Sang Kyai Meminta Azzam Mengkhitbah Annisa

" Assalamu'alaikum umi, Nisa pulang." ujar Annisa saat masuk kedalam rumah.

Terlihat sepi tanpa sahutan, rupanya Fatimah tengah mengaji di dalam kamar. Begitulah kebiasaan Fatimah. Saat Kyai Waffiq melakukan tauziah keluar kota, ia selalu mengaji dan berdo'a memohon keselamatan dan perlindungan.

Saat mendengar suara umi Fatimah yang sedang mengaji, Annisa pun memilih duduk di teras.

Nisa masuk keruang baca milik Azzam. Selain buku dan kitab yang tertata rapi, disana juga terpampang foto Azzam yang dipajang di dinding. Foto saat Azzam dikairo.

Diusapnya kaca figura yang berisi foto Azzam tersebut. Sebuah senyum kecil tersungging dari sudut bibir Annisa.

" Ustadz kutub sangat tampan ya, tapi kadang suka nyebelin. Juteknya minta ampun, sok kecakepan." ujar Annisa menggerutu mengomel didepan foto Azzam.

" Kenapa ngomelnya ke fotonya nak Nisa, bukan ke orangnya langsung. Harusnya tadi sebelum dia berangkat marahi saja dia, umi nggak papa kok, kan Azzam suka bikin nak Nisa kesel." tiba tiba suara Fatimah mengagetkan Annisa.

Gadis yang tengah mengenakan pakaian beserta hijab warna navy itu terlihat, tersipu malu. Wajahnya seketika memerah bak kepiting rebus.

" Eh umi, bukannya umi ngaji ya barusan, sejak kapan umi disini?" tanya Annisa mengalihkan pembicaraan.

Fatimah tersenyum melihat Annisa yang tersipu malu.

" Duduk lah sini umi pingin mengobrol berdua dengan nak Nisa. Lagian umi sendirian saat ini." seru Fatimah menuntun Nisa duduk didepannya.

Gadis berbaju navy itu tertunduk malu dihadapan Fatimah.

" Nggak usah malu nak Nisa, anggap umi adalah mama kamu sendiri, ya?" ucap Fatimah mengusap wajah Annisa. Gadis itu pun mengangguk.

" Gimana sekarang kondisi psikis nak Nisa?? apa trauma kejadian beberapa waktu lalu masih sulit dilupakan??" tanya umi Fatimah.

Nisa masih tertunduk dan menggelengkan kepala, pertanda menjawab pertanyaan wanita dihadapannya.

" Alhamdulillah, syukurlah, umi ikut senang mendengarnya. Terus tentang pelajaran yang nak Nisa pelajari selama disini bagaimana, apa sudah ada yang dimengerti, atau ada yang belum difahami??" tanya Fatimah kembali.

" Alhamdulillah Nisa sedikit banyak sudah mulai mengerti umi, apalagi ditambah buku yang mas Azzam berikan, itu sangat membantu Nisa. Sedikit banyak saya mulai mengurangi sifat keras kepala dan egois saya yang sangat tinggi umi." sahut Annisa menjelaskan.

" Wah rupanya Azzam ngasih sesuatu ya, ehmmm.... ngomong ngomong nak Nisa suka nggak tinggal disini?? maksud umi di pesantren ini?" tanya umi Fatimah.

" Iya umi, disini berbeda dengan tempat tinggal saya. Disini tenang, damai, semua orang orangnya juga ramah. Saling menyapa dan membantu, berbeda dengan kehidupan orang kota yang cenderung menyendiri dan cuek." jawab Annisa.

" Terus menurut nak Nisa Azzam itu orangnya bagaimana?" tanya umi Fatimah menyelidik.

Seketika Annisa menjadi ambigu, perlahan kedua tangannya mulai berkeringat dingin. Bibirnya terasa berat untuk menjawab pertanyaan umi Fatimah.

" Nisa kenapa lu, jawab aja apa adanya kalau dia itu ustadz kutub yang nyebelin jutek juga muka datar bereskan, kenapa harus malu malu, jangan bego lu Nisa." gumam hati Annisa sembari meremas kedua tangannya.

" Kok diam nak Nisa?? emmm.... kira kira kalau umi jodohin Azzam sama kamu bagaimana??"

pertanyaan umi Fatimah tiba tiba membuat Annisa tersedak salivanya.

" Uhukkk uhukkkk." Annisa menyerukan suara batuk karena tersedak Saliva.

Umi Fatimah tersenyum melihat ekspresi gugup wajah Annisa, sekilas wanita itu jadi teringat bagaimana beberapa tahun silam, Kyai Waffiq mengkitbahnya didepan orang tuanya yang serba mendadak. Tanpa pemberitahuan dan persiapan apapun.

" Gimana nak Nisa?? umi terlalu memaksa ya?? maaf nak, sebelumnya kami sudah melakukan ta'aruf kepada beberapa gadis pilihan abi dan umi, tapi Azzam selalu menolak dan nggak mau, dengan alasan hatinya belum srek. Nah sejak kalian bertemu, umi lihat dia banyak berubah. " timpal umi Fatimah bercerita.

" Azzam memang sedikit jutek kepada para gadis, karena dia bilang enggak mau membuat mereka terluka dan kecewa karena menyukainya, sementara dia tidak bisa memberikan hatinya ke sembarang wanita, sebab dia memegang teguh prinsip no pacaran." timpal umi Fatimah kembali.

" Mas Azzam sama sekali belum pernah pacaran umi???" tanya Annisa kaget.

" Boro boro pacaran nak, ta'aruf saja susahnya Masya Allah. Makanya kali ini umi ingin kalian langsung menikah, nak Nisa mau kan menikah dengan Azzam??" tanya umi Fatimah meyakinkan.

" Ta tapi umi..... apa nggak terlalu terburu buru ya, Nisa kan baru kenal mas Azzam, itu pun kami tidak pernah akur. Gimana nasib pernikahan kami nantinya?" tanya Annisa memberanikan bersuara.

" Itu mah wajar nak, semua pasti awalnya benci tapi lama kelamaan kalau sudah saling kenal, apalagi sudah disatukan oleh pernikahan, percayalah semua pasti akan lebih baik." ujar umi Fatimah.

Annisa kembali terdiam dengan segala pertanyaan dibenaknya yang tak mampu ia jawab sendiri.

" Umi, boleh kah besok Nisa berpamit kembali ke rumah?? kuliah Nisa pasti sudah banyak tugas yang tertinggal." suara Annisa terdengar gugup.

" Kok mendadak nak Nisa. Nak Nisa nggak mau ya dijodohin sama Azzam??" tanya umi Fatimah.

" Bu bukan begitu umi, Nisa memang harus segera kembali. Lagian Nisa sudah lama meninggalkan mama sama papa. Mereka pasti kangen." jawab Annisa beralasan.

Sementara itu di sepanjang perjalanan menuju tempat tauziah, Kyai Waffiq berceramah kepada kedua pria yang ada satu mobil dengannya.

Keduanya sama sama diberi nasehat dan wejangan, khususnya adalah Azzam.

" Abi minta sepulang dari sini kamu segera mengkhitbah nak Nisa di depan kedua orang tuanya. Besok antar dia pulang sekaligus khitbah dia." ujar Kyai Waffiq tak mau ada bantahan.

Mendengar ucapan sang abi, mulut Azzam tak kuasa berontak ataupun membantah. Andai yang menyampaikan berita itu adalah Fatimah, sudah pasti Azzam akan protes dan membantah. Namun sayang, kali ini sang Kyai sendiri yang langsung memberi ultimatum.

Dalam hati Azzam otaknya terus berkecamuk dengan pertanyaan pertanyaan konyol yang terlintas di otaknya.

" Busyet apa apaan ini abi, mendadak nyuruh aku khitbah gadis judes itu. Ini pasti konspirasi umi yang meminta bantuan abi." gumam hati Azzam.

Disepanjang perjalan hingga sampai tempat tujuan, Azzam lebih banyak diam sbari berfikir bagaimana ini bisa terjadi mendadak dan tiba tiba

******

*JANGAN LUPA KLIK VOTE RATE LIKE DAN GIFT YA KAKA READERS SEMUA AGAR AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA

JANGAN LUPA PULA TINGGAL KAN JEJAK KOMENTAR KAKA READERS DI KOLOM KOMENTAR YANG ADA

JAZZAQUMULLAAH KHAIRAN KATSIR 🙏😘*

Terpopuler

Comments

Mimi Adel

Mimi Adel

astagfirullah hal adziim... kok ustadz istigfar nya (setan) 🙏🙏

2021-10-04

0

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

Anak Sholeh pasti manut

2021-05-02

1

Amma🌹

Amma🌹

makin asik ni ntar klo dah nikah

2021-04-19

7

lihat semua
Episodes
1 Pertengkaran Di Hari Pertama Kuliah
2 Rencana Rangga Mengerjai Annisa
3 Penculikan Annisa
4 Pertemuan Azzam dan Annisa
5 Perubahan Annisa
6 Perdebatan Kecil Azzam dan Annisa di Mulai
7 Julukan Baru Azzam Untuk Annisa
8 Pertemuan Pertama Kyai Waffiq dan Annisa
9 Perdebatan Annisa dan Azzam
10 Azzam Mengerjai Annisa
11 Perseteruan di Jalan
12 Hukuman Dari Azzam
13 Rasa Kagum Azzam Mulai Tumbuh
14 Kemarahan Amir dan Devi
15 Nasehat Umi Fatimah
16 Sang Kyai Meminta Azzam Mengkhitbah Annisa
17 Kekesalan Azzam
18 Kepulangan Annisa
19 Kepulangan Annisa
20 Azzam Mengkhitbah Annisa
21 Obrolan Umi Fatimah dan Safa
22 Hari Kembalinya Annisa Kuliah
23 Kagetnya Rangga Melihat Kembalinya Annisa
24 Terbongkarnya Rangga Dihadapan Azzam
25 Makan Siang Berdua
26 Perdebatan Azzam dan Rangga Kedua kalinya
27 Kepulangan Safa Pasca Liburan
28 Pertengkaran Kecil di Pagi Hari
29 Aksi Lucu Azzzam dan Safa
30 Detik detik Persiapan Perniakahan
31 Hari Pernikahan Azzam dan Annisa
32 Tingkah Tengil Azzam
33 Pesta Pernikahan
34 Malam Pertama Yang Menyerukan
35 Keributan Pagi Hari
36 Sarapan Telur Gosong
37 Belanja Berdua
38 Masakan Gosong Kedua Kalinya
39 Makan Siang Keluaraga Besar
40 Kembali Beraktivitas
41 Tidur Siang Bersama
42 Ulah Linda
43 Nasehat Devi
44 Malam Pertama Yang Tertunda
45 Nisa Menyuapi Azzam
46 Annisa Kecelakaan
47 Kecewanya Sinta
48 Pertemuan Kedua Safa dan Rangga
49 Sadarnya Kembali Annisa
50 Kesedihan Azzam
51 Nisa kembali Ke Rumah
52 Pertemuan Mengesalkan
53 Keberangkatan Safa Kembali Ke Kairo
54 Keusilan dan Kemanjaan Annisa
55 Pertikaian Annisa dan Linda
56 Haru Biru Azzam dan Annisa
57 Berubahnya Sikap Umi Fatimah
58 Nisa Dipermalukan LAGI
59 Kemarahan Azzam
60 Obsesi Linda
61 Hari Pertama Annisa Ujian
62 Bermalam Di Rumah Sang Papa
63 Rahasia Amir dan Azzam
64 Sikap Aneh Annisa
65 Pergi Menemui Om Dirgantara
66 Suasana Haru Biru di Kamar Annisa
67 Berangkat Umroh
68 Kabar Kehamilan Annisa
69 Penyamaran Ke Proyek Zenpi
70 Satu Bukti Terkuak
71 Handoko Memenuhi Panggilan Polisi
72 Ditangkapnya Handoko
73 Penyambutan Kedatangan Umroh
74 Linda Mengintai
75 Makan Di Restauran
76 Perhatiannya Azzam
77 Sedihnya Hati Azzam
78 Kedatangan Bulek Rohimah
79 Insiden Azzam dan Penangkapan Linda
80 Jimmy Si Penyelamat
81 Hari Wisuda
82 Lamaran Han Di Tolak
83 Jodoh Pilihan Allah Untuk Hanafi
84 Haru Biru Diruang ICU
85 Persiapan Pernikahan Ustad Hanafi
86 Acara Akad Nikah Ustadz Hanafi
87 Hanafi Pergi Ke Perusahaan Karen
88 Karen Menyetujui Permintaan Rohimah
89 Bercanda Ria Bersama di Dapur
90 Ulah Azzam dan Annisa
91 Kekesalan Hanafi
92 Hari Indah Hanafi dan Karen
93 Sore Yang Indah
94 Hanafi Grogi
95 Pesta Pernikahan Yang Penuh Haru
96 Malam Indah Hanafi dan Karen
97 Bertemu Masa Lalu
98 Kunjungan Hakim Dirga Sekeluarga
99 Kecelakaan Aulia
100 Hamzah dan Annisa ke Rumah Amir
101 Kisah Masa Lalu sang Dosen Kutub
102 Kesedihan Hamzah
103 Hamzah Mengunjungi Sang Mama
104 Hari Pernikahan Delisa
105 Drama Leo dan Sinta di Pesta
106 Kepulangan Aulia dari Rumah Sakit
107 Kepulangan Safa dan Rangga
108 Ending Kisah Azzam dan Annisa
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Pertengkaran Di Hari Pertama Kuliah
2
Rencana Rangga Mengerjai Annisa
3
Penculikan Annisa
4
Pertemuan Azzam dan Annisa
5
Perubahan Annisa
6
Perdebatan Kecil Azzam dan Annisa di Mulai
7
Julukan Baru Azzam Untuk Annisa
8
Pertemuan Pertama Kyai Waffiq dan Annisa
9
Perdebatan Annisa dan Azzam
10
Azzam Mengerjai Annisa
11
Perseteruan di Jalan
12
Hukuman Dari Azzam
13
Rasa Kagum Azzam Mulai Tumbuh
14
Kemarahan Amir dan Devi
15
Nasehat Umi Fatimah
16
Sang Kyai Meminta Azzam Mengkhitbah Annisa
17
Kekesalan Azzam
18
Kepulangan Annisa
19
Kepulangan Annisa
20
Azzam Mengkhitbah Annisa
21
Obrolan Umi Fatimah dan Safa
22
Hari Kembalinya Annisa Kuliah
23
Kagetnya Rangga Melihat Kembalinya Annisa
24
Terbongkarnya Rangga Dihadapan Azzam
25
Makan Siang Berdua
26
Perdebatan Azzam dan Rangga Kedua kalinya
27
Kepulangan Safa Pasca Liburan
28
Pertengkaran Kecil di Pagi Hari
29
Aksi Lucu Azzzam dan Safa
30
Detik detik Persiapan Perniakahan
31
Hari Pernikahan Azzam dan Annisa
32
Tingkah Tengil Azzam
33
Pesta Pernikahan
34
Malam Pertama Yang Menyerukan
35
Keributan Pagi Hari
36
Sarapan Telur Gosong
37
Belanja Berdua
38
Masakan Gosong Kedua Kalinya
39
Makan Siang Keluaraga Besar
40
Kembali Beraktivitas
41
Tidur Siang Bersama
42
Ulah Linda
43
Nasehat Devi
44
Malam Pertama Yang Tertunda
45
Nisa Menyuapi Azzam
46
Annisa Kecelakaan
47
Kecewanya Sinta
48
Pertemuan Kedua Safa dan Rangga
49
Sadarnya Kembali Annisa
50
Kesedihan Azzam
51
Nisa kembali Ke Rumah
52
Pertemuan Mengesalkan
53
Keberangkatan Safa Kembali Ke Kairo
54
Keusilan dan Kemanjaan Annisa
55
Pertikaian Annisa dan Linda
56
Haru Biru Azzam dan Annisa
57
Berubahnya Sikap Umi Fatimah
58
Nisa Dipermalukan LAGI
59
Kemarahan Azzam
60
Obsesi Linda
61
Hari Pertama Annisa Ujian
62
Bermalam Di Rumah Sang Papa
63
Rahasia Amir dan Azzam
64
Sikap Aneh Annisa
65
Pergi Menemui Om Dirgantara
66
Suasana Haru Biru di Kamar Annisa
67
Berangkat Umroh
68
Kabar Kehamilan Annisa
69
Penyamaran Ke Proyek Zenpi
70
Satu Bukti Terkuak
71
Handoko Memenuhi Panggilan Polisi
72
Ditangkapnya Handoko
73
Penyambutan Kedatangan Umroh
74
Linda Mengintai
75
Makan Di Restauran
76
Perhatiannya Azzam
77
Sedihnya Hati Azzam
78
Kedatangan Bulek Rohimah
79
Insiden Azzam dan Penangkapan Linda
80
Jimmy Si Penyelamat
81
Hari Wisuda
82
Lamaran Han Di Tolak
83
Jodoh Pilihan Allah Untuk Hanafi
84
Haru Biru Diruang ICU
85
Persiapan Pernikahan Ustad Hanafi
86
Acara Akad Nikah Ustadz Hanafi
87
Hanafi Pergi Ke Perusahaan Karen
88
Karen Menyetujui Permintaan Rohimah
89
Bercanda Ria Bersama di Dapur
90
Ulah Azzam dan Annisa
91
Kekesalan Hanafi
92
Hari Indah Hanafi dan Karen
93
Sore Yang Indah
94
Hanafi Grogi
95
Pesta Pernikahan Yang Penuh Haru
96
Malam Indah Hanafi dan Karen
97
Bertemu Masa Lalu
98
Kunjungan Hakim Dirga Sekeluarga
99
Kecelakaan Aulia
100
Hamzah dan Annisa ke Rumah Amir
101
Kisah Masa Lalu sang Dosen Kutub
102
Kesedihan Hamzah
103
Hamzah Mengunjungi Sang Mama
104
Hari Pernikahan Delisa
105
Drama Leo dan Sinta di Pesta
106
Kepulangan Aulia dari Rumah Sakit
107
Kepulangan Safa dan Rangga
108
Ending Kisah Azzam dan Annisa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!