PILIHAN...

Dia memberikanku pilihan yang cukup sulit. Aku bingung harus bagaimana, jika ada Umi atau Abu mungkin aku bisa bertanya pada mereka tapi sekarang, aku sendiri. Rendra masih menatapku lekat. Ternyata wajahnya tampan juga. Aku segera memutus kontak mata kami. Dia tersenyum, "Apa kamu sudah menentukan pilihanmu? Saya atau dia. Kamu atau kedua orang tuamu?"

"Orang tuamu tidak akan berbohong, mereka orang yang taat beribadah. Sangat mudah untuk kami mendapatkan informasi dari orang tuamu tapi saya menahan rekan-rekan untuk mengintrogasi Abu dan Umi kamu karena saya tau kondisi mereka. Jadi sekarang semua keputusan ada di tanganmu. Kamu tidak menjawab pertanyaan saya berarti kamu sedang melindungi abang dan pria itu lalu mengorbankan kedua orang tuamu yang sudah tua. Kamu menjawab pertanyaan saya tentunya kamu juga sudah tau resikonya untuk mereka serta Abu dan Umimu tidak perlu tertekan karena harus menjawab pertanyaan kami."

Pria ini sedang menekanku pelan-pelan. Kata-katanya berhasil membuatku bimbang. "Silakan kamu pikirkan baik-baik, setelah zuhur saya kembali lagi. Dan saya harap kamu sudah menentukan pilihan terbaik."

Rendra keluar dari ruanganku. Aku tidak berkata apa-apa lagi. Jam sudah menunjukkan waktu dhuha, aku memutuskan untuk shalat dhuha kemudian berdoa meminta petunjuk kepada sang pencipta.

Waktu jika tidak ditunggu selalu datang cepat, begitu juga dengan waktu zuhur. Setelah shalat zuhur, pintu ruanganku kembali dibuka. Mereka kembali membawa makanan untuk makan siangku. "Setengah jam lagi, komandan kami akan datang kemari." Ucap pria tersebut sebelum menghilang dibalik pintu.

Aku segera melahap makanan tersebut, tidak boleh ada yang tersisa. Bukankah perbuatan mubazir itu temannya setan? Aku tidak mau menjadi salah satu teman setan. Aku mengucapkan hamdallah setelah perutku terisi dengan semua makanan tersebut.

Seperti yang dikatakan pria tadi, Rendra kembali masuk ke kamarku lengkap dengan sebuah kursi yang dibawa oleh anak buahnya.

"Kalo makanannya tidak enak, beritahu saya biar diganti dengan yang lain."

Aku tidak menjawabnya. Rendra kembali menatapku dengan tajam. "Saya menunggu jawabanmu. Jika kamu tidak menjawab sekarang maka rekan saya yang akan bertanya pada orang tuamu."

"Saya tidak tau dimana letaknya, mata kami ditutup saat dibawa kesana. Kami ada di atas bukit yang tidak terlalu tinggi. Mereka semua punya senjata. Di sana juga ada istri dan anak-anak kecil. Waktu pulang, mata kami juga ditutup sampai kaki bukit ketiga. Lalu mereka menjelaskan arah pulang pada Abu sampai tentara menemukan kami."

"Abangmu ada di sana?"

Aku mengangguk. "Istri dan anaknya juga?" Aku kembali mengangguk. "Pria yang melamarmu?" Lagi-lagi aku mengangguk. "Siapa yang lebih tampan, dia atau saya?" Kali ini aku diam dengan wajah menunduk. "Jika kamu menunduk berarti dia yang lebih tampan." Tampa sengaja aku mengangkat kepala menatapnya.

Rendra tertawa puas dan aku berhasil menjadi gadis paling bodoh di dunia ini. Dia kembali menatapku dengan serius. "Cut, kalian tidak bisa kembali lagi ke kampung."

"Kenapa?" Tanyaku cepat.

"Di sana sudah tidak aman lagi, saya tidak mau terjadi apa-apa sama kamu dan kedua orang tuamu."

"Abu pasti ingin segera kembali ke kampung, di sana ada sawah dan ladang juga ternak kami." Ucapku jujur. Rendra tersenyum menatapku, "Tapi keselamatan putri mereka lebih penting dari sawah dan ladang. Abu dan Umimu sudah memilih untuk tidak kembali ke kampung kalian."

"Hah???" Aku terkejut. Bagaimana mungkin Abu dan Umi membuat keputusan seperti itu. "Tidak mungkin Abu dan Umi mau pergi dari kampung mereka."

"Kamu tidak percaya sama saya? Mereka bahkan sudah sekamar sekarang." Aku menatap Rendra dan dia malah tersenyum melihatku. "Apa kamu mau bertemu mereka?" Aku mengangguk cepat dan Rendra kembali tersenyum saat melihatku.

"Ayo!" Aku langsung berdiri mengikuti Rendra. Kami menyusuri koridor panjang yang dioenuhi oleh para pria berbaju loreng. "Saya meresa seperti sedang membawa calon istri untuk menghadap komandan saya. Lihat, mereka sedang memperhatikan kita." Aku berjalan seraya menunduk mengikuti kaki Rendra. Tidak peduli betapa banyak tentara yang melihatku. Aku hanya ingin bertemu dengan Abu dan Umi.

"Assalamualikum." Ucapku.

"Walaikumsalam." Jawab mereka serentak.

Aku segera berlari memeluk Umi dan Abu bergantian. Umi langsung menangis ketika melihatku untuk pertama kali. "Abu sama Umi baik-baik aja?"

"Kami baik, Nak. Kamu sendiri bagaimana? Apa kamu sudah makan?" Tanya Umi.

"Sudah Umi, Cut baik-baik aja, Umi dan Abu gak perlu risau."

"Cut, waktu kita sudah habis." Aku menatap Rendra. "Kamu tidak bisa bertemu Abu dan Umi lama-lama, waktumu hanya lima menit dan sekarang sudah habis." Ucap Rendra seraya melihat jam di pergelangan tangannya.

"Abu dan Umi tenang saja, selama di sini Cut beserta Abu dan Umi akan baik-baik aja. Saya permisi dulu." Ucap Rendra lalu melangkah menuju pintu. Aku memeluk Umi serta Abu sebelum mengikuti Rendra kembali menuju ruanganku.

Rendra mengantarku sampai pintu. "Istirahat yang cukup dan jangan pikir apa-apa. Makan yang banyak jangan sampai kamu sakit. Jika ada apa-apa kamu pukul pintunya nanti penjaga akan datang. Saya pergi dulu ya." Ucap Rendra seraya tersenyum. Pintu kembali tertutup dari luar.

Sudah seminggu aku di sini dan selama itu aku tidak pernah lagi bertemu dengan Rendra ataupun Abu dan Umi. Apa yang terjadi dengan Abangku di bukit itu? Aku tidak tahu.

Aku baru menyelesaikan shalat dhuha sampai terdengar bunyi pintu terbuka. Rendra, ya...pria yang membuka pintu tersebut adalah Rendra yang sudah seminggu ini tidak kulihat. "Tetap disitu!" Aku yang hendak bangun tiba-tiba diperintahkan untuk tetap duduk di atas sajadah.

Dia berjalan lalu tiba-tiba duduk di hadapanku. Jarak kami cukup dekat layaknya antara imam dan makmum. "Kamu cantik menggunakan mukena." Dia menatapku seraya tersenyum. Aku langsung menunduk saat sorot matanya menangkap mataku.

"Kami sudah menyisir tempat Abangmu, tapi tidak ada apa-apa di sana. Mereka sudah pindah setelah kalian pergi." Entah harus bahagia atau sedih namun aku sedikit lega karena tidak ada kontak tembak. Aku tidak bisa membayangkan jika harus melihat jasad abangku atau anak-anak mereka yang masih kecil meninggal terkena peluru.

"Cut, saya ingin membawa kamu dan kedua orang tuamu ke Jawa. Apa kamu mau ikut?"

Aku menatapnya, "Saya hanya ikut Abu dan Umi." Jawabku.

"Cut, kamu sudah diincar oleh para pemberontak. Ada yang harus saya katakan sama kamu. Abang kamu sudah meninggal, saya ingin membawa kamu melihat jenazahnya."

"Ya Allah." Aku menutup mulut tiba-tiba seraya menatap Rendra.

***

LIKE...LIKE...LIKE...

Terpopuler

Comments

𝟯𝗟𝟬𝗞 𝗚𝗶𝗔𝗻𝗗𝗿𝗔🦚

𝟯𝗟𝟬𝗞 𝗚𝗶𝗔𝗻𝗗𝗿𝗔🦚

innalilahi wa innailaihi rojiiuunn.
selamat tinggal Abang Ilham

2023-08-07

0

𝟯𝗟𝟬𝗞 𝗚𝗶𝗔𝗻𝗗𝗿𝗔🦚

𝟯𝗟𝟬𝗞 𝗚𝗶𝗔𝗻𝗗𝗿𝗔🦚

uhhhh so sweet banget

2023-08-07

0

𝟯𝗟𝟬𝗞 𝗚𝗶𝗔𝗻𝗗𝗿𝗔🦚

𝟯𝗟𝟬𝗞 𝗚𝗶𝗔𝗻𝗗𝗿𝗔🦚

uhukkk, brarti rendra lbh tmpn yak cut dri si Khalid

2023-08-07

0

lihat semua
Episodes
1 PANG SAGOE...
2 Abangku...
3 APA INI???
4 MIFTAH...
5 SURAT KALENG
6 JANNAH...
7 TERTANGKAP...
8 BUKAN SALAH PINANGAN...
9 AKHIR HIDUP JANNAH...
10 Berjalan Dalam Gelap...
11 HATI ATAU LOGIKA???
12 Markas Kabupaten...
13 PILIHAN...
14 JENAZAH...
15 SURAT...
16 HINGGA AKHIR HAYAT...
17 Barang Lagi???
18 GASEH...
19 TEUKU RENDRA MUHAMMAD NUR...
20 17 Agustus...
21 MERDEKA...
22 CUAK...
23 INONG BALEE...
24 ANCAMAN...
25 Da Maneh...
26 Berapa Nyawa Lagi????
27 Pinangan Kedua...
28 Jalan Menuju Ajal???
29 Akhir Dari Perjalanan Panjang...
30 Jalan Menuju Zina...
31 Wartawan...
32 Halimah...
33 Kampung Uteun...
34 GUA...
35 Wanita Penghuni Gua...
36 Aku Merindukanmu...
37 CERITA...
38 Cerita Masih Berlanjut...
39 Antara Ibu dan Anak...
40 Deg...
41 Abang...
42 Bimbang...
43 Sepertiga Malam...
44 Perbedaan...
45 Hidup Baru...
46 Rindu...
47 Dor....lagi???
48 Aduh....
49 Rindu Ini Menyesakkan...
50 Abdi Negara...
51 Perkenalan dan Rasa Cemburu...
52 Cuma Pura-pura...
53 Referendum....
54 Razi...
55 Hancur...
56 Doa Orang Tua...
57 Rata dengan Tanah...
58 Kamu...
59 OTK...
60 Bicara...
61 Peristiwa di Subuh Pagi...
62 Pembantaian...
63 Cinta Itu Buta...
64 Cinta itu Gila...
65 Pengemis...
66 Mendengar...
67 Pemicu...
68 Percikan...
69 Dokter Widia...
70 Penculikan Lagi...
71 Peuraboen...
72 Pulau Breuh...
73 Hidup Baru...
74 Khalid...
75 Meminang Pemuda...
76 Rebutan...
77 Cantoei....
78 Pengakuan...
79 Bulan Sabit...
80 Belum Usai...
81 Saya Tidak Tahu...
82 Kamu Kapan???
83 Faisal...
84 JODOHKU...
85 Cerita Mae...
86 Pertama Bertemu...
87 Dipinang Lagi....
88 Dua Sisi...
89 Kotak Misteri...
90 Tueng Lintoe Baroe...
91 Rangkaian...
92 Tamu-tamu Penting...
93 Kecupan Pertama...
94 Satu Talam...
95 Satu Kamar...
96 Malam dan Siang...
97 Rabiah...
98 Tiga....
99 Shinta...
100 Tiket...
101 Antara Suami dan Dokter...
102 Terapi Lagi...
103 Lincah U Groh...
104 Hamil...
105 Pulau Mencekam...
106 Datang dan Pergi...
107 Yang Tersimpan...
108 Suka Bersama Duka
109 Pikiran Tidak Di Tempat...
110 Mereka Dan Kenangan...
111 Pesan...
112 Kata Cerai...
113 Perkelahian...
114 Sebuah Tamparan...
115 Gempa...
116 Tsunami...
117 Puing...
118 Keajaiban vs Harapan...
119 dr. Guney...
120 Keajaiban...
121 Nelangsa...
122 Ayila...
123 Bertemu Lagi...
124 Retak...
125 Sang Pengisi Hati...
126 Selipan Rasa...
127 Yang Pergi dan Kembali...
128 Iskandar dan Kehilangan...
129 KUA...
130 Saya Dipaksa...
131 Akhirnya Resmi...
132 Kamu dan Kejutan...
133 Batal???
134 Suami Tercinta...
135 Mimpi...
136 Menjemput Jodoh...
137 Mantra...
138 Akad ke Dua...
139 Lamaran Di Atas Pesta...
140 Pasangan...
141 Jadilah Kuat!!!
142 Satu Kamar...
143 Tree Mas Ketir...
144 Apel...
145 Di Bawah Pedang...
146 Rumah Baru...
147 Lawan...
148 Genjer...
149 Tamu Tak Diduga...
150 Kau Ku Kejar!!!
151 Martabak...
152 Nyonya Adi...
153 Saran Atau ???
154 Dukun...
155 Karena Sayang...
156 Perkara Di Subuh Pagi...
157 Kabar Bahagia...
158 Aku Mirip Siapa???
159 Adik....
160 Anugrah Wicaksono...
161 Asrama...
162 Neraka Iskandar...
163 Penampakan...
164 Nenek Rewel...
165 Air Mata Ibu...
166 Wahai Mertua...
167 Hambar...
168 Teman???
169 Berdamai...
170 Pak RW...
171 Racun Tikus...
172 Ceraikan Aku!!!
173 Jangan Mimpi!!!
174 Keturunan Pemberontak...
175 Sang Mantan...
176 Pelakor...
177 Permainan...
178 Ikatan Tak Kasat Mata...
179 Dor...
180 Duri Dalam Daging...
181 Perpisahan...
182 Adek Ikut Papa...
183 Densus 88...
184 Mie Instan Air Mata...
185 Pilih Kasih...
186 Luka...
187 Adit dan Beno...
188 Karena Kita Berbeda...
189 Nenek Garang...
190 Cerita Kita...
191 Pergi Untuk Kembali...
192 Misi Pertama Anugrah...
193 Aku Cemburu!!!
194 Kairo...
195 Ini Pilihanku, Nenek!!!
196 Jadikan Aku Pacarmu...
197 A Vs Mauren...
198 Puber...
199 Skors Lagi...
200 Kolam Es...
201 Kelabang...
202 Mau Jadi Pacarku???
203 Ingat Pesan Mamang...
204 Pulang...
205 Hari Berkabung...
206 Dia???
207 Shinta...
208 Jomblo...
209 Selamat Tinggal...
210 Batu Nisannya Mana???
211 Buah Keuranji....
212 Dek, Waspada!!!
213 Daun Pintu...
214 Dilema Mae...
215 Minta Jatah...
216 Deposit...
217 KKN Di Desa Wengi...
218 Piring Pecah...
219 Kejutan....
220 Daun Sirsak...
221 Gendhis...
222 Melati Berdarah...
223 Peristiwa Di Subuh Pagi...
224 Penyuluhan...
225 Kabur...
226 Tikungan Jodoh...
227 Menikahi Pembunuh...
228 Dr. Rendra???
229 Ujian Aisyah..
230 Menjemput Dita...
231 Kemenyan...
232 Permintaan Bibik...
233 Dia, Istriku!!!
234 Popok...
235 Nenek...
236 Cafe...
237 Ayo Pindah!!!
238 Complicated....
239 Seperti Judul Novel...
240 Rekaman CCTV...
241 Perubahan Anugrah...
242 Tamu Pertama...
243 Pak Dos...
244 Tes Uji...
245 Teh Rasa Air Laut...
246 Mahar...
247 80 Juta...
248 Kenyataan...
249 Cerita Faisal...
250 Om Imam...
251 Ulah Abdul...
252 Isi Hati Sang Komandan...
253 Bertemu Masa Lalu...
254 Babak Belur...
255 Pos Pemeriksaan...
256 Tiga Pria...
257 Lidah Tajam Iskandar...
258 Foto...
259 Status Istri Tentara...
260 Pelarian Dita...
261 Dika...
262 Sudah ML???
263 Seadanya Kita...
264 Kegelisahan Cut...
265 SAH???
266 Pelukan...
267 Geger...
268 Buka Cadarmu!!!
269 Pengajuan Cerai...
270 Pernikahan Reski...
271 Perpisahan...
272 Suami-Istri...
273 2 : 1 ???
274 Membuat Bayi...
275 Ditolak...
276 Iman Kita Berbeda...
277 Wulan Sang Penyanyi...
278 Pergi...
279 Kejutan Kamar Sebelah...
280 Sultan Iskandar Muda...
281 Dokter Merlyn...
282 Rasanya???
283 Mencari Jejak...
284 99 Night Bar...
285 Selamat Jalan Nenek...
286 Kopi Aceh...
287 Salah Paham...
288 Restu Sang Mama...
289 Kejutan Mereka...
290 Tanda Lahir...
291 Putro Mutia...
292 Bapak Petrus dan Ibu Martini...
293 99,99% Cocok...
294 Made In Turki...
295 Ini Mimpi Kan???
296 Kehilangan Roh...
297 Sah...
298 Sang Prajurit Kembali...
299 Lamaran Kedua...
300 Akhir Kita...
Episodes

Updated 300 Episodes

1
PANG SAGOE...
2
Abangku...
3
APA INI???
4
MIFTAH...
5
SURAT KALENG
6
JANNAH...
7
TERTANGKAP...
8
BUKAN SALAH PINANGAN...
9
AKHIR HIDUP JANNAH...
10
Berjalan Dalam Gelap...
11
HATI ATAU LOGIKA???
12
Markas Kabupaten...
13
PILIHAN...
14
JENAZAH...
15
SURAT...
16
HINGGA AKHIR HAYAT...
17
Barang Lagi???
18
GASEH...
19
TEUKU RENDRA MUHAMMAD NUR...
20
17 Agustus...
21
MERDEKA...
22
CUAK...
23
INONG BALEE...
24
ANCAMAN...
25
Da Maneh...
26
Berapa Nyawa Lagi????
27
Pinangan Kedua...
28
Jalan Menuju Ajal???
29
Akhir Dari Perjalanan Panjang...
30
Jalan Menuju Zina...
31
Wartawan...
32
Halimah...
33
Kampung Uteun...
34
GUA...
35
Wanita Penghuni Gua...
36
Aku Merindukanmu...
37
CERITA...
38
Cerita Masih Berlanjut...
39
Antara Ibu dan Anak...
40
Deg...
41
Abang...
42
Bimbang...
43
Sepertiga Malam...
44
Perbedaan...
45
Hidup Baru...
46
Rindu...
47
Dor....lagi???
48
Aduh....
49
Rindu Ini Menyesakkan...
50
Abdi Negara...
51
Perkenalan dan Rasa Cemburu...
52
Cuma Pura-pura...
53
Referendum....
54
Razi...
55
Hancur...
56
Doa Orang Tua...
57
Rata dengan Tanah...
58
Kamu...
59
OTK...
60
Bicara...
61
Peristiwa di Subuh Pagi...
62
Pembantaian...
63
Cinta Itu Buta...
64
Cinta itu Gila...
65
Pengemis...
66
Mendengar...
67
Pemicu...
68
Percikan...
69
Dokter Widia...
70
Penculikan Lagi...
71
Peuraboen...
72
Pulau Breuh...
73
Hidup Baru...
74
Khalid...
75
Meminang Pemuda...
76
Rebutan...
77
Cantoei....
78
Pengakuan...
79
Bulan Sabit...
80
Belum Usai...
81
Saya Tidak Tahu...
82
Kamu Kapan???
83
Faisal...
84
JODOHKU...
85
Cerita Mae...
86
Pertama Bertemu...
87
Dipinang Lagi....
88
Dua Sisi...
89
Kotak Misteri...
90
Tueng Lintoe Baroe...
91
Rangkaian...
92
Tamu-tamu Penting...
93
Kecupan Pertama...
94
Satu Talam...
95
Satu Kamar...
96
Malam dan Siang...
97
Rabiah...
98
Tiga....
99
Shinta...
100
Tiket...
101
Antara Suami dan Dokter...
102
Terapi Lagi...
103
Lincah U Groh...
104
Hamil...
105
Pulau Mencekam...
106
Datang dan Pergi...
107
Yang Tersimpan...
108
Suka Bersama Duka
109
Pikiran Tidak Di Tempat...
110
Mereka Dan Kenangan...
111
Pesan...
112
Kata Cerai...
113
Perkelahian...
114
Sebuah Tamparan...
115
Gempa...
116
Tsunami...
117
Puing...
118
Keajaiban vs Harapan...
119
dr. Guney...
120
Keajaiban...
121
Nelangsa...
122
Ayila...
123
Bertemu Lagi...
124
Retak...
125
Sang Pengisi Hati...
126
Selipan Rasa...
127
Yang Pergi dan Kembali...
128
Iskandar dan Kehilangan...
129
KUA...
130
Saya Dipaksa...
131
Akhirnya Resmi...
132
Kamu dan Kejutan...
133
Batal???
134
Suami Tercinta...
135
Mimpi...
136
Menjemput Jodoh...
137
Mantra...
138
Akad ke Dua...
139
Lamaran Di Atas Pesta...
140
Pasangan...
141
Jadilah Kuat!!!
142
Satu Kamar...
143
Tree Mas Ketir...
144
Apel...
145
Di Bawah Pedang...
146
Rumah Baru...
147
Lawan...
148
Genjer...
149
Tamu Tak Diduga...
150
Kau Ku Kejar!!!
151
Martabak...
152
Nyonya Adi...
153
Saran Atau ???
154
Dukun...
155
Karena Sayang...
156
Perkara Di Subuh Pagi...
157
Kabar Bahagia...
158
Aku Mirip Siapa???
159
Adik....
160
Anugrah Wicaksono...
161
Asrama...
162
Neraka Iskandar...
163
Penampakan...
164
Nenek Rewel...
165
Air Mata Ibu...
166
Wahai Mertua...
167
Hambar...
168
Teman???
169
Berdamai...
170
Pak RW...
171
Racun Tikus...
172
Ceraikan Aku!!!
173
Jangan Mimpi!!!
174
Keturunan Pemberontak...
175
Sang Mantan...
176
Pelakor...
177
Permainan...
178
Ikatan Tak Kasat Mata...
179
Dor...
180
Duri Dalam Daging...
181
Perpisahan...
182
Adek Ikut Papa...
183
Densus 88...
184
Mie Instan Air Mata...
185
Pilih Kasih...
186
Luka...
187
Adit dan Beno...
188
Karena Kita Berbeda...
189
Nenek Garang...
190
Cerita Kita...
191
Pergi Untuk Kembali...
192
Misi Pertama Anugrah...
193
Aku Cemburu!!!
194
Kairo...
195
Ini Pilihanku, Nenek!!!
196
Jadikan Aku Pacarmu...
197
A Vs Mauren...
198
Puber...
199
Skors Lagi...
200
Kolam Es...
201
Kelabang...
202
Mau Jadi Pacarku???
203
Ingat Pesan Mamang...
204
Pulang...
205
Hari Berkabung...
206
Dia???
207
Shinta...
208
Jomblo...
209
Selamat Tinggal...
210
Batu Nisannya Mana???
211
Buah Keuranji....
212
Dek, Waspada!!!
213
Daun Pintu...
214
Dilema Mae...
215
Minta Jatah...
216
Deposit...
217
KKN Di Desa Wengi...
218
Piring Pecah...
219
Kejutan....
220
Daun Sirsak...
221
Gendhis...
222
Melati Berdarah...
223
Peristiwa Di Subuh Pagi...
224
Penyuluhan...
225
Kabur...
226
Tikungan Jodoh...
227
Menikahi Pembunuh...
228
Dr. Rendra???
229
Ujian Aisyah..
230
Menjemput Dita...
231
Kemenyan...
232
Permintaan Bibik...
233
Dia, Istriku!!!
234
Popok...
235
Nenek...
236
Cafe...
237
Ayo Pindah!!!
238
Complicated....
239
Seperti Judul Novel...
240
Rekaman CCTV...
241
Perubahan Anugrah...
242
Tamu Pertama...
243
Pak Dos...
244
Tes Uji...
245
Teh Rasa Air Laut...
246
Mahar...
247
80 Juta...
248
Kenyataan...
249
Cerita Faisal...
250
Om Imam...
251
Ulah Abdul...
252
Isi Hati Sang Komandan...
253
Bertemu Masa Lalu...
254
Babak Belur...
255
Pos Pemeriksaan...
256
Tiga Pria...
257
Lidah Tajam Iskandar...
258
Foto...
259
Status Istri Tentara...
260
Pelarian Dita...
261
Dika...
262
Sudah ML???
263
Seadanya Kita...
264
Kegelisahan Cut...
265
SAH???
266
Pelukan...
267
Geger...
268
Buka Cadarmu!!!
269
Pengajuan Cerai...
270
Pernikahan Reski...
271
Perpisahan...
272
Suami-Istri...
273
2 : 1 ???
274
Membuat Bayi...
275
Ditolak...
276
Iman Kita Berbeda...
277
Wulan Sang Penyanyi...
278
Pergi...
279
Kejutan Kamar Sebelah...
280
Sultan Iskandar Muda...
281
Dokter Merlyn...
282
Rasanya???
283
Mencari Jejak...
284
99 Night Bar...
285
Selamat Jalan Nenek...
286
Kopi Aceh...
287
Salah Paham...
288
Restu Sang Mama...
289
Kejutan Mereka...
290
Tanda Lahir...
291
Putro Mutia...
292
Bapak Petrus dan Ibu Martini...
293
99,99% Cocok...
294
Made In Turki...
295
Ini Mimpi Kan???
296
Kehilangan Roh...
297
Sah...
298
Sang Prajurit Kembali...
299
Lamaran Kedua...
300
Akhir Kita...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!