Berjalan Dalam Gelap...

Kami berjalan kaki sangat jauh, melewati anak sungai yang membelah satu bukit dengan bukit yang lain. Jangan tanya ini dimana? Karena sudah pasti ini di hutan. Setelah melewati anak sungai, tiba-tiba mereka berhenti lalu menatap kepada kami. Salah satu dari mereka memberi kode dengan dagu kepada yang lain. Kemudian kami kembali berjalan. Aku dan kedua orang tuaku sedang berjalan dalam kegelapan.

Mereka menutup mata kami yang sudah pasti bertujuan untuk menyembunyikan jalur yang sedang kami lalui. Perjalanan ini sangat jauh, aku bahkan tidak tahu jam berapa sekarang. Kakiku sakit dan perih terkena ranting.

Dalam mata tertutup aku juga merasakan bahwa jalan yang kami lalui tidak datar. Kami mendaki kemudian menurun walaupun tidak terlalu terjal tapi jika tidak hati-hati bisa berguling bebas ke bawah.

Berapa jam sudah waktu yang kami tempuh namun belum ada tanda-tanda akan berhenti. "Abu, Umi, kalian baik-baik saja?" Tanyaku.

Orang tuaku sudah tua walaupun tidak renta. Namun perjalanan seperti ini pasti sangat melelahkan bagi mereka. "Bang, apa kita bisa berhenti sebentar? Saya haus." Ucapku memelas.

Entah apa yang mereka bicarakan sesamanya, yang jelas aku bisa merasakan jika mereka sedang berunding. "Tidak bisa, kita harus cepat sampai." Ucap Mereka kemudian kembali menuntunku. Sebelah tanganku dipegang oleh salah satu dari mereka. Dengan mata tertutup sangat susah untuk mengikuti jika tidak dituntun.

Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, akhirnya, kami sampai di sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi. Mata kami sudah dibuka, aku melihat suasana kampung kecil di sana. Selain para pemberontak lengkap dengan bedil, di sana juga ada para wanita serta beberapa dari mereka malah memiliki bayi serta anak-anak yang masih balita.

Kami ditempatkan di sebuah pondok. "Assalamualaikum, Abu, Umi dan Dek." Ucap seorang pemuda yang sangat kami kenal. Dengan senyum khasnya dia mendekati Abu dan Umi lalu mencium tangan keduanya. Aku mencium tangannya seperti biasa dan kami kembali dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita bersama dua orang anak yang satu masih balita dan yang satu lagi masih bayi.

"Rahmah, ini Abu, Umi dan Cut, adiknya Abang." Wanita itu ternyata kakak iparku. Perkataan Abu tempo hari ternyata benar-benar jadi kenyataan. Abangku sudah menikah dan mempunyai dua orang anak.

Wanita bernama Rahmah itu menghampiri kedua orang tuaku lalu mencium punggung tangan mertuanya untuk pertama kali.

Abu dan Umi tidak bereaksi apa-apa. Sedangkan aku hanya semberikan seutas senyum saat dia bersalaman denganku. Aku memperhatikan kedua keponakanku yang sangat tampan. Ya, aku bisa menebaknya dari pakaian yang mereka pakai serta model rambutnya.

Raut wajah Abu memerah menatap Bang Ilham. Aku melihat Umi mengusap lembut punggung Abu. Dan...

Plakkkk

Sebuah tamparan mendarat di wajah Bang Ilham. Tamparan yang pertama kali aku lihat selama aku hidup. Abu bukan orang yang ringan tangan. Bahkan sebandel-bandelnya Bang Ilham dulu tidak pernah sekalipun Abu memukulnya. Marah atau yang paling parah adalah menyuruhnya bekerja di sawah jika dia membandel.

Kakak iparku serta anaknya yang balita melihat kejadian ini dengan mata mereka. "Dek, bawa anak-anak keluar!" Pinta Abangku sambil memegang wajahnya yang kena tamparan Abu.

"Apa tujuanmu membawa kami kemari, heh? Anak durhaka, bawa kami kembali ke jalan menuju kampung!" Abu membentak Bang Ilham dengan keras sampai beberapa teman-temannya ikut melirik ke arah pondok yang kami tempati.

"Abu, Ilham minta maaf. Ilham tidak mau Abu kembali ke kampung. Jika Abu tidak mau tinggal di sini, Abu bisa pindah ke kecamatan. Nanti Ilham carikan rumah yang bisa Abu tempati."

"Tidak perlu, sekarang bawa kami keluar dari sini!"

"Abu, ini sudah malam. Sangat berbahaya kalo berjalan di sini dalam gelap. Banyak harimau berkeliaran."

"Lebih baik bertemu harimau dari pada memiliki anak durhaka sepertimu." Abu rupanya benar-benar marah kali ini.

Setelah perdebatan panjang antara Abu dan Bang Ilham berhenti, seorang pemuda masuk membawa beberapa makanan untuk kami. "Assalamualaikum."

"Walaikumsalam." Ucap kami datar.

Dia meletakkan nampan berisi beberapa makanan dan air putih untuk kami. "Cut, kenalkan! Dia Muhammad Khalid yang melamarmu lewat keluarganya kemaren."

Aku terkejut lalu menatap sekilas ke arah pria itu. Wajah Abu kembali memerah diliputi emosi. "Aku belum memberikan hak kepada siapa pun untuk mencarikan jodoh buat Cut. Tidak ada seorang pun yang berhak mencarikan jodoh untuknya selain ayahnya." Ucapan yang sangat tajam dari Abu membuat Abangku kembali terdiam. "Saya minta maaf jika kehadiran keluarga saya sudah membuat Abu beserta keluarga tidak nyaman." Ucap pria itu.

"Bukan kamu yang salah tapi anak durhaka ini yang sudah berlagak sebagai wali. Cut masih punya orang tua kecuali jika kalian membunuhku maka silakan kamu nikahkan adikmu dengan pria yang kamu mau. Tapi doaku tidak akan pernah menyertai niatmu sampai akhirat. Seperti yanh sudah kau lakukan, menikah tampa memberitahukan kami. Ternyata selama ini kami hanya punya satu anak."

"Abu, rumah kita sering didatangi para aparat, Ilham cuma gak mau Abu terkena masalah jika terus tinggal di sana apalagi mereka sudah lama mencari Ilham."

"Justru sekarang kamu sedang membuat orang tua ini dalam masalah. Lebih baik kamu bunuh kami sekarang dari pada nanti kalian akan membunuh kami diam-diam." Abu masih tersulut emosi dan pria tadi akhirnya keluar dari pondok itu.

Aku sama sekali tidak memperdulikannya karena aku tidak ingin kembali menorehkan kekecewaan di hati orang tuaku. Sudah cukup apa yang dibuat oleh Bang Ilham, aku tidak akan melakukan hal yang sama.

Malam semakin larut, kami tidur beralaskan tikar seadanya. Angin malam cukup membuat badan kami kedinginan. Tidak ada api untuk menghangatkan karena akan menimbulkan asap yang bisa membuat para aparat menemukan lokasi mereka.

Umi masih sesugukam menahan tangis setelah perdebatan panjang antara ayah dan anak. "Umi yang sabar!" Hanya itu kata yang bisa kuucapkan.

"Apa kabar kampungku? Apa ada yang mencari kami?" Batinku menatap bintang di langit malam.

Semakin subuh udara semakin dingin, Abu sudah bangun dari tidur lalu mendekatiku yang tengah duduk menatap langit-langit. Aku tertidur hanya sebentar karena udara yang sangat dingin membuatku langsung terjaga. Tidak ada selimut tebal, hanya sehelai kain panjang yang diberikan oleh kakak iparku.

"Iya, Abu. Cut mengerti." Sebuah pertanyaan terlintas dibenakku. "Abu, boleh Cut bertanya sesuatu? Cut hanya ingin mendengar pendapat Abu saja." Abu mengangguk.

"Kalo hidup istri mereka sulit bagaimana hidup istri para tentara itu?" Abu menatapku sejenak lalu menghela nafasnya.

***

LIKE...LIKE...LIKE...

Terpopuler

Comments

Reiva Momi

Reiva Momi

nggak kebayang kalau ada di posisi cut dan keluarga

2023-02-06

0

안니사

안니사

Haaaa begitu menderita kah orang-orang pada saat itu. sungguh tidak pernah terbayangkan....

2022-10-28

1

Sayapperi29

Sayapperi29

lanjut Thor



salam
Dinda dalam senja

2021-03-31

1

lihat semua
Episodes
1 PANG SAGOE...
2 Abangku...
3 APA INI???
4 MIFTAH...
5 SURAT KALENG
6 JANNAH...
7 TERTANGKAP...
8 BUKAN SALAH PINANGAN...
9 AKHIR HIDUP JANNAH...
10 Berjalan Dalam Gelap...
11 HATI ATAU LOGIKA???
12 Markas Kabupaten...
13 PILIHAN...
14 JENAZAH...
15 SURAT...
16 HINGGA AKHIR HAYAT...
17 Barang Lagi???
18 GASEH...
19 TEUKU RENDRA MUHAMMAD NUR...
20 17 Agustus...
21 MERDEKA...
22 CUAK...
23 INONG BALEE...
24 ANCAMAN...
25 Da Maneh...
26 Berapa Nyawa Lagi????
27 Pinangan Kedua...
28 Jalan Menuju Ajal???
29 Akhir Dari Perjalanan Panjang...
30 Jalan Menuju Zina...
31 Wartawan...
32 Halimah...
33 Kampung Uteun...
34 GUA...
35 Wanita Penghuni Gua...
36 Aku Merindukanmu...
37 CERITA...
38 Cerita Masih Berlanjut...
39 Antara Ibu dan Anak...
40 Deg...
41 Abang...
42 Bimbang...
43 Sepertiga Malam...
44 Perbedaan...
45 Hidup Baru...
46 Rindu...
47 Dor....lagi???
48 Aduh....
49 Rindu Ini Menyesakkan...
50 Abdi Negara...
51 Perkenalan dan Rasa Cemburu...
52 Cuma Pura-pura...
53 Referendum....
54 Razi...
55 Hancur...
56 Doa Orang Tua...
57 Rata dengan Tanah...
58 Kamu...
59 OTK...
60 Bicara...
61 Peristiwa di Subuh Pagi...
62 Pembantaian...
63 Cinta Itu Buta...
64 Cinta itu Gila...
65 Pengemis...
66 Mendengar...
67 Pemicu...
68 Percikan...
69 Dokter Widia...
70 Penculikan Lagi...
71 Peuraboen...
72 Pulau Breuh...
73 Hidup Baru...
74 Khalid...
75 Meminang Pemuda...
76 Rebutan...
77 Cantoei....
78 Pengakuan...
79 Bulan Sabit...
80 Belum Usai...
81 Saya Tidak Tahu...
82 Kamu Kapan???
83 Faisal...
84 JODOHKU...
85 Cerita Mae...
86 Pertama Bertemu...
87 Dipinang Lagi....
88 Dua Sisi...
89 Kotak Misteri...
90 Tueng Lintoe Baroe...
91 Rangkaian...
92 Tamu-tamu Penting...
93 Kecupan Pertama...
94 Satu Talam...
95 Satu Kamar...
96 Malam dan Siang...
97 Rabiah...
98 Tiga....
99 Shinta...
100 Tiket...
101 Antara Suami dan Dokter...
102 Terapi Lagi...
103 Lincah U Groh...
104 Hamil...
105 Pulau Mencekam...
106 Datang dan Pergi...
107 Yang Tersimpan...
108 Suka Bersama Duka
109 Pikiran Tidak Di Tempat...
110 Mereka Dan Kenangan...
111 Pesan...
112 Kata Cerai...
113 Perkelahian...
114 Sebuah Tamparan...
115 Gempa...
116 Tsunami...
117 Puing...
118 Keajaiban vs Harapan...
119 dr. Guney...
120 Keajaiban...
121 Nelangsa...
122 Ayila...
123 Bertemu Lagi...
124 Retak...
125 Sang Pengisi Hati...
126 Selipan Rasa...
127 Yang Pergi dan Kembali...
128 Iskandar dan Kehilangan...
129 KUA...
130 Saya Dipaksa...
131 Akhirnya Resmi...
132 Kamu dan Kejutan...
133 Batal???
134 Suami Tercinta...
135 Mimpi...
136 Menjemput Jodoh...
137 Mantra...
138 Akad ke Dua...
139 Lamaran Di Atas Pesta...
140 Pasangan...
141 Jadilah Kuat!!!
142 Satu Kamar...
143 Tree Mas Ketir...
144 Apel...
145 Di Bawah Pedang...
146 Rumah Baru...
147 Lawan...
148 Genjer...
149 Tamu Tak Diduga...
150 Kau Ku Kejar!!!
151 Martabak...
152 Nyonya Adi...
153 Saran Atau ???
154 Dukun...
155 Karena Sayang...
156 Perkara Di Subuh Pagi...
157 Kabar Bahagia...
158 Aku Mirip Siapa???
159 Adik....
160 Anugrah Wicaksono...
161 Asrama...
162 Neraka Iskandar...
163 Penampakan...
164 Nenek Rewel...
165 Air Mata Ibu...
166 Wahai Mertua...
167 Hambar...
168 Teman???
169 Berdamai...
170 Pak RW...
171 Racun Tikus...
172 Ceraikan Aku!!!
173 Jangan Mimpi!!!
174 Keturunan Pemberontak...
175 Sang Mantan...
176 Pelakor...
177 Permainan...
178 Ikatan Tak Kasat Mata...
179 Dor...
180 Duri Dalam Daging...
181 Perpisahan...
182 Adek Ikut Papa...
183 Densus 88...
184 Mie Instan Air Mata...
185 Pilih Kasih...
186 Luka...
187 Adit dan Beno...
188 Karena Kita Berbeda...
189 Nenek Garang...
190 Cerita Kita...
191 Pergi Untuk Kembali...
192 Misi Pertama Anugrah...
193 Aku Cemburu!!!
194 Kairo...
195 Ini Pilihanku, Nenek!!!
196 Jadikan Aku Pacarmu...
197 A Vs Mauren...
198 Puber...
199 Skors Lagi...
200 Kolam Es...
201 Kelabang...
202 Mau Jadi Pacarku???
203 Ingat Pesan Mamang...
204 Pulang...
205 Hari Berkabung...
206 Dia???
207 Shinta...
208 Jomblo...
209 Selamat Tinggal...
210 Batu Nisannya Mana???
211 Buah Keuranji....
212 Dek, Waspada!!!
213 Daun Pintu...
214 Dilema Mae...
215 Minta Jatah...
216 Deposit...
217 KKN Di Desa Wengi...
218 Piring Pecah...
219 Kejutan....
220 Daun Sirsak...
221 Gendhis...
222 Melati Berdarah...
223 Peristiwa Di Subuh Pagi...
224 Penyuluhan...
225 Kabur...
226 Tikungan Jodoh...
227 Menikahi Pembunuh...
228 Dr. Rendra???
229 Ujian Aisyah..
230 Menjemput Dita...
231 Kemenyan...
232 Permintaan Bibik...
233 Dia, Istriku!!!
234 Popok...
235 Nenek...
236 Cafe...
237 Ayo Pindah!!!
238 Complicated....
239 Seperti Judul Novel...
240 Rekaman CCTV...
241 Perubahan Anugrah...
242 Tamu Pertama...
243 Pak Dos...
244 Tes Uji...
245 Teh Rasa Air Laut...
246 Mahar...
247 80 Juta...
248 Kenyataan...
249 Cerita Faisal...
250 Om Imam...
251 Ulah Abdul...
252 Isi Hati Sang Komandan...
253 Bertemu Masa Lalu...
254 Babak Belur...
255 Pos Pemeriksaan...
256 Tiga Pria...
257 Lidah Tajam Iskandar...
258 Foto...
259 Status Istri Tentara...
260 Pelarian Dita...
261 Dika...
262 Sudah ML???
263 Seadanya Kita...
264 Kegelisahan Cut...
265 SAH???
266 Pelukan...
267 Geger...
268 Buka Cadarmu!!!
269 Pengajuan Cerai...
270 Pernikahan Reski...
271 Perpisahan...
272 Suami-Istri...
273 2 : 1 ???
274 Membuat Bayi...
275 Ditolak...
276 Iman Kita Berbeda...
277 Wulan Sang Penyanyi...
278 Pergi...
279 Kejutan Kamar Sebelah...
280 Sultan Iskandar Muda...
281 Dokter Merlyn...
282 Rasanya???
283 Mencari Jejak...
284 99 Night Bar...
285 Selamat Jalan Nenek...
286 Kopi Aceh...
287 Salah Paham...
288 Restu Sang Mama...
289 Kejutan Mereka...
290 Tanda Lahir...
291 Putro Mutia...
292 Bapak Petrus dan Ibu Martini...
293 99,99% Cocok...
294 Made In Turki...
295 Ini Mimpi Kan???
296 Kehilangan Roh...
297 Sah...
298 Sang Prajurit Kembali...
299 Lamaran Kedua...
300 Akhir Kita...
Episodes

Updated 300 Episodes

1
PANG SAGOE...
2
Abangku...
3
APA INI???
4
MIFTAH...
5
SURAT KALENG
6
JANNAH...
7
TERTANGKAP...
8
BUKAN SALAH PINANGAN...
9
AKHIR HIDUP JANNAH...
10
Berjalan Dalam Gelap...
11
HATI ATAU LOGIKA???
12
Markas Kabupaten...
13
PILIHAN...
14
JENAZAH...
15
SURAT...
16
HINGGA AKHIR HAYAT...
17
Barang Lagi???
18
GASEH...
19
TEUKU RENDRA MUHAMMAD NUR...
20
17 Agustus...
21
MERDEKA...
22
CUAK...
23
INONG BALEE...
24
ANCAMAN...
25
Da Maneh...
26
Berapa Nyawa Lagi????
27
Pinangan Kedua...
28
Jalan Menuju Ajal???
29
Akhir Dari Perjalanan Panjang...
30
Jalan Menuju Zina...
31
Wartawan...
32
Halimah...
33
Kampung Uteun...
34
GUA...
35
Wanita Penghuni Gua...
36
Aku Merindukanmu...
37
CERITA...
38
Cerita Masih Berlanjut...
39
Antara Ibu dan Anak...
40
Deg...
41
Abang...
42
Bimbang...
43
Sepertiga Malam...
44
Perbedaan...
45
Hidup Baru...
46
Rindu...
47
Dor....lagi???
48
Aduh....
49
Rindu Ini Menyesakkan...
50
Abdi Negara...
51
Perkenalan dan Rasa Cemburu...
52
Cuma Pura-pura...
53
Referendum....
54
Razi...
55
Hancur...
56
Doa Orang Tua...
57
Rata dengan Tanah...
58
Kamu...
59
OTK...
60
Bicara...
61
Peristiwa di Subuh Pagi...
62
Pembantaian...
63
Cinta Itu Buta...
64
Cinta itu Gila...
65
Pengemis...
66
Mendengar...
67
Pemicu...
68
Percikan...
69
Dokter Widia...
70
Penculikan Lagi...
71
Peuraboen...
72
Pulau Breuh...
73
Hidup Baru...
74
Khalid...
75
Meminang Pemuda...
76
Rebutan...
77
Cantoei....
78
Pengakuan...
79
Bulan Sabit...
80
Belum Usai...
81
Saya Tidak Tahu...
82
Kamu Kapan???
83
Faisal...
84
JODOHKU...
85
Cerita Mae...
86
Pertama Bertemu...
87
Dipinang Lagi....
88
Dua Sisi...
89
Kotak Misteri...
90
Tueng Lintoe Baroe...
91
Rangkaian...
92
Tamu-tamu Penting...
93
Kecupan Pertama...
94
Satu Talam...
95
Satu Kamar...
96
Malam dan Siang...
97
Rabiah...
98
Tiga....
99
Shinta...
100
Tiket...
101
Antara Suami dan Dokter...
102
Terapi Lagi...
103
Lincah U Groh...
104
Hamil...
105
Pulau Mencekam...
106
Datang dan Pergi...
107
Yang Tersimpan...
108
Suka Bersama Duka
109
Pikiran Tidak Di Tempat...
110
Mereka Dan Kenangan...
111
Pesan...
112
Kata Cerai...
113
Perkelahian...
114
Sebuah Tamparan...
115
Gempa...
116
Tsunami...
117
Puing...
118
Keajaiban vs Harapan...
119
dr. Guney...
120
Keajaiban...
121
Nelangsa...
122
Ayila...
123
Bertemu Lagi...
124
Retak...
125
Sang Pengisi Hati...
126
Selipan Rasa...
127
Yang Pergi dan Kembali...
128
Iskandar dan Kehilangan...
129
KUA...
130
Saya Dipaksa...
131
Akhirnya Resmi...
132
Kamu dan Kejutan...
133
Batal???
134
Suami Tercinta...
135
Mimpi...
136
Menjemput Jodoh...
137
Mantra...
138
Akad ke Dua...
139
Lamaran Di Atas Pesta...
140
Pasangan...
141
Jadilah Kuat!!!
142
Satu Kamar...
143
Tree Mas Ketir...
144
Apel...
145
Di Bawah Pedang...
146
Rumah Baru...
147
Lawan...
148
Genjer...
149
Tamu Tak Diduga...
150
Kau Ku Kejar!!!
151
Martabak...
152
Nyonya Adi...
153
Saran Atau ???
154
Dukun...
155
Karena Sayang...
156
Perkara Di Subuh Pagi...
157
Kabar Bahagia...
158
Aku Mirip Siapa???
159
Adik....
160
Anugrah Wicaksono...
161
Asrama...
162
Neraka Iskandar...
163
Penampakan...
164
Nenek Rewel...
165
Air Mata Ibu...
166
Wahai Mertua...
167
Hambar...
168
Teman???
169
Berdamai...
170
Pak RW...
171
Racun Tikus...
172
Ceraikan Aku!!!
173
Jangan Mimpi!!!
174
Keturunan Pemberontak...
175
Sang Mantan...
176
Pelakor...
177
Permainan...
178
Ikatan Tak Kasat Mata...
179
Dor...
180
Duri Dalam Daging...
181
Perpisahan...
182
Adek Ikut Papa...
183
Densus 88...
184
Mie Instan Air Mata...
185
Pilih Kasih...
186
Luka...
187
Adit dan Beno...
188
Karena Kita Berbeda...
189
Nenek Garang...
190
Cerita Kita...
191
Pergi Untuk Kembali...
192
Misi Pertama Anugrah...
193
Aku Cemburu!!!
194
Kairo...
195
Ini Pilihanku, Nenek!!!
196
Jadikan Aku Pacarmu...
197
A Vs Mauren...
198
Puber...
199
Skors Lagi...
200
Kolam Es...
201
Kelabang...
202
Mau Jadi Pacarku???
203
Ingat Pesan Mamang...
204
Pulang...
205
Hari Berkabung...
206
Dia???
207
Shinta...
208
Jomblo...
209
Selamat Tinggal...
210
Batu Nisannya Mana???
211
Buah Keuranji....
212
Dek, Waspada!!!
213
Daun Pintu...
214
Dilema Mae...
215
Minta Jatah...
216
Deposit...
217
KKN Di Desa Wengi...
218
Piring Pecah...
219
Kejutan....
220
Daun Sirsak...
221
Gendhis...
222
Melati Berdarah...
223
Peristiwa Di Subuh Pagi...
224
Penyuluhan...
225
Kabur...
226
Tikungan Jodoh...
227
Menikahi Pembunuh...
228
Dr. Rendra???
229
Ujian Aisyah..
230
Menjemput Dita...
231
Kemenyan...
232
Permintaan Bibik...
233
Dia, Istriku!!!
234
Popok...
235
Nenek...
236
Cafe...
237
Ayo Pindah!!!
238
Complicated....
239
Seperti Judul Novel...
240
Rekaman CCTV...
241
Perubahan Anugrah...
242
Tamu Pertama...
243
Pak Dos...
244
Tes Uji...
245
Teh Rasa Air Laut...
246
Mahar...
247
80 Juta...
248
Kenyataan...
249
Cerita Faisal...
250
Om Imam...
251
Ulah Abdul...
252
Isi Hati Sang Komandan...
253
Bertemu Masa Lalu...
254
Babak Belur...
255
Pos Pemeriksaan...
256
Tiga Pria...
257
Lidah Tajam Iskandar...
258
Foto...
259
Status Istri Tentara...
260
Pelarian Dita...
261
Dika...
262
Sudah ML???
263
Seadanya Kita...
264
Kegelisahan Cut...
265
SAH???
266
Pelukan...
267
Geger...
268
Buka Cadarmu!!!
269
Pengajuan Cerai...
270
Pernikahan Reski...
271
Perpisahan...
272
Suami-Istri...
273
2 : 1 ???
274
Membuat Bayi...
275
Ditolak...
276
Iman Kita Berbeda...
277
Wulan Sang Penyanyi...
278
Pergi...
279
Kejutan Kamar Sebelah...
280
Sultan Iskandar Muda...
281
Dokter Merlyn...
282
Rasanya???
283
Mencari Jejak...
284
99 Night Bar...
285
Selamat Jalan Nenek...
286
Kopi Aceh...
287
Salah Paham...
288
Restu Sang Mama...
289
Kejutan Mereka...
290
Tanda Lahir...
291
Putro Mutia...
292
Bapak Petrus dan Ibu Martini...
293
99,99% Cocok...
294
Made In Turki...
295
Ini Mimpi Kan???
296
Kehilangan Roh...
297
Sah...
298
Sang Prajurit Kembali...
299
Lamaran Kedua...
300
Akhir Kita...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!