TERTANGKAP...

"Apa kamu takut?" Pertanyaan apa itu? Ya jelas takut, aku sangat takut sekarang.

Rendra duduk di depanku, jarak kami hanya tidak terlalu dekat. Aku masih menunduk, aku meremas ujung kerudung yang kugunakan.

"Apa kamu mengenal Jannah?" Aku menganggukkan kepala.

"Dia teman dekat kamu?" Aku menggelengkan kepala.

"Apa kamu bisu?" Lagi-lagi aku menggelengkan kepala membuat Rendra menghela nafasnya dan itu terdengar olehku.

"Kalo kamu mau cepat keluar dari sini makan lihat saya dan jawab pertanyaan saya dengan suara bukan gerakan kepala. Kamu bisa bahasa Indonesia kan?"

Aku mengangkat kepala lalu menatapanya seperti yang dia perintahkan. Rendra tersenyum kecil.

"Beberapa bulan ini dia sering kerumahmu, ada keperluan apa dia disana dan tadi kamu bilang kalian tidak dekat tapi dia sering ke rumahmu."

"Saya juga tidak tau, Pak. Setelah Miftah meninggal dia jadi sering ke rumah saya. Saya juga merasa aneh karena kami memang tidak dekat tapi saya tidak mungkin mengusirnya kan?" Jawabku dengan tatapan kesal.

Lagi-lagi Rendra tersenyum, "Apa yang sering kalian bicarakan?"

"Banyak, tentang pengajian, teman-teman dan em...calon suami."

"Apa dia sudah punya calon suami?"

"Yang dia bilang tidak tapi saya gak tau benar atau tidak. Karena saya gak ingin tau urusan dia."

Rendra manggut-manggut. "Gimana dengan Miftah? Apa kalian dekat?"

"Saya dan Miftah lumayan dekat, tapi Jannah dan Miftah tidak."

"Apa Miftah sering menceritakan masalah pribadinya pada kamu?"

"Kami bertemu hanya waktu ke pengajian, kami saling bercerita sebelum ngaji dimulai."

"Soal lamaran anak buah saya pada Miftah, apa kamu dan Jannah tau?"

"Saya tau saat ke pengajian melewati rumahnya. Dan di sana ada beberapa tentara, setelah sampai di pengajian baru Miftah cerita jika dia sudah dilamar sama teman Bapak."

"Apa Jannah juga mendengar cerita itu?"

"Saya gak tau, karena kami bicaranya bisik-bisik."

"Berarti kamu suka bicara kalo lagi ngaji?"

Aku gelagapan, kenapa dia malah menceramahi aku? "Cuma hari itu saja" Jawabku.

Rendra menatapku dengan tatapan serius. "Jannah ditangkap karena sudah menjadi mata-mata para pemberontak."

"Hah???" Aku terkejut tapi tidak terlalu. Dari awal memang aku sudah curiga namun aku diamkan karena aku juga tidak mungkin melapor pada aparat keamanan. Justru aku bisa dikira mata-mata mereka.

"Kemungkinan dia juga ada dibalik meninggalnya Miftah." Ucap Rendra kembali.

Aku tidak percaya dengan apa yang Rendra katakan. "Untuk apa dia melakukan itu?" Gumamku.

"Karena penyakit hati seperti iri dan dengki jika tidak terkontrol maka akan memakan diri sendiri, contohnya ya Jannah. Dia iri melihat Miftah dan melakukan tindakan bodoh dengan melaporkan Jannah pada pemberontak."

"Mungkin jika kamu menerima lamaran saya dan dia juga tau maka nasib kamu akan berakhir seperti Miftah kecuali Abang kamu membantu."

Aku menatap Rendra saat dia menyebutkan 'Abang kamu'. Apa Rendra sudah tahu tentang Abangku? Dan apa dia juga mencurigai kami karena telah menyembunyikan wajah abangku padanya?

"Kenapa? Kamu sudah bertemu Abangmu? Apa kamu masih mengenalinya?" Aku tidak menjawab lagi pertanyaan Rendra.

"Apa Jannah akan dibebaskan?" Tanyaku ragu-ragu.

"Tidak, dia akan ditahan dan pengadilan tidak bekerja untuk tahanan seperti dia."

Aku mengernyitkan kening tanda tidak mengerti dan Rendra sama sekali tidak berniat memberi penjelasan untukku mengerti.

"Berhati-hatilah, jangan pergi sendirian lagi. Minta diantar oleh Abu jika ada keperluan mendadak. Saya tidak bisa menjagamu setiap saat. Sekarang kamu boleh pulang, Abu dan Umi pasti cemas."

Aku mengangguk kecil kemudian bangkit dari duduk berjalan menuju pintu. "Cut," Rendra menahan lenganku tiba-tiba. "Saya masih berharap kamu menerima lamaran saya."

"Maaf." Ucapku lalu keluar dari tempat menyeramkan itu.

Aku berjalan tergesa-gesa berharap sampai ke rumah secepatnya. "Assalamualaikum."

Abu dan Umi langsung berhamburan memelukku. "Alhamdulillah ya Allah, anak hamba selamat." Ucap Abu seraya memelukku.

Aku menceritakan semua kepada Abu dan Umi. Saat itu juga Abu dan Umi melarangku untuk pergi ke pengajian lagi. Abu dan Umi takut kejadian yang menimpa Miftah akan terjadi padaku. Abu juga takut jika aku telah dicap sebagai mata-mata aparat pemerintah karena pernah masuk dalam pos mereka.

Lengkap sudah deritaku sebagai gadis yang terlahir di daerah konflik yang ingin melihat luasnya dunia ternyata untuk melihat kampungku saja tidak bisa apalagi dunia luar.

Tidak ada lagi kabar tentang Jannah. Orang tuanya pun tidak dapat bertemu dan melihatnya lagi. Terkadang aku berpikir kejadian Jannah sama dengan Miftah. Orang tua Miftah juga tidak bisa melihat anaknya lagi dan orang tua Jannah juga sama. Apakah ini yang namanya keadilan? Entahlah...

Hari berganti minggu berganti bulan dan sekarang sudah delapan bulan Rendra tinggal di kampungku. Bagaimana hubungan kami? Tidak ada. Kami tidak saling mengenal dan tidak saling menyapa.

Hari ini tibanya waktu panen. Semua warga kampung yang memiliki sawah terlihat sibuk untuk memanen padi mereka yang sudah menguning. Aku membantu Umi memasak beberapa makanan yang akan kami bawa ke sawah.

"Assalamualaikum." Suara beberapa orang di depan rumah membuatku dan Umi berhenti seketika.

Begitulah kami yang hidup di daerah konflik. Selalu pikiran menakutkan yang terbesit ketika ada orang memberi salam. Aku dan Umi segera ke dapan. Beberapa orang bapak-bapak serta ibu-ibu yang aku yakini sebagai istri dari bapak-bapak tersebut tersenyum kearah kami.

"Walaikumsalam." Jawabku dan Umi dengan raut wajah bingung.

"Benar ini rumahnya Abu Salahuddin Nur?" Tanya seorang dari mereka.

"I-iya, tapi Abu lagi di sawah. Ada apa ya?" Tanya Umi.

"Maaf karena kami datang tidak tepat waktu, kami ingin bertemu beliau, kami kesini ingin menyampaikan amanah seorang pemuda di kecamatan seberang."

Umi mempersilahkan mereka masuk. "Cut, panggilkan Abu!" Aku segera berlari menuju sawah yang tidak terlalu jauh dari rumah.

Dengan nafas tersengal aku mengatakan pada Abu jika di rumah ada tamu dan detik itu juga Abu langsung pulang.

Abu tidak langsung menemui tamu-tamu tersebut. Abu masuk lewat samping lalu membersihkan diri di sumur belakang rumah. Aku mengambil baju ganti untuk Abu di kamar dan aku merasa ditatap oleh mereka semua dengan tatapan aneh.

"Assalamualaikum." Ucap Abu seraya tersenyum

"Walaikumsalam."

Aku membuatka minum untuk Abu dan untuk tamu sudah dibuatkan oleh Umi sebelumnya.

"Maafkan kami yang datang tidak tepat waktu sehingga menggangu pekerjaan Abu."

"Tidak apa-apa hanya saya kaget saja, jadi apa maksud dan tujuan bapak-bapak serta ibu ke rumah kami?" Tanya Abu ramah namun aku bisa menangkap gestur Abu yang sebenarny sudah tahu tujuan mereka.

***

LIKE...LIKE...LIKE...

Terpopuler

Comments

Ersa

Ersa

wait....menjagamu? aih Abang Ren tiap hari stalking in Cut ya?🤭

2023-09-30

0

Ersa

Ersa

Dan kbr miftah di Lamar tentara pasti mbak surga alias jannah yg bocorin ke pemberontak.

2023-09-30

0

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

Kalau memang mereka berjodoh, apapun halang rintang mereka akan bersatu

2023-07-12

1

lihat semua
Episodes
1 PANG SAGOE...
2 Abangku...
3 APA INI???
4 MIFTAH...
5 SURAT KALENG
6 JANNAH...
7 TERTANGKAP...
8 BUKAN SALAH PINANGAN...
9 AKHIR HIDUP JANNAH...
10 Berjalan Dalam Gelap...
11 HATI ATAU LOGIKA???
12 Markas Kabupaten...
13 PILIHAN...
14 JENAZAH...
15 SURAT...
16 HINGGA AKHIR HAYAT...
17 Barang Lagi???
18 GASEH...
19 TEUKU RENDRA MUHAMMAD NUR...
20 17 Agustus...
21 MERDEKA...
22 CUAK...
23 INONG BALEE...
24 ANCAMAN...
25 Da Maneh...
26 Berapa Nyawa Lagi????
27 Pinangan Kedua...
28 Jalan Menuju Ajal???
29 Akhir Dari Perjalanan Panjang...
30 Jalan Menuju Zina...
31 Wartawan...
32 Halimah...
33 Kampung Uteun...
34 GUA...
35 Wanita Penghuni Gua...
36 Aku Merindukanmu...
37 CERITA...
38 Cerita Masih Berlanjut...
39 Antara Ibu dan Anak...
40 Deg...
41 Abang...
42 Bimbang...
43 Sepertiga Malam...
44 Perbedaan...
45 Hidup Baru...
46 Rindu...
47 Dor....lagi???
48 Aduh....
49 Rindu Ini Menyesakkan...
50 Abdi Negara...
51 Perkenalan dan Rasa Cemburu...
52 Cuma Pura-pura...
53 Referendum....
54 Razi...
55 Hancur...
56 Doa Orang Tua...
57 Rata dengan Tanah...
58 Kamu...
59 OTK...
60 Bicara...
61 Peristiwa di Subuh Pagi...
62 Pembantaian...
63 Cinta Itu Buta...
64 Cinta itu Gila...
65 Pengemis...
66 Mendengar...
67 Pemicu...
68 Percikan...
69 Dokter Widia...
70 Penculikan Lagi...
71 Peuraboen...
72 Pulau Breuh...
73 Hidup Baru...
74 Khalid...
75 Meminang Pemuda...
76 Rebutan...
77 Cantoei....
78 Pengakuan...
79 Bulan Sabit...
80 Belum Usai...
81 Saya Tidak Tahu...
82 Kamu Kapan???
83 Faisal...
84 JODOHKU...
85 Cerita Mae...
86 Pertama Bertemu...
87 Dipinang Lagi....
88 Dua Sisi...
89 Kotak Misteri...
90 Tueng Lintoe Baroe...
91 Rangkaian...
92 Tamu-tamu Penting...
93 Kecupan Pertama...
94 Satu Talam...
95 Satu Kamar...
96 Malam dan Siang...
97 Rabiah...
98 Tiga....
99 Shinta...
100 Tiket...
101 Antara Suami dan Dokter...
102 Terapi Lagi...
103 Lincah U Groh...
104 Hamil...
105 Pulau Mencekam...
106 Datang dan Pergi...
107 Yang Tersimpan...
108 Suka Bersama Duka
109 Pikiran Tidak Di Tempat...
110 Mereka Dan Kenangan...
111 Pesan...
112 Kata Cerai...
113 Perkelahian...
114 Sebuah Tamparan...
115 Gempa...
116 Tsunami...
117 Puing...
118 Keajaiban vs Harapan...
119 dr. Guney...
120 Keajaiban...
121 Nelangsa...
122 Ayila...
123 Bertemu Lagi...
124 Retak...
125 Sang Pengisi Hati...
126 Selipan Rasa...
127 Yang Pergi dan Kembali...
128 Iskandar dan Kehilangan...
129 KUA...
130 Saya Dipaksa...
131 Akhirnya Resmi...
132 Kamu dan Kejutan...
133 Batal???
134 Suami Tercinta...
135 Mimpi...
136 Menjemput Jodoh...
137 Mantra...
138 Akad ke Dua...
139 Lamaran Di Atas Pesta...
140 Pasangan...
141 Jadilah Kuat!!!
142 Satu Kamar...
143 Tree Mas Ketir...
144 Apel...
145 Di Bawah Pedang...
146 Rumah Baru...
147 Lawan...
148 Genjer...
149 Tamu Tak Diduga...
150 Kau Ku Kejar!!!
151 Martabak...
152 Nyonya Adi...
153 Saran Atau ???
154 Dukun...
155 Karena Sayang...
156 Perkara Di Subuh Pagi...
157 Kabar Bahagia...
158 Aku Mirip Siapa???
159 Adik....
160 Anugrah Wicaksono...
161 Asrama...
162 Neraka Iskandar...
163 Penampakan...
164 Nenek Rewel...
165 Air Mata Ibu...
166 Wahai Mertua...
167 Hambar...
168 Teman???
169 Berdamai...
170 Pak RW...
171 Racun Tikus...
172 Ceraikan Aku!!!
173 Jangan Mimpi!!!
174 Keturunan Pemberontak...
175 Sang Mantan...
176 Pelakor...
177 Permainan...
178 Ikatan Tak Kasat Mata...
179 Dor...
180 Duri Dalam Daging...
181 Perpisahan...
182 Adek Ikut Papa...
183 Densus 88...
184 Mie Instan Air Mata...
185 Pilih Kasih...
186 Luka...
187 Adit dan Beno...
188 Karena Kita Berbeda...
189 Nenek Garang...
190 Cerita Kita...
191 Pergi Untuk Kembali...
192 Misi Pertama Anugrah...
193 Aku Cemburu!!!
194 Kairo...
195 Ini Pilihanku, Nenek!!!
196 Jadikan Aku Pacarmu...
197 A Vs Mauren...
198 Puber...
199 Skors Lagi...
200 Kolam Es...
201 Kelabang...
202 Mau Jadi Pacarku???
203 Ingat Pesan Mamang...
204 Pulang...
205 Hari Berkabung...
206 Dia???
207 Shinta...
208 Jomblo...
209 Selamat Tinggal...
210 Batu Nisannya Mana???
211 Buah Keuranji....
212 Dek, Waspada!!!
213 Daun Pintu...
214 Dilema Mae...
215 Minta Jatah...
216 Deposit...
217 KKN Di Desa Wengi...
218 Piring Pecah...
219 Kejutan....
220 Daun Sirsak...
221 Gendhis...
222 Melati Berdarah...
223 Peristiwa Di Subuh Pagi...
224 Penyuluhan...
225 Kabur...
226 Tikungan Jodoh...
227 Menikahi Pembunuh...
228 Dr. Rendra???
229 Ujian Aisyah..
230 Menjemput Dita...
231 Kemenyan...
232 Permintaan Bibik...
233 Dia, Istriku!!!
234 Popok...
235 Nenek...
236 Cafe...
237 Ayo Pindah!!!
238 Complicated....
239 Seperti Judul Novel...
240 Rekaman CCTV...
241 Perubahan Anugrah...
242 Tamu Pertama...
243 Pak Dos...
244 Tes Uji...
245 Teh Rasa Air Laut...
246 Mahar...
247 80 Juta...
248 Kenyataan...
249 Cerita Faisal...
250 Om Imam...
251 Ulah Abdul...
252 Isi Hati Sang Komandan...
253 Bertemu Masa Lalu...
254 Babak Belur...
255 Pos Pemeriksaan...
256 Tiga Pria...
257 Lidah Tajam Iskandar...
258 Foto...
259 Status Istri Tentara...
260 Pelarian Dita...
261 Dika...
262 Sudah ML???
263 Seadanya Kita...
264 Kegelisahan Cut...
265 SAH???
266 Pelukan...
267 Geger...
268 Buka Cadarmu!!!
269 Pengajuan Cerai...
270 Pernikahan Reski...
271 Perpisahan...
272 Suami-Istri...
273 2 : 1 ???
274 Membuat Bayi...
275 Ditolak...
276 Iman Kita Berbeda...
277 Wulan Sang Penyanyi...
278 Pergi...
279 Kejutan Kamar Sebelah...
280 Sultan Iskandar Muda...
281 Dokter Merlyn...
282 Rasanya???
283 Mencari Jejak...
284 99 Night Bar...
285 Selamat Jalan Nenek...
286 Kopi Aceh...
287 Salah Paham...
288 Restu Sang Mama...
289 Kejutan Mereka...
290 Tanda Lahir...
291 Putro Mutia...
292 Bapak Petrus dan Ibu Martini...
293 99,99% Cocok...
294 Made In Turki...
295 Ini Mimpi Kan???
296 Kehilangan Roh...
297 Sah...
298 Sang Prajurit Kembali...
299 Lamaran Kedua...
300 Akhir Kita...
Episodes

Updated 300 Episodes

1
PANG SAGOE...
2
Abangku...
3
APA INI???
4
MIFTAH...
5
SURAT KALENG
6
JANNAH...
7
TERTANGKAP...
8
BUKAN SALAH PINANGAN...
9
AKHIR HIDUP JANNAH...
10
Berjalan Dalam Gelap...
11
HATI ATAU LOGIKA???
12
Markas Kabupaten...
13
PILIHAN...
14
JENAZAH...
15
SURAT...
16
HINGGA AKHIR HAYAT...
17
Barang Lagi???
18
GASEH...
19
TEUKU RENDRA MUHAMMAD NUR...
20
17 Agustus...
21
MERDEKA...
22
CUAK...
23
INONG BALEE...
24
ANCAMAN...
25
Da Maneh...
26
Berapa Nyawa Lagi????
27
Pinangan Kedua...
28
Jalan Menuju Ajal???
29
Akhir Dari Perjalanan Panjang...
30
Jalan Menuju Zina...
31
Wartawan...
32
Halimah...
33
Kampung Uteun...
34
GUA...
35
Wanita Penghuni Gua...
36
Aku Merindukanmu...
37
CERITA...
38
Cerita Masih Berlanjut...
39
Antara Ibu dan Anak...
40
Deg...
41
Abang...
42
Bimbang...
43
Sepertiga Malam...
44
Perbedaan...
45
Hidup Baru...
46
Rindu...
47
Dor....lagi???
48
Aduh....
49
Rindu Ini Menyesakkan...
50
Abdi Negara...
51
Perkenalan dan Rasa Cemburu...
52
Cuma Pura-pura...
53
Referendum....
54
Razi...
55
Hancur...
56
Doa Orang Tua...
57
Rata dengan Tanah...
58
Kamu...
59
OTK...
60
Bicara...
61
Peristiwa di Subuh Pagi...
62
Pembantaian...
63
Cinta Itu Buta...
64
Cinta itu Gila...
65
Pengemis...
66
Mendengar...
67
Pemicu...
68
Percikan...
69
Dokter Widia...
70
Penculikan Lagi...
71
Peuraboen...
72
Pulau Breuh...
73
Hidup Baru...
74
Khalid...
75
Meminang Pemuda...
76
Rebutan...
77
Cantoei....
78
Pengakuan...
79
Bulan Sabit...
80
Belum Usai...
81
Saya Tidak Tahu...
82
Kamu Kapan???
83
Faisal...
84
JODOHKU...
85
Cerita Mae...
86
Pertama Bertemu...
87
Dipinang Lagi....
88
Dua Sisi...
89
Kotak Misteri...
90
Tueng Lintoe Baroe...
91
Rangkaian...
92
Tamu-tamu Penting...
93
Kecupan Pertama...
94
Satu Talam...
95
Satu Kamar...
96
Malam dan Siang...
97
Rabiah...
98
Tiga....
99
Shinta...
100
Tiket...
101
Antara Suami dan Dokter...
102
Terapi Lagi...
103
Lincah U Groh...
104
Hamil...
105
Pulau Mencekam...
106
Datang dan Pergi...
107
Yang Tersimpan...
108
Suka Bersama Duka
109
Pikiran Tidak Di Tempat...
110
Mereka Dan Kenangan...
111
Pesan...
112
Kata Cerai...
113
Perkelahian...
114
Sebuah Tamparan...
115
Gempa...
116
Tsunami...
117
Puing...
118
Keajaiban vs Harapan...
119
dr. Guney...
120
Keajaiban...
121
Nelangsa...
122
Ayila...
123
Bertemu Lagi...
124
Retak...
125
Sang Pengisi Hati...
126
Selipan Rasa...
127
Yang Pergi dan Kembali...
128
Iskandar dan Kehilangan...
129
KUA...
130
Saya Dipaksa...
131
Akhirnya Resmi...
132
Kamu dan Kejutan...
133
Batal???
134
Suami Tercinta...
135
Mimpi...
136
Menjemput Jodoh...
137
Mantra...
138
Akad ke Dua...
139
Lamaran Di Atas Pesta...
140
Pasangan...
141
Jadilah Kuat!!!
142
Satu Kamar...
143
Tree Mas Ketir...
144
Apel...
145
Di Bawah Pedang...
146
Rumah Baru...
147
Lawan...
148
Genjer...
149
Tamu Tak Diduga...
150
Kau Ku Kejar!!!
151
Martabak...
152
Nyonya Adi...
153
Saran Atau ???
154
Dukun...
155
Karena Sayang...
156
Perkara Di Subuh Pagi...
157
Kabar Bahagia...
158
Aku Mirip Siapa???
159
Adik....
160
Anugrah Wicaksono...
161
Asrama...
162
Neraka Iskandar...
163
Penampakan...
164
Nenek Rewel...
165
Air Mata Ibu...
166
Wahai Mertua...
167
Hambar...
168
Teman???
169
Berdamai...
170
Pak RW...
171
Racun Tikus...
172
Ceraikan Aku!!!
173
Jangan Mimpi!!!
174
Keturunan Pemberontak...
175
Sang Mantan...
176
Pelakor...
177
Permainan...
178
Ikatan Tak Kasat Mata...
179
Dor...
180
Duri Dalam Daging...
181
Perpisahan...
182
Adek Ikut Papa...
183
Densus 88...
184
Mie Instan Air Mata...
185
Pilih Kasih...
186
Luka...
187
Adit dan Beno...
188
Karena Kita Berbeda...
189
Nenek Garang...
190
Cerita Kita...
191
Pergi Untuk Kembali...
192
Misi Pertama Anugrah...
193
Aku Cemburu!!!
194
Kairo...
195
Ini Pilihanku, Nenek!!!
196
Jadikan Aku Pacarmu...
197
A Vs Mauren...
198
Puber...
199
Skors Lagi...
200
Kolam Es...
201
Kelabang...
202
Mau Jadi Pacarku???
203
Ingat Pesan Mamang...
204
Pulang...
205
Hari Berkabung...
206
Dia???
207
Shinta...
208
Jomblo...
209
Selamat Tinggal...
210
Batu Nisannya Mana???
211
Buah Keuranji....
212
Dek, Waspada!!!
213
Daun Pintu...
214
Dilema Mae...
215
Minta Jatah...
216
Deposit...
217
KKN Di Desa Wengi...
218
Piring Pecah...
219
Kejutan....
220
Daun Sirsak...
221
Gendhis...
222
Melati Berdarah...
223
Peristiwa Di Subuh Pagi...
224
Penyuluhan...
225
Kabur...
226
Tikungan Jodoh...
227
Menikahi Pembunuh...
228
Dr. Rendra???
229
Ujian Aisyah..
230
Menjemput Dita...
231
Kemenyan...
232
Permintaan Bibik...
233
Dia, Istriku!!!
234
Popok...
235
Nenek...
236
Cafe...
237
Ayo Pindah!!!
238
Complicated....
239
Seperti Judul Novel...
240
Rekaman CCTV...
241
Perubahan Anugrah...
242
Tamu Pertama...
243
Pak Dos...
244
Tes Uji...
245
Teh Rasa Air Laut...
246
Mahar...
247
80 Juta...
248
Kenyataan...
249
Cerita Faisal...
250
Om Imam...
251
Ulah Abdul...
252
Isi Hati Sang Komandan...
253
Bertemu Masa Lalu...
254
Babak Belur...
255
Pos Pemeriksaan...
256
Tiga Pria...
257
Lidah Tajam Iskandar...
258
Foto...
259
Status Istri Tentara...
260
Pelarian Dita...
261
Dika...
262
Sudah ML???
263
Seadanya Kita...
264
Kegelisahan Cut...
265
SAH???
266
Pelukan...
267
Geger...
268
Buka Cadarmu!!!
269
Pengajuan Cerai...
270
Pernikahan Reski...
271
Perpisahan...
272
Suami-Istri...
273
2 : 1 ???
274
Membuat Bayi...
275
Ditolak...
276
Iman Kita Berbeda...
277
Wulan Sang Penyanyi...
278
Pergi...
279
Kejutan Kamar Sebelah...
280
Sultan Iskandar Muda...
281
Dokter Merlyn...
282
Rasanya???
283
Mencari Jejak...
284
99 Night Bar...
285
Selamat Jalan Nenek...
286
Kopi Aceh...
287
Salah Paham...
288
Restu Sang Mama...
289
Kejutan Mereka...
290
Tanda Lahir...
291
Putro Mutia...
292
Bapak Petrus dan Ibu Martini...
293
99,99% Cocok...
294
Made In Turki...
295
Ini Mimpi Kan???
296
Kehilangan Roh...
297
Sah...
298
Sang Prajurit Kembali...
299
Lamaran Kedua...
300
Akhir Kita...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!