Ketir...
144
Apel...
145
Di Bawah Pedang...
146
Rumah Baru...
147
Lawan...
148
Genjer...
149
Tamu Tak Diduga...
150
Kau Ku Kejar!!!
151
Martabak...
152
Nyonya Adi...
153
Saran Atau ???
154
Dukun...
155
Karena Sayang...
156
Perkara Di Subuh Pagi...
157
Kabar Bahagia...
158
Aku Mirip Siapa???
159
Adik....
160
Anugrah Wicaksono...
161
Asrama...
162
Neraka Iskandar...
163
Penampakan...
164
Nenek Rewel...
165
Air Mata Ibu...
166
Wahai Mertua...
167
Hambar...
168
Teman???
169
Berdamai...
170
Pak RW...
171
Racun Tikus...
172
Ceraikan Aku!!!
173
Jangan Mimpi!!!
174
Keturunan Pemberontak...
175
Sang Mantan...
176
Pelakor...
177
Permainan...
178
Ikatan Tak Kasat Mata...
179
Dor...
180
Duri Dalam Daging...
181
Perpisahan...
182
Adek Ikut Papa...
183
Densus 88...
184
Mie Instan Air Mata...
185
Pilih Kasih...
186
Luka...
187
Adit dan Beno...
188
Karena Kita Berbeda...
189
Nenek Garang...
190
Cerita Kita...
191
Pergi Untuk Kembali...
192
Misi Pertama Anugrah...
193
Aku Cemburu!!!
194
Kairo...
195
Ini Pilihanku, Nenek!!!
196
Jadikan Aku Pacarmu...
197
A Vs Mauren...
198
Puber...
199
Skors Lagi...
200
Kolam Es...
201
Kelabang...
202
Mau Jadi Pacarku???
203
Ingat Pesan Mamang...
204
Pulang...
205
Hari Berkabung...
206
Dia???
207
Shinta...
208
Jomblo...
209
Selamat Tinggal...
210
Batu Nisannya Mana???
211
Buah Keuranji....
212
Dek, Waspada!!!
213
Daun Pintu...
214
Dilema Mae...
215
Minta Jatah...
216
Deposit...
217
KKN Di Desa Wengi...
218
Piring Pecah...
219
Kejutan....
220
Daun Sirsak...
221
Gendhis...
222
Melati Berdarah...
223
Peristiwa Di Subuh Pagi...
224
Penyuluhan...
225
Kabur...
226
Tikungan Jodoh...
227
Menikahi Pembunuh...
228
Dr. Rendra???
229
Ujian Aisyah..
230
Menjemput Dita...
231
Kemenyan...
232
Permintaan Bibik...
233
Dia, Istriku!!!
234
Popok...
235
Nenek...
236
Cafe...
237
Ayo Pindah!!!
238
Complicated....
239
Seperti Judul Novel...
240
Rekaman CCTV...
241
Perubahan Anugrah...
242
Tamu Pertama...
243
Pak Dos...
244
Tes Uji...
245
Teh Rasa Air Laut...
246
Mahar...
247
80 Juta...
248
Kenyataan...
249
Cerita Faisal...
250
Om Imam...
251
Ulah Abdul...
252
Isi Hati Sang Komandan...
253
Bertemu Masa Lalu...
254
Babak Belur...
255
Pos Pemeriksaan...
256
Tiga Pria...
257
Lidah Tajam Iskandar...
258
Foto...
259
Status Istri Tentara...
260
Pelarian Dita...
261
Dika...
262
Sudah ML???
263
Seadanya Kita...
264
Kegelisahan Cut...
265
SAH???
266
Pelukan...
267
Geger...
268
Buka Cadarmu!!!
269
Pengajuan Cerai...
270
Pernikahan Reski...
271
Perpisahan...
272
Suami-Istri...
273
2 : 1 ???
274
Membuat Bayi...
275
Ditolak...
276
Iman Kita Berbeda...
277
Wulan Sang Penyanyi...
278
Pergi...
279
Kejutan Kamar Sebelah...
280
Sultan Iskandar Muda...
281
Dokter Merlyn...
282
Rasanya???
283
Mencari Jejak...
284
99 Night Bar...
285
Selamat Jalan Nenek...
286
Kopi Aceh...
287
Salah Paham...
288
Restu Sang Mama...
289
Kejutan Mereka...
290
Tanda Lahir...
291
Putro Mutia...
292
Bapak Petrus dan Ibu Martini...
293
99,99% Cocok...
294
Made In Turki...
295
Ini Mimpi Kan???
296
Kehilangan Roh...
297
Sah...
298
Sang Prajurit Kembali...
299
Lamaran Kedua...
300
Akhir Kita...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!