Barang Lagi???

Hai...Readers, aku tahu kalian rindu sama Babang Rendra, sorry ya baru up. Ada kerjaan darurat di dunia nyata....Happy Reading....

***

Pemakaman sudah selesai dilaksanakan menjelang siang. Beberapa kerabat masih berada di sana. Aku kembali ke kamar untuk melihat Teuku.

Deg...

Aku terpaku menatapnya sedang berbaring di tempat tidurku yang sederhana. Dia sedang bermain dengan Teuku yang sudah bangun. "Apa dia haus?" Tanyaku masih berdiri di pintu.

"Iya, dia baru bangun. Tolong bawakan air hangat!" Aku segera ke dapur mengambil air yang baru dimasak oleh kerabatku.

"Pelan-pelan! Airnya masih panas." Adik perempuan Abu yang sering aku panggil Mak Cek memperingatiku.

"Iya, Mak Cek." Aku membawa setengah gelas air panas lalu satu gelas air dingin ke kamar. Pintu kamarku yang hanya terbuat dari papan yang berasal dari batang kelapa aku biarkan terbuka. Hanya kain gordennya saja tetap kubiarkan menjuntai indah supaya isi kamarku yang sangat sederhana tidak terlalu terlihat keluar.

Rendra bangun dari tidurnya lalu mengambil botol serta kaleng susu yang tersedia dalam tas besar itu.

"Ini kamu lihat cara buat susu untuk Rendra ya!" Aku melihat satu persatu langkah untuk membuat susu buat Teuku. Di kampungku tidak ada yang memberikan anaknya susu formula seperti ini. Setiap bayi hanya meminum air susu ibunya selama dua tahun. Tidak ada wanita yang tidak punya asi setelah melahirkan. Mungkin itulah yang dinamakan rezeki seorang anak yang sudah diturunkan oleh Allah SWT.

Kekurangan harta tidak membuat para bayi di kampungku kekurangan gizi mereka. Buktinya, hanya berbekal air susu ibu selama dua tahun anak-anak di kampungku tumbuh besar dan jarang terkena penyakit berbahaya.

Setiap hari mereka bermain entah ke sawah atau mandi di irigasi atau anak sungai yang melewati kampung kami. Mencari telur puyuh di sawah dan menangkap ikan ataupun belut di rawa menjadi aktivitas yang sangat menyenangkan untuk mereka. Mereka juga tidak perlu takut dengan tentara ataupun pemberontak karena kedua belah pihak yang sedang bertikai tersebut tidak menjadikan mereka sebagai umpan bidikan senjata.

Mereka larut dalam dunianya sendiri bahkan suara senjata ataupun bom sudah tidak menakutkan untuk mereka.

"Cut, apa yang lagi kamu pikirin?" Pertanyaan Rendra mengagetkanku.

"Emm...gak ada apa-apa. Apa sudah selesai?"

Rendra menunjuk dengan dagunya Teuku yang tengah menghisap susu dari botol yang dipegang Rendra. "Saya jadi ingin punya anak juga saat lihat Rendra. Apa kamu tidak ingin?"

"Hah? Saya gak tau. Saya keluar dulu." Tidak baik berlama-lama di dalam sana bersama Rendra. Aku memutuskan untuk bergabung bersama Umi dan Abu yang tengah berbicara dengan para tetua di kampung kami. Teungku Zul, imam kampung serta kepala desa juga turut serta di sana.

"Maafkan kami yang sudah menyembunyikan tentang Ilham pada bapak-bapak semua. Saya hanya tidak mau jalan yang dia pilih membuat keluarga saya terkena imbasnya."

Abu mencoba menjelaskan tentang kebenaran yang selama ini Abu sembunyikan pada warga kampung.

"Sudahlah, Abu. Kita orang tua hanya bisa berdoa. Terkadang anak-anak merasa dirinya sudah besar dan bisa mengambil keputusan sesuka hati. Padahal kita yang tua-tua ini lebih dulu makan asam garam kehidupan." Ucap Kepala Desa.

"Saya dengar anaknya yang masih bayi selamat, apa benar?"

Abu mengangguk kemudian menatapku. "Cut, bawakan Teuku kemari!" Aku masuk ke dalam namun sebelum melangkah Rendra sudah lebih dulu keluar sambil menggendong Teuku.

Rendra duduk di dekat Abu. Aku kembali duduk di dekat Umi. Aku merasa tatapan mereka kepada Rendra sangat tidak bersahabat. Dan Rendra juga seakan mengerti namun dia terlihat mengabaikan mereka.

"Siapa namanya?" Tanya Teungku Zul.

"Teuku Rendra Muhammad Nur." Jawab Rendra cepat bahkan lebih cepat dariku.

"Rendra???" Teungku Zul melihat ke arahku dan Abu.

Lagi-lagi Rendra langsung menjawab pertanyaan Teungku Zul. "Rendra artinya cerdar, pintar. Kelak dia akan tumbuh menjadi anak yang cerdas serta pintar seperti Nabi Muhammad." Jelas Rendra membuat Teungku Zul dan yang lainnya mengerti.

"Bapak-bapak warga kampung Sagoe. Pada kesempatan ini saya juga ingin berpamitan pada semuanya. Maafkan kesalahan saya dan rekan-rekan jika selama tinggal di kampung ini kami banyak melakukan kesalahan. Percayalah, kami tidak ingin melukai siapa pun di sini. Kami juga punya orang tua dan keluarga yang menunggu kami di rumah."

Para warga kampung menyambut baik kata-kata perpisahan yang disamoaikan oleh Rendra. Rendra menyerahkan Teuku pada Abu lalu pamit untuk kembali ke markas Kabupaten.

Malam hari selepas shalat magrib kami mengadakan acara takziah kecil-kecilan yang hanya dihadiri oleh tetangga sekitar dan kerabat yang memilih menginap di rumah kami.

Teuku sangat tenang selama berada di rumah. Aku memberikannya susu sesuai yang Rendra ajarkan. Bayi yatim piatu tersebut mendapat banyak cinta di rumah ini. Semoga dia juga akan mendapatkan lebih banyak cinta di hidupnya kelak.

Enam hari kemudian, suasana kampungku kembali menjadi lautan para tentara. Hari ini para tentara baru pengganti tentara sebelumnya telah tiba. Tentara yang dulu bertugas selama di kampungku akan pulang besok hari. Sore ini, suara orang memberi salam terdengar dari luar. Aku sedang di kamar bersama Teuku. Aku baru selesai memandikannya dan sekarang dia menjadi bayi laki-laki yang sangat tampan.

"Walaikumsalam." Jawabku seraya menggendong Teuku.

Beberapa pria berbaju loreng berdiri di depan pintu rumahku. Aku menatap pria-pria tersebut. Aku mengenal salah satu diantara mereka. Dia tentara yang memotretku kemaren. "Cut, ini ada kiriman dari Komandan." Satu buah kardus yang lumayan besar mereka bawa dan langsung dimasukkan ke dalam kamarku tampa permisi.

Aku melongo menatap anak buah Rendra yang tanpa permisi langsung masuk begitu saja. "Maaf, tapi Komandan menyuruh saya untuk langsung menaruhnya di kamar kamu."

Aku tidak menjawab apa-apa lagi. "Kami permisi dulu." Seorang dari mereka melambaikan tangan pada Teuku dan bayi itu seakan mengerti. Teuku membalas dengan senyum yang terpancar di wajahnya.

"Siapa, Cut?" Tanya Umi yang datang dari dapur.

"Tentara depan, Umi."

"Ada apa mereka kemari?"

"Mengantar barang dari Pak Rendra, Umi."

"Barang apa?"

"Belum Cut buka." Umi mengajakku untuk melihat kardus besar yang sudah tergeletak di kamar. "Kenapa besar sekali? Apa isinya ini?"

Umi mengambil Teuku di gendonganku. "Coba kamu buka! Umi jadi penasaran isinya."

Aku mengambil pisau di dapur lalu memotong perekat kardus tersebut dan isinya sangat beragam. Aku dan Umi melongo menatap satu persatu barang yang telah aku keluarkan dari kardus yang begitu banyak.

Perlengkapan mandi dan setelah mandi untuk Rendra, pakaian, susu, sepatu. Kemudian ada dua pasang baju serta kerudung dan sepuluh buku dengan berbagai judul.

Sebuah amplop yang terlihat tebal menyita perhatianku. Ketika kubuka ternyata isinya......

***

LIKE....LIKE...LIKE....

Terpopuler

Comments

Reiva Momi

Reiva Momi

ada surat lagi kayak nya🤔

2023-02-06

0

안니사

안니사

Isinya suratnya apa tuh?!
Pak Komandan beneran pergi nih, mereka beneran gak berjodoh gitu...

2022-10-28

1

Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien

apakah isinya buku dari KUA?

2021-11-15

1

lihat semua
Episodes
1 PANG SAGOE...
2 Abangku...
3 APA INI???
4 MIFTAH...
5 SURAT KALENG
6 JANNAH...
7 TERTANGKAP...
8 BUKAN SALAH PINANGAN...
9 AKHIR HIDUP JANNAH...
10 Berjalan Dalam Gelap...
11 HATI ATAU LOGIKA???
12 Markas Kabupaten...
13 PILIHAN...
14 JENAZAH...
15 SURAT...
16 HINGGA AKHIR HAYAT...
17 Barang Lagi???
18 GASEH...
19 TEUKU RENDRA MUHAMMAD NUR...
20 17 Agustus...
21 MERDEKA...
22 CUAK...
23 INONG BALEE...
24 ANCAMAN...
25 Da Maneh...
26 Berapa Nyawa Lagi????
27 Pinangan Kedua...
28 Jalan Menuju Ajal???
29 Akhir Dari Perjalanan Panjang...
30 Jalan Menuju Zina...
31 Wartawan...
32 Halimah...
33 Kampung Uteun...
34 GUA...
35 Wanita Penghuni Gua...
36 Aku Merindukanmu...
37 CERITA...
38 Cerita Masih Berlanjut...
39 Antara Ibu dan Anak...
40 Deg...
41 Abang...
42 Bimbang...
43 Sepertiga Malam...
44 Perbedaan...
45 Hidup Baru...
46 Rindu...
47 Dor....lagi???
48 Aduh....
49 Rindu Ini Menyesakkan...
50 Abdi Negara...
51 Perkenalan dan Rasa Cemburu...
52 Cuma Pura-pura...
53 Referendum....
54 Razi...
55 Hancur...
56 Doa Orang Tua...
57 Rata dengan Tanah...
58 Kamu...
59 OTK...
60 Bicara...
61 Peristiwa di Subuh Pagi...
62 Pembantaian...
63 Cinta Itu Buta...
64 Cinta itu Gila...
65 Pengemis...
66 Mendengar...
67 Pemicu...
68 Percikan...
69 Dokter Widia...
70 Penculikan Lagi...
71 Peuraboen...
72 Pulau Breuh...
73 Hidup Baru...
74 Khalid...
75 Meminang Pemuda...
76 Rebutan...
77 Cantoei....
78 Pengakuan...
79 Bulan Sabit...
80 Belum Usai...
81 Saya Tidak Tahu...
82 Kamu Kapan???
83 Faisal...
84 JODOHKU...
85 Cerita Mae...
86 Pertama Bertemu...
87 Dipinang Lagi....
88 Dua Sisi...
89 Kotak Misteri...
90 Tueng Lintoe Baroe...
91 Rangkaian...
92 Tamu-tamu Penting...
93 Kecupan Pertama...
94 Satu Talam...
95 Satu Kamar...
96 Malam dan Siang...
97 Rabiah...
98 Tiga....
99 Shinta...
100 Tiket...
101 Antara Suami dan Dokter...
102 Terapi Lagi...
103 Lincah U Groh...
104 Hamil...
105 Pulau Mencekam...
106 Datang dan Pergi...
107 Yang Tersimpan...
108 Suka Bersama Duka
109 Pikiran Tidak Di Tempat...
110 Mereka Dan Kenangan...
111 Pesan...
112 Kata Cerai...
113 Perkelahian...
114 Sebuah Tamparan...
115 Gempa...
116 Tsunami...
117 Puing...
118 Keajaiban vs Harapan...
119 dr. Guney...
120 Keajaiban...
121 Nelangsa...
122 Ayila...
123 Bertemu Lagi...
124 Retak...
125 Sang Pengisi Hati...
126 Selipan Rasa...
127 Yang Pergi dan Kembali...
128 Iskandar dan Kehilangan...
129 KUA...
130 Saya Dipaksa...
131 Akhirnya Resmi...
132 Kamu dan Kejutan...
133 Batal???
134 Suami Tercinta...
135 Mimpi...
136 Menjemput Jodoh...
137 Mantra...
138 Akad ke Dua...
139 Lamaran Di Atas Pesta...
140 Pasangan...
141 Jadilah Kuat!!!
142 Satu Kamar...
143 Tree Mas Ketir...
144 Apel...
145 Di Bawah Pedang...
146 Rumah Baru...
147 Lawan...
148 Genjer...
149 Tamu Tak Diduga...
150 Kau Ku Kejar!!!
151 Martabak...
152 Nyonya Adi...
153 Saran Atau ???
154 Dukun...
155 Karena Sayang...
156 Perkara Di Subuh Pagi...
157 Kabar Bahagia...
158 Aku Mirip Siapa???
159 Adik....
160 Anugrah Wicaksono...
161 Asrama...
162 Neraka Iskandar...
163 Penampakan...
164 Nenek Rewel...
165 Air Mata Ibu...
166 Wahai Mertua...
167 Hambar...
168 Teman???
169 Berdamai...
170 Pak RW...
171 Racun Tikus...
172 Ceraikan Aku!!!
173 Jangan Mimpi!!!
174 Keturunan Pemberontak...
175 Sang Mantan...
176 Pelakor...
177 Permainan...
178 Ikatan Tak Kasat Mata...
179 Dor...
180 Duri Dalam Daging...
181 Perpisahan...
182 Adek Ikut Papa...
183 Densus 88...
184 Mie Instan Air Mata...
185 Pilih Kasih...
186 Luka...
187 Adit dan Beno...
188 Karena Kita Berbeda...
189 Nenek Garang...
190 Cerita Kita...
191 Pergi Untuk Kembali...
192 Misi Pertama Anugrah...
193 Aku Cemburu!!!
194 Kairo...
195 Ini Pilihanku, Nenek!!!
196 Jadikan Aku Pacarmu...
197 A Vs Mauren...
198 Puber...
199 Skors Lagi...
200 Kolam Es...
201 Kelabang...
202 Mau Jadi Pacarku???
203 Ingat Pesan Mamang...
204 Pulang...
205 Hari Berkabung...
206 Dia???
207 Shinta...
208 Jomblo...
209 Selamat Tinggal...
210 Batu Nisannya Mana???
211 Buah Keuranji....
212 Dek, Waspada!!!
213 Daun Pintu...
214 Dilema Mae...
215 Minta Jatah...
216 Deposit...
217 KKN Di Desa Wengi...
218 Piring Pecah...
219 Kejutan....
220 Daun Sirsak...
221 Gendhis...
222 Melati Berdarah...
223 Peristiwa Di Subuh Pagi...
224 Penyuluhan...
225 Kabur...
226 Tikungan Jodoh...
227 Menikahi Pembunuh...
228 Dr. Rendra???
229 Ujian Aisyah..
230 Menjemput Dita...
231 Kemenyan...
232 Permintaan Bibik...
233 Dia, Istriku!!!
234 Popok...
235 Nenek...
236 Cafe...
237 Ayo Pindah!!!
238 Complicated....
239 Seperti Judul Novel...
240 Rekaman CCTV...
241 Perubahan Anugrah...
242 Tamu Pertama...
243 Pak Dos...
244 Tes Uji...
245 Teh Rasa Air Laut...
246 Mahar...
247 80 Juta...
248 Kenyataan...
249 Cerita Faisal...
250 Om Imam...
251 Ulah Abdul...
252 Isi Hati Sang Komandan...
253 Bertemu Masa Lalu...
254 Babak Belur...
255 Pos Pemeriksaan...
256 Tiga Pria...
257 Lidah Tajam Iskandar...
258 Foto...
259 Status Istri Tentara...
260 Pelarian Dita...
261 Dika...
262 Sudah ML???
263 Seadanya Kita...
264 Kegelisahan Cut...
265 SAH???
266 Pelukan...
267 Geger...
268 Buka Cadarmu!!!
269 Pengajuan Cerai...
270 Pernikahan Reski...
271 Perpisahan...
272 Suami-Istri...
273 2 : 1 ???
274 Membuat Bayi...
275 Ditolak...
276 Iman Kita Berbeda...
277 Wulan Sang Penyanyi...
278 Pergi...
279 Kejutan Kamar Sebelah...
280 Sultan Iskandar Muda...
281 Dokter Merlyn...
282 Rasanya???
283 Mencari Jejak...
284 99 Night Bar...
285 Selamat Jalan Nenek...
286 Kopi Aceh...
287 Salah Paham...
288 Restu Sang Mama...
289 Kejutan Mereka...
290 Tanda Lahir...
291 Putro Mutia...
292 Bapak Petrus dan Ibu Martini...
293 99,99% Cocok...
294 Made In Turki...
295 Ini Mimpi Kan???
296 Kehilangan Roh...
297 Sah...
298 Sang Prajurit Kembali...
299 Lamaran Kedua...
300 Akhir Kita...
Episodes

Updated 300 Episodes

1
PANG SAGOE...
2
Abangku...
3
APA INI???
4
MIFTAH...
5
SURAT KALENG
6
JANNAH...
7
TERTANGKAP...
8
BUKAN SALAH PINANGAN...
9
AKHIR HIDUP JANNAH...
10
Berjalan Dalam Gelap...
11
HATI ATAU LOGIKA???
12
Markas Kabupaten...
13
PILIHAN...
14
JENAZAH...
15
SURAT...
16
HINGGA AKHIR HAYAT...
17
Barang Lagi???
18
GASEH...
19
TEUKU RENDRA MUHAMMAD NUR...
20
17 Agustus...
21
MERDEKA...
22
CUAK...
23
INONG BALEE...
24
ANCAMAN...
25
Da Maneh...
26
Berapa Nyawa Lagi????
27
Pinangan Kedua...
28
Jalan Menuju Ajal???
29
Akhir Dari Perjalanan Panjang...
30
Jalan Menuju Zina...
31
Wartawan...
32
Halimah...
33
Kampung Uteun...
34
GUA...
35
Wanita Penghuni Gua...
36
Aku Merindukanmu...
37
CERITA...
38
Cerita Masih Berlanjut...
39
Antara Ibu dan Anak...
40
Deg...
41
Abang...
42
Bimbang...
43
Sepertiga Malam...
44
Perbedaan...
45
Hidup Baru...
46
Rindu...
47
Dor....lagi???
48
Aduh....
49
Rindu Ini Menyesakkan...
50
Abdi Negara...
51
Perkenalan dan Rasa Cemburu...
52
Cuma Pura-pura...
53
Referendum....
54
Razi...
55
Hancur...
56
Doa Orang Tua...
57
Rata dengan Tanah...
58
Kamu...
59
OTK...
60
Bicara...
61
Peristiwa di Subuh Pagi...
62
Pembantaian...
63
Cinta Itu Buta...
64
Cinta itu Gila...
65
Pengemis...
66
Mendengar...
67
Pemicu...
68
Percikan...
69
Dokter Widia...
70
Penculikan Lagi...
71
Peuraboen...
72
Pulau Breuh...
73
Hidup Baru...
74
Khalid...
75
Meminang Pemuda...
76
Rebutan...
77
Cantoei....
78
Pengakuan...
79
Bulan Sabit...
80
Belum Usai...
81
Saya Tidak Tahu...
82
Kamu Kapan???
83
Faisal...
84
JODOHKU...
85
Cerita Mae...
86
Pertama Bertemu...
87
Dipinang Lagi....
88
Dua Sisi...
89
Kotak Misteri...
90
Tueng Lintoe Baroe...
91
Rangkaian...
92
Tamu-tamu Penting...
93
Kecupan Pertama...
94
Satu Talam...
95
Satu Kamar...
96
Malam dan Siang...
97
Rabiah...
98
Tiga....
99
Shinta...
100
Tiket...
101
Antara Suami dan Dokter...
102
Terapi Lagi...
103
Lincah U Groh...
104
Hamil...
105
Pulau Mencekam...
106
Datang dan Pergi...
107
Yang Tersimpan...
108
Suka Bersama Duka
109
Pikiran Tidak Di Tempat...
110
Mereka Dan Kenangan...
111
Pesan...
112
Kata Cerai...
113
Perkelahian...
114
Sebuah Tamparan...
115
Gempa...
116
Tsunami...
117
Puing...
118
Keajaiban vs Harapan...
119
dr. Guney...
120
Keajaiban...
121
Nelangsa...
122
Ayila...
123
Bertemu Lagi...
124
Retak...
125
Sang Pengisi Hati...
126
Selipan Rasa...
127
Yang Pergi dan Kembali...
128
Iskandar dan Kehilangan...
129
KUA...
130
Saya Dipaksa...
131
Akhirnya Resmi...
132
Kamu dan Kejutan...
133
Batal???
134
Suami Tercinta...
135
Mimpi...
136
Menjemput Jodoh...
137
Mantra...
138
Akad ke Dua...
139
Lamaran Di Atas Pesta...
140
Pasangan...
141
Jadilah Kuat!!!
142
Satu Kamar...
143
Tree Mas Ketir...
144
Apel...
145
Di Bawah Pedang...
146
Rumah Baru...
147
Lawan...
148
Genjer...
149
Tamu Tak Diduga...
150
Kau Ku Kejar!!!
151
Martabak...
152
Nyonya Adi...
153
Saran Atau ???
154
Dukun...
155
Karena Sayang...
156
Perkara Di Subuh Pagi...
157
Kabar Bahagia...
158
Aku Mirip Siapa???
159
Adik....
160
Anugrah Wicaksono...
161
Asrama...
162
Neraka Iskandar...
163
Penampakan...
164
Nenek Rewel...
165
Air Mata Ibu...
166
Wahai Mertua...
167
Hambar...
168
Teman???
169
Berdamai...
170
Pak RW...
171
Racun Tikus...
172
Ceraikan Aku!!!
173
Jangan Mimpi!!!
174
Keturunan Pemberontak...
175
Sang Mantan...
176
Pelakor...
177
Permainan...
178
Ikatan Tak Kasat Mata...
179
Dor...
180
Duri Dalam Daging...
181
Perpisahan...
182
Adek Ikut Papa...
183
Densus 88...
184
Mie Instan Air Mata...
185
Pilih Kasih...
186
Luka...
187
Adit dan Beno...
188
Karena Kita Berbeda...
189
Nenek Garang...
190
Cerita Kita...
191
Pergi Untuk Kembali...
192
Misi Pertama Anugrah...
193
Aku Cemburu!!!
194
Kairo...
195
Ini Pilihanku, Nenek!!!
196
Jadikan Aku Pacarmu...
197
A Vs Mauren...
198
Puber...
199
Skors Lagi...
200
Kolam Es...
201
Kelabang...
202
Mau Jadi Pacarku???
203
Ingat Pesan Mamang...
204
Pulang...
205
Hari Berkabung...
206
Dia???
207
Shinta...
208
Jomblo...
209
Selamat Tinggal...
210
Batu Nisannya Mana???
211
Buah Keuranji....
212
Dek, Waspada!!!
213
Daun Pintu...
214
Dilema Mae...
215
Minta Jatah...
216
Deposit...
217
KKN Di Desa Wengi...
218
Piring Pecah...
219
Kejutan....
220
Daun Sirsak...
221
Gendhis...
222
Melati Berdarah...
223
Peristiwa Di Subuh Pagi...
224
Penyuluhan...
225
Kabur...
226
Tikungan Jodoh...
227
Menikahi Pembunuh...
228
Dr. Rendra???
229
Ujian Aisyah..
230
Menjemput Dita...
231
Kemenyan...
232
Permintaan Bibik...
233
Dia, Istriku!!!
234
Popok...
235
Nenek...
236
Cafe...
237
Ayo Pindah!!!
238
Complicated....
239
Seperti Judul Novel...
240
Rekaman CCTV...
241
Perubahan Anugrah...
242
Tamu Pertama...
243
Pak Dos...
244
Tes Uji...
245
Teh Rasa Air Laut...
246
Mahar...
247
80 Juta...
248
Kenyataan...
249
Cerita Faisal...
250
Om Imam...
251
Ulah Abdul...
252
Isi Hati Sang Komandan...
253
Bertemu Masa Lalu...
254
Babak Belur...
255
Pos Pemeriksaan...
256
Tiga Pria...
257
Lidah Tajam Iskandar...
258
Foto...
259
Status Istri Tentara...
260
Pelarian Dita...
261
Dika...
262
Sudah ML???
263
Seadanya Kita...
264
Kegelisahan Cut...
265
SAH???
266
Pelukan...
267
Geger...
268
Buka Cadarmu!!!
269
Pengajuan Cerai...
270
Pernikahan Reski...
271
Perpisahan...
272
Suami-Istri...
273
2 : 1 ???
274
Membuat Bayi...
275
Ditolak...
276
Iman Kita Berbeda...
277
Wulan Sang Penyanyi...
278
Pergi...
279
Kejutan Kamar Sebelah...
280
Sultan Iskandar Muda...
281
Dokter Merlyn...
282
Rasanya???
283
Mencari Jejak...
284
99 Night Bar...
285
Selamat Jalan Nenek...
286
Kopi Aceh...
287
Salah Paham...
288
Restu Sang Mama...
289
Kejutan Mereka...
290
Tanda Lahir...
291
Putro Mutia...
292
Bapak Petrus dan Ibu Martini...
293
99,99% Cocok...
294
Made In Turki...
295
Ini Mimpi Kan???
296
Kehilangan Roh...
297
Sah...
298
Sang Prajurit Kembali...
299
Lamaran Kedua...
300
Akhir Kita...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!