HINGGA AKHIR HAYAT...

Dia mengusap kepalaku seraya tertawa.

Cekrek...

Entah berapa banyak foto yang berhasil rekannya ambil. "Kamu sudah bisa belajar dikit-dikit cara ngurus bayi, jangan serahin ke Umi terus. Anggap aja kamu lagi urus bayi sendiri sebelum punya bayi beneran sama saya."

Oh tuhan, makhluk apa yang sekarang berada di sampingku? Kenapa koridor rumah sakit ini terasa panjang sekarang. Apa dia sedang memutar jalannya supaya lama sampai di parkiran?

Abu menaiki mobil jenazah Bang Ilham lalu Umi menaiki mobil jenazah kakak ipar serta putranya. Aku sendiri menaiki kendaraan lapis baja bersama Teuku dan Rendra. Rendra terus bermain dengan Teuku selama perjalanan. "Kalo dalam bahasa Aceh, dia panggil kamu apa?" Tanya Rendra padaku.

"Cecek."

"Kalo aku?" Tanya Rendra kembali.

Aku berpikir sejenak, "Apaa."

"Apa?"

"Apaa."

"Iya, apa dia pamggilnya?" Rekan-rekan Rendra terlihat tertawa. Aku menghela nafas menatapnya dengan kesal. "Panggilan untuk adik dari ibu atau ayahnya ya itu 'APAA'."

"APAA." Ucap Rendra menunjuk pada dirinya sendiri.

Aku menganggukkan kepala. "Apaa Rendra, ah...jelek. Kamu panggil Om aja biar jelas ya, Boy!" Bayi itu tertawa.

Bayi itu larut dalam kebahagiaannya sendiri padahal hari ini kedua orang tua serta abangnya akan dikebumikan. Tapi bayi yang tidak tahu apa-apa ini justru tertawa berada dalam gendongan pria yang telah menyerang keluarganya. "Jangan bersedih, kamu tidak boleh bersedih di depan Rendra. Kamu harus kuat untukknya." Rendra menyeka air mataku tiba-tiba.

Kenapa dia harus melakukan ini semua sekarang? Apa dia sengaja meninggalkan kenangan untukku? Bukankah kenangan hanya akan menyakitkan setiap dikenang?

"Kamu mau menggendongnya?" Aku mengangguk. Pelan-pelan dia menaruh Teuku di tanganku. "Telapak tanganmu harus menyangga lehernya, jangan kaku begitu. Santai aja pegangnya." Jangtungku berdetak kencang buka karena baru pertama kali menggendong bayi tapi apa yang dilakukan Rendra saat ini benar-benar mengguncang dadaku.

Dengan lembut dia mengarahkan telapak tanganku lalu menaruhnya di bawah leher Teuku, jarak kami sangat dekat dan lagi-lagi kami terkena bidikan kamera. Sampai akhirnya...

Cup...

Sebuah kecupan mendarat di keningku. Aku terkejut tapi bibirku tidak bisa bergerak. Ingin protes atau marah namun justru tidak bisa, tubuhku seakan senang menerimanya. Aku menunduk menatap Teuku dalam gendonganku.

"Saya sangat menyayangimu, semoga saya bisa kembali kemari dan saat itu kamu masih sendiri dan mau menerima saya." Dia menatapku yang tengah menunduk.

Air mataku kembali tumpah dengan sendirinya, dia mengangkat daguku lalu menyeka air mata di pipiku dengan tangannya. "Jangan menangis di depan Rendra! Dia harus bahagia walaupun tidak bersama orang tuanya." Aku mengangguk patuh, dia tersenyum lembut lalu kembali duduk di sampingku.

"Kenapa gak dibawa menghadap aja, Dan?" Goda salah satu rekannya.

"Kalo mau, udah dari dulu saya bawa."

"Komandan kurang agresif mungkin."

"Mungkin saya yang kurang agresif atau wanitanya yang terlalu cerdas." Rendra dan rekannya tertawa sementara aku justru tertunduk malu dengan apa yang sudah terjadi.

"Nanti kalo bisa, saya akan coba kirim surat dan kamu akan dipantau oleh rekan-rekan saya di sana. Kalo ada tentara pengganti di pos lalu dekatin kamu, jangan mau ya! Mereka suka main-main tidak seperti saya yang langsung ngajak nikah tapi masih juga kamu tolak. Padahal saya ngajak kamu ke surga tapi kamu malah gak mau."

"Rendra, jagain Cecek ya!" Dia bicara pada Teuku entah sengaja atau tidak tapi wajahnya terlalu dekat denganku dan aku tidak nyaman seperti ini. Jantungku berdetak kencang dari biasanya. Wajahku memanas saat dengan dada yang terasa sesak.

"Apa dia berat? Sini biar saya yang gendong." Dia mengambil Teuku dan lagi-lagi tangan kami bersentuhan. "Aduh, rasanya pengen ke KUA." Seloroh rekan Rendra.

"Ngamar woiiiiii." Sahut yang lain.

"Jadi kangen istri." Tambah yang lain lagi.

"Sabar, bentar lagi ketemu." Timpal yang lain lagi. Rendra menikmati candaan temannya dengan terus bermain bersama Teuku.

"Gimana rasanya punya istri polos, lugu dan malu-malu ya? Pasti seru tuh malam pertamanya." Celutuk seorang rekan Rendra.

"Serulah, apalagi masih ting." Jawab yang lain.

"Sudah, jangan ganggu lagi! Kasihan si bos makin merana aja nanti hidupnya setelah pulang tugas. Ibarat kata hidup segan mati tak mau." Aku mengulum senyum saat kata-kata ledekan untuk Rendra keluar dari mulut rekan-rekannya.

"Tertawa yang keras jangan ditahan. Sepertinya kamu senang jika saya jadi bahan ejekan mereka."

Cup...

Sebuah kecupan kembali mendarat di pipiku. Aku menatapnya marah, "Kenapa, mau lagi? Silakan menertawai saya dan dengan senang hati saya akan memberikannya lagi." Aku membuang muka dari Rendra. Pria ini benar-benar mengambil keuntungan dariku.

"Bos mah bebas, menang banyak. Kita yang jomblo hanya bisa mencium benda mati ini." Keluh rekan Rendra.

Iringan kendaraan akhirnya tiba di kampung Sagoe. Banyak warga yang sudah menunggu kedatangan jenazah. Sebelumnya, Rendra sudah memberikan perintah pada anak buahnya yang masih bertugas di sana untuk memberitahukan kepada kepala desa akan kedatangan jenazah dari putra Bapak Teuku Salahuddin Nur.

Jenazah sudah diturunkan, rumah Abu sudah dipersiapkan sebelumnya oleh para kerabat yang sama-sama tinggal di satu kampung. Bahkan kerabat dari kampung sebelah juga sudah hadir. Rendra turun masih menggendong Teuku. "Kamu bantuin Umi, biar Rendra saya yang jaga." Aku mengangguk lalu masuk ke kamarnya dan lagi-lagi aku dibuat terkejut oleh pria ini. "Kenapa Bapak masuk kemari?" Tanyaku menatapnya tajam.

"Saya butuh tempat yang tenang bersama Rendra. Apa saya harus bawa dia ke pos? Kamu keluar aja bantuin Umi, biar saya di sini. Tenang aja, saya bukan pencuri. Tapi kalo mencuri hati kamu saya mau." Aku meletakkan tas pemberian Rendra di sana lalu segera keluar.

Sebenarnya aku sungkan membiarkan Rendra di kamarku, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Teuku butuh tempat untuk ditidurkan dan harus dijaga. Tapi, membiarkan laki-laki itu dalam kamarku rasanya sangat tidak nyaman. Dia bisa melihat dan menilai kamarku yang jauh dari kata indah.

Sudahlah, setelah ini juga kami tidak akan bertemu lagi. Aku segera membantu Umi dan yang lainnya menyiapkan keperluan memandikan jenazah sampai kain kafan dan lain-lain. Entah apa yang dilakukan Rendra di dalam kamarku, aku sudah tidak peduli. Aku sangat sibuk membantu Umi saat ini.

Tanah di belakang rumah sudah digali, Abu meminta untuk menguburkan mereka dalam satu liang. Abu dan beberapa bapak-bapak kampungku tengah bersiap memandikan jenazah Bang Ilham dan putranya. Sementara Umi beserta beberapa ibu-ibu lain sudah bersiap memandikan jenazah kakak iparku.

Aku melihat Abu untuk pertama kalinya menitikkan air mata. Abu hampir tidak bisa melanjutkannya namun perkataan Teuku Zuk membuat Abu tegar dan kembali melanjutkannya. Sementara Umi juga menitik air matanya saat memandikan jenazah kakak ipar. Umi pasti mengingat semua yang terjadi saat kami di bukit kemaren. Kakak ipar perempuan yang baik, dia juga melayani Umi dengan sangat baik.

Dia pergi bersama kekasih hatinya, seperti yang dia ucapkan tempo hari. Asalkan bisa dekat dengan bang Ilham dia sudah bahagia. Sekarang dia sudah bahagia bisa dekat dengan Bang Ilham sampai akhir hayatnya. Bahkan mereka dikubur satu liang lahat. Dia pergi membawa anak pertamanya yang bernama Teuku Muhammad Zikri.

***

LIKE...LIKE...LIKE...

Terpopuler

Comments

No Name

No Name

ngakak pas kata panggilan apa,,kalau dii bahasa aceh 'apa' itu sebutan paman gitu😂😂😂ngakak sumpah pada bagian ini..

2024-06-28

0

Ersa

Ersa

Aamiin

2023-09-30

0

Ersa

Ersa

asyeeek

2023-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 PANG SAGOE...
2 Abangku...
3 APA INI???
4 MIFTAH...
5 SURAT KALENG
6 JANNAH...
7 TERTANGKAP...
8 BUKAN SALAH PINANGAN...
9 AKHIR HIDUP JANNAH...
10 Berjalan Dalam Gelap...
11 HATI ATAU LOGIKA???
12 Markas Kabupaten...
13 PILIHAN...
14 JENAZAH...
15 SURAT...
16 HINGGA AKHIR HAYAT...
17 Barang Lagi???
18 GASEH...
19 TEUKU RENDRA MUHAMMAD NUR...
20 17 Agustus...
21 MERDEKA...
22 CUAK...
23 INONG BALEE...
24 ANCAMAN...
25 Da Maneh...
26 Berapa Nyawa Lagi????
27 Pinangan Kedua...
28 Jalan Menuju Ajal???
29 Akhir Dari Perjalanan Panjang...
30 Jalan Menuju Zina...
31 Wartawan...
32 Halimah...
33 Kampung Uteun...
34 GUA...
35 Wanita Penghuni Gua...
36 Aku Merindukanmu...
37 CERITA...
38 Cerita Masih Berlanjut...
39 Antara Ibu dan Anak...
40 Deg...
41 Abang...
42 Bimbang...
43 Sepertiga Malam...
44 Perbedaan...
45 Hidup Baru...
46 Rindu...
47 Dor....lagi???
48 Aduh....
49 Rindu Ini Menyesakkan...
50 Abdi Negara...
51 Perkenalan dan Rasa Cemburu...
52 Cuma Pura-pura...
53 Referendum....
54 Razi...
55 Hancur...
56 Doa Orang Tua...
57 Rata dengan Tanah...
58 Kamu...
59 OTK...
60 Bicara...
61 Peristiwa di Subuh Pagi...
62 Pembantaian...
63 Cinta Itu Buta...
64 Cinta itu Gila...
65 Pengemis...
66 Mendengar...
67 Pemicu...
68 Percikan...
69 Dokter Widia...
70 Penculikan Lagi...
71 Peuraboen...
72 Pulau Breuh...
73 Hidup Baru...
74 Khalid...
75 Meminang Pemuda...
76 Rebutan...
77 Cantoei....
78 Pengakuan...
79 Bulan Sabit...
80 Belum Usai...
81 Saya Tidak Tahu...
82 Kamu Kapan???
83 Faisal...
84 JODOHKU...
85 Cerita Mae...
86 Pertama Bertemu...
87 Dipinang Lagi....
88 Dua Sisi...
89 Kotak Misteri...
90 Tueng Lintoe Baroe...
91 Rangkaian...
92 Tamu-tamu Penting...
93 Kecupan Pertama...
94 Satu Talam...
95 Satu Kamar...
96 Malam dan Siang...
97 Rabiah...
98 Tiga....
99 Shinta...
100 Tiket...
101 Antara Suami dan Dokter...
102 Terapi Lagi...
103 Lincah U Groh...
104 Hamil...
105 Pulau Mencekam...
106 Datang dan Pergi...
107 Yang Tersimpan...
108 Suka Bersama Duka
109 Pikiran Tidak Di Tempat...
110 Mereka Dan Kenangan...
111 Pesan...
112 Kata Cerai...
113 Perkelahian...
114 Sebuah Tamparan...
115 Gempa...
116 Tsunami...
117 Puing...
118 Keajaiban vs Harapan...
119 dr. Guney...
120 Keajaiban...
121 Nelangsa...
122 Ayila...
123 Bertemu Lagi...
124 Retak...
125 Sang Pengisi Hati...
126 Selipan Rasa...
127 Yang Pergi dan Kembali...
128 Iskandar dan Kehilangan...
129 KUA...
130 Saya Dipaksa...
131 Akhirnya Resmi...
132 Kamu dan Kejutan...
133 Batal???
134 Suami Tercinta...
135 Mimpi...
136 Menjemput Jodoh...
137 Mantra...
138 Akad ke Dua...
139 Lamaran Di Atas Pesta...
140 Pasangan...
141 Jadilah Kuat!!!
142 Satu Kamar...
143 Tree Mas Ketir...
144 Apel...
145 Di Bawah Pedang...
146 Rumah Baru...
147 Lawan...
148 Genjer...
149 Tamu Tak Diduga...
150 Kau Ku Kejar!!!
151 Martabak...
152 Nyonya Adi...
153 Saran Atau ???
154 Dukun...
155 Karena Sayang...
156 Perkara Di Subuh Pagi...
157 Kabar Bahagia...
158 Aku Mirip Siapa???
159 Adik....
160 Anugrah Wicaksono...
161 Asrama...
162 Neraka Iskandar...
163 Penampakan...
164 Nenek Rewel...
165 Air Mata Ibu...
166 Wahai Mertua...
167 Hambar...
168 Teman???
169 Berdamai...
170 Pak RW...
171 Racun Tikus...
172 Ceraikan Aku!!!
173 Jangan Mimpi!!!
174 Keturunan Pemberontak...
175 Sang Mantan...
176 Pelakor...
177 Permainan...
178 Ikatan Tak Kasat Mata...
179 Dor...
180 Duri Dalam Daging...
181 Perpisahan...
182 Adek Ikut Papa...
183 Densus 88...
184 Mie Instan Air Mata...
185 Pilih Kasih...
186 Luka...
187 Adit dan Beno...
188 Karena Kita Berbeda...
189 Nenek Garang...
190 Cerita Kita...
191 Pergi Untuk Kembali...
192 Misi Pertama Anugrah...
193 Aku Cemburu!!!
194 Kairo...
195 Ini Pilihanku, Nenek!!!
196 Jadikan Aku Pacarmu...
197 A Vs Mauren...
198 Puber...
199 Skors Lagi...
200 Kolam Es...
201 Kelabang...
202 Mau Jadi Pacarku???
203 Ingat Pesan Mamang...
204 Pulang...
205 Hari Berkabung...
206 Dia???
207 Shinta...
208 Jomblo...
209 Selamat Tinggal...
210 Batu Nisannya Mana???
211 Buah Keuranji....
212 Dek, Waspada!!!
213 Daun Pintu...
214 Dilema Mae...
215 Minta Jatah...
216 Deposit...
217 KKN Di Desa Wengi...
218 Piring Pecah...
219 Kejutan....
220 Daun Sirsak...
221 Gendhis...
222 Melati Berdarah...
223 Peristiwa Di Subuh Pagi...
224 Penyuluhan...
225 Kabur...
226 Tikungan Jodoh...
227 Menikahi Pembunuh...
228 Dr. Rendra???
229 Ujian Aisyah..
230 Menjemput Dita...
231 Kemenyan...
232 Permintaan Bibik...
233 Dia, Istriku!!!
234 Popok...
235 Nenek...
236 Cafe...
237 Ayo Pindah!!!
238 Complicated....
239 Seperti Judul Novel...
240 Rekaman CCTV...
241 Perubahan Anugrah...
242 Tamu Pertama...
243 Pak Dos...
244 Tes Uji...
245 Teh Rasa Air Laut...
246 Mahar...
247 80 Juta...
248 Kenyataan...
249 Cerita Faisal...
250 Om Imam...
251 Ulah Abdul...
252 Isi Hati Sang Komandan...
253 Bertemu Masa Lalu...
254 Babak Belur...
255 Pos Pemeriksaan...
256 Tiga Pria...
257 Lidah Tajam Iskandar...
258 Foto...
259 Status Istri Tentara...
260 Pelarian Dita...
261 Dika...
262 Sudah ML???
263 Seadanya Kita...
264 Kegelisahan Cut...
265 SAH???
266 Pelukan...
267 Geger...
268 Buka Cadarmu!!!
269 Pengajuan Cerai...
270 Pernikahan Reski...
271 Perpisahan...
272 Suami-Istri...
273 2 : 1 ???
274 Membuat Bayi...
275 Ditolak...
276 Iman Kita Berbeda...
277 Wulan Sang Penyanyi...
278 Pergi...
279 Kejutan Kamar Sebelah...
280 Sultan Iskandar Muda...
281 Dokter Merlyn...
282 Rasanya???
283 Mencari Jejak...
284 99 Night Bar...
285 Selamat Jalan Nenek...
286 Kopi Aceh...
287 Salah Paham...
288 Restu Sang Mama...
289 Kejutan Mereka...
290 Tanda Lahir...
291 Putro Mutia...
292 Bapak Petrus dan Ibu Martini...
293 99,99% Cocok...
294 Made In Turki...
295 Ini Mimpi Kan???
296 Kehilangan Roh...
297 Sah...
298 Sang Prajurit Kembali...
299 Lamaran Kedua...
300 Akhir Kita...
Episodes

Updated 300 Episodes

1
PANG SAGOE...
2
Abangku...
3
APA INI???
4
MIFTAH...
5
SURAT KALENG
6
JANNAH...
7
TERTANGKAP...
8
BUKAN SALAH PINANGAN...
9
AKHIR HIDUP JANNAH...
10
Berjalan Dalam Gelap...
11
HATI ATAU LOGIKA???
12
Markas Kabupaten...
13
PILIHAN...
14
JENAZAH...
15
SURAT...
16
HINGGA AKHIR HAYAT...
17
Barang Lagi???
18
GASEH...
19
TEUKU RENDRA MUHAMMAD NUR...
20
17 Agustus...
21
MERDEKA...
22
CUAK...
23
INONG BALEE...
24
ANCAMAN...
25
Da Maneh...
26
Berapa Nyawa Lagi????
27
Pinangan Kedua...
28
Jalan Menuju Ajal???
29
Akhir Dari Perjalanan Panjang...
30
Jalan Menuju Zina...
31
Wartawan...
32
Halimah...
33
Kampung Uteun...
34
GUA...
35
Wanita Penghuni Gua...
36
Aku Merindukanmu...
37
CERITA...
38
Cerita Masih Berlanjut...
39
Antara Ibu dan Anak...
40
Deg...
41
Abang...
42
Bimbang...
43
Sepertiga Malam...
44
Perbedaan...
45
Hidup Baru...
46
Rindu...
47
Dor....lagi???
48
Aduh....
49
Rindu Ini Menyesakkan...
50
Abdi Negara...
51
Perkenalan dan Rasa Cemburu...
52
Cuma Pura-pura...
53
Referendum....
54
Razi...
55
Hancur...
56
Doa Orang Tua...
57
Rata dengan Tanah...
58
Kamu...
59
OTK...
60
Bicara...
61
Peristiwa di Subuh Pagi...
62
Pembantaian...
63
Cinta Itu Buta...
64
Cinta itu Gila...
65
Pengemis...
66
Mendengar...
67
Pemicu...
68
Percikan...
69
Dokter Widia...
70
Penculikan Lagi...
71
Peuraboen...
72
Pulau Breuh...
73
Hidup Baru...
74
Khalid...
75
Meminang Pemuda...
76
Rebutan...
77
Cantoei....
78
Pengakuan...
79
Bulan Sabit...
80
Belum Usai...
81
Saya Tidak Tahu...
82
Kamu Kapan???
83
Faisal...
84
JODOHKU...
85
Cerita Mae...
86
Pertama Bertemu...
87
Dipinang Lagi....
88
Dua Sisi...
89
Kotak Misteri...
90
Tueng Lintoe Baroe...
91
Rangkaian...
92
Tamu-tamu Penting...
93
Kecupan Pertama...
94
Satu Talam...
95
Satu Kamar...
96
Malam dan Siang...
97
Rabiah...
98
Tiga....
99
Shinta...
100
Tiket...
101
Antara Suami dan Dokter...
102
Terapi Lagi...
103
Lincah U Groh...
104
Hamil...
105
Pulau Mencekam...
106
Datang dan Pergi...
107
Yang Tersimpan...
108
Suka Bersama Duka
109
Pikiran Tidak Di Tempat...
110
Mereka Dan Kenangan...
111
Pesan...
112
Kata Cerai...
113
Perkelahian...
114
Sebuah Tamparan...
115
Gempa...
116
Tsunami...
117
Puing...
118
Keajaiban vs Harapan...
119
dr. Guney...
120
Keajaiban...
121
Nelangsa...
122
Ayila...
123
Bertemu Lagi...
124
Retak...
125
Sang Pengisi Hati...
126
Selipan Rasa...
127
Yang Pergi dan Kembali...
128
Iskandar dan Kehilangan...
129
KUA...
130
Saya Dipaksa...
131
Akhirnya Resmi...
132
Kamu dan Kejutan...
133
Batal???
134
Suami Tercinta...
135
Mimpi...
136
Menjemput Jodoh...
137
Mantra...
138
Akad ke Dua...
139
Lamaran Di Atas Pesta...
140
Pasangan...
141
Jadilah Kuat!!!
142
Satu Kamar...
143
Tree Mas Ketir...
144
Apel...
145
Di Bawah Pedang...
146
Rumah Baru...
147
Lawan...
148
Genjer...
149
Tamu Tak Diduga...
150
Kau Ku Kejar!!!
151
Martabak...
152
Nyonya Adi...
153
Saran Atau ???
154
Dukun...
155
Karena Sayang...
156
Perkara Di Subuh Pagi...
157
Kabar Bahagia...
158
Aku Mirip Siapa???
159
Adik....
160
Anugrah Wicaksono...
161
Asrama...
162
Neraka Iskandar...
163
Penampakan...
164
Nenek Rewel...
165
Air Mata Ibu...
166
Wahai Mertua...
167
Hambar...
168
Teman???
169
Berdamai...
170
Pak RW...
171
Racun Tikus...
172
Ceraikan Aku!!!
173
Jangan Mimpi!!!
174
Keturunan Pemberontak...
175
Sang Mantan...
176
Pelakor...
177
Permainan...
178
Ikatan Tak Kasat Mata...
179
Dor...
180
Duri Dalam Daging...
181
Perpisahan...
182
Adek Ikut Papa...
183
Densus 88...
184
Mie Instan Air Mata...
185
Pilih Kasih...
186
Luka...
187
Adit dan Beno...
188
Karena Kita Berbeda...
189
Nenek Garang...
190
Cerita Kita...
191
Pergi Untuk Kembali...
192
Misi Pertama Anugrah...
193
Aku Cemburu!!!
194
Kairo...
195
Ini Pilihanku, Nenek!!!
196
Jadikan Aku Pacarmu...
197
A Vs Mauren...
198
Puber...
199
Skors Lagi...
200
Kolam Es...
201
Kelabang...
202
Mau Jadi Pacarku???
203
Ingat Pesan Mamang...
204
Pulang...
205
Hari Berkabung...
206
Dia???
207
Shinta...
208
Jomblo...
209
Selamat Tinggal...
210
Batu Nisannya Mana???
211
Buah Keuranji....
212
Dek, Waspada!!!
213
Daun Pintu...
214
Dilema Mae...
215
Minta Jatah...
216
Deposit...
217
KKN Di Desa Wengi...
218
Piring Pecah...
219
Kejutan....
220
Daun Sirsak...
221
Gendhis...
222
Melati Berdarah...
223
Peristiwa Di Subuh Pagi...
224
Penyuluhan...
225
Kabur...
226
Tikungan Jodoh...
227
Menikahi Pembunuh...
228
Dr. Rendra???
229
Ujian Aisyah..
230
Menjemput Dita...
231
Kemenyan...
232
Permintaan Bibik...
233
Dia, Istriku!!!
234
Popok...
235
Nenek...
236
Cafe...
237
Ayo Pindah!!!
238
Complicated....
239
Seperti Judul Novel...
240
Rekaman CCTV...
241
Perubahan Anugrah...
242
Tamu Pertama...
243
Pak Dos...
244
Tes Uji...
245
Teh Rasa Air Laut...
246
Mahar...
247
80 Juta...
248
Kenyataan...
249
Cerita Faisal...
250
Om Imam...
251
Ulah Abdul...
252
Isi Hati Sang Komandan...
253
Bertemu Masa Lalu...
254
Babak Belur...
255
Pos Pemeriksaan...
256
Tiga Pria...
257
Lidah Tajam Iskandar...
258
Foto...
259
Status Istri Tentara...
260
Pelarian Dita...
261
Dika...
262
Sudah ML???
263
Seadanya Kita...
264
Kegelisahan Cut...
265
SAH???
266
Pelukan...
267
Geger...
268
Buka Cadarmu!!!
269
Pengajuan Cerai...
270
Pernikahan Reski...
271
Perpisahan...
272
Suami-Istri...
273
2 : 1 ???
274
Membuat Bayi...
275
Ditolak...
276
Iman Kita Berbeda...
277
Wulan Sang Penyanyi...
278
Pergi...
279
Kejutan Kamar Sebelah...
280
Sultan Iskandar Muda...
281
Dokter Merlyn...
282
Rasanya???
283
Mencari Jejak...
284
99 Night Bar...
285
Selamat Jalan Nenek...
286
Kopi Aceh...
287
Salah Paham...
288
Restu Sang Mama...
289
Kejutan Mereka...
290
Tanda Lahir...
291
Putro Mutia...
292
Bapak Petrus dan Ibu Martini...
293
99,99% Cocok...
294
Made In Turki...
295
Ini Mimpi Kan???
296
Kehilangan Roh...
297
Sah...
298
Sang Prajurit Kembali...
299
Lamaran Kedua...
300
Akhir Kita...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!