Markas Kabupaten...

Kisah ini membuat saya seperti kembali ke masa lalu. Saat menulisnya, saya harus benar-benar menyusuri setiap jalan yang pernah saya lalui di masa lalu. Jalan yang membuat kami tumbuh sebagai pribadi yang kuat hasil didikan perang bertahun-tahun.

Semoga kalian menyukainya...

Happy Reading...😊😊😊

***

Disinilah kami sekarang, sebuah markas besar yang berada di kabupaten. Abu terlihat tenang, sepertinya Abu memang sudah siap dengan segala resiko yang akan datang setelah ini. Hanya aku dan Umi yang ketakutan dengan keadaan kami sekarang.

Kami tidak berjalan dalam kegelapan kali ini. Mereka tidak menutup mata dan mengikat tangan kami. Tidak ada yang perlu mereka sembunyikan justru mereka sedang memperlihatkan pada kami dan para pemberontak bagaimana kelengkapan alat tempur yang negara berikan pada mereka.

Kami dibawa menuju markas kabupaten dengan menumpangi tank lapis baja yang tertutup. Kami tidak bisa melihat keluar, di dalam tank hanya ada beberapa tentara yang ikut duduk bersama kami serta seorang yang berada diatap tank dengan senjata lengkap.

Mereka juga memperlakukan kami dengan baik, tidak membentak bahkan memberi minum kepada kami.

Aku mengikuti apa yang Abu buat, Abu meminum air yang mereka berikan begitu juga aku dan Umi.

Abu, Umi dan aku ditempatkan di ruangan terpisah. Aku takut tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Di kamar tersebut ada kamar mandi dan sebuah ranjang.

Aku duduk di ranjang dengan gelisah memikirkan apa yang terjadi pada kedua orang tuaku. Kenapa mereka memisahkan kami? Jika ingin membunuh seharusnya langsung ditembak saat itu juga tapi kami malah dibawa kemari. Apa mereka akan menyiksa kami lalu membuang jasad kami ke kampung? Ya tuhan, apakah ini akhir hidupku dengan kedua orang tua yang sudah membesarkanku? Sayup-sayup aku mendengar suara azan, pintu kamarku dibuka dari luar.

"Ini mukena dan sajadahnya serta makan malam untuk kamu. Tenang saja, kami tidak akan berbuat jahat jika kalian mau bekerja sama." Ucap seorang pria dengan seragam lengkapnya.

Malam itu, untuk pertama kalinya aku tidur di tempat asing. Memakan makanan yang mereka berikan dengan memasrahkan diri sepenuhnya pada sang khalik. Jika makanan ini beracun maka malam ini aku akan mati dan aku terus berdoa supaya bisa menjaga imanku sampai akhir hayat. Tapi, malam ini aku tidak juga mati, yang kurasakan saat ini adalah rasa ngantuk yang sangat berat. Hingga akhirnya aku terlelap menjemput mimpi dan berdoa semoga masih bisa melihat kedua orang tuaku esok hari.

Aku terbangun tatkala merasa dingin dengan cuaca subuh yang menyusup masuk melalui celah angin. Sayup-sayup suara azan tengah berkumandang di luar sana. Aku segera ke kamar mandi lalu menunaikan shalat subuh. Aku berzikir cukup lama dari biasanya dengan air mata yang sudah turun dengan sendirinya. Aku tidak tahu kapan bisa menikmati zikir kembali setelah ini.

Pintu kembali terbuka, salah satu dari mereka kembali membawa makanan untukku. Aku menatapnya sekilas sebelum dia menghilang dibalik pintu. "Bagaimana keadaan Abu dan Umi sekarang?" Tanyaku pada diri sendiri.

Aku memakan semua yang mereka bawa ke kamar ini. Aku tidak ingin tahu lagi apakah makanan ini beracun atau tidak. Mati sekarang atau nanti sama saja buatku.

Jika terjadi perang atau markas ini diserang setidaknya aku punya tenaga untuk lari. Pintu kamarku kembali terbuka.

"Rendra!" Batinku.

Pria itu tersenyum lalu seorang lagi membawakan kursi untuknya. Aku duduk disisi ranjang dan dia duduk tidak terlalu jauh dariku. Kami berhadapan, pintu kamarku dibiarkan terbuka dan pria yang membawa kursi tadi sudah keluar meninggalkan kami berdua.

"Apa makanan di sini enak?" Aku menatapnya, apa dia sedang menyindirku? Apa dia kira aku tidak pernah makan makanan enak hanya karena aku tinggal di kampung?

"Gimana keadaan Abu dan Umi? Kenapa kami dipisahin?" Aku bertanya balik.

Dia tersenyum kecil, "Abu dan Umi sangat baik. Mereka tidur dengan baik dan makan juga dengan baik. Perjalanan kemarin pasti sangat melelahkan buat mereka yang sudah tua seperti Abu dan Umi. Mereka juga sudah diperiksa oleh dokter dan hasilnya mereka sehat walafiat dan mungkin Abu cuma terlalu banyak pikiran saat ini jadi dokter meminta Abu untuk banyak istirahat dulu dan tidak memikirkan apa-apa." Rendra menatapku dengan intens.

Kenapa dia di sini? Ingin sekali aku bertanya namun kuurungkan. Aku tidak mau jika dia salah sangka terhadap pertanyaanku.

"Apa ada yang sakit?" Lagi-lagi aku menatapnya .

"Tidak." Jawabku lalu mengalihkan pandangan ke arah lain. Dia tersenyum dan aku dapat melihatnya dengan ekor mataku.

"Jangan mencuri pandang! Tatap saya dan tanyakan apa yang ingin kamu tanyakan. Saya akan menjawab sebisanya." Ucap Rendra.

Aku membiarkan dia berkata sesuka hati, aku tidak mau menanggapinya lagi. "Apa kamu sudah bertemu Abangmu? Apa dia baik-baik saja? Apa kamu meminta izinnya supaya bisa menerima lamaran saya?"

Deg...

Pertanyaan apa itu? Meminta izin abangku untuk menerima lamarannya sama saja dengan menyuruh abangku membunuhku secara langsung. "Dasar pria aneh!" Batinku seraya menatapnya.

"Jangan mengatai saya dalam hati. Saya jauh lebih senang jika kamu mengatakan isi hati kamu tentang saya secara langsung. Saya akan lama berada di sini jadi kita bisa bicara banyak hal dan kamu gak perlu takut di bunuh karena Abangmu tidak akan bisa kemari."

"Apa dia bisa membaca isi hatiku?" Batinku.

Dia menatapku serius, "Apa Abangmu punya banyak teman di sana?"

Aku bingung harus menjawab apa, tidak mungkin aku memberitahukan pada Rendra bagaimana keadaan di sana. "Apa pria yang melamarmu juga di sana? Kamu pasti senang bisa berkenalan dengan pria itu. Apa dia tampan? Lebih tampan siapa, dia atau saya?"

Lagi-lagi aku menatapnya, "Menikah bukan untuk mencari suami tampan tapi mencari suami yang bertanggung jawab dan mampu menjadi imam yang baik." Rendra tersenyum mendengar perkataanku.

"Jawab yang jujur, lebih tampan di atau saya?" Aku menggelengkan kepala lalu menatap arah lain.

"Cut, saya tidak bisa menjamin kamu dan kedua orang tuamu dalam keadaan aman setelah keluar dari sini. Apalagi para pemberontak itu pasti mengincar kalian karena dianggap mata-mata walaupun kalian keluarga salah satu dari mereka. Semua kemungkinan buruk itu bisa kita hilangkan jika dari sekarang kita membasminya.

"Apa Bapak sudah bertemu dengan Abu?" Rendra tersenyum kembali, "Ternyata saya tidak salah pilih calon istri. Kami terlalu cerdas untuk saya introgasi."

"Saya hanya bertemu sebentar saat dokter memeriksa kedua orang tuamu. Mereka sekarang lagi di luar kamar menikmati suasana di sini. Dokter mengatakan ini akan bagus untuk kesehatan pikiran Abu dan Umi kamu."

"Jadi mereka di luar, kalo gitu aku mau ketemu." Aku hendak melenggang keluar namun tanganku malah ditahan oleh Rendra.

"Kamu pengecualian!"

"Duduk! Banyak pertanyaan saya yang belum kamu jawab, jika kamu sayang pada kedua orang tuamu lebih baik sekarang kamu jawab pertanyaan saya dan saya tidak perlu lagi bertanya pada kedua orang tuamu. Mereka akan tertekan jika saya atau yang lainnya terus mendesak mereka untuk menjawab pertanyaan kami. Jadi apa pilihanmu sekarang? Jawab saya atau orang tuamu yang menjawab?"

***

LIKE...LIKE...LIKE...

Terpopuler

Comments

🎯™⨀⃝⃟⃞☯ Mamo Nia❤ᵖˡ🏠

🎯™⨀⃝⃟⃞☯ Mamo Nia❤ᵖˡ🏠

ada kh yg mbaca novel ini skrang

2024-11-05

0

Ersa

Ersa

Bang Ren jgn ngancam dong,kasihan Cut.

2023-09-30

0

Ersa

Ersa

pantas kak Othor bisa dg detil menggambarkan situasi daerah konflik...👍

2023-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 PANG SAGOE...
2 Abangku...
3 APA INI???
4 MIFTAH...
5 SURAT KALENG
6 JANNAH...
7 TERTANGKAP...
8 BUKAN SALAH PINANGAN...
9 AKHIR HIDUP JANNAH...
10 Berjalan Dalam Gelap...
11 HATI ATAU LOGIKA???
12 Markas Kabupaten...
13 PILIHAN...
14 JENAZAH...
15 SURAT...
16 HINGGA AKHIR HAYAT...
17 Barang Lagi???
18 GASEH...
19 TEUKU RENDRA MUHAMMAD NUR...
20 17 Agustus...
21 MERDEKA...
22 CUAK...
23 INONG BALEE...
24 ANCAMAN...
25 Da Maneh...
26 Berapa Nyawa Lagi????
27 Pinangan Kedua...
28 Jalan Menuju Ajal???
29 Akhir Dari Perjalanan Panjang...
30 Jalan Menuju Zina...
31 Wartawan...
32 Halimah...
33 Kampung Uteun...
34 GUA...
35 Wanita Penghuni Gua...
36 Aku Merindukanmu...
37 CERITA...
38 Cerita Masih Berlanjut...
39 Antara Ibu dan Anak...
40 Deg...
41 Abang...
42 Bimbang...
43 Sepertiga Malam...
44 Perbedaan...
45 Hidup Baru...
46 Rindu...
47 Dor....lagi???
48 Aduh....
49 Rindu Ini Menyesakkan...
50 Abdi Negara...
51 Perkenalan dan Rasa Cemburu...
52 Cuma Pura-pura...
53 Referendum....
54 Razi...
55 Hancur...
56 Doa Orang Tua...
57 Rata dengan Tanah...
58 Kamu...
59 OTK...
60 Bicara...
61 Peristiwa di Subuh Pagi...
62 Pembantaian...
63 Cinta Itu Buta...
64 Cinta itu Gila...
65 Pengemis...
66 Mendengar...
67 Pemicu...
68 Percikan...
69 Dokter Widia...
70 Penculikan Lagi...
71 Peuraboen...
72 Pulau Breuh...
73 Hidup Baru...
74 Khalid...
75 Meminang Pemuda...
76 Rebutan...
77 Cantoei....
78 Pengakuan...
79 Bulan Sabit...
80 Belum Usai...
81 Saya Tidak Tahu...
82 Kamu Kapan???
83 Faisal...
84 JODOHKU...
85 Cerita Mae...
86 Pertama Bertemu...
87 Dipinang Lagi....
88 Dua Sisi...
89 Kotak Misteri...
90 Tueng Lintoe Baroe...
91 Rangkaian...
92 Tamu-tamu Penting...
93 Kecupan Pertama...
94 Satu Talam...
95 Satu Kamar...
96 Malam dan Siang...
97 Rabiah...
98 Tiga....
99 Shinta...
100 Tiket...
101 Antara Suami dan Dokter...
102 Terapi Lagi...
103 Lincah U Groh...
104 Hamil...
105 Pulau Mencekam...
106 Datang dan Pergi...
107 Yang Tersimpan...
108 Suka Bersama Duka
109 Pikiran Tidak Di Tempat...
110 Mereka Dan Kenangan...
111 Pesan...
112 Kata Cerai...
113 Perkelahian...
114 Sebuah Tamparan...
115 Gempa...
116 Tsunami...
117 Puing...
118 Keajaiban vs Harapan...
119 dr. Guney...
120 Keajaiban...
121 Nelangsa...
122 Ayila...
123 Bertemu Lagi...
124 Retak...
125 Sang Pengisi Hati...
126 Selipan Rasa...
127 Yang Pergi dan Kembali...
128 Iskandar dan Kehilangan...
129 KUA...
130 Saya Dipaksa...
131 Akhirnya Resmi...
132 Kamu dan Kejutan...
133 Batal???
134 Suami Tercinta...
135 Mimpi...
136 Menjemput Jodoh...
137 Mantra...
138 Akad ke Dua...
139 Lamaran Di Atas Pesta...
140 Pasangan...
141 Jadilah Kuat!!!
142 Satu Kamar...
143 Tree Mas Ketir...
144 Apel...
145 Di Bawah Pedang...
146 Rumah Baru...
147 Lawan...
148 Genjer...
149 Tamu Tak Diduga...
150 Kau Ku Kejar!!!
151 Martabak...
152 Nyonya Adi...
153 Saran Atau ???
154 Dukun...
155 Karena Sayang...
156 Perkara Di Subuh Pagi...
157 Kabar Bahagia...
158 Aku Mirip Siapa???
159 Adik....
160 Anugrah Wicaksono...
161 Asrama...
162 Neraka Iskandar...
163 Penampakan...
164 Nenek Rewel...
165 Air Mata Ibu...
166 Wahai Mertua...
167 Hambar...
168 Teman???
169 Berdamai...
170 Pak RW...
171 Racun Tikus...
172 Ceraikan Aku!!!
173 Jangan Mimpi!!!
174 Keturunan Pemberontak...
175 Sang Mantan...
176 Pelakor...
177 Permainan...
178 Ikatan Tak Kasat Mata...
179 Dor...
180 Duri Dalam Daging...
181 Perpisahan...
182 Adek Ikut Papa...
183 Densus 88...
184 Mie Instan Air Mata...
185 Pilih Kasih...
186 Luka...
187 Adit dan Beno...
188 Karena Kita Berbeda...
189 Nenek Garang...
190 Cerita Kita...
191 Pergi Untuk Kembali...
192 Misi Pertama Anugrah...
193 Aku Cemburu!!!
194 Kairo...
195 Ini Pilihanku, Nenek!!!
196 Jadikan Aku Pacarmu...
197 A Vs Mauren...
198 Puber...
199 Skors Lagi...
200 Kolam Es...
201 Kelabang...
202 Mau Jadi Pacarku???
203 Ingat Pesan Mamang...
204 Pulang...
205 Hari Berkabung...
206 Dia???
207 Shinta...
208 Jomblo...
209 Selamat Tinggal...
210 Batu Nisannya Mana???
211 Buah Keuranji....
212 Dek, Waspada!!!
213 Daun Pintu...
214 Dilema Mae...
215 Minta Jatah...
216 Deposit...
217 KKN Di Desa Wengi...
218 Piring Pecah...
219 Kejutan....
220 Daun Sirsak...
221 Gendhis...
222 Melati Berdarah...
223 Peristiwa Di Subuh Pagi...
224 Penyuluhan...
225 Kabur...
226 Tikungan Jodoh...
227 Menikahi Pembunuh...
228 Dr. Rendra???
229 Ujian Aisyah..
230 Menjemput Dita...
231 Kemenyan...
232 Permintaan Bibik...
233 Dia, Istriku!!!
234 Popok...
235 Nenek...
236 Cafe...
237 Ayo Pindah!!!
238 Complicated....
239 Seperti Judul Novel...
240 Rekaman CCTV...
241 Perubahan Anugrah...
242 Tamu Pertama...
243 Pak Dos...
244 Tes Uji...
245 Teh Rasa Air Laut...
246 Mahar...
247 80 Juta...
248 Kenyataan...
249 Cerita Faisal...
250 Om Imam...
251 Ulah Abdul...
252 Isi Hati Sang Komandan...
253 Bertemu Masa Lalu...
254 Babak Belur...
255 Pos Pemeriksaan...
256 Tiga Pria...
257 Lidah Tajam Iskandar...
258 Foto...
259 Status Istri Tentara...
260 Pelarian Dita...
261 Dika...
262 Sudah ML???
263 Seadanya Kita...
264 Kegelisahan Cut...
265 SAH???
266 Pelukan...
267 Geger...
268 Buka Cadarmu!!!
269 Pengajuan Cerai...
270 Pernikahan Reski...
271 Perpisahan...
272 Suami-Istri...
273 2 : 1 ???
274 Membuat Bayi...
275 Ditolak...
276 Iman Kita Berbeda...
277 Wulan Sang Penyanyi...
278 Pergi...
279 Kejutan Kamar Sebelah...
280 Sultan Iskandar Muda...
281 Dokter Merlyn...
282 Rasanya???
283 Mencari Jejak...
284 99 Night Bar...
285 Selamat Jalan Nenek...
286 Kopi Aceh...
287 Salah Paham...
288 Restu Sang Mama...
289 Kejutan Mereka...
290 Tanda Lahir...
291 Putro Mutia...
292 Bapak Petrus dan Ibu Martini...
293 99,99% Cocok...
294 Made In Turki...
295 Ini Mimpi Kan???
296 Kehilangan Roh...
297 Sah...
298 Sang Prajurit Kembali...
299 Lamaran Kedua...
300 Akhir Kita...
Episodes

Updated 300 Episodes

1
PANG SAGOE...
2
Abangku...
3
APA INI???
4
MIFTAH...
5
SURAT KALENG
6
JANNAH...
7
TERTANGKAP...
8
BUKAN SALAH PINANGAN...
9
AKHIR HIDUP JANNAH...
10
Berjalan Dalam Gelap...
11
HATI ATAU LOGIKA???
12
Markas Kabupaten...
13
PILIHAN...
14
JENAZAH...
15
SURAT...
16
HINGGA AKHIR HAYAT...
17
Barang Lagi???
18
GASEH...
19
TEUKU RENDRA MUHAMMAD NUR...
20
17 Agustus...
21
MERDEKA...
22
CUAK...
23
INONG BALEE...
24
ANCAMAN...
25
Da Maneh...
26
Berapa Nyawa Lagi????
27
Pinangan Kedua...
28
Jalan Menuju Ajal???
29
Akhir Dari Perjalanan Panjang...
30
Jalan Menuju Zina...
31
Wartawan...
32
Halimah...
33
Kampung Uteun...
34
GUA...
35
Wanita Penghuni Gua...
36
Aku Merindukanmu...
37
CERITA...
38
Cerita Masih Berlanjut...
39
Antara Ibu dan Anak...
40
Deg...
41
Abang...
42
Bimbang...
43
Sepertiga Malam...
44
Perbedaan...
45
Hidup Baru...
46
Rindu...
47
Dor....lagi???
48
Aduh....
49
Rindu Ini Menyesakkan...
50
Abdi Negara...
51
Perkenalan dan Rasa Cemburu...
52
Cuma Pura-pura...
53
Referendum....
54
Razi...
55
Hancur...
56
Doa Orang Tua...
57
Rata dengan Tanah...
58
Kamu...
59
OTK...
60
Bicara...
61
Peristiwa di Subuh Pagi...
62
Pembantaian...
63
Cinta Itu Buta...
64
Cinta itu Gila...
65
Pengemis...
66
Mendengar...
67
Pemicu...
68
Percikan...
69
Dokter Widia...
70
Penculikan Lagi...
71
Peuraboen...
72
Pulau Breuh...
73
Hidup Baru...
74
Khalid...
75
Meminang Pemuda...
76
Rebutan...
77
Cantoei....
78
Pengakuan...
79
Bulan Sabit...
80
Belum Usai...
81
Saya Tidak Tahu...
82
Kamu Kapan???
83
Faisal...
84
JODOHKU...
85
Cerita Mae...
86
Pertama Bertemu...
87
Dipinang Lagi....
88
Dua Sisi...
89
Kotak Misteri...
90
Tueng Lintoe Baroe...
91
Rangkaian...
92
Tamu-tamu Penting...
93
Kecupan Pertama...
94
Satu Talam...
95
Satu Kamar...
96
Malam dan Siang...
97
Rabiah...
98
Tiga....
99
Shinta...
100
Tiket...
101
Antara Suami dan Dokter...
102
Terapi Lagi...
103
Lincah U Groh...
104
Hamil...
105
Pulau Mencekam...
106
Datang dan Pergi...
107
Yang Tersimpan...
108
Suka Bersama Duka
109
Pikiran Tidak Di Tempat...
110
Mereka Dan Kenangan...
111
Pesan...
112
Kata Cerai...
113
Perkelahian...
114
Sebuah Tamparan...
115
Gempa...
116
Tsunami...
117
Puing...
118
Keajaiban vs Harapan...
119
dr. Guney...
120
Keajaiban...
121
Nelangsa...
122
Ayila...
123
Bertemu Lagi...
124
Retak...
125
Sang Pengisi Hati...
126
Selipan Rasa...
127
Yang Pergi dan Kembali...
128
Iskandar dan Kehilangan...
129
KUA...
130
Saya Dipaksa...
131
Akhirnya Resmi...
132
Kamu dan Kejutan...
133
Batal???
134
Suami Tercinta...
135
Mimpi...
136
Menjemput Jodoh...
137
Mantra...
138
Akad ke Dua...
139
Lamaran Di Atas Pesta...
140
Pasangan...
141
Jadilah Kuat!!!
142
Satu Kamar...
143
Tree Mas Ketir...
144
Apel...
145
Di Bawah Pedang...
146
Rumah Baru...
147
Lawan...
148
Genjer...
149
Tamu Tak Diduga...
150
Kau Ku Kejar!!!
151
Martabak...
152
Nyonya Adi...
153
Saran Atau ???
154
Dukun...
155
Karena Sayang...
156
Perkara Di Subuh Pagi...
157
Kabar Bahagia...
158
Aku Mirip Siapa???
159
Adik....
160
Anugrah Wicaksono...
161
Asrama...
162
Neraka Iskandar...
163
Penampakan...
164
Nenek Rewel...
165
Air Mata Ibu...
166
Wahai Mertua...
167
Hambar...
168
Teman???
169
Berdamai...
170
Pak RW...
171
Racun Tikus...
172
Ceraikan Aku!!!
173
Jangan Mimpi!!!
174
Keturunan Pemberontak...
175
Sang Mantan...
176
Pelakor...
177
Permainan...
178
Ikatan Tak Kasat Mata...
179
Dor...
180
Duri Dalam Daging...
181
Perpisahan...
182
Adek Ikut Papa...
183
Densus 88...
184
Mie Instan Air Mata...
185
Pilih Kasih...
186
Luka...
187
Adit dan Beno...
188
Karena Kita Berbeda...
189
Nenek Garang...
190
Cerita Kita...
191
Pergi Untuk Kembali...
192
Misi Pertama Anugrah...
193
Aku Cemburu!!!
194
Kairo...
195
Ini Pilihanku, Nenek!!!
196
Jadikan Aku Pacarmu...
197
A Vs Mauren...
198
Puber...
199
Skors Lagi...
200
Kolam Es...
201
Kelabang...
202
Mau Jadi Pacarku???
203
Ingat Pesan Mamang...
204
Pulang...
205
Hari Berkabung...
206
Dia???
207
Shinta...
208
Jomblo...
209
Selamat Tinggal...
210
Batu Nisannya Mana???
211
Buah Keuranji....
212
Dek, Waspada!!!
213
Daun Pintu...
214
Dilema Mae...
215
Minta Jatah...
216
Deposit...
217
KKN Di Desa Wengi...
218
Piring Pecah...
219
Kejutan....
220
Daun Sirsak...
221
Gendhis...
222
Melati Berdarah...
223
Peristiwa Di Subuh Pagi...
224
Penyuluhan...
225
Kabur...
226
Tikungan Jodoh...
227
Menikahi Pembunuh...
228
Dr. Rendra???
229
Ujian Aisyah..
230
Menjemput Dita...
231
Kemenyan...
232
Permintaan Bibik...
233
Dia, Istriku!!!
234
Popok...
235
Nenek...
236
Cafe...
237
Ayo Pindah!!!
238
Complicated....
239
Seperti Judul Novel...
240
Rekaman CCTV...
241
Perubahan Anugrah...
242
Tamu Pertama...
243
Pak Dos...
244
Tes Uji...
245
Teh Rasa Air Laut...
246
Mahar...
247
80 Juta...
248
Kenyataan...
249
Cerita Faisal...
250
Om Imam...
251
Ulah Abdul...
252
Isi Hati Sang Komandan...
253
Bertemu Masa Lalu...
254
Babak Belur...
255
Pos Pemeriksaan...
256
Tiga Pria...
257
Lidah Tajam Iskandar...
258
Foto...
259
Status Istri Tentara...
260
Pelarian Dita...
261
Dika...
262
Sudah ML???
263
Seadanya Kita...
264
Kegelisahan Cut...
265
SAH???
266
Pelukan...
267
Geger...
268
Buka Cadarmu!!!
269
Pengajuan Cerai...
270
Pernikahan Reski...
271
Perpisahan...
272
Suami-Istri...
273
2 : 1 ???
274
Membuat Bayi...
275
Ditolak...
276
Iman Kita Berbeda...
277
Wulan Sang Penyanyi...
278
Pergi...
279
Kejutan Kamar Sebelah...
280
Sultan Iskandar Muda...
281
Dokter Merlyn...
282
Rasanya???
283
Mencari Jejak...
284
99 Night Bar...
285
Selamat Jalan Nenek...
286
Kopi Aceh...
287
Salah Paham...
288
Restu Sang Mama...
289
Kejutan Mereka...
290
Tanda Lahir...
291
Putro Mutia...
292
Bapak Petrus dan Ibu Martini...
293
99,99% Cocok...
294
Made In Turki...
295
Ini Mimpi Kan???
296
Kehilangan Roh...
297
Sah...
298
Sang Prajurit Kembali...
299
Lamaran Kedua...
300
Akhir Kita...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!